Apakah Yesaya 58 mengajarkan kewajiban untuk menaati peraturan Sabat, yaitu hari ketujuh sebagai perhentian?

Bagi kita pasal tersebut tampak mengajarkan yang sebaliknya. Itu merupakan teguran bagi orang-orang yang patuh pada nilai-nilai tradisi, yang lebih memperhatikan peraturan harfiah daripada jiwa di dalamnya. Puasa-puasa dan ketaatan-ketaatan yang mereka banggakan menyinggung perasaan Allah, sebab mereka tidak mematuhi Hukum Taurat dalam roh. Yang dituntut Allah dari umat-Nya adalah hidup benar dan perbuatan baik dan belas kasihan, bukan ketaatan pada peraturan secara harfiah dan mendetail, yang mudah dilakukan. Perintah untuk menaati hari ketujuh sejauh kita ketahui tidak dicabut, demikian juga mengenai Paskah dan peraturan tentang sunat. Kita memelihara jiwa dari perintah itu untuk menguduskan hari ketujuh, bersamaan itu kita merayakan kebangkitan Kristus yang menjadi alasan lebih penting untuk menganggapnya hari kudus daripada alasan yang diberikan dalam Keluaran 20 untuk menghormati hari ketujuh. Persoalan mengenai garis bujur mencegah kemungkinan untuk keseragaman dalam menaati perintah Sabat itu. Jika Anda mengelilingi dunia ke arah barat dan memperhatikan hari-hari secara alamiah, maka di akhir perjalanan pertama Anda akan merayakan hari Sabtu seperti hari Minggu; dan di akhir perjalanan kedua Anda akan merayakan hari Jumat dan seterusnya, kecuali Anda mengurangi (atau tidak menghitung) satu hari pada tiap-tiap perjalanan untuk menyesuaikan diri Anda dengan bagian yang lain dari dunia. Orang-orang yang berpikir bahwa mereka sedang menyenangkan Allah dengan kembali menguduskan hari ketujuh melakukan kekeliruan karena menganggap pikiran Allah adalah sekecil pikiran manusia, yang terlalu cenderung untuk menganggap hal-hal yang lemah itu penting.




Artikel yang terkait dengan Keluaran:


TIP #10: Klik ikon untuk merubah tampilan teks alkitab menjadi per baris atau paragraf. [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA