(5-18) Setiap orang yang dikaruniai Allah kekayaan dan harta benda ^e  dan kuasa untuk menikmatinya, ^f  untuk menerima bahagiannya, ^g  dan untuk bersukacita dalam jerih payahnya--juga itupun karunia Allah. ^h 

(5-7) Kalau engkau melihat dalam suatu daerah orang miskin ditindas ^v  dan hukum serta keadilan diperkosa, janganlah heran akan perkara itu, karena pejabat tinggi yang satu mengawasi yang lain, begitu pula pejabat-pejabat yang lebih tinggi ¹  mengawasi mereka.

(5-17) Lihatlah, yang kuanggap baik dan tepat ialah, kalau orang makan minum ^c  dan bersenang-senang dalam segala usaha yang dilakukan dengan jerih payah ^d  di bawah matahari selama hidup yang pendek, yang dikaruniakan Allah kepadanya, sebab itulah bahagiannya.

Kedua-duanya menuju satu tempat; kedua-duanya terjadi dari debu dan kedua-duanya kembali ^z  kepada debu.

Kenang-kenangan dari masa lampau ^j  tidak ada, dan dari masa depan yang masih akan datangpun tidak akan ada kenang-kenangan pada mereka yang hidup sesudahnya. ^k 

Aku tujukan perhatianku untuk memahami, menyelidiki, dan mencari hikmat dan kesimpulan, ^y  serta untuk mengetahui bahwa kefasikan itu kebodohan dan kebebalan ^z  itu kegilaan.

di situ terdapat seorang miskin yang berhikmat, dengan hikmatnya ia menyelamatkan kota itu, tetapi tak ada orang yang mengingat orang yang miskin ^v  itu ¹ .

Hal ini juga kupandang sebagai hikmat ^u  di bawah matahari dan nampaknya besar bagiku;

Ada suatu kemalangan yang telah kulihat di bawah matahari, yang sangat menekan manusia:

Angin bertiup ke selatan, lalu berputar ke utara, terus-menerus ia berputar, dan dalam putarannya angin itu kembali.

Dan bahwa setiap orang dapat makan, minum ^p  dan menikmati kesenangan ^q  dalam segala jerih payahnya, itu juga adalah pemberian Allah ¹ . ^r 

(5-16) Malah sepanjang umurnya ia berada dalam kegelapan dan kesedihan, mengalami banyak kesusahan, penderitaan dan kekesalan.

Lebih baik melihat saja dari pada menuruti nafsu. Inipun kesia-siaan dan usaha menjaring angin. ^q 

Juga kalau ia berjalan di lorong orang bodoh itu tumpul pikirannya, dan ia berkata kepada setiap orang: ^z  "Orang itu bodoh!"

Terang itu menyenangkan dan melihat matahari ^w  itu baik bagi mata;

Dengan demikian aku menjadi besar, bahkan lebih besar dari pada siapapun yang pernah hidup di Yerusalem ^g  sebelum aku; ^h  dalam pada itu hikmatku tinggal tetap padaku.

Yang sekarang ada dulu sudah ada, ^t  dan yang akan ada sudah lama ada; ^u  dan Allah mencari yang sudah lalu.

Karena dari penjara orang muda itu keluar untuk menjadi raja, biarpun ia dilahirkan miskin semasa pemerintahan orang yang tua itu.

(5-8) Suatu keuntungan bagi negara dalam keadaan demikian ialah, kalau rajanya dihormati di daerah itu.

Ada suatu kejahatan yang kulihat di bawah matahari sebagai kekhilafan yang berasal dari seorang penguasa: