Apakah sebelum zaman kekristenan terdapat kepercayaan pada kehidupan yang kekal?

Walaupun sebelum terbitnya kekristenan ada bangsa-bangsa yang tidak diragukan mempunyai pernyataan sekilas tentang kehidupan kekal, tetapi baru ketika Kristus turun ke bumi, Ia "mendatangkan hidup yang tidak dapat binasa" (II Tim. 1:10b) sehingga dunia mulai menyadari adanya jaminan masa depan mulia bagi orang-orang yang mengasihi Allah dan taat mengikuti ajaran-ajaran Anak-Nya. Orang Hindu, bangsa Mesir, bangsa Tiongkok, bangsa Persia, dan bahkan bangsa Indian Amerika, orang Polinesia, penduduk asli Australia dan penduduk Greenland percaya pada kehidupan yang akan datang, tetapi semua itu kurang lebih samar-samar. Bangsa Yunani kuno mempunyai pemikiran yang lebih jelas mengenai kehidupan kekal, dan itu diterangkan dengan baik oleh Sokrates dalam pidato terakhirnya. Dalam ajaran-ajaran orang Yahudi juga ada petunjuk-petunjuk mengenai kepercayaan seperti itu, walaupun tidak jelas (lih. Kej. 5:22, 24; 37:35 dan ayat-ayat lain). Yesus menyingkapkan tabir itu. Ada orang pada masa kini yang menolak kekekalan yang tak dapat dipisahkan dari jiwa, walaupun mengakui itu sebagai "karunia Allah" (Rm. 6:23) kepada orang-orang yang diakuiNya. Tetapi, Gereja Kristus masa kini mengajarkan kekekalan - satu kehidupan masa depan yang bahagia atau sebaliknya kesengsaraan, yang ditentukan pada saat penghakiman. Seperti ditekankan Paulus, kewajiban orang Kristen ialah berjuang untuk "memperoleh hadiah" (Flp. 3:14), yaitu untuk mulai menjalani kehidupan kekal sekarang ini dengan menyadari pengampunan Allah dan penerimaan yang dijanjikan melalui Anak-Nya.




Artikel yang terkait dengan Kejadian:


TIP #17: Gunakan Pencarian Universal untuk mencari pasal, ayat, referensi, kata atau nomor strong. [SEMUA]
dibuat dalam 0.02 detik
dipersembahkan oleh YLSA