Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 20 dari 13480 ayat untuk yang tak bercacat [Pencarian Tepat] (0.002 detik)
Pindah ke halaman: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Flp 1:10) (full: SUCI DAN TAK BERCACAT. )

Nas : Fili 1:10

"Suci" berarti "tanpa campuran dosa"; "tak bercacat" berarti "tidak menyakiti hati" Allah atau orang lain. Kesucian seperti itu hendaknya menjadi tujuan utama semua orang percaya karena mengingat bahwa kedatangan Kristus kembali sudah dekat. Hanya dengan kasih berlimpah-limpah yang dicurahkan ke dalam hati kita oleh Roh Kudus (Rom 5:5; bd. Tit 3:5-6) dan komitmen penuh kepada Firman Allah kita akan menjadi "suci dan tak bercacat menjelang hari Kristus."

(1.00) (Tit 1:6) (full: ORANG-ORANG YANG TAK BERCACAT, YANG MEMPUNYAI HANYA SATU ISTERI. )

Nas : Tit 1:6

Lihat art. SYARAT-SYARAT MORAL BAGI PENILIK JEMAAT.

(0.86) (1Tim 3:2) (full: SEORANG YANG TAK BERCACAT. )

Nas : 1Tim 3:2

Seorang calon penilik jemaat harus "tak bercacat" (Yun. _anepilemptos_, secara harfiah berarti "bukan untuk dipegang"). Hal ini berhubungan dengan perilaku yang sudah terbukti benar, yang tak bercacat dalam kehidupan pernikahan, rumah tangga, sosial, dan usaha. Seorang penilik jemaat sebaiknya jangan sampai dituntut telah melakukan kemesuman atau perbuatan yang tidak senonoh. Sebaliknya, dia harus mempunyai reputasi tidak bercela di hadapan orang yang di dalam dan di luar gereja

(lihat cat. --> 1Tim 3:7),

[atau ref. 1Tim 3:7]

karena kehidupan Kristennya tidak dirusaki oleh dosa atau kemesuman karena kebiasaan atau kebetulan. Dengan demikian ia dapat menjadi teladan yang akan diikuti oleh semua

(lihat cat. --> 1Tim 4:12).

[atau ref. 1Tim 4:12]

(0.70) (1Tes 3:13) (full: TAK BERCACAT DAN KUDUS ... PADA WAKTU KEDATANGAN YESUS, TUHAN KITA. )

Nas : 1Tes 3:13

Paulus sering berdoa dengan mengingat kedatangan Kristus (bd. Fili 1:10). Dia menganggapnya sesuatu yang menyedihkan jikalau di gereja terdapat orang dalam dosa atau kesuaman ketika Tuhan datang. Yesus menekankan kekuatiran yang sama (Mat 24:42-51; 25:1-13). Mengingat kedatangan Kristus, patokan Alkitab adalah agar kita "kudus dan tak bercacat". Kita harus berserah sepenuhnya kepada Tuhan dan berpisah dari segala sesuatu yang tidak berkenan kepada-Nya. Frasa, "dengan semua orang kudusnya" menunjukkan kepada orang kudus yang sudah bersama dengan Tuhan di sorga

(lihat art. KEANGKATAN GEREJA).

(0.66) (Kis 23:1) (full: DENGAN HATI NURANI YANG MURNI. )

Nas : Kis 23:1

Hati nurani merupakan kesadaran batiniah yang bersaksi kepada kepribadian kita mengenai betulnya atau salahnya tindakan kita. "Hati nurani yang murni" memberikan keputusan bahwa kita tidak berbuat salah kepada Allah atau kehendak-Nya. Pernyataan Paulus ini (tampaknya menunjuk kepada hidupnya di hadapan masyarakat) diucapkan dengan sungguh-sungguh; perhatikan Fili 3:6 di mana ia menyatakan bahwa "tentang kebenaran dalam menaati hukum Taurat aku tidak bercacat." Sebelum bertobat, Paulus bahkan percaya bahwa dirinya sedang menaati kehendak Allah dengan menganiaya orang percaya (Kis 26:9).

Penyerahan Paulus kepada Allah, tekadnya yang kuat untuk menyenangkan Allah, dan kehidupannya "yang tak bercacat" sebelum bertobat memalukan dan menghukum orang percaya yang memberi alasan untuk ketidaksetiaan mereka kepada Kristus dengan mengatakan bahwa semua orang berbuat dosa dan mustahil untuk hidup di hadapan Allah dengan hati nurani yang murni.

(0.63) (1Ptr 1:19) (jerusalem) Terjemahan lain: melainkan dengan darah Kristus yang mahal, yaitu anak domba yang tidak bernoda dan tidak bercacat itu.
(0.61) (1Raj 2:9) (full: TURUN DENGAN BERDARAH KE DALAM DUNIA ORANG MATI. )

Nas : 1Raj 2:9

Betapa sedihnya bahwa pengarahan terakhir yang diberikan Daud kepada Salomo ialah untuk melakukan suatu kejahatan yang ia sendiri telah bersumpah untuk tidak melakukannya (bd. ayat 1Raj 2:8); dengan demikian Daud melanggar sumpahnya dengan Simei (lih. 2Sam 19:23). Kekerasan yang tanpa ampun ini tidak dapat dibenarkan sebagai sesuatu yang menyenangkan dan tak bercacat di hadapan Allah, namun juga tidak bisa dihakimi menurut standar-standar PB saja (Kis 17:30).

(0.60) (Yes 63:10) (full: MENDUKAKAN ROH KUDUS-NYA. )

Nas : Yes 63:10

"Mendukakan" mengemukakan pelanggaran terhadap kasih Roh Kudus dan pemberontakan terhadap jalan-jalan-Nya. Roh Kudus adalah oknum ilahi yang dapat dilukai dan didukakan (bd. Ef 4:30). "Kudus" mengacu kepada kekudusan yang agung dan kemurnian-Nya yang tak bercacat. Roh Kudus telah diberikan kepada semua orang percaya untuk menuntun mereka kepada kasih karunia, penyataan, kuasa, kasih, kehadiran, bimbingan, dan kekudusan Allah.

(0.56) (Kol 1:23) (full: KAMU HARUS BERTEKUN DALAM IMAN. )

Nas : Kol 1:23

Perhatikanlah tanggung jawab dan kegiatan pada pihak manusia yang menurut Paulus sangat perlu bagi orang Kristen agar pada akhirnya mereka dapat berdiri di hadapan Kristus dengan "kudus dan tak bercela dan tak bercacat" (ayat Kol 1:22). Kita harus

  1. (1) "bertekun dalam iman", yaitu memelihara iman yang tabah pada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat

    (lihat art. IMAN DAN KASIH KARUNIA);

  2. (2) "tetap teguh dan tidak bergoncang" dalam ajaran Yesus dan para rasul; dan
  3. (3) "jangan mau digeser dari pengharapan Injil," yaitu kita tidak boleh kembali ke keadaan lama kita yang tanpa harapan dengan segala perbuatan jahatnya yang membinasakan jiwa (Kol 3:5-11;

    lihat cat. --> Ibr 10:38).

    [atau ref. Ibr 10:38]

(0.54) (Im 21:17) (jerusalem: bercacat badannya) Allah menciptakan dunia alam secara utuh. Cacat seorang imam yang bertugas mendekati Allah bertentangan dengan keutuhan alam yang dijadikan Allah.
(0.50) (Rm 11:5) (full: PILIHAN KASIH KARUNIA. )

Nas : Rom 11:5

Frasa ini menunjuk kepada pola kemurahan Allah dalam mengutus Anak-Nya ke dalam dunia untuk menyelamatkan barangsiapa yang percaya kepada-Nya. Pemilihan berasal dari maksud keselamatan Allah "sebelum dunia dijadikan" (Ef 1:4). Sejak kedatangan Juruselamat serta kematian dan kebangkitan-Nya, pemilihan ini mencakup semua orang yang percaya dan taat kepada Kristus dan Injil. Jadi, baik Allah maupun manusia aktif dalam pemilihan. Sasaran dari pilihan melalui kasih karunia ialah agar menjadi "tak bercacat dan bercela" di hadapan Allah (Ef 1:4, bd. Rom 3:22; Rom 4:1-5,16; 11:11-24; 2Kor 5:19-20; Ef 2:8-10;

lihat art. PEMILIHAN DAN PREDESTINASI).

(0.49) (Mzm 101:1) (sh: Menjadi pemimpin berintegritas (Selasa, 16 April 2002))
Menjadi pemimpin berintegritas

Agak susah menetapkan kapan tepatnya mazmur ini ditulis. Bila melihat petunjuk di ayat 1, kita beroleh petunjuk bahwa mazmur ini berisi tekad untuk mengembangkan kepemimpinan berintegritas (ayat 1-3), menolak perbuatan-perbuatan yang jahat di mata Allah (ayat 4-8), dan berisikan pertanyaan “bilakah Engkau datang kepadaku?” Bagian pertanyaan ini penting sebab merupakan petunjuk bahwa tekad sang raja atau pemimpin itu dibuat dalam rangka mengharapkan Allah tidak lebih lama lagi jauh darinya dan dari umat Tuhan. Dengan demikian, kemungkinan besar mazmur tekad dan permohonan ini dinaikkan pada masa pembangunan kembali Israel dari pembuangan, dengan integritas kepemimpinan menuruti model Daud.

Sang pemimpin mengutarakan tekadnya untuk mulai membangun kembali umat Tuhan dengan melakukan apa yang tak bercacat dan yang menjadi kepujian bagi Allah. Perbuatan memuji Allah dan kehidupan yang tak bercela harus bersumber dari hati yang tulus tak bercela (ayat 1-2b). Tidak kurang dari kesesuaian perbuatan dengan kecenderungan hati adalah integritas hidup pemimpin yang berkenan di hati Allah. Memang tidak mungkin memiliki kesukaan memuji Allah tanpa sungguh mengalami dan mengenal Allah dengan akrab. Kehidupan tak bercacat di hadapan Allah inilah yang dimaksud dengan integritas hidup. Dalam bagian berikutnya, hal tersebut dijabarkan dalam tujuh hal negatif yang ingin dihindari sang pemimpin. Angka tujuh menunjuk pada kesempurnaan. Berarti tekadnya bulat untuk sepenuhnya menolak dosa dalam segala bentuknya. Ketujuh hal tersebut melibatkan tiga kegiatan dan kapasitas dalam dirinya: melihat, mengucap, dan melakukan hal yang tidak benar (ayat 4-7). Hal-hal yang ingin dihindarinya itu tidak saja mencakup berbagai kelakuan yang tampak secara jasmani, tetapi berkait lebih dalam dengan sikap hati (ayat 4). Ungkapan puncak integritas pemimpin ini dinyatakannya dalam keinginan melenyapkan semua orang jahat, suatu niat yang sebenarnya hanya merupakan hak Allah. Mengatakan demikian berarti sang pemimpin menyadari bahwa dirinya adalah wakil Allah yang harus bertindak serasi dengan keadilan dan kebenaran Allah, tanpa kompromi.

Renungkan: Hendaknya tekad untuk hidup serasi dengan kasih, keadilan, integritas Ilahi menjadi ciri semua kita pengikut Kristus.

(0.46) (1Tes 2:10) (full: BETAPA SALEH, ADIL, DAN TAK BERCACATNYA KAMI. )

Nas : 1Tes 2:10

Paulus tidak menerima pandangan yang keliru tentang "kekristenan yang berdosa", yang menyatakan bahwa keselamatan yang disediakan oleh Kristus dan penebusan oleh darah-Nya tidak cukup untuk menyelamatkan kita dari perhambaan dan kuasa dosa. Ajaran yang tidak alkitabiah ini menyatakan bahwa setiap hari semua orang Kristen akan berbuat dosa melawan Allah dalam ucapan, pikiran, dan perbuatan sepanjang hidup di dunia ini. Bertentangan dengan ajaran di atas,

  1. 1) Paulus menegaskan, berkenaan dengan kelakuannya sendiri di tengah-tengah mereka, bahwa ia "saleh, adil, dan tak bercacat".
  2. 2) Paulus memanggil baik gereja maupun Allah sendiri sebagai saksi bahwa kasih karunia Allah yang sudah cukup melalui Kristus telah memungkinkan dia, sebagaimana dikatakannya di tempat lain, untuk menyucikan dirinya "dari semua pencemaran jasmani dan rohani, dan dengan demikian menyempurnakan kekudusan kita dalam takut akan Allah" (2Kor 7:1; bd. 2Kor 1:12; 2:17; 6:3-10; 1Tes 1:5; 2Tim 1:3).
(0.43) (Yak 1:27) (full: IBADAH YANG MURNI DAN YANG TAK BERCACAT. )

Nas : Yak 1:27

Yakobus memberikan dua prinsip yang mendefinisikan isi dari kekristenan yang sejati.

  1. 1) Kasih yang sungguh-sungguh terhadap mereka yang memerlukan pertolongan. Di zaman PB, anak-anak yatim dan janda-janda hampir tidak ada peluang untuk mencari nafkah; mereka sering kali tidak memiliki pelindung atau penolong. Orang percaya diharapkan untuk menunjukkan kepedulian dan kasih yang ditunjukkan Allah terhadap orang yang yatim dan janda (lih. Ul 10:18; Mazm 146:9; Mat 6:32;

    lihat cat. --> Ul 24:17;

    lihat cat. --> Ul 68:6).

    [atau ref. Ul 24:17; 68:6]

    Dewasa ini di antara saudara seiman kita ada yang membutuhkan kasih yang memperhatikan. Kita harus berusaha untuk mengurangi kesedihan mereka dan dengan demikian menunjukkan kepada mereka bahwa Allah juga memperhatikan mereka

    (lihat cat. --> Luk 7:13;

    [atau ref. Luk 7:13]

    bd. Gal 6:10;

    lihat art. PEMELIHARAAN ORANG MISKIN DAN MELARAT).

  2. 2) Memelihara kekudusan kita di hadapan Allah. Yakobus mengatakan bahwa kasih terhadap sesama harus disertai oleh kasih terhadap Allah yang terungkap dalam pemisahan dari cara dunia yang penuh dosa. Kasih terhadap sesama harus disertai oleh kekudusan di hadapan Allah jikalau tidak demikian itu bukan kasih Kristen.
(0.43) (Bil 19:1) (sh: Aturan-aturan pentahiran (Selasa, 2 November 1999))
Aturan-aturan pentahiran

Untuk melakukan suatu proses pentahiran kenajisan diperlukan seekor lembu yang sempurna, lengkap, dan memang hanya diperuntukkan bagi Tuhan. Hal ini menyatakan bahwa proses pentahiran itu harus mengikuti instruksi atau syarat yang telah Allah tetapkan - bukan yang manusia tetapkan. Pentahiran itu bergantung pada: pertama, keberadaan "pihak" yang menjadi korban penghapus dosa, yaitu yang sempurna, lengkap, dll.; kedua, keberadaan yang sempurna dari pihak yang akan dikorbankan. Proses pentahiran hanya dapat terlaksana bila kedua persyaratan tersebut terpenuhi.

Kristus Penggenap. Semua aturan pentahiran yang ditetapkan Allah dalam Perjanjian Lama, telah tergenapi di dalam diri Anak Domba Allah yang kudus dan tak bercacat (sempurna), yaitu Yesus Kristus dalam Perjanjian Baru. Proses pentahiran atau penebusan dosa yang dikerjakan oleh Yesus Kristus bukanlah sesuatu yang bersifat magis (sulap), akan tetapi merefleksikan suatu realita spiritualitas. Dosa mencemari seluruh kehidupan manusia secara total, oleh karena itu harus segera diselesaikan di dalam Yesus Kristus

Renungkan: Dosa kita menjadi tahir karena pengorbanan Yesus Kristus yang sempurna.

(0.42) (Ayb 20:17) (bis)

Kemungkinan besar artinya: Tak akan ... yang berlimpah.

(0.42) (Kel 19:1) (full: PADANG GURUN SINAI. )

Nas : Kel 19:1

Pasal Kel 19:1-25 mencatat penetapan perjanjian Allah dengan bangsa Israel di Gunung Sinai. Perjanjian itu adalah perluasan dari perjanjian dengan Abraham dan keturunannya

(lihat cat. --> Kej 15:6;

lihat cat. --> Kej 15:18;

lihat cat. --> Kej 17:7;

lihat cat. --> Kej 22:18).

[atau ref. Kej 15:6,18; 17:7; 22:18]

  1. 1) Perjanjian ini berlandaskan perdamaian Israel sebelumnya dengan Allah dan persekutuan yang tak henti-hentinya dengan-Nya. Perjanjian ini merumuskan syarat-syarat yang dengannya Israel akan tetap menjadi milik Allah, terus tinggal di dalam berkat-Nya dan melaksanakan kehendak-Nya bagi bangsa itu (lih. Kej 12:2-3; 26:4).
  2. 2) Allah bermaksud agar Israel menjadi bangsa yang unik, terpilih, dan terpisah untuk Allah demi maksud ini. Umat itu harus menanggapi dengan ketaatan dan rasa syukur kepada Allah serta berusaha memelihara perintah-perintah yang ada dan dengan mempersembahkan korban-korban yang ditentukan oleh perjanjian Allah. Sebagai akibat, mereka akan tetap menjadi umat Allah yang khusus (bd. Am 3:2; 9:7) -- kerajaan imam-imam yang kudus dan tidak bercacat

    (lihat cat. --> Kel 19:6;

    [atau ref. Kel 19:6]

    lihat art. PERJANJIAN ALLAH DENGAN BANGSA ISRAEL).

(0.41) (1Tes 2:7) (full: SAMA SEPERTI SEORANG IBU MENGASUH DAN MERAWATI ANAKNYA. )

Nas : 1Tes 2:7

Paulus dan kerabat kerjanya menunjukkan suatu teladan sikap rohani yang harus dimiliki semua misionaris, penginjil, dan gembala ketika memberitakan Injil.

  1. 1) Sebagai misionaris, mereka mempunyai sikap ibu yang lemah lembut dan memelihara; dengan pengorbanan besar mereka berusaha khusus untuk mengasuh, melindungi, dan memenuhi keperluan rohani orang-orang yang baru percaya ini.
  2. 2) Kelembutan menunjukkan bahwa mereka tidak bertindak sebagai orang yang sok penting.
  3. 3) Para misionaris ini memiliki kerinduan dan kasih yang begitu besar bagi orang Tesalonika sehingga mereka rela membagi hidup mereka dengan jemaat itu (ayat 1Tes 2:8).
  4. 4) Mereka mengabdikan banyak waktu, bahkan sampai kelelahan, supaya dapat memberitakan Injil (ayat 1Tes 2:9).
  5. 5) Mereka hidup kudus dan tak bercacat di hadapan jemaat itu, sambil menasihati dan menguatkan hati mereka seperti seorang bapa (ayat 1Tes 2:10-12).
(0.41) (Yes 15:1) (sh: Tiada hidup baru tanpa pertobatan (rabu, 1 september 2004))
Tiada hidup baru tanpa pertobatan

Pertobatan sejati adalah meninggalkan tuntas dosa-dosa, dan bersedia mulai dari awal. Bila masih ada dosa yang digenggam erat-erat dan enggan untuk dilepaskan, itu berarti orang tersebut belum sungguh-sungguh bertobat.

Ucapan ilahi terhadap Moab membuktikan bahwa Tuhan memperhatikan bangsa-bangsa lain. Ia tidak ingin sekadar menghukum mereka, namun ingin membawa mereka kepada pertobatan. Pemberitaan tentang penghukuman dahsyat yang akan menimpa Moab (ayat 15:1) membawa kepada perkabungan nasional secara besar-besaran (ayat 2-6), dan disertai ratapan yang memilukan (ayat 5-9). Semua kengerian ini dimaksudkan untuk membawa Moab kepada kesadaran akan perlunya pertobatan. Apakah yang harus mereka lakukan? Mereka harus berpaling dan meminta petunjuk kepada Tuhan yang dikenal sebagai Tuhan bangsa Israel. Mengapa kepada Tuhan bangsa Israel? Karena di Israel ada kasih setia Tuhan yang dinyatakan melalui takhta Daud (ayat 16:1-5). Sebenarnya, tidak mudah bagi Moab untuk berharap kepada Tuhan, karena mereka sombong (ayat 6). Mereka terlalu "tinggi hati" untuk mengakui bahwa mereka membutuhkan pertolongan Tuhan. Akan tetapi, justru pengakuan inilah yang dituntut Tuhan. Pertobatan sejati dimulai dari mengaku diri tidak ada apa-apanya, dan tidak ada daya lagi untuk bangkit, lalu mencari dan menantikan uluran belas kasih Tuhan. Moab harus mulai dari awal. Mereka harus menyadari betapa kecil dan tak berarti mereka untuk dapat menerima pertolongan Tuhan (ayat 13-14).

Sebagaimana Moab, demikian juga kita. Seringkali yang menghalangi kita untuk bertobat adalah kita terlalu sombong untuk mengakui bahwa kita tidak berdaya terhadap dosa. Untuk itulah, kita harus bersedia dihancurkan dan bersedia untuk mulai dari awal, supaya Tuhan bisa membentuk kita menjadi baru, tak bercacat, dan sempurna.

Renungkan: Yang merintangi Anda dari pembaruan hidup yang berarti, bukan karena Tuhan tidak sedia, tetapi karena Anda tidak terbuka kepada-Nya.



TIP #10: Klik ikon untuk merubah tampilan teks alkitab menjadi per baris atau paragraf. [SEMUA]
dibuat dalam 0.07 detik
dipersembahkan oleh YLSA