Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 20 dari 22 ayat untuk utusan-utusan [Pencarian Tepat] (0.000 detik)
Pindah ke halaman: 1 2 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Yes 18:2) (jerusalem: utusan-utusan yang tangkas) Ialah utusan-utusan yang dikirim Firaun ke Yerusalem dengan maksud mengadakan persekutuan melawan Asyur. mereka diajak kembali saja dan menghentikan usahanya.
(0.71) (Yes 30:1) (jerusalem) Nubuat ini diucapkan waktu raja Hizkia mengirim utusan-utusan kepada Firaun Mesir sekitar th 703-702. Maksudnya ialah minta tolong melawan orang Asyur.
(0.67) (Yes 14:32) (jerusalem: utusan-utusan) Naskah Ibrani kurang jelas. Yang kiranya dimaksudkan ialah utusan-utusan yang dikirim orang Filistin ke Yerusalem dengan maksud menarik Yehuda ke dalam sebuah persekutuan melawan Asyur. Jawaban yang diberi menegaskan bahwa Sion tidak memerlukan pertolongan oleh karena terlindung oleh Tuhan.
(0.59) (3Yoh 1:12) (ende)

Menurut tradisi, Demetrius kemudian mendjadi Uskup di Philadelpia. Mungkin sekali dia ini salah seorang dari utusan-utusan Indjil jang dipudji-pudji oleh St. Joanes dalam suratnja kepada Gajus.

(0.47) (3Yoh 1:9) (ende)

Siapakah Diotrefes tidak diketahui dengan pasti. Mungkin dia Uskup disalah satu tempat, sebab djelas dari tindakan-tindakannja jang menjatakan ia mempunjai kekuasaan misalnja: tidak menerima utusan-utusan Indjil, atau mengadjukan orang-orang serani dari umat, bila membantu penjebar-penjebar Indjil.

Namun djelas pula ia takluk pada St. Joanes, Diotrefes tidak mengakui autorita St. Joanes, malah menghinanja dsb....

(0.41) (Yes 30:6) (full: TANAH NEGEB. )

Nas : Yes 30:6-7

Tanah Negeb adalah kawasan yang tidak datar dan berbahaya di bagian selatan Palestina, penuh dengan binatang buas. Utusan-utusan dari Yehuda harus melewati kawasan ini untuk mengantarkan barang dagangan dan kekayaan mereka ke Mesir. Yesaya menubuatkan bahwa perjalanan mereka ke Mesir tidak akan membawa keuntungan bagi mereka; orang Mesir tidak dapat menolong mereka.

(0.29) (Kej 32:3) (ende)

Ketika Jakub mendekati daerah Edom, ia mulai merasa takut akan balas-dendam kakaknja Esau. Karena itu ia mengambil tindakan-tindakan, guna mendjamin keamanannja. Ia mengirim utusan-utusan, untuk menjatakan kepada Esau, bahwa ia samasekali tidak bermaksud bermusuhan, melainkan ingin bersahabat dengan Esau. Tatkala ia mendengar kabar, bahwa Esau pun telah berangkat untuk menjambutnja ditengah perdjalanan, ia membagi dua harta-miliknja, agar supaja sekurang-kurangnja sebagian dapat diselamatkan. Demikianlah tradisi J mentjeritakan kedjadian ini.

Menurut tradisi E, jang ditambahkan pada tradisi J tersebut (lihat ajat utusan-utusan&tab=notes&exact=on" ver="ende">14-22) (Kej 32:14-22), Jakub mengirimkan bagian-bagian dari harta-bendanja akan dihadiahkan kepada Esau, supaja sebelum pertemuan terdjadi Esau sudah bersikap baik hati terhadap dirinja.

Karena merasa takut, Jakub djuga memohon perlindungan Jahwe, berdasarkan djandji-djandjiNja (lihat ajat utusan-utusan&tab=notes&exact=on" ver="ende">10(Kej 32:10) dsl).

(0.29) (2Raj 22:13) (full: PERGILAH, MINTALAH PETUNJUK TUHAN. )

Nas : 2Raj 22:13

Yosia ingin tahu apakah dosa-dosa Yehuda telah mencapai titik yang mengakibatkan hukuman ilahi tak terelakkan lagi.

  1. 1) Melalui Hulda, seorang nabi wanita, Allah mengatakan bahwa umat-Nya pada suatu hari pasti akan diserahkan ke tangan musuh (ayat 2Raj 22:14-17). Dengan kata lain, ketika umat Allah bersikeras berbuat dosa, tibalah waktunya hukuman Allah tidak dapat ditunda lagi.
  2. 2) Untuk jangka waktu yang terlalu lama umat Allah telah "mengolok-olok utusan-utusan Allah itu, menghina segala firman-Nya, dan mengejek nabi-nabi-Nya. Oleh sebab itu murka Tuhan bangkit terhadap umat-Nya, sehingga tidak mungkin lagi pemulihan" (2Taw 36:16). Kebangunan rohani yang diadakan Yosia hanya sekedar menunda kehancuran Yehuda, tetapi tidak bisa membatalkannya (ayat 2Raj 22:18-20; 23:24-27).
(0.29) (2Taw 36:16) (full: MEREKA MENGOLOK-OLOK UTUSAN-UTUSAN ALLAH. )

Nas : 2Taw 36:16

Para utusan yang bertugas untuk memanggil umat Allah agar bertobat termasuk Yesaya, Yeremia, dan Yehezkiel (bd. Yer 25:3-7; 35:12-15). Mengolok-olok nabi Allah itu sama dengan menghina firman Allah (ayat 2Taw 36:16). Siapa pun yang memperolok para nabi yang menyingkapkan dosa, kesalahan, dan kemurtadan menolak Allah sendiri (Kis 9:4). Penolakan para nabi Allah yang terus-menerus menyebabkan orang Israel mengeraskan hatinya sehingga tidak ada jalan keluar lagi

(lihat art. NABI DI DALAM PERJANJIAN LAMA).

(0.29) (Mat 25:41) (full: IBLIS DAN MALAIKAT-MALAIKATNYA. )

Nas : Mat 25:41

Pemberontakan Iblis melawan Allah

(lihat cat. --> Mat 4:10)

[atau ref. Mat 4:10]

mengikutsertakan sepertiga dari malaikat di sorga (Wahy 12:4). Sebagian dari mereka sudah terbelenggu di neraka (2Pet 2:4; Yud 1:6), sedangkan yang lain masih bebas berkeliaran di bawah kekuasaan dan pengawasan Iblis (Mat 12:24; 25:41; Ef 2:2; Wahy 12:7). Malaikat yang masih bebas ini adalah utusan-utusan Iblis yang terorganisasi secara sangat rapi (Ef 6:11-12) dan mungkin sama dengan setan-setan yang disebutkan dalam Alkitab

(lihat art. KUASA ATAS IBLIS DAN SETAN-SETAN).

(0.29) (2Raj 20:1) (jerusalem) Bab 20 ini tercantum juga dalam Yes 38:1-39:8 tetapi dalam Yesaya teksnya lebih pendek dan urutan ayat-ayat kadang-kadang berbeda. Dalam Yesaya ditambahkan "Nyanyian Hizkia".
(0.24) (Mrk 6:14) (sh: Peringatan! (Minggu, 9 Maret 2003))
Peringatan!

Pelayanan pemberitaan kebenaran yang sungguh-sungguh dapat membawa akibat buruk bagi kesehatan Anda. Apalagi memberitakan kebenaran di suatu dunia yang nilai-nilainya terbalik. Apa yang terjadi pada Yohanes Pembaptis adalah buktinya. Walaupun Herodes Antipas tahu bahwa tindakannya membunuh Yohanes Pembaptis itu salah dan menyedihkan hatinya, ia tetap melakukannya demi harga diri politis (ayat utusan-utusan&tab=notes&exact=on" ver="">26, bdk. 20).

Nasib Yohanes membuatnya sejajar dengan para nabi yang dibunuh oleh bangsa mereka sendiri (bdk. Mat 5:12, 23:29-36 dll.). Identifikasi oleh Herodes tentang Yesus sebagai Yohanes Pembaptis yang bangkit kembali menjadi petunjuk dini dari narasi Markus tentang sisi kelam dari pelayanan Yesus dan para murid- Nya: Yesus akan mati terbunuh dan para murid akan menderita.

Memberitakan kebenaran Allah di tengah dunia yang berkuasa dengan nilai-nilai kebenaran dari kekuasaan yang terbalik dan salah kaprah. Itulah keadaan yang dihadapi gereja di Indonesia, dan menjadi panggilan kita, jika kita masih ingin menjadi murid- murid dan utusan-utusan-Nya yang setia. Risiko yang dihadapi nyata. Mungkin bukan kehilangan kepala, tetapi kesempatan promosi dalam kerja, status sosial di masyarakat, rasa aman dll. Semua jadi penentu kaliber kita, seorang Herodes, atau Yohanes Pembaptis?

Renungkan: "... barang siapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya" (Mrk. 8:35).

(0.24) (Yoh 17:1) (sh: Doa Imam Besar (Kamis, 11 Maret 1999))
Doa Imam Besar

Inilah saat yang paling menentukan bagi Yesus. Dia menghadapi saat akhir penggenapan misi-Nya, yakni sengsara dan kematian. Sungguh suatu keadaan yang berat yang harus Yesus hadapi. Itulah sebabnya Ia datang kepada Bapa-Nya dalam doa; yang dikenal dengan sebutan "Doa Imam Besar". Yesus minta dimuliakan kembali seperti kemuliaan-Nya semula sebelum Ia datang sebagai manusia. Permintaan-Nya ini menegaskan tentang siapa Dia. Ia akan merampungkan karya penyelamatan-Nya melalui kematian-Nya di kayu salib. Bukan hanya itu, bahkan dalam sengsara dan kematian-Nya itulah sebenarnya Ia tengah dimuliakan.

Doa Yesus untuk murid-murid-Nya. Yesus mendoakan murid-murid-Nya agar mereka dipelihara dan menjadi satu (11), dilindungi dari segala yang jahat (15), dan dikuduskan di dalam kebenaran (17), supaya mereka mampu dan layak melaksanakan misi sebagai utusan-utusan Kristus. Mereka yang adalah milik Kristus dan juga milik Bapa, justru akan menjadi musuh dunia. Karena itu, mereka perlu ditopang oleh doa agar setia dalam tugas dan tekun dalam penderitaan.

Renungkan: Di saat yang paling genting dalam hidup-Nya, Yesus masih mampu berdoa untuk orang lain. Bagaimana dengan kita, pernahkah tindakan Yesus ini kita hayati dan menjadikan bagian dalam hidup kita?

(0.21) (2Taw 32:31) (full: UNTUK MENCOBAINYA. )

Nas : 2Taw 32:31

Kisah mengenai urusan Hizkia dengan utusan-utusan Babel terdapat dalam 2Raj 29:12-19 dan pasal Yes 39:1-8. Allah kadang-kadang menarik tanda-tanda kedekatan dan perkenan-Nya supaya menguji hati dan keteguhan kepercayaan hamba-hamba pilihan-Nya. Allah dapat juga menguji kemurnian pengabdian orang percaya supaya melatih mereka dalam kerendahan hati dan mempersiapkan mereka untuk tugas atau tanggung jawab yang lebih besar.

  1. 1) Beberapa cara Allah menguji umat-Nya ialah dengan
    1. (a) keadaan buruk yang tak kunjung berakhir, seperti Yusuf di Mesir (Kej 39:1-40:23),
    2. (b) penderitaan jasmaniah atau emosional, seperti Ayub (Ayub 1:1-2:13),
    3. (c) penundaan penggenapan janji-janji Allah, seperti Abraham dan Sara (pasal Kej 15:1-21:34) dan mimpi-mimpi Yusuf (Kej 37:1-36; 42:6; bd. Mazm 105:17-19),
    4. (d) ujian ketaatan yang sulit, seperti Abraham dengan Ishak (Kej 22:1-24) atau Raja Saul (1Sam 15:1-35), dan
    5. (e) musim-musim kekeringan atau kegelapan rohani yang dialami sebagian besar umat Allah pada waktu tertentu dalam kehidupan ini.
  2. 2) Belajar untuk mempercayai Allah dan tetap setia di tengah-tengah pengalaman yang berat menghasilkan buah iman teguh yang matang, watak teruji, ketaatan dewasa, dan perkenan Allah (bd. 2Kor 12:7-10). Di tengah-tengah ujian yang berat, Ayub menyatakan, "Karena Ia tahu jalan hidupku, seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas" (Ayub 23:10; bd. Za 13:9). Diuji oleh Allah belum tentu menjadi tanda bahwa Ia tidak berkenan atau menghukum kita, tetapi mungkin menjadi tanda dari maksud-Nya yang lebih besar bagi orang yang hatinya sedang diuji oleh-Nya.
(0.21) (2Taw 30:1) (sh: Pendamaian bagi semua orang Israel (Jumat, 5 Juli 2002))
Pendamaian bagi semua orang Israel

Masih segar di ingatan kita tentang bagaimana tentara Pekah memorak-porandakan dan menghancurkan tentara Ahas, ayah Hizkia (ps. 28). Tetapi sekarang, dalam perikop ini, kita melihat bagaimana Hizkia menempuh satu langkah kontroversial dengan mengundang seluruh Israel, termasuk Israel Utara, bersama-sama merayakan "Paskah bagi TUHAN, Allah orang Israel, di rumah TUHAN di Yerusalem" (ayat utusan-utusan&tab=notes&exact=on" ver="">1b). Orang-orang Israel Utara ini adalah mereka yang tertinggal setelah penghancuran Samaria oleh tentara Asyur (lihay ayat utusan-utusan&tab=notes&exact=on" ver="">7b).

Biasanya perayaan Paskah mencakup perayaan Roti Tidak Beragi yang dirayakan selama tujuh hari berikutnya. Keduanya menjadi rangkaian perayaan yang mengingatkan Israel tentang karya besar Allah dalam kehidupan mereka, ketika Allah menyelamatkan nenek moyang mereka dari perbudakan di Mesir. Keputusan Hizkia untuk memundurkan waktu perayaan satu bulan mencerminkan kesadaran Hizkia tentang ketidaksiapan Israel untuk melaksanakan Paskah sesuai dengan peraturan di Bil. 9:9-11 pada waktunya. Kesiapan di sini adalah sikap hati seperti yang tercermin dalam perkataan yang disampaikan oleh utusan-utusan Hizkia kepada segenap orang Israel, yang menghimbau mereka agar segera bertobat (ayat utusan-utusan&tab=notes&exact=on" ver="">6b-7) dan taat pada firman Allah untuk bersama-sama merayakan Paskah (ayat utusan-utusan&tab=notes&exact=on" ver="">8-11).

Melalui perikop ini, kita bisa melihat bahwa hal terpenting yang ingin dicapai oleh Hizkia dalam momen ini adalah agar Israel dapat kembali kepada Allah (ayat utusan-utusan&tab=notes&exact=on" ver="">9). Ia berdoa supaya Allah mengadakan pendamaian bagi semua orang "yang sungguh-sungguh berhasrat mencari Allah … walaupun ketahiran mereka tidak sesuai dengan tempat kudus" (ayat utusan-utusan&tab=notes&exact=on" ver="">19). Permohonan Hizkia tidak sia-sia karena Allah mendengar doanya (ayat 29) dan memberikan sukacita besar bagi mereka (ayat utusan-utusan&tab=notes&exact=on" ver="">21-22).

Renungkan: Anugerah Allah yang memperdamaikan itu tidak hanya berkuasa untuk mempersatukan orang-orang yang berasal dari berbagai latar belakang budaya, tetapi juga memberikan sukacita besar bagi mereka.

(0.21) (2Taw 36:11) (sh: Akhir dari kerajaan Yehuda (Selasa, 16 Juli 2002))
Akhir dari kerajaan Yehuda

Ada dua hal yang dapat dijadikan bahan kemenungan bagi para pembaca kisah ini. Pertama, dosa telah merasuki kehidupan Israel secara menyeluruh pada zaman raja Zedekia (yang juga mencerminkan zaman-zaman dari para raja sebelumnya). Dalam hal kepemimpinan, raja Zedekia telah berdosa karena melakukan yang jahat, tidak merendahkan diri di hadapan Allah (ayat utusan-utusan&tab=notes&exact=on" ver="">12), mengeraskan hati, dan tidak berbalik kepada Tuhan (ayat utusan-utusan&tab=notes&exact=on" ver="">13). Dalam hal keagamaan, para pemimpin, termasuk para imam, bersama-sama dengan rakyat juga berdosa menyembah berhala dan menajiskan bait Allah (ayat utusan-utusan&tab=notes&exact=on" ver="">14). Para pemimpin bersama rakyat juga meremehkan peringatan, himbauan, dan firman Tuhan melalui para nabinya (ayat utusan-utusan&tab=notes&exact=on" ver="">12b,15-16). Bahkan juga dalam hal lingkungan hidup, karena rupanya seluruh bangsa Yehuda tidak menaati perintah untuk membiarkan tanah tidak ditanami satu tahun setiap tahun ketujuh (tahun sabat), demi menjaga kesuburan tanah tersebut (ayat utusan-utusan&tab=notes&exact=on" ver="">21).

Akibat dosa-dosa ini adalah penghukuman dari Allah. Inilah hal kedua yang perlu kita perhatikan, yaitu bagaimana Tuhan bertindak. Penulis Tawarikh jelas menunjukkan bahwa Tuhan telah "berulang-ulang mengirim pesan melalui utusan-utusanNya, karena Ia sayang kepada umat-Nya" (ayat utusan-utusan&tab=notes&exact=on" ver="">15). Allah juga yang menggerakkan raja Kasdim/Babel untuk menjadi instrumen penghukuman Allah (ayat utusan-utusan&tab=notes&exact=on" ver="">16-17). Namun, karya Allah tidak hanya sampai pada memperingatkan lalu menghukum saja. Allah juga memulihkan umat-Nya setelah masa hukuman itu selesai. Catatan penulis Tawarikh mengenai tahun sabat bagi tanah menyiratkan satu hal, bahwa tanah Israel beristirahat selama pembuangan, demi persiapan bagi kedatangan para penghuni baru, orang-orang Yehuda yang kembali dari pembuangan (ayat utusan-utusan&tab=notes&exact=on" ver="">21). Tuhan jugalah yang menggerakkan raja Persia, Koresy, untuk mengeluarkan dekritnya yang terkenal, yang memungkinkan pemulangan orang Yehuda ke tanah mereka (ayat utusan-utusan&tab=notes&exact=on" ver="">22-23).

Renungkan: Mengakui bahwa Allah adalah Allah yang mahakasih dan mahaadil, berarti menerima bahwa Allah menghukum dan mendisiplinkan mereka yang dikasihinya.

(0.21) (Mat 22:1) (sh: Jangan main-main dengan anugerah Allah (Senin, 28 Februari 2005))
Jangan main-main dengan anugerah Allah

Menerima undangan, apalagi dari seorang yang terhormat dan terkenal, tentunya akan menjadi suatu kehormatan dan kebanggaan tersendiri. Pasti orang yang diundang itu akan mempersiapkan diri dengan sungguh-sungguh. Ia akan menaruh di agendanya, bahkan menggeser acara-acara lain supaya bisa menghadiri undangan tersebut. Ia akan mempersiapkan pakaian pesta dan hadiah yang layak untuk si pengundang.

Namun, yang terjadi dalam kisah ini sungguh ironis. Seorang raja mengundang banyak tamu untuk menghadiri pesta perkawinan anaknya. Namun, tidak seorang pun tamu yang hadir pada perjamuan itu. Ada saja alasan mereka untuk menolak undangan itu. Masing-masing mementingkan urusan mereka dan bahkan ada yang dengan kasar menganiaya serta membunuh utusan-utusan yang menjemput mereka (ayat utusan-utusan&tab=notes&exact=on" ver="">2-6). Jelas sikap mereka yang seperti ini meremehkan raja. Ini sama saja dengan memberontak. Tidak ada hukuman yang lebih pantas daripada ditumpas habis (ayat utusan-utusan&tab=notes&exact=on" ver="">7).

Kini undangan perjamuan Kerajaan Surga disebarkan lagi kepada setiap orang yang bukan tamu terhormat. Raja menyatakan anugerahnya kepada rakyat. Namun sekali lagi, banyak di antara rakyat yang tidak merespons dengan tepat. Mereka datang tanpa mempersiapkan diri baik-baik. Mereka datang dengan sembarangan (ayat utusan-utusan&tab=notes&exact=on" ver="">11-12). Seakan-akan perjamuan Kerajaan Surga tidak lebih daripada makan di warung makan sekadarnya. Orang-orang itu pun harus tersingkir (ayat utusan-utusan&tab=notes&exact=on" ver="">13). Kebaikan dan anugerah Allah mahal harganya dan menuntut pertobatan serta komitmen yang sepadan pula.

Yesus melalui perumpamaan ini memperingatkan dengan keras bahwa anugerah Allah tidak boleh dipermainkan. Anugerah Allah memang diberikan cuma-cuma tetapi bukan berarti murahan. Setiap orang yang menyepelekannya akan membayar mahal, yaitu ditolak Tuhan.

Camkan: Menolak Injil atau merespons Injil secara sembarangan sama fatal akibatnya.

(0.21) (Luk 1:39) (sh: Perspektif dua perempuan pilihan Allah (Kamis, 25 Desember 2003))
Perspektif dua perempuan pilihan Allah

Dua atau lebih perempuan berkumpul, gosip, atau kabar burung pasti menjadi topik hangat dalam kumpulan itu. Demikian penilaian sinis sebagian orang. Seharusnya penilaian ini tidak tercetus ketika perempuan-perempuan Kristen berkumpul. Justru mereka harus menepis anggapan tersebut dengan menunjukkan bahwa di mana mereka berkumpul, kemuliaan Allah terpancar dalam percakapan mereka.

Maria mengunjungi Elisabet kemungkinan untuk dua hal: (ayat utusan-utusan&tab=notes&exact=on" ver="">1). Maria ingin mengungkapkan kebahagiaan dan rasa kasihnya karena sepupunya Elisabet juga mengalami kasih karunia Allah, mengandung anak yang Allah persiapkan untuk mempersiapkan jalan bagi Mesias; (ayat utusan-utusan&tab=notes&exact=on" ver="">2). Untuk berbagi pergumulan, karena anugerah Allah atas dirinya. Dua perempuan itu bukan bertemu untuk memperbincangkan hal-hal negatif. Mereka berbagi sukacita dan pergumulan. Seharusnyalah perempuan-perempuan Kristen masa kini, belajar tentang perspektif dari Elisabet dan Maria, dua perempuan pilihan Allah.

Elisabet dan Maria adalah dua perempuan Allah yang bersyukur karena dipilih dan dipercayakan Allah untuk mengandung utusan-utusan Allah: Yohanes sebagai yang mempersiapkan jalan bagi Mesias, dan Yesus adalah Mesias yang akan menyelamatkan seluruh umat manusia. Tidak ada perasaan saling iri, dengki di antara mereka, justru mereka berbahagia karena menerima anugerah yang luar biasa yaitu dipakai Allah untuk melaksanakan rencana-Nya.

Hal menarik yang kita dipelajari dari Maria adalah bahwa kemuliaan yang ia peroleh adalah bentuk perhatian Allah kepada kaum yang lemah dan miskin. Bahkan perhatian-Nya juga meluas kepada seluruh umat Israel yang selama ini hidup dalam penindasan. Dari Maria kita belajar meluaskan wawasan, dan melihat berkat Tuhan bukan hanya untuk diri sendiri.

Renungkan: Apakah sikap yang tepat terhadap orang yang diberkati Tuhan dan juga terhadap diri sendiri yang juga diberkati?

(0.18) (Kis 13:2) (full: BERIBADAH ... DAN BERPUASA. )

Nas : Kis 13:2

Orang Kristen yang dipenuhi dengan Roh sangat peka terhadap komunikasi Roh ketika berdoa dan berpuasa

(lihat cat. --> Mat 6:16).

[atau ref. Mat 6:16]

Mungkin komunikasi dari Roh Kudus ini datang melalui ucapan nubuat (bd. ayat Kis 13:1).



TIP #01: Selamat Datang di Antarmuka dan Sistem Belajar Alkitab SABDA™!! [SEMUA]
dibuat dalam 0.07 detik
dipersembahkan oleh YLSA