Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 20 dari 26 ayat untuk waspadalah (0.001 detik)
Pindah ke halaman: 1 2 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Luk 12:1) (jerusalem: pertama-tama kepada murid-muridNya, kataNya) Terjemahan lain: (mengajar) kepada murid-muridnya, kataNya: Pertama-tama, waspadalah...
(0.83) (Luk 21:8) (full: WASPADALAH, SUPAYA KAMU JANGAN DISESATKAN. )

Nas : Luk 21:8

Lihat cat. --> Mat 24:5.

[atau ref. Mat 24:5]

(0.67) (Mat 7:15) (full: WASPADALAH TERHADAP NABI-NABI PALSU. )

Nas : Mat 7:15

Lihat art. GURU-GURU PALSU.

(0.67) (Luk 20:46) (full: WASPADALAH TERHADAP AHLI-AHLI TAURAT. )

Nas : Luk 20:46

Lihat cat. --> Mat 23:13;

[atau ref. Mat 23:13]

lihat art. GURU-GURU PALSU.

(0.59) (Mrk 13:5) (full: WASPADALAH. )

Nas : Mr 13:5

Ajaran Yesus yang disampaikan di bukit Zaitun ini penuh peringatan agar menjelang akhir zaman para pengikut-Nya harus senantiasa berwaspada terhadap bahaya penyesatan agamais. Yesus menasihatkan, "waspadalah" (ayat Mr 13:5), "Tetapi kamu ini, hati-hatilah!" (ayat Mr 13:9), "Hati-hatilah kamu"(ayat Mr 13:23), "Hati-hatilah dan berjaga-jagalah!" (ayat Mr 13:33), "Karena itu berjaga-jagalah!" (ayat Mr 13:35), dan "Berjaga-jagalah" (ayat Mr 13:37). Peringatan ini menunjukkan bahwa pada akhir zaman akan muncul banyak ajaran yang tidak alkitabiah di kalangan gereja. Orang percaya harus lebih lagi mengenal dan menaati Firman Allah saja

(lihat cat. --> Mat 24:5).

[atau ref. Mat 24:5]

(0.58) (Mrk 13:23) (ende: Berawas-awaslah)

berdjaga-djagalah" dan "waspadalah". Kata-kata peringatan jang penuh kesungguhan ini membuktikan, bahwa maksud nubuat-nubuat Jesus dalam bab ini, bukan untuk membuka rahasia-rahasia melainkan melulu untuk mengingatkan akan kesulitan-kesulitan, penganiajaan dan penggodaan, jang tak boleh tidak akan dialami didalam Keradjaan Allah dibumi, supaja semua orang tetap siap-sedia untuk menghadapinja dengan bidjaksana, ketabahan dan ketetapan hati.

(0.58) (Mat 16:1) (sh: Perlukah tanda? (Sabtu, 14 Maret 1998))
Perlukah tanda?

Orang bebal datang kepada Tuhan Yesus acapkali bukan untuk menyerahkan diri pada kebenaran yang dijanjikan, tetapi semata-mata untuk mencobai kebenaran tersebut. Seringkali pula mereka minta tanda, agar Tuhan Yesus memperlihatkan tanda yang spektakuler dari sorga. Mungkinkah mereka sudah melupakan tanda-tanda ajaib yang Yesus lakukan kepada orang banyak? Seandainya pun Tuhan Yesus memberikan tanda yang mereka minta, apakah mereka mengakui-Nya sebagai Mesias yang dijanjikan dan sudah hadir di tengah-tengah mereka? Kemungkinan itu sangat kecil. Hati mereka sudah tertutup oleh kebebalan dan kejahatan. Hanya jika terjadi pertobatan sajalah hati dan pikiran mereka akan diperbarui!

Waspadalah! Banyak Kristen baru percaya pada kemuliaan Tuhan bila sudah menikmati tanda mukjizat Tuhan. Akibatnya Kristen terjerumus pada Kekristenan karena tanda-tanda bukan karena kesungguhan percaya pada Tuhan. Waspadalah! Apakah dengan tanda-tanda itu hati kita semakin dekat dengan-Nya? Waspadalah juga terhadap pemimpin rohani yang sering mengumbar kata dan mengobral tanda-tanda ajaib untuk menarik jiwa datang kepada Tuhan! Iman Kristen adalah iman yang sepenuhnya percaya dan bergantung penuh pada Tuhan yang adalah kehidupan kekal.

(0.42) (Ams 23:35) (full: AKU AKAN MENCARI ANGGUR LAGI. )

Nas : Ams 23:35

Ayat ini melukiskan dampak kecanduan anggur yang difermentasi. Sering kali seorang yang telah minum akan terus mencari lagi sehingga kebiasaan minum itu tidak terkendali lagi. Itulah sebabnya Allah mengatakan, "Jangan melihat kepada anggur." Orang percaya tidak boleh meminum, atau bahkan berpikir untuk minum minuman yang memabukkan. Perintah ini berdasarkan norma dan berlaku bagi umat Allah dewasa ini. Kita tidak boleh menerangkan ajaran Allah dalam ayat Ams 23:29-35 secara masuk akal dan menganggapnya tidak mutlak sehingga menjadi tidak berlaku bagi orang Kristen zaman modern. Waspadalah terhadap mereka yang menafsirkan ulang ayat Ams 23:31 sehingga berarti, "melihat anggur dengan penguasaan diri dan menahan diri ketika berkilauan di dalam cawan."

(0.42) (Luk 12:15) (full: WASPADALAH TERHADAP ... KETAMAKAN. )

Nas : Luk 12:15

Menjadikan keuntungan dan kekayaan duniawi hasrat dari kehidupan adalah kesalahan fatal yang memimpin kepada kerugian kekal (ayat Luk 12:20-21).

  1. 1) Kata Yunani untuk ketamakan (_pleonexia_) secara harfiah berarti kehausan untuk memiliki lebih banyak.
  2. 2) Tamak bukan menunjuk kepada hal mencukupi kebutuhan pribadi dan keluarga (bd. Ams 6:6). Akan tetapi, sementara kita bekerja untuk mencukupi kebutuhan kita, kita pun harus menjadi kaya terhadap Allah dengan cara mencari dahulu Kerajaan-Nya dan kebenaran-Nya (ayat Luk 12:31; bd.

    lihat cat. --> Mat 6:33).

    [atau ref. Mat 6:33]

  3. 3) Masing-masing kita harus memperhatikan peringatan Yesus dan menyelidiki diri apakah ada sifat mementingkan diri dan tamak di dalam hati kita. Untuk penjelasan lebih lanjut mengenai pokok ini

    lihat art. KEKAYAAN DAN KEMISKINAN.

(0.41) (2Sam 16:15) (sh: Terjebak kelicikan sendiri (Minggu, 05 Juli 1998))
Terjebak kelicikan sendiri

Ketika Absalom menguji kesetiaan Husai yang dianggap telah mengkhianati Daud dan memihak dirinya (ayat 17), malah dia sendiri terperangkap oleh logikanya! Mendengar alasan Husai, Absalom dapat menerimanya menjadi salah seorang anggota team penasihatnya yang justru memang telah direncanakan oleh Daud (bdk. 15:33-36). Benarlah kata pepatah bahwa orang terperangkap oleh perangkap yang dibuatnya sendiri. Perhitungan licik membuat orang membuat perhitungan yang membuahkan bencana bagi dirinya sendiri.

Nasihat yang menjerumuskan. Adalah kebiasaan yang lazim bahwa para pemimpin membutuhkan para penasihat. Ahitofel yang telah menjadi penasihat Daud, kini dipercaya menjadi penasihat Absalom. Bila Daud begitu mempercayai nasihat Ahitofel, demikian jugalah Absalom (ayat 23). Tetapi nasihat Ahitofel kali ini ternyata menyesatkan. Mana mungkin Allah menyuruh seseorang untuk mencabuli wanita, bukan hanya seorang; dan celakanya, gundik-gundik ayahnya! Waspadalah terhadap nasihat atau pun petunjuk yang bertentangan dengan Firman Allah sekalipun dikemas secara rohani.

Sikap waspada. Zaman sekarang ini tidak sedikit kita jumpai nasihat-nasihat yang mengatasnamakan Allah demi untuk memenuhi kepuasan diri dan ambisi pribadi. Orang-orang yang melakukan itu tidak saja menyesatkan banyak orang, tetapi lebih dari itu mereka mempermalukan Allah dan mengundang murka-Nya! Tidak pernah Allah memerintahkan umat-Nya melakukan hal yang tidak dikehendaki-Nya. Sekarang ini banyak nasihat-nasihat keprihatinan, kepedulian yang terselubung dalam tempat konsultasi dan dikemas dengan nilai-nilai rohani. Segala cara dihalalkan. Tidak peduli nasihat itu menjurumuskan, yang penting mendatangkan keuntungan pribadi dan kepuasan diri.

Renungkan: Persiapkanlah akal budi kita, waspadalah, dan jadilah anak-anak Allah yang takut akan Tuhan!

Doa: Tuhan, Engkaulah Penasihat ajaib dalam hidupku, arahkanlah aku, ya Tuhan.

(0.33) (1Sam 19:1) (sh: Kesetiaan dan dendam. (Rabu, 28 Januari 1998))
Kesetiaan dan dendam.

Dalam pembacaan kali ini kita berhadapan dengan dua peristiwa yang saling bertentangan. Yonathan, putra Saul sedemikian mencintai dan membela Daud mati-matian di depan ayahnya; bahkan berusaha membuka mata ayahnya dengan menceritakan semua kebaikan Daud (ayat 5). Untuk sementara hati Saul mencair dan berjanji tidak akan berusaha lagi membunuh Daud. Ternyata Saul tidak bisa berpegang pada janjinya. Ketika Daud sedang berusaha menghiburnya, Saul kembali menjalankan rencana jahatnya dengan menikam Daud. Kembali terbukti bahwa seseorang yang tidak lagi diisi oleh Roh Tuhan akan sukar menghilangkan dendam hatinya.

Berjalan bersama Tuhan. Dilihat dari pertimbangan sehat, sangat sulit bagi Daud untuk melepaskan diri dari kejaran tentara Saul. Tetapi ternyata Daud mampu membebaskan diri secara ajaib. Tuhan memiliki banyak cara, termasuk cara yang dianggap manusia tidak mungkin terjadi. Allah menyelamatkan Daud dari rencana keji Saul. Pengalaman Daud ini mengajarkan kita untuk tidak perlu ragu menempuh hidup sekalipun tampaknya penuh kesulitan dan tantangan. Pertanyaannya bukanlah apa yang saya alami, tetapi berjalan bersama Tuhankah saya?

Renungkan: Waspadalah! Jikalau dendam menguasai pikiran kita, tidak ada lagi tempat bagi kemuliaan Allah.

(0.33) (Mat 21:12) (sh: Berubahkah Yesus? (Kamis, 26 Maret 1998))
Berubahkah Yesus?

Agak sulit kita terima bahwa Yesus yang lemah lembut kini bertindak dengan garang. Yesus yang tadinya menunggang keledai dalam sikap yang menimbulkan kesan damai kini mengusir orang dari halaman Bait Allah, memutarbalikkan meja pedagang, mengutuk pohon ara. Berubahkah Yesus? Apa yang sebenarnya terjadi? Yesus tidak berubah! Kini, Ia sedang menyatakan siapa diri-Nya, segaris dengan sikap dan tindakan-Nya sebelumnya. Ia masih mengasihi orang lemah dan tak berdaya (ayat 14). Tetapi sebagai Yang Kudus, Ia bertindak membersihkan Bait-Nya dari penyimpangan.

Hak dan Kuasa Yesus. Sikap kebanyakan orang Yahudi waktu itu tercermin dalam sikap para pemimpin agama memperlakukan Bait Allah. Dengan mencemarkan Bait Allah sama juga mereka merendahkan Allah Bapa sendiri. Bila dalam Yohanes Ia menyebut "Rumah BapaKu" di sini ia menyebut "Rumah-Ku". Ini berarti Ia menyetarakan diri dengan Allah sendiri. Itu sebabnya Ia punya hak membersihkan Bait Allah itu dari kecemaran. Ia punya wewenang untuk menegur atau mengusir mereka yang salah. Ia punya hak untuk menghukum seperti yang dilambangkan dengan mengutuk pohon ara.

Renungkan: Waspadalah pada semangat dan bentuk ibadah yang berporoskan keinginan manusia dan bukan kehendak Allah.

(0.33) (Kis 7:35) (sh: Dipanggil untuk taat dan beribadah kepada Allah (Senin, 7 Juni 1999))
Dipanggil untuk taat dan beribadah kepada Allah

Dalam banyak hal, manusia memang sering mendua hati. Ingin bebas, namun enggan melepas belenggu lama. Ingin merdeka, namun takut berjuang. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk bersikap utuh? Allah telah memberi semua jaminan agar umat-Nya keluar dari perhambaan. Namun, mereka meminta Harun membuat beberapa allah untuk disembah. Allah perjanjian bukanlah allah yang dapat diperbudak. Dia bukan allah pemuas hasrat manusia. Dia adalah Allah yang esa, suci, mulia, besar, dan berdaulat. Umat Kristen dipanggil untuk taat dan beribadah kepada Allah, karena itu waspadalah terhadap sikap memuji Allah yang sekadar untuk memperoleh sukses dan memuaskan diri. Jangan sampai sebutan sebagai "orang-orang yang keras kepala, yang tidak bersunat hati dan telinga" menjadi predikat kita.

Tempat kediaman Allah. Allah mengingatkan bahwa "yang Maha Tinggi tidak diam di dalam apa yang dibuat tangan manusia" (ay. 47). Saat ini gereja dikenal sebagai tempat kita beribadah kepada Tuhan, namun tidak berarti bahwa Tuhan hanya dapat dijumpai di gereja. Gereja hanyalah sarana perjumpaan dan pengajaran Tuhan kepada umat-Nya. Yang terpenting dalam perjumpaan itu adalah sikap kita bersekutu dengan-Nya dan bagaimana kita mempraktekkan iman kepada-Nya.

(0.29) (1Sam 17:55) (sh: Antara cinta dan benci (Kamis, 7 Agustus 2003))
Antara cinta dan benci

Ada orang-orang yang begitu mencintai dan mengagumi kita, menyenangi dan memuji-muji kita. Ada pula orang-orang yang bertindak sebaliknya. Memang kita tidak dapat membuat semua orang berpihak kepada kita. Namun, standar apakah yang bisa kita pakai dalam bersikap di tengah-tengah begitu banyak tuntutan?

Kisah Daud dan Goliat ditutup dengan percakapan antara Saul dengan Daud (ayat 55-58). Pertemuan Daud dengan Saul di sini janggal: Saul masih belum mengetahui nama Daud, namun ini merupakan pertemuan awal yang akan memuncak menjadi pertikaian nantinya. Ketika Saul membawa Daud ke kediamannya dan menetap di sana, kita melihat reaksi dari banyak orang kepada Daud. Pertama-tama, reaksi Yonatan yang "mengasihi" Daud. Hal ini bisa berarti ada ikatan persahabatan yang cukup emosional antara Daud dan Yonatan, tetapi bisa juga menunjukkan bahwa Yonatan menunjukkan komitmen politisnya: ia mendukung Daud sepenuhnya. Tindakan Yonatan memberikan baju perang, dst. kepada Daud mungkin sekali menyatakan bahwa ia menyerahkan tempatnya sebagai pewaris takhta.

Berikutnya, Daud dicintai oleh seluruh rakyat. Sebenarnya nyanyian mengenai beribu-ribu dan berlaksa-laksa (ayat 7) kemungkinan tidak bermaksud membanding-bandingkan kehebatan antara Saul dan Daud. Nyanyian itu hanya sekadar nyanyian, dan perbedaan jumlah yang dinyanyikan hanyalah sebuah puisi belaka. Namun, Saul menyikapinya serius. Kini, Daud dilihatnya sebagai anak muda yang ambisius: sebuah ancaman serius bagi posisinya. Ketika rasa dengki merasuki akal sehat waspadalah karena itu berarti membuka peluang bagi berlakunya sebuah kejahatan. Saul berusaha membunuh Daud. Namun, Tuhan menyertai Daud dan membuatnya berhasil.

Renungkan: Tidak mungkin mengharapkan semua orang mencintai Anda. Namun, kalau Tuhan mencintai dan memelihara hidup Anda, cukuplah.

(0.29) (1Raj 2:13) (sh: Ancaman dari dalam (Senin, 26 Juli 2004))
Ancaman dari dalam

Ancaman roboh bagi sebuah rumah tidak hanya dari faktor luar, seperti bencana alam. Ancaman yang tidak kalah bahayanya adalah ancaman dari dalam yang tidak disadari, misalnya rayap.

Adonia menghadap Batsyeba dan meminta agar Batsyeba memohonkan kepada Salomo agar Abisag diperbolehkan menjadi istrinya. Permintaan Adonia disampaikan oleh Batsyeba ke Salomo. Reaksi Salomo adalah menghukum Adonia dengan menyerahkannya kepada Benaya bin Yoyada agar Adonia di pancung hingga mati (ayat 22-25). Mengapa Salomo menghukum mati Adonia?

Permohonan Adonia agar Abisag menjadi istrinya sama saja mengklaim takhta kerajaan. Ini suatu ancaman yang sangat serius yang dapat menggoyahkan takhta Salomo. Berarti sudah dua kali Adonia berupaya mengkudeta raja. Tidak hanya itu, Salomo juga melihat ancaman yang datang dari musuh-musuh yang ingin menggoyahkan takhtanya. Sehingga ia menghukum mati Yoab yang memihak kepada Adonia (ayat 28-34), Simei yang melanggar perintahnya (ayat 46) serta mengangkat imam Zadok menggantikan imam Abyatar (ayat 35). Salomo menegakkan keadilan untuk mencapai kedamaian dengan menyelesaikan pemberontakan di dalam kerajaannya. Dengan bertindak demikian Salomo juga memperbaiki beberapa kegagalan Daud (lihat renungan kemarin).

Seperti halnya Salomo menghadapi ancaman dari dalam yang membahayakan kestabilan kerajaan Israel yang dipimpinnya, demikian juga ancaman yang ingin menghancurkan relasi kita dengan Tuhan tidak saja dari luar, tapi juga dari dalam diri kita sendiri. Misalnya, berbagai kelemahan pribadi, keinginan jahat dan perasaan negatif (iri hati, sombong, dengki) itu semua adalah ancaman dari dalam yang menghancurkan relasi kita dengan Tuhan.

Renungkan: Serangan iblis terhadap kita tidak selalu dari luar diri kita sendiri, tapi iblis dapat menggunakan hal yang hanya diketahui oleh Allah dan kita. Oleh karena itu waspadalah terhadap ancaman dari dalam diri kita.

(0.29) (1Raj 9:1) (sh: Peringatan untuk tetap setia (Jumat, 6 Agustus 2004))
Peringatan untuk tetap setia

Tidak mudah untuk tetap rendah hati dan setia jika kita mendapatkan keberhasilan terus menerus. Kita cenderung melupakan bahwa keberhasilan itu adalah anugerah. Bahkan mungkin kita akan bermegah di dalam keberhasilan itu dan lupa mensyukurinya sebagai anugerah. Jika ini yang terjadi, waspadalah sebab justru itulah yang menjadi titik balik penyebab kejatuhan kita. Mengapa Allah menyatakan diri-Nya untuk kedua kali kepada Salomo? Allah melihat potensi lupa diri dan lupa berkat di dalam diri Salomo, sama seperti umat Israel lainnya yang cepat sekali lupa akan segala anugerah yang Allah sudah nyatakan kepada mereka. Itu sebabnya Allah memperingatkan Salomo. Pola mengingatkan ulang ini kita jumpai juga dalam Perjanjian Baru.

Allah mengingatkan tiga hal kepada Salomo: Pertama, bahwa ia sudah diberkati dan umat Israel sudah diberkati melalui dirinya. Kedua, bahwa kesetiaan kepada-Nya akan membuat keturunannya duduk di takhta kerajaan selama-lamanya, tetapi ketidaktaatan mengakibatkan takhta itu akan dicabut dari mereka. Ketiga, bahwa ketidaksetiaannya akan mengakibatkan penolakan Allah atas umat Israel. Allah akan membuang dan mengusir bangsa Israel dari tanah air mereka. Bangsa Israel tidak akan dapat lagi menikmati hadirat Allah, melalui kehadiran rumah-Nya. Sebaliknya mereka akan dipermalukan di antara bangsa-bangsa lain (ayat 7-9).

Sungguh mengerikan melihat bahwa ketidaktaatan satu orang pemimpin membawa akibat bukan hanya bagi dirinya tetapi juga bagi orang-orang yang dipimpinnya. Sebab itu, kita yang dipercaya menjadi pemimpin, harus selalu mawas diri supaya tetap rendah hati dan setia kepada Tuhan. Kita juga harus mendoakan para pemimpin negara Indonesia agar mereka tetap taat kepada panggilan mereka untuk mengabdi kepada Tuhan dan melayani rakyat dengan setia.

Doakanlah: Anak Tuhan yang dipercaya menjadi pemimpin negara Indonesia, agar takut akan Tuhan, tidak lupa diri dan tetap setia kepada komitmen mereka menjadi pengikut Tuhan.

(0.29) (Mzm 24:1) (sh: Ya Raja Kemuliaan, datanglah! (Senin, 24 Februari 2003))
Ya Raja Kemuliaan, datanglah!

Tujuan Allah menitipkan alam kepada manusia adalah agar manusia dapat menjaga keseimbangan dan integritas alam ciptaan-Nya. Namun, keadaan yang terjadi justru sebaliknya. Manusia lebih cocok disebut penghancur bumi daripada pemelihara bumi. Apakah Allah akan bertindak terhadap para penghancur bumi ciptaan-Nya?

Mazmur ini memberikan jawaban kepada kita. Bahwa Dia, sang Pencipta langit dan bumi, yang menguasai alam semesta, dan yang bertakhta atas dunia ini (ayat 1-2) suatu saat akan datang dan mengklaim milik-Nya. Maka, celakalah mereka yang tidak layak bila saatnya tiba. Siapakah yang layak menghampiri gunung-Nya yang kudus, berdiri di hadapan takhta kudus-Nya? Hanya mereka yang menjaga diri dari kenajisan hidup, yang bersih dan integritas dirinya utuh (ayat 4), serta selalu mencari dan melakukan apa yang berkenan kepada-Nya (ayat 6) yang akan menerima berkat Tuhan dan keselamatan dari-Nya (ayat 5). Dia akan datang, dan sungguh kedatangan-Nya akan membuat kubu-kubu yang tertutup dengan rapat menjadi terbuka, tiada yang dapat bertahan di hadapan Raja Kemuliaan (ayat 7-9). Tidak satu pintu pun yang tinggal tertutup dapat bertahan di hadapan Pemilik alam semesta.

Manusia boleh mencoba menolak Raja Kemuliaan sebagaimana dulu kedatangan-Nya yang pertama telah ditolak (Yoh. 1:11), bahkan mereka menyalibkan Dia (Mat. 17:22, 23). Tetapi, kali ini Dia akan datang sebagai Raja Kemuliaan yang berdaulat dan berkuasa penuh. Dia akan meminta tanggung jawab dan kesiapan kita. Siapakah yang dapat bertahan di hadapan-Nya?

Renungkan: Tujuan kedatangan-Nya yang pertama adalah untuk menjadi juruselamat dunia. Tujuan kedatangan yang kedua adalah untuk menyatakan kerajaan-Nya yang mulia. Waspadalah dan persiapkan diri Anda. Jangan sampai Anda ditolak-Nya karena kedapatan tidak siap!

(0.29) (Ams 31:1) (sh: Nasihat ibu bagi seorang raja (Kamis, 9 November 2000))
Nasihat ibu bagi seorang raja

Seorang pemimpin yang bijaksana, adil, arif, dan benar menjadi dambaan setiap orang yang dipimpinnya. Kehidupan seorang pemimpin yang demikian tak lepas dari berbagai pengaruh, pembentukan, nasihat dari orang-orang di sekitarnya. Demikian pula dengan Lemuel, raja Masa yang menjadi tumpuan harapan ibunya dan rakyat yang dipimpinnya. Oleh karena itu ibunya berpesan beberapa hal penting bagi Lemuel, dan selayaknya juga menjadi perhatian bagi setiap pemimpin segala zaman.

Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan seorang pemimpin yang ingin berhasil adalah: Pertama, jangan dikuasai perempuan. Beberapa pemimpin yang dahulunya berhasil, kemudian rusak namanya karena seorang `perempuan' yang hadir dalam hidupnya, sehingga beritanya tersiar kemana-mana dan mempermalukan dirinya, keluarganya, dan orang-orang yang dipimpinnya. Menghadirkan seorang `perempuan' biasanya juga menjadi strategi seorang musuh yang paling jitu untuk menjatuhkan kedudukan lawannya. Waspadalah! Kedua, jangan dikuasai anggur, minuman keras, dan narkoba. Kecanduan membuat hilang pikiran sehat, mudah dipengaruhi, dan berumur pendek. Betapa ironisnya bila seorang pemimpin meninggal bukan karena memperjuangkan nama bangsa dan negaranya, namun karena berjuang mengatasi kecanduan dirinya sendiri terhadap obat-obatan dan minuman keras. Bagaimana ia dapat memimpin orang lain dengan baik bila gagal memimpin dirinya sendiri. Ketiga, adil terhadap yang tertindas. Hal ini biasanya diabaikan seorang pemimpin yang telah mendapatkan banyak dukungan. Ia melupakan hak orang lemah, orang miskin, dan orang tertindas. Mereka yang diabaikan haknya tidak akan tinggal diam, mereka mungkin mengadakan pemberontakan untuk menuntut keadilan.

Di negara kita banyak terjadi pemberontakan arus bawah yang diabaikan haknya, sehingga mereka mengadakan aksi menuntut keadilan. Hal ini pun dapat menggoyahkan pemerintahan seorang pemimpin. Namun seorang pemimpin yang berhasil adalah yang mampu mengendalikan dirinya terhadap segala godaan yang mengancam kedudukannya.

Renungkan: Mewaspadai diri dari segala godaan yang menghancurkan, adalah sikap pemimpin sejati.

(0.29) (Yes 28:1) (sh: Nubuat terhadap Samaria (Selasa, 14 September 2004))
Nubuat terhadap Samaria

Apakah yang terjadi jika penduduk satu kota mabuk termasuk pemimpin bangsa bahkan pemimpin agama? Nubuat Nabi Yesaya diarahkan kepada Samaria karena mereka telah menghancurkan diri sendiri bahkan seisi kota dengan kebiasaan mabuk.

Nabi Yesaya mengarahkan nubuat terhadap Samaria khususnya kepada satu kota yang terletak di lembah yang subur (ayat 1). Mengikuti gaya hidup Samaria yang terbiasa dengan meminum anggur, para nabi tidak dapat lagi memahami penglihatan yang diberikan Allah dan para imam tidak mampu menyelesaikan perkara-perkara yang dihadapkan kepada mereka (ayat 7-10). Jika para pemimpin agama mabuk, ajaran seperti apa yang akan mereka berikan? Akan dibawa ke mana umat Allah? Kemabukan para pemimpin Samaria, lebih parah daripada pemimpin Yehuda di Yerusalem, yakni membuat perjanjian dengan maut dan mengadakan persetujuan dengan dunia orang mati (ayat 14-15a). Agama sesat mengakibatkan keyakinan dusta bahwa kemalangan tidak akan menimpa mereka. Mereka juga memakai tipu muslihat untuk melindungi diri sehingga merasa seolah-olah tidak ada yang bisa "menyentuh" mereka (ayat 15b). Siapa pun bisa menutupi kebobrokannya dengan kebohongan, tetapi Allah melihat semuanya.

Seperti Israel dan Yehuda, banyak dari umat Tuhan masa kini menganggap Allah tidak akan tega menghukum umat-Nya sendiri. Allah akan selalu mengampuni sebab pada hakekatnya Ia kasih adanya. Memang Ia adalah kasih dan ingin umat-Nya sejahtera, tetapi Ia tidak dapat berkompromi dengan dosa. Kebohongan akan dibersihkan (ayat 17). Hanya umat yang bersedia terus menerus dimurnikan oleh-Nya yang akan mengalami damai pengampunan-Nya (ayat 16). Kita perlu menjaga diri agar tidak mengalami keadaan seperti yang menimpa penduduk Samaria. Waspadalah terhadap hal lain yang memabukkan, seperti: fasilitas hidup, seksualitas, popularitas, uang, ajaran dan falsafah hidup yang bertentangan dengan isi Alkitab, dsb.

Renungkan: Awasi bagaimana masyarakat kini menyambut godaan dunia ini! Ingatkan mereka resiko kehancuran karena dosa!



TIP #01: Selamat Datang di Antarmuka dan Sistem Belajar Alkitab SABDA™!! [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA