Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 181 - 200 dari 645 ayat untuk ungkapan (0.002 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.44) (Ef 6:19) (jerusalem: membuka mulutku) Membuka mulut untuk berkata adalah suatu ungkapan dan gagasan alkitabiah, bdk Yeh 3:27; 29:21; Maz 51:17; bdk Kol 4:3
(0.44) (Rm 6:4) (ende: Oleh kemuliaan BapaNja)

Ungkapan ini bertjorak bahasa Ibrani. Dapat diterdjemahkan dengan "Allah jang Mahamulia". Tetapi ungkapan dalam bentuk asli lebih mengesankan, bahwa Allah-Bapa dalam membangkitkan Kristus memberiNja djuga sebagai manusia seluruh kemuliaan Ilahi.

(0.44) (1Tim 6:1) (ende: Dibawah kuk perbudakan)

Dalam tjatatan pada 1Ko 7:21-22 telah dibitjarakan sikap Paulus terhadap kedudukan para budak-belian. Bdl. pula Kol 3:22-4:1. Disinipun ia menindjau kedudukan itu semata-mata dari sudut kepentingan-kepentingan ataskodrati. Dan ungkapan "dibawah kuk" menjatakan bahwa ia insjaf benar akan beratnja nasib budak-belian itu. Ungkapan "dibawah kuk" mengandung arti: bekerdja sebagai hewan.

(0.44) (Kej 25:8) (full: IA DIKUMPULKAN KEPADA KAUM LELUHURNYA. )

Nas : Kej 25:8

Ungkapan PL ini bukan saja berarti sekedar penguburan; ungkapan ini menunjuk kepada hidup bersama dengan sanak keluarga setelah kematian (bd. Kej 15:15; 47:30; 2Sam 12:23; Mat 22:31-32; Ibr 11:13-16).

(0.44) (Mzm 15:4) (jerusalem: orang yang tersingkir) Ialah orang fasik yang disingkirkan, dibuang oleh Tuhan
(0.44) (Pkh 3:15) (jerusalem: mencari yang sudah lalu) Maksud ungkapan ini kurang jelas. Dapat diartikan: apa yang sudah hilang lenyap oleh Allah "dicari" dan diciptakan kembali. Mungkin juga bahwa kata Ibrani yang di sini diterjemahkan dengan: yang sudah lalu, mesti diterjemahkan dengan: orang yang dikejar. Kalau demikian, maka ungkapan itu berarti: Allah mencari orang yang dikejar, yang tertimpa ketidakadilan; mereka tidak terluput dari tangan Allah, bahkan "dicari" diutamakan oleh Allah.
(0.44) (Yeh 1:3) (jerusalem: kekuasaan TUHAN meliputi dia) Harafiah: tangan TUHAN ada di atasnya. Ungkapan ini sering kali terdapat dalam kitab Yeh 3:22; 8:1; 33:22; 37:1; 40:1, dan artinya ialah: nabi masuk ekstase. Dalam sejumlah naskah Ibrani dan dalam terjemahan-terjemahan kuno ungkapan dalam Yeh 1:3 ini berbunyi: kekuasaan TUHAN meliputi aku. Dengan demikian Yeh 1:3 ini tersambung dengan Yeh 1:4 dst.
(0.44) (Luk 10:6) (jerusalem: orang yang layak menerima damai-sejahtera) Terjemahan ini menguraikan ungkapan (yang berbau Ibrani): anak damai sejahtera, tetapi artinya: orang yang layak menerimanya. Ungkapan "damai-sejahtera" (dalam bahasa Yunani/Ibrani hanya satu kata saja) mengandung arti: segala sesuatunya yang baik di bidang jasmaniah dan di bidang rohaniah. Ucapan salam mengharapkan (dan mendoakan) semuanya itu bagi orang yang diberi salam itu. Bdk Yoh 14:27.
(0.44) (1Kor 1:2) (jerusalem: jemaat Allah) Ini sebuah ungkapan yang digemari Paulus: 1Ko 10:32; 11:16,22; 15:9; 2Ko 1:1; Gal 1:13; 1Te 2:14; 2Te 1:4; 1Ti 3:5,15; bdk juga Kis 20:28+. Bandingkan ungkapan "jemaat-jemaat Kristus", Rom 16:16. Bdk Mat 16:18+; Kis 5:11+; Kis 7:38+.
(0.44) (1Yoh 3:8) (jerusalem: berasal dari Iblis) Dengan ungkapan berasal dari Allah, dari kebenaran, anak-anak Allah sebagai sebutan orang Kristen yang hidup terpengaruh oleh Allah yang ada di dalam dia, diperlawankan ungkapan: berasal dari Iblis, 1Yo 3:8, dari si Jahat, 1Yo 3:12, dari dunia, 1Yo 2:16; 4:5, anak-anak Iblis, sebagai sebutan mereka yang hidup terpengaruh oleh Iblis, sehingga membiarkan dirinya "disesatkan" olehnya.
(0.43) (Dan 7:13) (jerusalem: anak manusia) Aramnya: bar nasya. Ini searti dengan ungkapan: ben Adam. Aselinya berarti: manusia, bdk Maz 8:5. Dalam kitab Yehezkiel Allah menyebut nabi Yehezkiel dengan ungkapan itu. tetapi dalam Dan 7:13 ungkapan yang sama mendapat arti khusus. Yang dimaksud ialah seorang manusia yang secara gaib melebihi keadaan manusia biasa. Dan manusia gaib yang dimaksudkan bukannya pertama-tama sekelompok orang, tetapi seorang tokoh tertentu. begitu ungkapan itu dimengerti oleh tulisan-tulisan Yahudi dari zaman dahulu yang bergantung pada Dan 7:13, yaitu buku apokrip Henokh dan IV Ezra. begitu pula para rabi Yahudi selalu mengartikannya. Yesuspun mengerti ungkapan itu dengan cara demikian dan mengetrapkannya pada diriNya, bdk Mat 8:20+. Tetapi ungkapan itu juga diartikan begitu rupa sehingga yang dimaksud ialah sekelompok orang. Pengertian itu berdasarkan Dan 7:18 (dan 22). Di situ anak manusia dengan satu atau lain jalan disamakan dengan orang-orang kudus milik Yang Mahatinggi. Tetapi pengertian ini hanya melanjutkan pengartian pertama (seorang tokoh tertentu) Anak manusia (tokoh itu) menjadi kepala, wali dan contoh umat yang kudus. Pujangga Gereja, Efrem, berpendapat bahwa nubuat ini pertama-tama mengenai orang Yahudi (di masa para Makabe), tetapi sepenuh-penuhnya digenapi dalam diri Yesus.
(0.38) (Hak 20:1) (jerusalem: dari Dan sampai Bersyeba) Ungkapan yang di luar Pentateukh lazim ini menunjuk batas utara dan batas selatan wilayah yang sungguh-sungguh diduduki bangsa Israel, bdk 1Sa 3:20; 2Sa 3:10; 1Ra 4:25, dll. Di mana masih ditambah: tanah Gilead berdasarkan ceritera yang termaktub dalam Hak 21:8-12. Ada ungkapan-ungkapan lain yang menetapkan batas utara dan batas selatan: dari jalan masuk ke Hamat sampai negeri Mesir (atau: laut Araba), 1Ra 8:65; 2Ra 14:25, atau batas selatan dan batas utara: dari sungai Mesir sampai ke sungai besar itu (sungai Efrat), Kej 15:18; 2Ra 24:7; Bil 34:1+.
(0.38) (Ezr 3:3) (jerusalem: di tempatnya semula) Begitu menurut terjemahan Yunani dan Siria, bdk Ezr 2:68. Dalam naskah Ibrani tertulis: pada landasannya
(0.38) (Yl 2:23) (jerusalem: hujan pada awal musim dengan adilnya) Maksudnya naskah Ibrani kurang jelas dan terjemahannya tidak pasti. Ungkapan "dengan adilnya" (harafiah: buat keadilan/kebenaran)mungkin sebuah sisipan. Kepada umat yang bertobat Allah akan memberikan hujan "dengan adilnya", artinya: sesuai dengan kesetiaan Tuhan terhadap umat oleh karena perjanjian. Tetapi ungkapan itu juga dapat diartikan sbb: dengan ukuran tepat, atau: mengingat keadilan, sebagai tanda bukti bahwa umat kembali direlai oleh Tuhan. Terjemahan Latin Vulgata menghubungkan ayat ini dengan Mesias, lalu menterjemahkan ungkapan "dengan adilnya" sebagai: buat Guru Keadilan/kebenaran, bdk Hos 10:12 dan Yer 23:6; 33:15. Dalam naskah-naskah Qumran tokoh utama "Jemaat Perjanjian" itu diberi gelar: Guru keadilan kebenaran
(0.38) (Mzm 4:1) (sh: Tahu berbicara dan berdiam diri (Rabu, 8 Januari 2003))
Tahu berbicara dan berdiam diri

Mazmur ini adalah mazmur ratapan yang lebih tepat disebut mazmur keyakinan iman di dalam kesesakan. Beberapa bagian dari mazmur ini menunjukkan ungkapan bersifat pribadi (ayat 2-4), beberapa lagi seolah menunjukkan ungkapan ajaran imam kepada umat tentang pokok kesesakan (ayat 5-6). Sebagian besar mazmur ini adalah ungkapan orang beriman kepada Allah, sementara bagian lainnya adalah ungkapan yang ditujukan kepada pihak yang menjadi sumber kesesakan itu (ayat 3-4). Di bagian akhir barulah keyakinan iman itu terungkap dari pengalaman kesesakan (ayat 7-9).

Pihak pertama kepada siapa kita harus berbicara adalah Tuhan. Allah saja satu-satunya yang benar yang pasti akan membenarkan dan yang mampu memberikan kelegaan orang yang tersesak demi kebenaran (ayat 2b). Secara teoretis kita tahu ini, sebab Allah saja pertolongan terpercaya. Namun, mazmur ini mengejutkan kita sebab ungkapan di dalamnya terasa sangat mendesak, memakai bentuk perintah kepada Allah. "Tuhan, jawablah aku, benarkan aku, kasihani aku, dengarkan doaku!" Ini bukan sikap kurang ajar, tetapi justru sikap wajar orang yang sungguh serius tentang realitas Tuhan dalam segala pengalaman hidupnya.

Pihak kedua kepada siapa kita harus berbicara adalah orang-orang yang menyebabkan kesesakan. Ungkapan "berapa lama lagi" kini tidak ditujukan kepada Allah, tetapi kepada orang yang menyebabkan penderitaan orang beriman. Ucapan ini diikuti oleh klaim bahwa orang beriman dipilih, dikasihi, dan pasti akan dibela oleh Allah (ayat 4). Dengan demikian, "berapa lama lagi" ini merupakan peringatan keras agar mereka tidak berlama-lama berdosa melawan Allah dan umat-Nya.

Renungkan: Di dalam kesesakan, orang beriman tidak harus merasa terpojok, melainkan sanggup bersikap pemenang di dalam Tuhan.

(0.37) (Ul 32:1) (ende)

Djaman dari njanjian ini sukar ditentukan. Didalamnja telah dapat dilihat tehnik penjair-penjair kebidjaksanaan seperti tampak djuga dalam beberapa mazmur. Selandjutnja didalamnja muntjul pula tema dan ungkapan-ungkapan jang kita djumpai dalam kesusasteraan nabi-nabi dalam djaman pembuangan.

Isinja mengenai kebaikan hati Allah: misteri ketidak-taatan umat dan bagaimana Allah achirnja toh menjelamatkan umat tersebut. Sebagai perbandingan lihatlah mis. Maz 78. Aj.1-3(Ula 32:1-3) merupakan undangan pengantar dari penjair. Ketjenderungan umum untuk mengakui njanjian-njanjian kepada para pemimpin dan nabi-nabi besar djuga nampak disini.

(0.37) (Why 5:6) (ende: Anak domba bagaikan disembelih)

Njatalah dia lambang Kristus. Tetapi penglihatan ini seperti umumnja segala penglihatan dan gambaran dibuku "apokalipsis" ini, agak aneh dan sukar untuk dibajangkan. Djangan tjoba membajangkan djuga. Bagaimana dalam keadaan disembelih dapat berdiri; dimana letaknja ketudjuh tanduk dan sepuluh mata itu? Ungkapan-ungkapan berupa gambar itu hendak melambangkan atau mengingatkan satu segi atau sifat sadja. "Berdiri" disini berarti, bahwa Anak domba (Kristus) telah bangkit dan hidup: ketudjuh tanduk, bahwa Ia mempunjai segala kekuasaan dan kekuatan sepenuhnja; sepuluh mata, bahwa Ia mahatahu.

(0.37) (Ayb 3:14) (jerusalem: yang mendirikan kembali....) Mengingat Yes 58:12 dan Yes 61:4 ungkapan itu dapat diartikan secara biasa: yang mendirikan kembali reruntuhan. raja-raja Babel dan Asyur sering berbangga bahwa mereka mendirikan kembali kota dan kuil yang sudah menjadi puing. Tetapi sebaik-baiknya ungkapan Ayu 3:14 ini diartikan demikian: mendirikan makan di tempat sunyi dan sepi sebelum penguasa itu meninggal dunia. Hal yang sedemikian terutama terjadi di negeri Mesir. Kata Ibrani harabot (reruntuhan) pada orang Ibrani barangkali berarti juga: piramide.
(0.37) (Mzm 2:7) (jerusalem: Aku) Raja-Mesias sendiri angkat bicara, setelah para pesuruh, Maz 2:3, dan Tuhan, Maz 2:6, selesai berbicara. Dikutiplah "pemakluman" Allah yang dalam pelantikan menyapa Raja-Mesias sebagai "AnakNya", sebagamana lazim dalam kesusasteraan istana di dunia Timur dahulu. Raja sebagai wazir dan kuasa Allah (dewa) di sebut anakNya. Dalam Maz 2 ungkapan dan sapaan itu berdasarkan janji Tuhan yang tercantum dalam 2Sa 7. Tetapi ungkapan itu mendapat makna lebih mendalam, bdk Ibr 1:5. Tradisi dan ibadat Kristen menghubungkan ayat 7 ini dengan kelahiran Firman Allah dari Bapa sebelum awal segala waktu.


TIP #25: Tekan Tombol pada halaman Studi Kamus untuk melihat bahan lain berbahasa inggris. [SEMUA]
dibuat dalam 0.12 detik
dipersembahkan oleh YLSA