Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 4 dari 4 ayat untuk terlalu tinggi AND book:9 (0.001 detik)
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (1Sam 14:24) (sh: Jangan gegabah memutuskan. (Minggu, 7 Desember 1997))
Jangan gegabah memutuskan.

Kembali kita jumpai salah satu sifat buruk raja Saul yakni gegabah mengambil keputusan dan mengeluarkan perintah. Perintahnya terasa sangat tidak bijaksana. Bayangkan saja, pasukan yang sudah letih dalam perjuangan itu dilarang makan sebelum matahari terbenam dan sebelum perang usai. Kedengarannya seperti menuntut disiplin dan daya juang yang tinggi. Tetapi pasukannya sudah mengejar orang Filistin sejauh hampir 30 km (dari Mikhmas sampai ke Ayalon). Akhirnya karena tenaga mereka sudah terlalu terkuras habis, mereka melakukan hal yang dilarang Tuhan, yaitu memakan daging dengan darahnya (ayat terlalu+tinggi+AND+book%3A9&tab=notes" ver="">32). Lebih parah lagi, perintah itu hampir saja membuat Saul harus membunuh putranya sendiri (ayat terlalu+tinggi+AND+book%3A9&tab=notes" ver="">42-44), sebab Yonatan yang tidak mengetahui perintah itu sudah makan madu.

Tak perlu mati konyol. Bila benar bahwa kutukan yang Saul perintahkan adalah perintah Tuhan, pasti Yonatan mati. Ternyata tidak. Sebabnya, perintah itu keluar dari diri Saul sendiri dan bukan perintah Tuhan. Tatkala Saul berikhtiar membunuh Yonatan, rakyat pun melindungi Yonatan. Betapa sedih menyaksikan kepemimpinan yang tidak di dalam Tuhan ini. Karena Samuel tidak lagi menyertai Saul, Saul kini membangun mezbahnya sendiri (ayat terlalu+tinggi+AND+book%3A9&tab=notes" ver="">35-36). Tindakan bodoh yang satu diikuti oleh tindakan lebih bodoh lagi berikutnya. Tidakkah Saul belajar dari kesalahannya pertama? Begitulah rupanya. Saul makin jauh dari Tuhan, makin tenggelam dalam dosanya. Nampak kepada kita bahwa Saul makin ditinggalkan Allah. Bukannya bertobat, Saul kini berusah menggantikan Allah dengan ilah buatannya sendiri. Kutukan yang diucapkannya untuk rakyat dan Yonatan anaknya, kini ternyata berbalik mengejar dirinya sendiri. Pemimpin yang baik sebenarnya bertugas memimpin rakyat ke dalam berkat, bukan kutuk.

Renungkan: Orang yang dekat dengan Tuhan tidak mungkin ditandai oleh ucapan yang mengutuki orang lain.

Doa: Penuhi kami dengan sejahteraMu agar kami boleh memelihara hidup yang telah Kau percayakan ini.

(0.79) (1Sam 1:20) (full: MELAHIRKAN SEORANG ANAK LAKI-LAKI ... SAMUEL. )

Nas : 1Sam 1:20

Sekalipun kitab ini sebagian besar memaparkan masa peralihan dalam sejarah Israel dari zaman para hakim kepada penetapan jabatan raja, delapan pasal yang pertama memusatkan perhatian kepada kelahiran, masa muda, dan kepemimpinan kenabian Samuel, hakim yang terakhir. Nabi Allah ini mendahului lembaga raja di Israel yang berkedudukan di bawah firman dan Roh Allah sebagaimana diwakili oleh Samuel (1Sam 11:14; 12:25). Sepanjang Alkitab, para nabi sebagai wakil Allah kepada Israel berkedudukan lebih tinggi dari raja dan jabatan lainnya (bd. Mal 4:5-6; Luk 7:24-28).

(0.77) (1Sam 4:1) (sh: Mengapa Tuhan membuat kita kalah? (Senin, 24 November 1997))
Mengapa Tuhan membuat kita kalah?

Itulah pertanyaan yang muncul ketika Israel dikalahkan Filistin. Pertanyaan yang tepat sekali bila membuat mereka introspeksi, merendahkan diri di hadapan Allah dan bertobat. Kesimpulan mereka sebenarnya sudah benar. Mereka kalah sebab Tuhan tidak menyertai. Namun jalan keluar yang diambil salah besar. Mereka berpikir tabut sebagai lambang kehadiran Tuhan sama dengan kehadiran Tuhan sendiri. Perbuatan mereka selanjutnya lebih parah lagi; menjadikan tabut semacam jimat. Tentu saja mereka kalah untuk kedua kalinya. Banyak korban berjatuhan terutama anak-anak Eli yang jahat dan Eli sendiri.

Tuhan bukan pelayan. Akar segala dosa adalah sikap tinggi hati dan tidak mau meninggikan Allah yang selayaknya Allah terima. Lawan dari meninggikan Allah adalah menjadikan diri sendiri sebagai tuhan dan raja atas hidupnya. Tuhan sendiri dijadikan pelayan. Orang yang bersikap demikian akan memakai berbagai alat rohani dan ritus rohani untuk kepentingan diri sendiri. Allah tidak akan pernah membiarkan kemuliaan-Nya direndahkan seperti itu.

Renungkan: Semua media anugerah-Nya seperti sakramen, ibadah, Alkitab, dlsb. tak bermanfaat apa pun bila kita tidak menerimanya dengan hati yang lurus di hadapan Allah.

(0.76) (1Sam 17:1) (sh: Ketika Daud vs. Goliat masih Daud vs. Goliat (Selasa, 5 Agustus 2003))
Ketika Daud vs. Goliat masih Daud vs. Goliat

Maksudnya, ketika Daud vs. Goliat masih berarti remaja gembala ingusan Israel tanpa pengalaman tempur sama sekali, hanya sesekali mengantar ransum roti dan keju (ayat terlalu+tinggi+AND+book%3A9&tab=notes" ver="">17-19) kepada kakak-kakaknya yang serdadu, versus Goliat, tinggi: 288 cm, pekerjaan: serdadu dan pendekar profesional TNKF (Tentara Nasional Konfederasi Filistin). Lupakan dulu cerita sekolah minggu yang penuh kejayaan Daud itu. Hayati nas hingga Anda gentar, segentar jika Anda berhadapan langsung dengan tank raksasa Amerika bila Anda serdadu Irak. Narasi dari 1-25 berturut-turut memberikan gambaran seperti apakah Goliat (ayat 1- 11) dan Daud (ayat terlalu+tinggi+AND+book%3A9&tab=notes" ver="">12-25) agar para pembaca dapat berhitung: apa mungkin Daud mengalahkan Goliat? Kemungkinan ini terabaikan oleh Israel dan Saul, karena mereka sangat takut; takut kepada Goliat dan takut diperhamba (ayat terlalu+tinggi+AND+book%3A9&tab=notes" ver="">8-11).

Respons Israel sebenarnya adalah respons yang sebenarnya rasional dan manusiawi berdasarkan apa yang mereka ketahui di atas. Sayang ada satu hal yang tidak mereka ingat: Allah. Ketakutan dan kecemasan mereka yang amat sangat (ayat terlalu+tinggi+AND+book%3A9&tab=notes" ver="">11, 27) membuktikan bahwa Israel lebih "percaya" kepada mata tombak seberat 60-an kg dan badan raksasa ketimbang kuasa Allah. Sayang juga bahwa yang mengingatkan mereka justru adalah seorang remaja gembala bernama Daud. Daudlah yang pertama kali menyadari kebenaran ini; ketika Goliat mencemooh orang Israel, ia sebenarnya mencemooh Allah Israel (bdk. 25 dan 26). Tidak hanya sadar, Daud pun juga dipenuhi keyakinan bahwa Goliat tidak ada apa-apanya bila dibandingkan dengan Allah (ayat 26, "siapakah..."). Iman Daud (bdk. Ibr. 11:32) menjadikannya contoh nyata kedahsyatan kuasa Allah yang memakai orang yang percaya kepada-Nya.

Renungkan: Ingat selalu akan Allah, bahkan ketika keadaan menjadi sulit dan kelihatannya tidak mungkin bagi kita untuk bersikap sebagai umat- Nya! Kekuatan kita adalah Allah sendiri (Mzm. 46:2).



TIP #03: Coba gunakan operator (AND, OR, NOT, ALL, ANY) untuk menyaring pencarian Anda. [SEMUA]
dibuat dalam 0.04 detik
dipersembahkan oleh YLSA