Kemudian Yesus mendekati usungan jenazah itu dan menjamahnya. Maka pengusung-pengusung berhenti. Yesus berkata, "Hai pemuda, Aku menyuruh engkau bangun!"

"Semua perintah itu sudah saya turuti sejak muda," sahut orang itu.

Mereka juga bermaksud mempersembahkan kurban, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor burung merpati yang muda, seperti yang ditentukan dalam Hukum Tuhan.

Pemuda yang sudah mati itu, bangun duduk dan mulai berbicara. Maka Yesus menyerahkannya kepada ibunya.

Apabila pucuk-pucuknya mulai kelihatan, kalian tahu bahwa sudah hampir musim panas.

"Pergilah ke kampung yang di depan itu," kata Yesus kepada mereka, "apabila kalian masuk di sana, kalian akan melihat seekor anak keledai terikat. Keledai itu belum pernah ditunggangi orang. Lepaskanlah keledai itu dan bawa ke mari.

Sementara mereka melepaskan anak keledai itu, pemiliknya berkata kepada mereka, "Mengapa kalian melepaskan keledai itu?"

Pelayan itu menjawab, 'Adik Tuan kembali! Dan ayah Tuan sudah menyuruh menyembelih anak sapi yang gemuk, sebab ia sudah mendapat kembali anaknya dalam keadaan selamat!'

Anak Ayah itu sudah menghabiskan kekayaan Ayah dengan perempuan pelacur, tetapi begitu ia kembali, Ayah menyembelih anak sapi yang gemuk untuk dia!'

Sesudah itu ambillah anak sapi yang gemuk dan sembelihlah. Kita akan makan dan bersukaria.

Lalu mereka membawa anak keledai itu kepada Yesus. Kemudian mereka menaruh jubah mereka di atas keledai itu dan menolong Yesus naik ke atasnya.

Sementara mereka berdiri di situ dan bingung memikirkan hal itu, tiba-tiba dua orang dengan pakaian berkilau-kilauan berdiri dekat mereka.

Yang bungsu berkata kepadanya, 'Ayah, berilah kepadaku sekarang ini bagianku dari kekayaan kita.' Maka ayahnya membagi kekayaannya itu antara kedua anaknya.

Tetapi kalian tidak boleh begitu. Sebaliknya, orang yang terbesar di antaramu harus menjadi seperti yang terkecil, dan pemimpin haruslah menjadi seperti pelayan.

Beberapa hari kemudian anak bungsu itu menjual bagian warisannya itu lalu pergi ke negeri yang jauh. Di sana ia memboroskan uangnya dengan hidup berfoya-foya.

Ada pula benih yang jatuh di tengah semak berduri. Semak berduri itu tumbuh bersama benih itu, dan menghimpitnya sehingga mati.

Ada pula seorang nabi wanita yang sudah tua sekali. Namanya Hana, anak Fanuel, dari suku Asyer. Sesudah tujuh tahun kawin,

Sabda-Mu adalah pelita bagi langkahku, cahaya untuk menerangi jalanku.

Dan kalau nampaknya baik bahwa saya pergi juga dengan mereka, maka saya akan pergi bersama mereka.

Kata Laban, "Lebih baik saya berikan dia kepadamu daripada kepada orang lain; jadi tinggallah di sini."