Dapatkah kehidupan yang baik, jujur, bermoral dan tulus menyelamatkan seseorang?

Banyak orang yang tidak henti-hentinya disesatkan dalam hal ini karena mereka gagal memahami apa sebenarnya keselamatan itu. Keselamatan adalah persahabatan pribadi dengan Allah. Sulit untuk memahami bagaimana seseorang yang bukan sahabat Allah pada saat mati akan segera menjadi sahabat-Nya sesaat setelah kematian. Hidup jujur dan tulus tidak benar-benar membuat kita mengenal Allah. Paulus amat bermoral sebelum pertobatannya, tetapi kemudian dia mengetahui bahwa dia selalu menjadi musuh Allah. Keselamatan berarti kerendahan hati dan kelemah-lembutan. Orang yang percaya dia bisa menyelamatkan dirinya sendiri, menempatkan dirinya di luar kerajaan surga dengan cara berpikirnya itu. Sebab kerajaan surga berisikan orang-orang yang memiliki hati seperti anak-anak, yang telah menyerahkan kesombongan dan kekerasan hati. Demikian juga hanya menyebutkan nama Kristus dan membuat pengakuan di muka umum, tidak akan membuat perubahan yang berarti. Yesus berfirman dengan sangat jelas: "Kamu harus dilahirkan kembali". Adalah sangat tidak bijaksana dan tidak aman untuk berdebat atau berbantah dengan Yesus. Dia tahu segala sesuatu tentang hati manusia dan semua tentang kerajaan surga. Satu-satunya hal yang bisa dilakukan adalah menerima rencana keselamatanNya dan membiarkan Dia mengaruniai kita hati yang baru, hati yang rendah dan taat, yang tidak percaya terhadap kemampuan diri sendiri, tetapi sepenuhnya percaya, hati yang mengasihi Allah dan dengan begitu akan bisa merasa kerasan di surga Allah.

Kitab Suci dan pengalaman sama-sama mengajarkan bahwa seseorang mungkin memiliki semua tanda lahiriah dari keagamaan, akan tetapi tidak memiliki hal yang nyata dan sangat penting. Saulus dari Tarsus adalah orang yang paling bersemangat, yang berusaha melakukan kehendak Allah, tetapi setelah bertobat dia merasa kalau kehidupannya yang sebelumnya sangatlah penuh dosa, karena ia belum tunduk pada kehendak Allah dan menerima kebenaran Kristus sebagai milik pribadi. Pengalaman John Wesley hampir sama, dan tidak terhitung banyaknya orang lain pada masa-masa sebelumnya. Harus diingat bahwa bukan tingkah laku lahiriah yang membentuk orang Kristen sejati; melainkan kehidupan batin, kerendahan hati, penyerahan diri dengan senang pada kehendak Allah, kasih hangat kepada Allah dan kepada jiwa-jiwa yang baginya Kristus mati. Bukanlah pekerjaan baik kita yang menyelamatkan, melainkan iman sederhana kepada Yesus dan melupakan kepentingan diri sendiri. Iman seperti inilah yang mendatangkan kehidupan dan kasih yang tercakup dalam agama.

Iman sederhana kepada kematian Yesus adalah obat bagi dosa-dosa kita. Menerima Kristus secara sederhana untuk menjadi kebenaran dan keselamatan kita akan mendatangkan sukacita dan kuasa hidup baru sebagai anak-anak Allah yang sebenarnya serta persekutuan dengan Kristus. Lihat Roma 10:1-4; Filipi 3:3-9.




Artikel yang terkait dengan Filipi:


TIP #11: Klik ikon untuk membuka halaman ramah cetak. [SEMUA]
dibuat dalam 0.02 detik
dipersembahkan oleh YLSA