Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 6 dari 6 ayat untuk yang mengkhianati AND book:43 (0.001 detik)
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Yoh 13:2) (bis: Iblis ... mengkhianati Yesus)

Iblis ... mengkhianati Yesus: atau Iblis sudah menentukan bahwa Yudas anak Simon Iskariot akan mengkhianati Yesus.

(0.81) (Yoh 6:64) (full: YESUS TAHU DARI SEMULA. )

Nas : Yoh 6:64

Pernyataan ini mungkin berarti bahwa Yesus mengetahui ketika Yudas mulai menyimpang dari iman semula dan membuat rencana untuk mengkhianati Dia. Yudas mempunyai pilihan yang sama dengan rekan-rekannya. Dia seorang percaya dan teman karib Yesus (Mazm 41:10; Yoh 13:18) sebagaimana ditunjukkan oleh komitmen Yesus terhadapnya (Yoh 2:23-24; Mat 10:1-15). Yudas kemudian memutuskan sendiri untuk meninggalkan Yesus (Kis 1:25); sebenarnya ia tidak perlu mengkhianati Yesus. Dengan kata lain, pengkhianatan Yesus itu dinubuatkan sebagai peristiwa, tetapi siapa yang akan melakukannya tidak dinubuatkan. Orang khusus yang akan mengkhianati Yesus tidak ditetapkan dari kekal. Pembelotan Yudas serta akhir hidupnya yang demikian menyedihkan harus mengingatkan setiap pengikut Kristus tentang hal bersahabat dengan dunia dan berpaling dari Kristus (Ibr 10:29; 12:25; Yak 4:4).

(0.72) (Yoh 13:2) (jerusalem) Cerita tentang Yesus membasuh kaki murid-muridNya dan wejangan yang menyertainya, Yoh 13:2-20, merupakan pendahuluan bagi wejangan-wejangan besar yang diucapkan Yesus dalam bab 13-17. Sebagaimana disajikan oleh Yohanes wejangan-wejangan itu mempersatukan berbagai wejangan yang disampaikan Yesus pada waktu yang berbeda-beda.Bab 16 adalah majemuk sekali dan agaknya hanya dalam bentuk lain menyajikan sekali lagi apa yang dikatakan Yesus dalam bab 14. Wejangan-wejangan itu oleh Yohanes ditempatkan di sini, yakni pada saat Yesus beralih dari hidup di dunia ke hidup sorgawiNya, dengan maksud menyingkapkan makna hidup Yesus yang terdalam.
(0.67) (Yoh 13:21) (sh: Menepis kasih (Rabu, 13 Maret 2002))
Menepis kasih

Untuk ketiga kalinya dalam pasal ini Yesus menggunakan frasa “Sesungguh-sungguhnya …” (ayat yang+mengkhianati+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">16,20,21). Juga Yesus kembali mengejutkan para murid ketika Ia mengatakan bahwa ada di antara mereka yang akan mengkhianati diri-Nya. Meskipun Yesus dikhianati dan diserahkan (ayat yang+mengkhianati+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">21), Ia tidak menjadi korban yang pasif. Pada akhirnya bukan musuh-musuh-Nya yang membunuh Yesus, tetapi Yesus sendiri “menyerahkan nyawa-Nya” (ayat yang+mengkhianati+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">19:30). Terhadap kematian Lazarus, Ia menunjukkan kemarahan, terhadap pengkhianatan yang akan membuat-Nya mati, Ia menunjukkan kesedihan yang dalam. Keduanya menunjukkan kasih-Nya yang dalam, pertama kepada manusia (Lazarus), kedua kepada Allah. Di dalam kasih kepada Allah itu tercakup kasih-Nya yang tanpa syarat kepada para murid-Nya, termasuk kepada Yudas. Kasih itu menjadi kesedihan yang dalam karena ditolak dan dikhianati.

Para murid bertanya-tanya, siapa yang akan melakukan hal sekeji itu. Maka, seorang murid yang dikasihi Yesus bertanya kepada-Nya. Yesus menjawab dengan simbol bahwa yang akan mengkhianati-Nya adalah orang yang dicintai-Nya. Yesus menunjukkan hal tersebut dengan memberikan roti kepada Yudas Iskariot sesudah mencelupkan ke dalam mangkuk yang mungkin berisi anggur. Sesudah peristiwa itu, dikatakan bahwa setan “memasuki” Yudas Iskariot. Tindakan Yesus bagaikan pedang bermata dua. Di satu sisi, tindakan Yesus sungguh mencurahkan seluruh kasih-Nya kepada Yudas dan berusaha menarik Yudas kepada-Nya. Di sisi lain, tindakan itu merupakan suatu kesempatan bagi Yudas untuk memutuskan apa yang harus dipilihnya. Bila ia tidak memilih Yesus, tindakan cinta menjadi permulaan penghakiman dan penghukuman baginya. Sayang sekali, setanlah yang akhirnya dituruti oleh Yudas. Yudas Iskariot, yang dicintai Yesus, menerima roti itu, tetapi menepis cinta-Nya.

Perintah Yesus agar Yudas segera melakukan apa yang akan dia kerjakan memperlihatkan bahwa semakin kejahatan menggalang kekuatan melawan-Nya, semakin penggenapan terang rencana Allah di salib mendekati kenyataan. Yudas segera menuju kehidupan gelap tanpa cinta. Ia makin menjauh dari sang sumber terang dan hidup.

Renungkan: Jadikan kasih Ilahi pertimbangan utama dari tiap pilihan Anda.

(0.64) (Yoh 18:1) (sh: Reaksi Yesus ketika ditangkap (Senin, 25 Maret 2002))
Reaksi Yesus ketika ditangkap

Yohanes membuat lukisan yang berbeda dari catatan Injil sinoptis tentang penangkapan Yesus. Ia tidak mencatat tentang pergumulan doa Yesus di Getsemani, tetapi menyoroti hal lain dari peristiwa penangkapan tersebut. Yohanes melukiskan bagaimana reaksi Yesus menghadapi kedatangan Yudas si pengkhianat dengan rombongan serdadu yang ingin menangkapnya, dan menghadapi kemarahan Petrus yang ingin membela-Nya.

Tempat penangkapan tersebut adalah tempat yang sering Yesus kunjungi untuk memelihara persekutuan-Nya dengan Bapa dan dengan para murid-Nya. Itulah sebabnya, Yudas si pengkhianat mengetahui tempat untuk menangkap Yesus (ayat yang+mengkhianati+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">2). Yudas tentu sering juga berada di taman itu bersama para murid Yesus lainnya. Tetapi, keberadaannya kini adalah untuk mengkhianati Yesus. Ia telah menempatkan dirinya dalam status yang lain, bukan lagi murid, tetapi sebagai pemandu para musuh Yesus untuk menangkap dan membunuh-Nya. Yesus sama sekali tidak menunjukkan keinginan menyelamatkan diri apalagi ketakutan. Sebaliknya, wibawa Ilahi- Nya tampak jelas. Ketika Ia menjawab “Akulah Dia” atas pertanyaan para prajurit, segera saat itu semua pihak musuh menyadari kewibawaan kudus dalam diri Yesus (ayat yang+mengkhianati+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">4-6). Hampir bersamaan dengan itu, kasih Yesus kepada para murid-Nya dinyatakannya dengan meminta agar mereka diizinkan pergi oleh para serdadu tersebut (ayat yang+mengkhianati+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">8).

Petrus rupanya telah menyiapkan pedang dan menyerang seorang hamba imam. “Sarungkan pedangmu,” kata Yesus kepada Petrus. Pengkhianatan dan permusuhan tidak boleh dilawan dengan permusuhan. Kekerasan jangan dibalas dengan kekerasan. Pedang tidak dapat menyelesaikan masalah. Kekerasan tidak dapat menyelamatkan. Hanya kasih yang mampu menutup permusuhan dan mengganti angkara murka dengan penyelamatan. Kasih Allah yang ingin menyelamatkan orang-orang pilihan-Nya itu hanya dapat digenapi dengan jalan kematian Yesus. Seluruh permasalahan dosa harus diselesaikan dari akarnya, dan hanya dengan menyerahkan diri taat kepada Allahlah semua pemberontakan manusia dapat dihancurkan kuasanya.

Renungkan: Jalan salib Yesus bukanlah jalan pembelaan diri, namun penaklukan diri penuh pada kehendak Allah, apa pun risikonya.

(0.63) (Yoh 13:1) (sh: Menerima kasih (Senin, 11 Maret 2002))
Menerima kasih

Peristiwa di pasal yang+mengkhianati+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">13 ini terjadi pada Kamis sore sebelum Paskah. Yesus mengetahui bahwa waktu-Nya telah tiba untuk Dia keluar dari dunia. Ia mencintai murid-murid-Nya yang ada di dalam dunia sampai setuntas-tuntasnya. Kasih Yesus itu dilakukan-Nya meski di pihak lain Ia tahu tentang niat jahat Yudas Iskariot yang mengikuti dorongan iblis untuk mengkhianati Dia. Yesus juga tahu bahwa kuasa Allah ada penuh dalam diri-Nya dan bahwa Ia datang dari dan akan kembali kepada Bapa (ayat yang+mengkhianati+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">3).

Secara sangat dramatis, Yesus menjadi seperti seorang hamba yang mencuci kaki tuan-tuannya. Inilah tanda cinta-Nya yang mendalam: pekerjaan para budak kafir diambil-Nya. Para murid bahkan tidak mau saling membasuh kaki, bahkan terhadap Guru mereka pun, mereka enggan melakukan pekerjaan tersebut. Tindakan Yesus sungguh mengejutkan. Dapat kita bayangkan bagaimana kesan dan akibat yang timbul dari sikap dan tindakan Yesus itu dalam hati mereka saat itu. Lalu, reaksi yang muncul adalah pertanyaan (ayat yang+mengkhianati+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">6). Maksud Petrus adalah menyatakan bahwa dirinya tidak pantas menerima perlakuan Yesus. Tetapi, menolak pelayanan Yesus berarti menolak cinta Yesus. Banyak segi pelayanan Tuhan terhadap kita yang tatkala kita mengalaminya, kita belum dapat memahaminya (ayat yang+mengkhianati+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">7). Namun, paham atau tidak, mudah atau sulit menerimanya, menerima dengan patuh adalah sikap iman yang benar.

Ucapan Yesus selanjutnya agak sulit dipahami. Apa maksud-Nya dengan pembasuhan dan mandi? Ada yang beranggapan bahwa mandi adalah penyelamatan, pembasuhan adalah pengakuan dosa sehari-hari. Tetapi, bagaimana bicara tentang penyelamatan bila salib belum terjadi? Ada pula anggapan bahwa mandi adalah kematian Yesus, pembasuhan adalah salib-Nya. Mungkin jawaban yang paling tepat adalah bahwa keduanya menunjuk pada pelayanan Yesus yang harus orang percaya terima agar beroleh bagian di dalam Dia. Karya Yesus untuk menyelamatkan dan menyucikan kita itu meliputi firman dan kurban salib-Nya, dan kita menerima itu dengan beriman dan melalui baptisan.

Renungkan: Kristus menyaksikan ketuhanan-Nya dengan kasih dan kerendahhatian-Nya yang tak terhingga. Belajarlah menerima cinta- Nya, dan belajarlah mencintai sesama di dalam kerendahan hati!



TIP #32: Gunakan Pencarian Khusus untuk melakukan pencarian Teks Alkitab, Tafsiran/Catatan, Studi Kamus, Ilustrasi, Artikel, Ref. Silang, Leksikon, Pertanyaan-Pertanyaan, Gambar, Himne, Topikal. Anda juga dapat mencari bahan-bahan yang berkaitan dengan ayat-ayat yang anda inginkan melalui pencarian Referensi Ayat. [SEMUA]
dibuat dalam 0.05 detik
dipersembahkan oleh YLSA