Adakah harapan bagi orang-orang yang kembali melakukan kebiasaan lama yang tercela?
Lihat Ibrani 10:26-29; Yohanes 6:37; Ibrani 6:4-6, dan I Yohanes 1:9. Ayat dalam Ibrani 10 merujuk kepada orang-orang yang berbuat dosa setelah menerima "pengetahuan penuh" tentang kebenaran (lih. I Tim. 2:4), dan yang setelah mendapatkan "penerangan" dan merasakan ukuran tertentu dari anugerah dan roh kebenaran (lih. Yoh. 14:17-29), murtad kepada Yudaisme, atau dicap tidak setia. Hal demikian bukanlah dosa ketidaktahuan atau kesalahan, melainkan akibat dari kejahatan moral atau dosa yang dilakukan dengan sengaja melawan Roh - dosa yang terlalu berani melawan penebusan Kristus bagi kita dan roh anugerah di dalam kita. Dengan memahami sepenuhnya pengurbanan yang satu bagi dosa, dan setelah mendapat pengalaman khusus yang manjur dari pengurbanan itu, sekarang mereka menolaknya. Dalam Ibrani 6:4, 6, gagasan yang sama ditekankan. Orang-orang berdosa seperti ini bukannya menyalibkan dunia (Gal. 6:14) malah menyalibkan Kristus sekali lagi. Ayat dalam Yohanes 6:37 mengungkapkan kepastian agung akan hidup kekal bagi orang-orang yang percaya dan berdiri teguh - orang-orang yang telah diperolehnya dari Bapa dan datang kepada-Nya dengan penyerahan penuh. Bukan mereka yang sekadar sudi; melainkan yang sungguh-sungguh setia; bukan orang-orang yang ragu-ragu, melainkan mereka yang tulus dan tetap, merekalah yang memperoleh janji-janji,itu. Orang-orang yang kembali melakukan kebiasaan lama yang tercela tidak memiliki pengabdian penuh, kalau tidak demikian maka kemurtadan tidak akan ada. I Yohanes 1:9 menekankan jaminan pengampunan dan penerimaan atas orang-orang yang setia. Bagi orang-orang yang kembali melakukan kebiasaan lama yang tercela ada kemungkinan untuk kembali kepada Kristus; kita hanya bisa menegaskan apa yang bagi manusia bisa saja atau memang kelihatan mustahil, bagi Allah tidak mustahil, dan anugerah-Nya tidak ada batasnya. Petrus murtad dengan cara yang paling menyedihkan, akan tetapi dia masih diampuni. Dengan mukjizat anugerah ilahi, orang yang murtad seperti ini, meskipun manusia anggap tak mungkin dipanggil lagi, dengan belas kasih Allah yang melimpah bisa mendapatkan tempat perlindungan dan pengampunan.
Artikel yang terkait dengan Galatia: