Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 20 dari 183 ayat untuk seorang dari yang lain AND book:[40 TO 66] AND book:40 (0.002 detik)
Pindah ke halaman: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Mat 8:28) (jerusalem: dua orang yang kerasukan setan) Menurut Markus dan Lukas hanya ada seorang saja. Begitupun halnya dengan dua orang buta di Yerikho, Mat 20:30, dan orang buta di Betsaida, Mat 9:27 (mujizat ini hanya jiplakan dari mujizat yang diceritakan dalam Mat 20:30). Barangkali gaya bahasa Matius saja yang membuat satu orang menjadi dua
(0.94) (Mat 12:43) (sh: Siapa yang mengisi dan mengontrol hatimu? (Minggu, 4 Februari 2001))
Siapa yang mengisi dan mengontrol hatimu?

Hati bagaikan sebuah rumah yang sebaiknya tidak dibiarkan kosong. Sang pemilik rumah berhak menentukan siapa yang akan menjadi penghuni rumahnya: diri sendiri, orang lain, atau menjadikannya sarang binatang (laba-laba, burung, dll). Bagaimana keadaan rumah itu tergantung siapa yang menghuni rumah tersebut, demikian pula dengan hati manusia.

Yesus menggarisbawahi bahwa seorang yang telah sembuh dari kerasukan setan tidak terjamin aman dari gangguan roh jahat selamanya, karena ada kemungkinan roh-roh jahat akan kembali dan membuat keadaannya lebih parah dari sebelumnya. Apabila roh jahat kembali dan menilik ternyata hati orang tersebut benar-benar kosong tak berpenghuni (ayat 44), maka roh-roh jahat akan kembali menjadi penghuninya. Ketika kembali, bukan hanya satu roh jahat tetapi lebih banyak, sehingga kekuasaannya lebih besar dari sebelumnya. Hanya Roh Allah yang dapat membentengi diri seseorang dari serangan roh jahat. Kehadiran Roh Allah melenyapkan kekuatan si jahat. Walaupun roh jahat dapat menyerang siapa pun, seorang yang telah memiliki Roh Allah, yang telah menjadi anggota keluarga Allah, tidak dapat dikuasainya.

Fokus hidup seorang yang telah menjadi anggota keluarga Allah akan berubah, karena kini hidupnya bukan lagi untuk dirinya tetapi untuk Allah. Inilah yang dimaksudkan Yesus tentang siapakah ibu- Nya dan saudara-saudara-Nya, bukan dalam arti hubungan darah tetapi lebih kepada makna keluarga karena darah Kristus. Seorang yang telah mengenal, percaya, dan menjadi murid-Nya akan menjadi saudara-Nya. Bila kita menjadi saudara-Nya, maka kita pun mengerjakan apa yang dikerjakan-Nya, yakni melakukan kehendak Allah.

Renungkan: Siapa yang paling tepat menempati takhta kehidupan Anda, tergantung keputusan Anda.

Bacaan untuk Minggu Epifania 5

Ayub 7:1-7

I Korintus 9:16-19, 22-23

Markus 1:29-39

Mazmur 147:1-12

Lagu: Kidung Jemaat 363

PA 5 Matius12:22-37

Kesalehan penampilan luar seringkali dipakai untuk menyelubungi kebusukan di dalam, sehingga menimbulkan kerancuan penilaian rohani. Hal ini terjadi dalam diri orang Farisi yang sengaja membutakan dan mengeraskan hati. Apa pun yang mereka dengar dan lihat tidak sanggup menembus kekerasan hati mereka, karena mereka sengaja menutup hati bagi kebenaran-Nya. Akibatnya tuduhan yang mereka lontarkan untuk menjatuhkan nama Yesus, justru menjerat mereka ke dalam lingkaran tuduhan itu sendiri. Mereka menuduh Yesus sebagai sekutu Iblis, namun ternyata merekalah yang menyediakan diri sebagai sekutu Iblis.

Pertanyaan-pertanyaan pengarah:

1. Bagaimana respons orang banyak menyaksikan mukjizat penyembuhan Yesus atas orang buta dan bisu yang kerasukan setan? Apa yang mereka katakan tentang Yesus? Mengapa mereka menyebut-Nya demikian?

2. Ketika orang Farisi pun mendengar berita ajaib ini, bagaimana reaksi mereka? Mengapa mereka mengatakan bahwa Yesus mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, penghulu setan? Apakah mereka hendak mengatakan bahwa Yesus adalah sekutu Iblis? Jelaskan!

3. Yesus tahu apa yang mereka pikirkan dan Ia membuat mereka berpikir lebih lanjut tentang apa yang mereka katakan. Apakah yang hendak Yesus nyatakan kepada orang Farisi tentang kuasa Iblis dan kuasa Tuhan (ayat 25-28)? Jika demikian siapakah sesungguhnya sekutu Iblis, Yesus atau orang Farisi? Mengapa demikian?

4. Melalui ilustrasi kedua (ayat 29), apa yang dapat kita pelajari tentang kuasa Iblis dan kuasa Tuhan? Apakah seorang yang tidak memihak-Nya berarti menentang Roh Kudus? Kepada siapakah pernyataan ini ditujukan?

5. Apakah yang hendak Yesus bongkar dari orang Farisi melalui ilustrasi ketiga (ayat 33): perkataan, pikiran, atau hati mereka? Mengapa nada Yesus menegur begitu keras (ayat 34)?

6. Adakah "kristen" yang menjadi "sekutu" Iblis? Kapan dan dengan cara apakah ia dapat terlepas dari jerat Iblis? Apakah yang dapat menolong kita menyadari hal ini bila selama ini kita pun seperti orang Farisi: luar nampak saleh, tetapi di dalam penuh niat busuk?

(0.94) (Mat 14:3) (jerusalem: Filipus) nama ini (yang tidak terdapat dalam terjemahan Latin Vlg) menimbulkan kesulitan. Tokoh ini bukan raja wilayah Iturea dan Trakhonitis, Luk 3:1; bdk Mat 16:13, tetapi seorang putera Herodes Agung dan Mariamme II yang lain: jadi saudara seayah dari Antipas yang oleh Josefus disebut Herodes. Kejahatan Antipas bukanlah bahwa memperistri kemenakannya, melainkan bahwa ia mengambil isteri saudaranya selagi hidup, setelah ia sendiri menceraikan isterinya yang pertama. Oleh karena Filipus tidak mempunyai jabatan maka isterinya Herodias yang gila kekuasaan merasa kurang puas dengan suaminya itu. Herodias melalui ayahnya Aristobolus adalah cucu Herodes Agung, sehingga juga kemenakan Herodes Antipas. Herodias lebih suka akan pamannya yang menjadi raja wilayah Galilea, yaitu Herodes Antipas, dari pada akan pamannya, Filipus, yang tidak menjadi apa-apa.
(0.94) (Mat 21:1) (sh: Arti penyambutan Yesus (Selasa, 22 Februari 2005))
Arti penyambutan Yesus

Suatu peristiwa yang luar biasa terjadi di nas ini yaitu sambutan dan sorak-sorai orang banyak ketika Yesus memasuki Yerusalem (ayat seorang+dari+yang+lain+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">1-11). Apa yang mendorong mereka menyambut Yesus? Kalau biasanya rakyat menyambut seorang panglima perang yang pulang setelah mengalahkan beribu musuh yang tidak mereka lihat sendiri, dalam bacaan ini mereka menyanjung riang Yesus sebagai seorang yang kebaikan-Nya telah mereka alami.

Bagi mereka kedatangan Yesus yang mengendarai keledai muda mengisyaratkan kerendahhatian dan kelemahlembutan (ayat seorang+dari+yang+lain+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">5). Hal ini berbeda dari kedatangan pahlawan perang dalam `kendaraan agung' berupa kuda dengan persenjataan lengkap yang mengisyaratkan keperkasaan. Penerimaan orang banyak terhadap Yesus saat itu bukan suatu upacara formalitas, melainkan peristiwa spontan yang timbul dari hati. Pujian yang mengelu-elukan Yesus langsung merujuk kepada pemuliaan nama-Nya sebagai Mesias (ayat seorang+dari+yang+lain+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">9).

Spontanitas seperti orang banyak yang menyambut Yesus, apakah masih ada dalam pujian kita saat ini? Banyak anak Tuhan yang menaikkan pujian dengan sembarangan, tidak lagi menghormati kehadiran Tuhan. Memuji Tuhan tidak lagi lahir dari hati yang sungguh bersyukur atas anugerah-Nya. Melainkan pujian dilakukan karena tugas pelayanan, ingin dilihat orang lain sebagai anak Tuhan yang saleh, motivasi ingin menunjukkan kemampuan bernyanyi, ingin terhibur, dlsb. Mereka tidak menyadari bahwa Tuhan memperhatikan. Seharusnya kita mengetahui bahwa Tuhan bertakhta atas pujian umat-Nya. Tuhan ingin kita menyambut-Nya dengan hati yang memuji. Apakah kita sudah memuji Tuhan dengan cara dan motivasi yang benar? Jika belum, bertobatlah dan pujilah Dia dengan sikap dan motivasi benar!

Tekadku: Aku akan menyambut Tuhan sebagai Raja dalam hidupku. Mulai dari sekarang aku akan memuji-Nya dengan cara dan motivasi yang benar dimulai dari tidak bersikap sembarangan di gereja.

(0.93) (Mat 24:40) (full: SEORANG ... DIBAWA DAN YANG LAIN ... DITINGGALKAN. )

Nas : Mat 24:40

Pernyataan Yesus bahwa "seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan" diucapkan sebelum Ia memberi peringatan kepada orang kudus zaman gereja (ayat Mat 24:42-44). Oleh karena itu, kata-kata ini mungkin menunjuk kepada orang kudus zaman gereja ketika mereka diangkat dari antara orang fasik pada saat keangkatan gereja

(lihat cat. --> Yoh 14:3;

[atau ref. Yoh 14:3]

lihat art. KEANGKATAN GEREJA).

Yesus menekankan unsur ketakterdugaan bagi orang percaya zaman gereja

(lihat cat. --> Mat 24:37).

[atau ref. Mat 24:37]

(0.93) (Mat 13:31) (sh: Minoritas di Tangan yang berkuasa memaksimalkan (Rabu, 7 Februari 2001))
Minoritas di Tangan yang berkuasa memaksimalkan

Minoritas seringkali dianggap remeh dan tidak masuk hitungan. Namun perlu ditilik terlebih dahulu siapakah di balik yang minoritas. Yang terkecil belum pasti kalah, seperti: Daud yang ternyata sanggup mengalahkan Goliat, si raksasa, karena ada Tangan Tuhan di balik kelemahan Daud; Gideon dengan hanya 300 pasukan Israel berhasil mengalahkan tentara Midian dan Amalek yang jumlahnya sangat besar bagaikan pasir di tepi laut, karena Tangan Tuhan yang berperang bagi mereka; dan masih banyak lagi contoh lain. Jadi dapat dikatakan bahwa perannya bukan pada yang minoritas, tetapi Siapa di balik yang minoritas, sehingga yang minoritas berhasil dimaksimalkan- Nya.

Yesus kembali mengatakan perumpamaan kepada orang banyak tentang Kerajaan Sorga dalam aspek yang lain, melalui ilustrasi biji sesawi. Biji sesawi adalah biji yang terkecil di antara biji lainnya. Namun setelah tumbuh, ukuran daunnya lebih besar dari jenis sayuran lainnya dan bertumbuh menjadi sebuah pohon, sehingga cabang-cabangnya menjadi tempat bersarang burung-burung. Kita mengakui bahwa di balik proses pertumbuhan dari benih menjadi tumbuhan, ada Tangan Illahi yang mengerjakannya. Perumpamaan ini menggambarkan bagaimana Gereja Tuhan yang minoritas dalam dunia, namun ada Tangan Tuhan yang sanggup memaksimalkan fungsi dan perannya, sehingga seperti pohon sesawi yang menjadi tempat bersarangnya burung-burung, demikian pula Gereja Tuhan harus menjadi berkat bagi lingkungannya. Hal ini lebih ditegaskan lagi dengan perumpamaan seorang perempuan yang memasukkan ragi ke dalam adonan tepung terigu 3 sukat (ayat seorang+dari+yang+lain+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">36 liter). Ragi yang sedikit mampu mengkhamirkan seluruh adonan. Yang minoritas dapat berfungsi dan berperan maksimal mempengaruhi sekitarnya bila mau mengidentifikasikan diri bersama sekitarnya, tanpa mengubah jati diri menjadi sama dengan lingkungan.

Kehadiran Gereja yang minoritas di Indonesia tidak akan tenggelam ditelan tantangan arus zaman, bila tetap berada dalam Tangan yang berkuasa memaksimalkan. Walaupun kondisi dan tantangan semakin menghimpit, namun gema kebenaran harus terus disuarakan, agar semakin banyak orang datang mencari damai sejati.

Renungkan: Gereja-Nya memang minoritas, namun dapat `mengkhamirkan' dunia.

(0.93) (Mat 10:5) (sh: Prinsip pelayanan yang efektif (Jumat, 26 Januari 2001))
Prinsip pelayanan yang efektif

Para rasul yang diutus tidak hanya diberi kuasa namun juga dibekali prinsip-prinsip pelayanan yang sangat mendukung pelayanan mereka. Apa sajakah?

Target pelayanan mereka harus jelas dan spesifik (ayat seorang+dari+yang+lain+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">5-6). Untuk misi pertama targetnya adalah bangsa Israel seperti misi pertama Yesus. Target inilah yang menjadi prioritas utama mereka dan hal- hal lain yang tidak menjadi target harus dikesampingkan. Mereka juga dilarang untuk membawa ekstra perbekalan, baik itu uang, pakaian, ataupun perlengkapan untuk bepergian. Tujuannya supaya mereka menjauhkan diri dari kemewahan dan tidak dibebani dengan perbekalan yang banyak, yang justru akan membuat mereka sibuk untuk menjaga perbekalannya daripada melayani dan hidup bergantung kepada Allah. Mereka juga tidak boleh mempunyai motivasi untuk mendapatkan keuntungan dalam bentuk apa pun dari orang-orang yang dilayani, sebab segala kuasa dan kemampuan yang mereka miliki adalah anugerah Allah (ayat seorang+dari+yang+lain+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">8).

Untuk tempat bermalam, mereka harus bergantung kepada kebaikan hati orang-orang yang mau memberi tumpangan. Jika mereka mendapatkan kesempatan untuk menumpang, mereka tidak boleh sembarangan menerima kebaikan hati orang lain. Mereka harus tinggal di rumah orang yang layak hingga berangkat lagi (ayat seorang+dari+yang+lain+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">11). Kelayakan orang yang memberi tumpangan diukur berdasarkan mau tidaknya ia menerima mereka dan mendengarkan pengajarannya (ayat seorang+dari+yang+lain+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">14). Prinsip tetap tinggal hingga berangkat kembali menegaskan bahwa utusan Yesus harus menghindari kemewahan dalam arti mereka tidak boleh memilih-milih atau berpindah-pindah untuk mendapatkan tempat yang nyaman.

Renungkan: Dari prinsip-prinsip yang diajarkan Yesus, bagi pelayan Kristen masa kini mungkin yang paling mengganggu konsentrasi mereka dalam pelayanannya adalah masalah harta dan kemewahan, karena seringkali harta dan kemewahan menjadi ukuran bagi kesuksesan seorang pelayan. Bila seorang pelayan Tuhan di kota besar belum berhasil memiliki mobil pribadi maka dapat digolongkan sebagai pelayan yang belum berhasil. Benarkah demikian? Seorang pengarang Kristen dari Amerika pernah mengatakan: jika setiap pelayan Kristen menghindari kemewahan dan hanya bergantung pada pemeliharaan Allah, betapa banyak orang yang menghina Injil telah dimenangkan. Setujukah Anda?

(0.92) (Mat 26:69) (sh: Penyangkalan Petrus. (Selasa, 7 April 1998))
Penyangkalan Petrus.

Petrus yang tegar di gelar batu karang, ternyata takluk di tangan seorang wanita (ayat seorang+dari+yang+lain+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">69, 70). "Aku tidak tahu apa yang engkau maksud". Penyangkalan Petrus semakin lama semakin keras dan semakin menyakitkan. Mula-mula dia hanya menyangkal, kemudian dia menyangkal dan bersumpah (ayat seorang+dari+yang+lain+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">72), "aku tidak kenal orang itu". Setelah itu ia bukan saja bersumpah, tetapi malahan bersumpah dan mengutuk (ayat seorang+dari+yang+lain+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">74). Petrus yang kokoh hancur berkeping-keping. Ia yang diajarkan untuk rendah hati dan menyangkal diri, sekarang malah menyangkal Tuhan dan Juruselamatnya. Bukankah yang seperti itu seringkali terjadi dengan kita? Dosa yang satu berkembang ke dosa lain yang semakin keras dan menyakitkan hati Tuhan.

Air mata Petrus. Inilah air mata yang tulus. Air mata tumpah, karena sadar bahwa dirinya telah mengkhianati kasih Tuhannya. Karya-karya besar serta pengalaman Petrus kelak, sebenarnya bermula dari air mata yang tumpah ini. Semua keangkuhan dan rasa percaya diri yang berlebih-lebihan hancur lebur dan yang tinggal hanyalah kerendahan hati dan penyesalan.

Renungkan: Kegagalan sedalam apapun bila diakui dengan rendah dan hancur hati, adalah kesempatan Allah yang paling besar.

Doa: Jauhkanlah dari kami bencana menyangkal Yesus.

(0.92) (Mat 16:13) (sh: Arti sebuah pengakuan (Kamis, 15 Februari 2001))
Arti sebuah pengakuan

Seorang ayah bertanya kepada anaknya yang masih berusia tujuh tahun: "Kata orang, siapakah ayah?" Setelah berpikir sejenak, anak ini menjawab: "Ada yang mengatakan polisi, ada yang mengatakan Pak RT, ada juga yang memanggil Pak Broto!" Kemudian ayahnya bertanya lagi: "Menurut kamu, siapakah ayah?" Dengan wajah ceria, anak ini menjawab: "Ayahku!" Anak ini mengenal ayahnya dengan pengenalan yang bersifat pribadi dan lebih dalam dibandingkan orang lain.

Suatu kali ketika Yesus sedang berada di Kaisarea Filipi, tiba-tiba ia memunculkan pertanyaan yang tidak pernah diduga oleh murid-murid-Nya. Ia menanyakan bagaimana pendapat orang tentang siapakah Anak Manusia. Yesus bertanya terlebih dahulu tentang pendapat orang lain dan bukan pendapat mereka. Maka dengan spontan mereka menjawab bahwa orang mengenal-Nya sebagai Yohanes Pembaptis, seperti pendapat raja Herodes; ada yang mengatakan Elia karena Elia pernah dikatakan akan menampakkan diri lagi (Mal. 4:5); ada pula yang mengatakan Yeremia atau salah seorang dari para nabi. Tokoh-tokoh yang disetarakan dengan Yesus adalah tokoh besar, baik di PL maupun PB; namun mereka hanya memiliki jabatan kemanusiaan. Jadi di antara orang banyak, belum ada yang mengenal Yesus dalam jabatan Keillahian-Nya. Kemudian Yesus mengajukan pertanyaan yang sama kepada murid-murid- Nya. Simon Petrus, murid yang paling cepat berespons mengatakan bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah yang hidup. Inilah jabatan Keillahian Yesus. Yesus menegaskan bahwa Allah Bapa yang memungkinkan Petrus dapat mengenal Yesus sebagai Mesias.

Pengenalan kita akan Yesus adalah pengenalan yang bersifat pribadi, bukan sekadar kata orang atau menyaksikan perbuatan-Nya bagi orang lain, tetapi karena kita mengalami sendiri hidup bersama-Nya. Ia menginginkan pengakuan yang bukan hanya berdasarkan pengetahuan, tetapi pengakuan yang lahir karena hubungan pribadi dengan Dia. Kita mudah mengatakan bahwa Ia adalah Tuhan yang Maha Kuasa, tetapi sungguhkah kita menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya yang Maha Kuasa atau kita sendiri yang masih mengendalikan hidup kita?

Renungkan: Pikirkan arti sebuah pengakuan Anda, siapakah Yesus bagi Anda?

(0.91) (Mat 16:18) (full: PETRUS ... BATU KARANG ... JEMAAT. )

Nas : Mat 16:18

Dengan kata-kata ini Kristus berjanji untuk mendirikan gereja-Nya berlandaskan kebenaran dari pengakuan Petrus dan murid lain bahwa Yesus adalah Kristus, Anak Allah yang hidup (ayat Mat 16:16; bd. Kis 2:14-26). Di dalam ayat ini Yesus mengadakan permainan kata-kata. Ia menyebut murid-Nya itu "Petrus" (Yun. _Petros_, yang artinya sebuah batu kecil), namun Ia melanjutkan dengan mengatakan "di atas batu karang ini (Yun. _petra_, yaitu batu karang yang sangat besar atau tebing batu) Aku akan mendirikan jemaat-Ku," maksudnya: Ia akan mendirikan gereja (jemaat-Nya) di atas pengakuan Petrus yang kokoh.

  1. 1) Yesus Kristus sendirilah yang menjadi Batu Karang itu, yaitu landasan utama dan pertama dari gereja (1Kor 3:11). Di dalam surat kirimannya yang pertama, Petrus mengatakan bahwa Yesus adalah "batu yang hidup ... batu yang terpilih, sebuah batu penjuru yang mahal ... batu yang telah dibuang oleh tukang-tukang bangunan" (1Pet 2:4,6-7). Pada saat yang bersamaan, Petrus dan semua orang percaya lainnya merupakan batu-batu hidup yang digunakan dalam mendirikan rumah rohani yang sedang dibangun oleh Allah (1Pet 2:5).
  2. 2) Tidak pernah dalam Alkitab dinyatakan bahwa Petrus sendiri yang akan merupakan tokoh yang paling berwenang dan tak mungkin salah di atas semua rasul yang lain (bd. Kis 15:1-41; Gal 2:11). Juga, tidak pernah disebutkan dalam Alkitab bahwa Petrus hendaknya mempunyai pengganti-pengganti yang tak mungkin berbuat kesalahan, yang akan mewakili Kristus dan berperan sebagai kepala gereja yang resmi. Untuk suatu pembahasan mengenai doktrin gereja sebagaimana dilihat di sini dan lain tempat di Alkitab

    lihat art. GEREJA.

(0.91) (Mat 18:12) (sh: Gema pengampunan di tengah dendam membara (Rabu, 21 Februari 2001))
Gema pengampunan di tengah dendam membara

Pelampiasan dendam semakin sering mewarnai surat kabar, media, dan berita televisi. Nada ketidakpuasan, iri hati, kekecewaan, sakit hati, dan kehilangan, bagai api menyulut bensin, tak seorang pun kuasa memadamkan. Demikianlah keadaan masyarakat kita yang mudah digiring kepada dendam membara, bahkan seringkali tanpa pemahaman yang jernih akan duduk permasalahannya. Masihkah gema pengampunan terdengar di tengah dendam membara?

Kita yakin bahwa gema pengampunan masih harus terus diperdengarkan, tidak akan luntur ditelan zaman, karena misi-Nya belum tuntas. Masih banyak jiwa yang tersesat yang harus dibawa-Nya pulang. Perumpamaan Yesus tentang seekor domba yang hilang membuktikan bagaimana misi penyelamatan itu tidak pernah pudar, satu jiwa pun sangat berharga di mata-Nya. Ia tidak pernah meremehkan atau mendiskriminasi seorang manusia pun, karena setiap jiwa yang tersesat akan dicari, sehingga meluaplah sukacita-Nya ketika jiwa yang tersesat itu kembali pulang. Setiap orang yang telah ditemukan-Nya juga akan memiliki beban yang dalam melihat jiwa-jiwa yang masih tersesat. Oleh karena itu ketika kita, anak-anak Tuhan, melihat saudara kita berbuat dosa, harus mengupayakan segala cara untuk menyadarkannya dan menyerahkannya kembali kepada Tuhan. Bapa di surga juga akan bekerja di tengah- tengah kita yang sepakat berdoa bagi pertobatannya.

Gema pengampunan antar sesama, bukan berdasarkan kebaikan, kemurahhatian, kesabaran, dan belas kasih kita kepada orang lain, namun semata-mata karena anugerah pengampunan-Nya telah dinyatakan terlebih dahulu bagi kita. Sesungguhnya tak ada alasan bagi kita untuk tidak memaafkan orang lain karena kesalahannya pada kita tidak dapat dibandingkan dengan dosa kita. Jika Ia telah menganugerahkan pengampunan bagi kita, adakah kita berhak menahan pengampunan bagi orang lain yang bersalah pada kita? Hutang kita telah dilunaskan, masihkah kita menuntut orang yang telah memohon pelunasan hutangnya kepada kita? Adakah kita lebih besar dan lebih berkuasa dari Tuhan?

Renungkan: Masih banyak saudara kita yang membutuhkan pengampunan-Nya, masihkah anugerah pengampunan-Nya bergema dalam hidup kita melalui sikap kita mengampuni orang lain?

(0.91) (Mat 8:20) (jerusalem: Anak Manusia) Sebutan ini, Yoh 3:14+, hanya terdapat dalam keempat Injil, kalau Kis 7:56 dan Wah 1:13; Wah 14:14 dikecualikan. Sudah pasti bahwa Yesus sendiri sungguh-sungguh mengetrapkan sebutan itu pada diriNya dan mengutamakannya dari gelar-gelar yang lain. Ada kalanya Yesus menggunakan sebutan Anak Manusia dalam membicarakan perendahanNya, Mat 8:20; Mat 11:19; Mat 20:28, khususnya sengsaraNya, Mat 17:22, dll., dan juga dalam menggambarkan kemenanganNya yang akhir, yaitu kebangkitanNya, Mat 17:9, kedatanganNya yang mulia, Mat 24:30, dan penghakiman, Mat 25:31. Sebutan itu diambil dari bahasa Aram di mana dipakai sehubungan dengan Penyelamat, sedangkan aslinya hanya berarti "manusia", Yeh 2:1. Sebutan yang sedikit ganjil itu menarik perhatian orang kepada kerendahan dan sifat manusiawi Yesus. Tetapi sebutan itu oleh Dan 7:13 dan kesusasteraan Apokaliptik Yahudi (buku Henokh) selanjutnya diterapkan juga pada seorang tokoh ilahi dan sorgawi yang menerima dari Allah pemerintahan (kerajaan) ilahi di akhir zaman. Maka sebutan Anak Manusia dengan cukup jelas kalaupun samar-samar, bdk Mat 13:13+; Mar 1:34+, menyarankan ciri hakiki martabat Yesus sebagai Mesias. Keterangan tegas di hadapan Mahkamah Agama, Mat 26:64+, menghilangkan segala kegelapan dan keraguan dari sebutan itu.
(0.91) (Mat 17:1) (sh: Pengalaman supranatural adalah anugerah (Sabtu, 17 Februari 2001))
Pengalaman supranatural adalah anugerah

Tidak semua orang mengalami pengalaman supranatural, karena pengalaman supranatural adalah anugerah. Pengalaman ini dialami oleh beberapa orang tertentu bukan berdasarkan siapakah mereka di hadapan Tuhan, namun semata-mata berdasarkan anugerah-Nya. Tuhan memiliki tujuan khusus bagi orang-orang yang mengalaminya. Ada yang mengalaminya sehingga ia percaya kepada Kristus, ada yang mengalaminya sehingga kehidupannya berubah, ada pula yang mengalaminya sehinga ia mendapatkan visi yang jelas dari Allah, ada pula yang mengalaminya sehingga mendapatkan kekuatan dalam pergumulan yang berat. Namun pengalaman supranatural bukan satu-satunya cara Allah untuk menyatakan diri kepada manusia.

Ketiga murid Yesus: Petrus, Yakobus, dan Yohanes mengalami pengalaman supranatural bukan karena mereka lebih baik dari yang lain, semata-mata karena ketiganya diperkenankan Yesus untuk menyaksikan kemuliaan-Nya. Ia mengajak mereka naik ke gunung yang tinggi, supaya pengalaman itu hanya dialami oleh mereka berempat. Di sana mereka menyaksikan kemuliaan wajah dan pakaian Yesus bagai matahari dan terang, menandakan betapa berkilaunya sehingga mereka tak sanggup menatap secara kasat mata. Di sana pun hadir Elia yang mewakili nabi dan Musa yang mewakili Taurat. Pengalaman ini membuat mereka begitu bahagia, sehingga mereka tidak mau kembali kepada realita yang penuh penderitaan (ayat seorang+dari+yang+lain+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">16:24), maka Petrus menawarkan 3 kemah untuk Yesus, Elia, dan Musa. Tiba-tiba awan yang terang menaungi mereka dan terdengar pernyataan Illahi tentang Yesus, Anak Allah. Puncak penyataan Illahi ini membuat ketiga murid tersungkur dan sangat ketakutan, sehingga mereka tidak sanggup lagi menyaksikan peristiwa selanjutnya.

Pengalaman supranatural bersifat sesaat dan setiap orang yang mengalaminya harus kembali kepada realita, karena pengalaman supranatural tidak bertujuan meninabobokan seseorang, tetapi memberikan dasar kebenaran bagi seseorang untuk hidup dalam realita. Pengalaman supranatutal ini pun bukan untuk dipublikasikan (ayat seorang+dari+yang+lain+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">9), sehingga orang yang mengalaminya tidak menjadi sombong rohani.

Renungkan: Betapa indahnya kesaksian seorang yang mengalami pengalaman supranatural, yang tidak berfokus kepada kesombongan rohaninya, tetapi kepada kemuliaan Yesus Sang Mesias.

(0.91) (Mat 28:16) (sh: Perintah terakhir Yesus (Selasa, 17 April 2001))
Perintah terakhir Yesus

Sekarang Matius tiba pada sebuah konklusi yang sarat dengan muatan perintah kepada para murid untuk segera dilaksanakan. Namun sebelum para murid terlibat dalam pelaksanaan perintah tersebut, ada hal lain yang Matius paparkan tentang kondisi iman para murid. Hal ini nampak dari reaksi mereka ketika melihat Yesus. Ada yang langsung menyembah-Nya, tetapi ada juga yang meragukan-Nya.

Matius memaparkan kepada pembaca tentang fakta bahwa ada murid Yesus Kristus yang masih meragukan-Nya, dan bahwa Yesus tahu tentang keadaan tersebut. Artinya, Yesus tahu hati setiap orang, baik mereka yang percaya sungguh bahwa diri-Nya telah bangkit dari kematian dan menang atas maut, maupun mereka yang meragukan-Nya. Namun keraguan manusia tidaklah menjadi penghalang bagi Yesus untuk memberikan 'amanat agung' kepada para murid. Karenanya sebelum 'amanat agung' itu diberikan kepada mereka, Yesus terlebih dahulu membereskan keraguan beberapa orang di antara mereka. Memang, setiap orang yang mau, dan sedang terlibat dalam pekerjaan Allah haruslah orang yang telah memiliki persekutuan dan hubungan yang tulus dan suci dengan Yesus Kristus. Itu berarti, tidak ada seorang pun yang dapat terlibat sebagai perpanjangan tangan Yesus Kristus untuk menyatakan amanat agung-Nya bila orang tersebut tidak memiliki hubungan yang kental, indah, dan mesra dengan Tuhan Yesus Kristus.

Wajar bila Matius memaparkan tindakan Yesus sebelumnya untuk membereskan keraguan hati di antara para murid tentang keberadaan diri-Nya. Tujuan-Nya adalah nantinya para murid akan keluar dengan dasar komitmen yang sama bahwa Yesus Kristus yang mereka imani adalah Tuhan yang berotoritas atas maut, alam semesta, bahkan sejarah manusia. Dengan demikian tanggung jawab untuk melaksanakan 'amanat agung' itu dapat terwujud. Para murid memikul tanggung jawab yang besar dalam pelaksanaan amanat agung ini. Tapi mereka tidak sendiri dalam pelaksanaannya, karena penyertaan Yesus terhadap mereka takkan berkesudahan.

Renungkan: Peran yang sekarang Kristen lakoni adalah peran para murid. Itu berarti tanggung jawab untuk mewujudkan amanat agung Yesus Kristus pun menjadi bagian kita.

Pengantar Kitab Yeremia 27-33

Pasal seorang+dari+yang+lain+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">27-29: Pasal-pasal ini merupakan bagian dari periode yang terangkum dalam pasal seorang+dari+yang+lain+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">21-29. Yehuda sudah memasuki masa- masa terakhir dalam kehidupannya sebagai sebuah bangsa. Nubuat Yeremia terbukti dengan datangnya serbuan dari Babel.

Dua pasal ini khususnya berbicara tentang nabi palsu dan ajarannya yang tak henti-hentinya membingungkan bangsa Yehuda yang sedang menghadapi situasi yang sangat genting karena kepungan Babel. Namun Yeremia tidak lelah-lelahnya memanggil Yehuda untuk menaati kehendak Allah dengan cara tunduk kepada Babel (seorang+dari+yang+lain+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">27:1-22). Nubuatnya ditegaskan dengan menubuatkan kematian Hananya yang segera digenapi (seorang+dari+yang+lain+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">28:1-17). Namun surat Yeremia kepada orang-orang Yehuda yang berada di pembuangan membuahkan tantangan yang baru bagi Yeremia.

Yeremia 30-33: Pasal seorang+dari+yang+lain+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">30-33 berisi salah satu nubuat yang paling penting dalam keseluruhan Perjanjian Lama. Yeremia menyampaikan nubuat-nubuat yang tercatat dalam pasal- pasal ini kepada bangsa Yehuda pada saat mereka dikepung oleh tentara Babel selama 18 bulan. Yeremia memaparkan penglihatan yang luar biasa tentang rencana Allah bagi umat pilihan-Nya di masa yang akan datang, setelah mereka mengalami pembuangan.

Yeremia memaparkan bagaimana Allah akan membawa Israel dan Yehuda pulang dan memulihkan mereka serta akan menghukum bangsa yang sudah menawan mereka.

Selain itu Yeremia juga menyampaikan wahyu Allah yang baru dan mengejutkan. Allah bermaksud menetapkan perjanjian yang baru dengan Israel. Perjanjian ini berbeda dengan perjanjian yang pernah Allah tetapkan di Gunung Sinai. Perjanjian baru ini akan mentransformasi bangsa Israel dari dalam diri mereka sehingga mereka akan dimampukan untuk menikmati seluruh berkat Allah. Namun demikian kunci bagi Kristen untuk memahami perjanjian baru ini adalah Yesus Kristus. Perjanjian baru ditetapkan dalam kematian dan kebangkitan Yesus Kristus.

(0.91) (Mat 18:15) (full: APABILA SAUDARAMU BERBUAT DOSA. )

Nas : Mat 18:15

Dalam ayat Mat 18:15-17 Yesus menguraikan cara mendisiplinkan atau menerima kembali seorang saudara Kristen yang berbuat dosa kepada seorang anggota lain di dalam gereja. Mengabaikan ajaran Kristus ini berarti berkompromi secara rohani dan akhirnya mengakibatkan kehancuran kepada gereja sebagai umat Allah yang kudus (bd. 1Pet 2:9;

lihat cat. --> Mat 5:13).

[atau ref. Mat 5:13]

  1. 1) Tujuan disiplin gerejani ialah melindungi nama baik Allah (Mat 6:9; Rom 2:23-24), menjaga kemurnian moral dan integritas ajaran gereja (1Kor 5:6-7; 2Yoh 1:7-11), serta berusaha untuk menyelamatkan anggota yang tidak patuh dan mengembalikan mereka kepada jalan yang benar (1Kor 5:5; Yak 5:19-20).
  2. 2) Anggota yang berdosa itu harus lebih dahulu dihadapi dan ditegor di bawah empat mata. Apabila ia mau mendengarkan, maka ia harus diampuni (ayat Mat 18:15). Apabila ia tidak mau mendengarkan saudara seimannya (ayat Mat 18:15-16), dan setelah itu satu atau dua anggota lain (ayat Mat 18:16), akhirnya masih tidak mau mendengarkan jemaat, maka ia harus dianggap sebagai "seorang yang tidak mengenal Allah", yaitu, seseorang yang bukan anggota Kerajaan Allah, terpisah dari Kristus dan hidup di luar kasih karunia (ayat Mat 18:17; bd. Gal 5:4). Ia tidak berhak menjadi anggota gereja dan harus dikucilkan dari persekutuan gereja.
  3. 3) Kebiasaan untuk menjaga kemurnian gereja ini bukan saja dilaksanakan dalam hal dosa dan kedursilaan, tetapi juga dalam hal ajaran yang sesat dan ketidaksetiaan terhadap iman PB yang asli dan mendasar

    (lihat cat. --> Gal 1:9 dan

    lihat cat. --> Yud 1:3;

    [atau ref. Gal 1:9; Yud 1:3]

    lihat art. GURU-GURU PALSU, dan

    lihat art. PENILIK JEMAAT DAN KEWAJIBANNYA).

  4. 4) Disiplin gerejani harus dilaksanakan dengan rendah hati, kasih, penyesalan, dan pemeriksaan diri

    (lihat cat. --> Mat 23:37;

    [atau ref. Mat 23:37]

    2Kor 2:6-7; Gal 6:1).
  5. 5) Dosa di dalam gereja yang melibatkan kebejatan seksual harus ditangani berdasarkan 1Kor 5:1-5 dan 2Kor 2:6-11. Bentuk-bentuk dosa yang berat ini menuntut penyesalan dan perkabungan dari seluruh jemaat (1Kor 5:2), hukuman yang setimpal bagi pelanggar itu (2Kor 2:6) dan pengucilan dari gereja (1Kor 5:2,13). Kemudian hari, setelah masa pertobatan yang nyata, orang itu dapat diampuni, menerima pernyataan kasih lagi dan diterima kembali dalam persekutuan (2Kor 2:6-8).
  6. 6) Dosa seorang penatua, setelah ditangani di bawah empat mata, juga harus diumumkan kepada jemaat, dan dikenakan tindakan disiplin di depan umum, yaitu, "ditegur di depan semua orang agar yang lain itu pun takut" (Gal 2:11-18;

    lihat cat. --> 1Tim 5:20;

    [atau ref. 1Tim 5:19-20]

    lihat art. SYARAT-SYARAT MORAL PENILIK JEMAAT).

  7. 7) Para pemimpin gereja dan para gembala jemaat lokal sebaiknya mengingat bahwa mereka ditugaskan untuk menjaga seluruh kawanan domba Allah

    (lihat art. PENILIK JEMAAT DAN KEWAJIBANNYA).

    Tuhan akan meminta pertanggungjawaban pribadi dari mereka atas "darah semua orang" (Kis 20:26) yang terhilang karena para pemimpin gagal mengembalikan, mendisiplinkan, atau mengucilkan mereka sesuai dengan maksud dan kehendak Allah (bd. Yeh 3:20-21; Kis 20:26-27;

    lihat cat. --> Yeh 3:18).

    [atau ref. Yeh 3:18]

(0.91) (Mat 15:21) (sh: Alamat yang tepat (Senin, 12 Februari 2001))
Alamat yang tepat

Seorang yang sedang mengalami depresi tidak akan mendapatkan solusi yang tepat bila ia datang kepada seorang dokter umum atau dokter ahli penyakit dalam, karena mereka tidak menguasai ilmu kejiwaan. Inilah akibatnya bila seorang datang pada alamat yang salah. Tidak sama halnya dengan perempuan Kanaan yang tahu bahwa ia datang kepada Yesus, alamat yang tepat, sehingga ia mendapatkan jawaban bagi pergumulannya.

Ketika Yesus sedang menyingkir ke Tirus dan Sidon, seorang perempuan Kanaan dari daerah itu datang menemui-Nya dan berseru memohon belas kasihan. Apa yang dapat kita teladani dari perempuan ini? (ayat 1) Ia datang kepada 'Tuhan' dan 'Anak Daud', suatu sebutan yang berarti Mesias yang dinantikan. Kepada-Nya ia menceritakan pergumulannya. (ayat seorang+dari+yang+lain+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">2) Ia tetap beriman memohon walaupun sepertinya Yesus sama sekali tidak mempedulikan teriakannya. Murid- murid-Nya pun meminta-Nya untuk mengusirnya karena tidak tahan mendengar teriakan perempuan ini yang mungkin berkali-kali dilakukannya sambil mengikuti mereka. (ayat seorang+dari+yang+lain+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">3) Sikap rendah hati karena menyadari siapa dirinya di hadapan Yesus. Ia sepertinya tidak mempedulikan pernyataan Yesus bahwa Ia diutus hanya kepada domba-domba Israel yang hilang, maka dengan sikap menyembah ia menyatakan bahwa ia sungguh-sungguh membutuhkan pertolongan-Nya. (ayat seorang+dari+yang+lain+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">4) Ketika Yesus kembali menekankan bahwa status perempuan ini berbeda dengan orang Israel, sepertinya perempuan ini tidak layak menerima belas kasihan-Nya; ia mengatakan bahwa ia tidak meminta apa yang diperuntukkan bagi orang Israel tetapi ia hanya meminta yang layak ia dapatkan, yakni remah- remahnya. Di sini kita melihat bagaimana imannya, karena ia tidak memaksakan kehendaknya tetapi ia benar-benar memfokuskan permohonnya kepada belas kasihan-Nya. Ia tetap menganggap suatu anugerah bila ia pun hanya mendapatkan remah-remah, sesuatu yang tidak lagi dihargai orang lain.

Yesus menyembuhkan banyak orang tetapi tidak semuanya memiliki iman seperti perempuan Kanaan ini. Perempuan ini telah datang pada alamat yang tepat, memiliki sikap yang benar, dan mendapatkan anugerah-Nya.

Renungkan: Anugerah-Nya nyata bagi orang yang mau datang kepada-Nya dan menghargai setiap anugerah yang dinyatakan-Nya.

(0.91) (Mat 14:1) (sh: Dikejar bayang-bayang ketakutan (Jumat, 9 Februari 2001))
Dikejar bayang-bayang ketakutan

Kesalahan besar sampai meniadakan nyawa orang lain akan menjadi bayang-bayang ketakutan seumur hidup. Seorang ayah yang begitu kasar dan kejam tak dapat menahan emosinya ketika untuk kesekian kalinya seorang putranya yang masih kecil menanyakan mengapa ayahnya jarang di rumah. Dalam keadaan mabuk, ia segera mengambil pisau dan menghujamkannya ke tubuh putranya. Selama hidupnya, ayah ini selalu dikejar bayang-bayang ketakutan karena telah membunuh anaknya yang tidak bersalah.

Demikian pula dengan raja Herodes Antipas. Ketika ia mendengar ada Seorang yang telah melakukan banyak mukjizat segera ia teringat Yohanes Pembaptis, maka seluruh peristiwa yang mengakibatkan kematian Yohanes Pembaptis kembali segar diingatannya. Sebenarnya apa yang dilakukan Yesus berbeda dengan Yohanes karena ia tidak pernah membuat tanda atau mukjizat (Yoh. 10:41). Namun karena pada zaman itu Yohanes terkenal sebagai nabi, maka Herodes langsung menghubungkan Yesus dengan Yohanes (ayat 2). Peristiwanya berawal dari kebencian Herodes karena Yohanes pernah memperingatkannya ketika mengambil Herodias, bekas istri saudara tirinya, menjadi istrinya. Kelumpuhan nati nurani membuat Herodes tidak mau mendengar peringatan Yohanes, bahkan ia telah menyuruh menangkap, membelenggu, dan memenjarakan Yohanes. Keinginannya untuk membunuh Yohanes ditangguhkan karena takut kepada orang banyak. Namun keinginan ini akhirnya terpaksa terlaksana karena sumpahnya sendiri kepada anak perempuan Herodias di hari ulang tahunnya. Demikianlah ia telah membunuh seorang nabi yang tidak bersalah, karena kelumpuhan hati nuraninya terhadap dosa.

Manusia berdosa cenderung menolak segala peringatan yang mencegahnya menikmati hidup dalam dosa, sehingga mengalami kelumpuhan hati nurani. Kenikmatan dalam dosa membuat manusia hidup dalam bayang-bayang ketakutan yang terselubung, yang sebenarnya ada namun berusaha ditutupi dengan pernyataan: "hanya sekali tidak apa-apa", "semua orang juga melakukannya", "pengampunan tersedia bagi yang memohon", "demi kebaikan bersama", "Tuhan tahu maksud kita baik", dll.

Renungkan: Terlebih indah membereskan bayang-bayang ketakutan di hadapan-Nya dan jangan biarkan kelumpuhan hati nurani menyerang Anda.

(0.91) (Mat 22:1) (sh: Jangan main-main dengan anugerah Allah (Senin, 28 Februari 2005))
Jangan main-main dengan anugerah Allah

Menerima undangan, apalagi dari seorang yang terhormat dan terkenal, tentunya akan menjadi suatu kehormatan dan kebanggaan tersendiri. Pasti orang yang diundang itu akan mempersiapkan diri dengan sungguh-sungguh. Ia akan menaruh di agendanya, bahkan menggeser acara-acara lain supaya bisa menghadiri undangan tersebut. Ia akan mempersiapkan pakaian pesta dan hadiah yang layak untuk si pengundang.

Namun, yang terjadi dalam kisah ini sungguh ironis. Seorang raja mengundang banyak tamu untuk menghadiri pesta perkawinan anaknya. Namun, tidak seorang pun tamu yang hadir pada perjamuan itu. Ada saja alasan mereka untuk menolak undangan itu. Masing-masing mementingkan urusan mereka dan bahkan ada yang dengan kasar menganiaya serta membunuh utusan-utusan yang menjemput mereka (ayat seorang+dari+yang+lain+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">2-6). Jelas sikap mereka yang seperti ini meremehkan raja. Ini sama saja dengan memberontak. Tidak ada hukuman yang lebih pantas daripada ditumpas habis (ayat seorang+dari+yang+lain+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">7).

Kini undangan perjamuan Kerajaan Surga disebarkan lagi kepada setiap orang yang bukan tamu terhormat. Raja menyatakan anugerahnya kepada rakyat. Namun sekali lagi, banyak di antara rakyat yang tidak merespons dengan tepat. Mereka datang tanpa mempersiapkan diri baik-baik. Mereka datang dengan sembarangan (ayat seorang+dari+yang+lain+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">11-12). Seakan-akan perjamuan Kerajaan Surga tidak lebih daripada makan di warung makan sekadarnya. Orang-orang itu pun harus tersingkir (ayat seorang+dari+yang+lain+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">13). Kebaikan dan anugerah Allah mahal harganya dan menuntut pertobatan serta komitmen yang sepadan pula.

Yesus melalui perumpamaan ini memperingatkan dengan keras bahwa anugerah Allah tidak boleh dipermainkan. Anugerah Allah memang diberikan cuma-cuma tetapi bukan berarti murahan. Setiap orang yang menyepelekannya akan membayar mahal, yaitu ditolak Tuhan.

Camkan: Menolak Injil atau merespons Injil secara sembarangan sama fatal akibatnya.

(0.91) (Mat 6:1) (sh: Rahasia Kristen (Senin, 15 Januari 2001))
Rahasia Kristen

Dalam perikop-perikop ini Matius menekankan kerahasiaan dalam melakukan kewajiban agama serta ibadah, dan hanya Allah Bapa yang ada di tempat tersembunyi yang melihat dan membalasnya. Apakah pengajaran ini tidak bertentangan dengan pengajaran sebelumnya tentang garam dan terang dunia? Bukankah telah diajarkan bahwa terang kita harus bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatan kita yang baik dan memuliakan Allah di surga?

Yesus menegaskan bahwa hakikat hubungan Kristen dengan Allah adalah hubungan yang dekat, rahasia, dan pribadi. Karena itulah setiap kewajiban yang timbul dari hubungan itu bukanlah suatu tindakan pamer. Banyak contoh di masyarakat dimana memberi bantuan dipakai sebagai sarana untuk mengejar prestise dan popularitas. Penghargaan ini penting bagi manusia karena akan menaikkan pamor mereka di mata masyarakat dan memberikan dampak positif bagi karier mereka. Kristen harus bebas dari praktik demikian, karena Kristen justru harus memberi dengan motivasi menaati Allah dan berbelaskasihan kepada sesama.

Ibadah juga bisa bertujuan pamer, seperti berpuasa (ayat seorang+dari+yang+lain+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">16-18). Yesus tidak mengkritik puasa yang mereka laksanakan namun Ia mengkritik mereka yang memamerkan bahwa mereka sedang berpuasa. Banyak Kristen pergi ke gereja dan aktif dalam berbagai kegiatan pelayanan hanya untuk memamerkan dan memberikan kesan bahwa dirinya adalah seorang yang taat beribadah. Namun ia sendiri tidak mempunyai persekutuan pribadi dan khusus dengan Allah. Yesus menekankan bahwa sebagai warga negara Kerajaan Allah, Kristen harus mempunyai hubungan dengan Allah secara nyata dan pribadi, bukan hubungan yang bersifat sandiwara. Apa pun yang Kristen lakukan bagi Allah, harus ditujukan kepada Allah dan bukan kepada manusia.

Renungkan: Pengajaran ini tidak bertentangan tetapi justru melengkapi ajaran tentang garam dan terang dunia, karena untuk menjadi garam dan terang dunia, berbuat baik saja belum memadai. Masih ada sikap lain yang dituntut yang tidak dilihat orang lain dan inilah yang disebut rahasia Kristen. Bagaimanakah rahasia Kristen yang ada pada diri Anda selama ini ketika Anda memberi bantuan kepada orang lain, bantuan pembangunan gereja, atau melayani sebagai majelis, pengurus, atau aktivis dalam gereja? Hanya Allah dan Anda yang tahu.

(0.90) (Mat 26:69) (sh: Dusta pertama memimpin dusta-dusta lainnya (Selasa, 10 April 2001))
Dusta pertama memimpin dusta-dusta lainnya

Aristoteles, seorang filsuf Yunani terkenal pernah mengatakan bahwa dusta pertama adalah pembuka jalan bagi dusta-dusta yang lain, yang semakin lama semakin meningkat kualitasnya. Itulah yang terjadi dalam diri Petrus. Ketika masyarakat mengenalinya, Petrus ditekan, dan dituntut untuk mengakui kedekatan dirinya dengan Yesus. Tetapi Petrus tidak siap menghadapi fakta itu, dan merasa lebih baik mengamankan diri dengan menyangkal Yesus serta bersikap seolah-olah tidak mengenal-Nya. Namun karena terus menghadapi pertanyaan yang sama, maka rangkaian dusta menyangkal Yesus itu semakin meningkat kualitasnya. Apa yang Petrus lakukan sungguh bertentangan dengan pengakuannya bahwa: "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup", yang menjadi dasar pengakuan iman Kristen di segala abad! Tidak hanya itu, tindakan menyangkal mengenal Yesus adalah perbuatan dosa yang sangat besar, karena itu berarti menolak Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat.

Dari peristiwa penyangkalan Petrus ini kita belajar tentang hal penting yaitu bahwa kegagalan mengendalikan diri untuk tetap berdiri pada fakta iman bahwa Yesus Kristus, Sang Mesias, Anak Allah yang hidup itu harus mengalami penderitaan menyebabkan kita tidak siap untuk menderita bersama Yesus. Akibatnya, kita memilih jalan yang, menurut kita, paling aman yaitu berdusta, menyangkali Dia karena takut kepada manusia. Sadarkah kita akan konsekuensi dari perbuatan ini?

Mengapa Petrus ketika menyadari kesalahannya segera berbalik kemudian menangis dan menyesali perbuatannya? Peringatan Yesus tentang akan adanya penyangkalan Petrus kembali terngiang seiring berkokoknya ayam. Hal ini mengingatkan dan menegurnya, sehingga ia malu, kecewa, dan sedih. Ia menyesal karena telah membalas cinta kasih Yesus dengan penyangkalan yang amat mengecewakan. Penyesalan yang lahir karena mengingat cinta kasih Yesus dan kedekatan hubungan kita dengan Yesus akan membawa kepada penyesalan dan pertobatan sejati.

Renungkan: Kristen senantiasa menghadapi situasi seperti Petrus, akankah kita menunjukkan jati diri kekristenan apa pun risiko yang kita hadapi? Ketika kita menyangkali Dia dan tidak mengakui jati diri kekristenan kita, bagaimana perasaan kita mengingat cinta kasih Yesus yang telah berkorban demi keselamatan kita?



TIP #22: Untuk membuka tautan pada Boks Temuan di jendela baru, gunakan klik kanan. [SEMUA]
dibuat dalam 0.08 detik
dipersembahkan oleh YLSA