Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 10 dari 10 ayat untuk sebuah batu AND book:46 (0.002 detik)
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (1Kor 10:4) (jerusalem: mengikuti mereka) Ada sebuah tradisi Yahudi yang mengatakan bahwa batu karang yang disebut dalam Bil 20:8 mengikuti Israel di padang gurun. Menurut pandangan Paulus batu karang itu melambangkan Kristus dalam kepraadaanNya; Kristus sudah berkarya dalam sejarah umat Israel.
(0.78) (1Kor 10:4) (ende)

Menurut suatu dongeng orang Jahudi, batu pemantjar air minum itu mengikuti kaum Israel pada perdjalanannja dalam gurun pasir. Paulus menggunakan dongeng itu sebagai mengandung perlambangan mengenai Kristus.

(0.71) (1Kor 10:2) (jerusalem) Paulus berpikir kepada awan yang membimbing umat Israel dalam melintasi Laut Merah yang melambangkan baptisan, kepada manna dan air yang memancar dari bukit batu di gurun. Begitulah Ekaristi dipralambangkan. Paulus mengajak orang-orang Korintus untuk berlaku hati-hati dan rendah hati. Sebab orang-orang Israel dahulu sedikit banyak menikmati karunia-karunia yang sama seperti yang dinikmati orang-orang Korintus. Namun kebanyakan umat Israel mengesalkan hati Allah, 1Ko 10:5.
(0.71) (1Kor 15:8) (full: DAN YANG PALING AKHIR DARI SEMUANYA. )

Nas : 1Kor 15:8

Pernyataan Paulus "yang paling akhir dari semuanya" harus diterima secara mutlak. Paulus adalah yang paling akhir dari rasul-rasul dalam arti bahwa ia menerima suatu amanat khusus melalui suatu perjumpaan pribadi dengan Tuhan yang sudah bangkit itu untuk ikut serta meneguhkan kesaksian Kristus yang asli (bd. Kis 9:3-8; 22:6-11; 26:12-18). Para rasul PB adalah batu-batu yang mula-mula dan batu dasar dari gereja

(lihat cat. --> Ef 2:20;

[atau ref. Ef 2:20]

bd. Mat 16:18; Wahy 21:14). Oleh karena itu, jabatan rasuli PB adalah unik dan tak terulang lagi. Sebagai saksi dan utusan langsung dari Tuhan yang sudah bangkit itu, mereka meletakkan dasar jemaat Yesus Kristus, suatu dasar yang tidak pernah dapat ditambahkan atau diubah. Demikianlah, kedua belas rasul yang mula-mula ditambah Paulus tidak mempunyai pengganti.

(0.70) (1Kor 8:1) (sh: Jangan menjadi batu sandungan (Minggu, 14 September 2003))
Jangan menjadi batu sandungan

Jemaat menghadapi dilema, di satu pihak mereka tidak boleh makan makanan yang telah dipersembahkan kepada berhala, sementara makanan yang ada di pasar umum adalah makanan yang telah dipersembahkan kepada berhala (bdk. Kis. 15:20,29). Sementara di pihak lain, Paulus mengajarkan: tidak ada sesuatu yang najis dari dirinya sendiri (Roma 14:14). Aturan mana yang harus mereka jalankan?

Paulus menekankan bahwa hanya ada satu Allah. Kuasa-kuasa spiritual di balik berhala dan dewa adalah kuasa Iblis. Namun pandangan Paulus ini bertentangan dengan pemahaman yang sudah terlebih dahulu berkembang yang menganggap bahwa berhala itu benar-benar ada. Keyakinan terhadap berhala telah menodai kesucian hati nurani manusia.

Dalam usaha meyakinkan jemaat Korintus, Paulus menyadari bahwa tidak semua jemaat yang dapat menerima pengajarannya karena pengetahuan dan pola pikir yang telah terbentuk untuk mengakui kekuasaan para berhala. Namun, kepada mereka yang mau mendengarkan pengajarannya, Paulus menekankan bahwa kunci untuk tetap percaya pada keesaaan Allah dan menyingkirkan keyakinan bahwa berhala- berhala itu berkuasa adalah tetap pada keyakinan bahwa hanya Yesus Kristus yang telah menjadikan segala sesuatu, dan yang memberi kita hidup (ayat 6).

Renungkan: Mempertahankan keyakinan yang benar, tanpa memedulikan hati nurani orang lain yang lemah bukanlah sikap Kristiani yang terpuji, sebaliknya menjadi batu sandungan bagi mereka.


Bacaan untuk minggu ke-15 sesudah Pentakosta

Ulangan 4:1-8; Yakobus 1:19-25; Markus 7:1-8, 14-15, 21-23; Mazmur 15

Lagu KJ 169

(0.70) (1Kor 8:1) (sh: Jangan menjadi batu sandungan. (Jumat, 29 Agustus 1997))
Jangan menjadi batu sandungan.

Bagi mereka yang telah memiliki banyak pengetahuan Alkitab dan pertumbuhan iman yang baik, soal makan daging bekas persembahan berhala bukan suatu masalah. Mereka yakin dan percaya, hanya ada satu Allah, yang lain palsu. Berhala hanya benda mati yang tak berdaya dan tak berpengaruh apa pun. Tidak demikian halnya dengan para pemula dan simpatisan Kristen. Orang-orang ini masih memegang teguh keyakinan bahwa penyembahan berhala itu riil, maka daging bekas persembahan itu tak boleh dimakan. Yang lebih kuat iman tidak boleh sengaja makan daging bekas persembahan, sebab tindakan itu akan menggoncangkan iman yang lemah.

Saling membangun dalam kasih. Persekutuan orang beriman harus menjadi tempat saling melengkapi dan membangun di dalam kasih. Kebersamaan ini penting, sebab ibadah yang benar bukan hanya bersifat individual-vertikal, mementingkan kepuasan persekutuan pribadi dengan Tuhan. Segi horisontal, saling mengasihi, memperhatikan, dan membangun, pun sama pentingnya. Orang yang hanya memikirkan paham dan keadaannya sendiri dan melukai hati sesamanya, melukai juga hati Tuhan.

Doa: Hidup seperti Kristus, itulah kerinduanku, Tuhan.

(0.68) (1Kor 10:1) (sh: Allah menghukum umat-Nya. (Senin, 1 September 1997))
Allah menghukum umat-Nya.

Karena kasih karunia-Nya Allah memilih Israel menjadi umat-Nya. Sesudah membebaskan mereka dari perbudakan di Mesir, Ia sendiri memimpin mereka. Ia melindungi dengan awan dan membuat mereka menyeberangi laut (ayat 1). Ia memberi manna dan air dari batu karang (ayat 2). Paulus melihat pengalaman itu sebagai lambang dari baptisan dan perjamuan kudus yang juga menjadi dasar pengalaman iman Kristen. Umat yang telah dilimpahi begitu banyak karunia itu ternyata mati dihukum Tuhan. Berhala dan sungutan mereka adalah bukti bahwa mereka tidak beriman.

Gereja harus kudus. Kisah buruk Israel harus menjadi pelajaran bagi Gereja. Gereja bukan saja pada zaman Paulus tetapi juga kini harus belajar untuk teguh berdiri dalam iman. Pencobaan memang akan menghadang tetapi bukan alasan untuk kita jatuh ke dalam dosa. Sebab pencobaan yang Tuhan izinkan adalah pencobaan biasa. Lagi pula, Tuhan Allah selalu setia memberikan kita kekuatan dan keluputan. Lawanlah pencobaan, dan Anda akan menemui Allah yang setia yaang beri kekuatan.

Renungkan: Apa gunanya status bila kondisi nyata tidak serasi mendukungnya?

Doa: Ingatkan kami, di dalam-Mu kami bisa menang atas pencobaan.

(0.67) (1Kor 7:17) (sh: Penampilan Kristen (Jumat, 12 September 2003))
Penampilan Kristen

Ada orang yang menjadi Kristen, lalu mengganti namanya atau menambahkan nama 'kristen' di samping nama aslinya. Ada pula yang mengganti kebiasaan berpakaiannya, mungkin biasa bersarung peci, sekarang berjas dasi. Tentu boleh-boleh saja hal itu dilakukan. Persoalannya, apakah itu perlu dan berguna? Bahkan yang lebih penting lagi: apakah dalam konteks tertentu tidak menjadi batu sandungan?

Contoh yang diungkapkan oleh Paulus adalah mengenai bersunat atau tidak bersunat. Orang-orang Yahudi menekankan sunat sebagai wajib hukumnya. Apakah orang Kristen harus bersunat? Atau sebaliknya tidak perlu bersunat (ayat 18). Bagaimana dengan hamba yang menjadi Kristen, perlukah ia menuntut pembebasan bagi dirinya dari tuannya (ayat 21)? Bagi Paulus, bersunat atau tidak bersunat, itu tidak penting. Tetapi menjadi hamba atau kemudian merdeka juga tidak penting (mungkin sama juga dalam perikop terdahulu, menikah atau tidak menikah). Yang penting adalah firman Tuhan dilakukan dalam hidup anak-anak-Nya (ayat 19).

Bagi Paulus, perubahan penampilan menjadi lebih 'kristen' itu tidak penting. Yang lebih penting adalah perubahan hidup Kristen itu sendiri. Kristen adalah orang yang dibebaskan dari dosa, untuk masuk dalam perhambaan kepada Kristus (ayat 22). Mungkin dengan tetap tinggal dalam status hamba, seorang anak Tuhan bisa memenangkan majikannya.

Di sini kita belajar bahwa Paulus fleksibel dalam hal menampilkan dirinya sebagai Kristen. Yang penting hidup Kristen harus bisa dilihat sebagai kesetiaan mengabdi kepada Kristus, supaya menjadi berkat bagi lingkungannya. Maka tetaplah hidup "seperti yang ditentukan Tuhan baginya dan dalam keadaan seperti waktu ia dipanggil Allah" (ayat 17).

Renungkan: Mana yang lebih penting untuk ditampilkan: nama dan "asesoris" Kristen atau tingkah laku Kristen?

(0.67) (1Kor 9:1) (sh: Hak rasul dan pemberitaan Injil (Senin, 15 September 2003))
Hak rasul dan pemberitaan Injil

Pada masa perkembangan gereja saat ini, tidak dapat dipungkiri bahwa sering sekali kita mendengar rumor tak sedap tentang hamba Tuhan yang memasang tarif dalam pelayanannya. Kalau rumor itu benar, maka para hamba Tuhan harus meneladani Paulus dalam pelayanannya sebagai hamba Tuhan, yang tidak pamrih meskipun ia juga tidak menentang jemaat yang memberi dan hamba Tuhan yang menerima.

Jemaat Korintus menyangsikan kerasulan Paulus karena ia tidak mau menerima bayaran dari mereka. Pada masa itu, di dunia Yunani- Romawi, ada banyak guru agama dan filsuf yang menghidupi diri mereka sendiri dari menerima bayaran, tetapi ada juga yang menghidupi diri mereka tanpa menerima bayaran, khususnya para filsuf. Tindakan Paulus menolak bayaran berarti menolak tunduk pada si pembayar. Hal ini menyebabkan Paulus dihujat. Paulus membela dirinya dengan mengatakan bahwa kerasulannya itu terbukti dari buah-buah yang dilihat dan dinikmati oleh jemaat Korintus (ayat 1, 2). Lebih lanjut, sebagai seorang rasul, Paulus memiliki sejumlah hak sebagaimana rasul-rasul lainnya (ayat 4,5). Paulus menyatakan bahwa dirinya berhak menerima bayaran dari jemaat Korintus dengan berdasarkan: [1] pikiran logis manusia (ayat 6- 8); [2] firman Tuhan PL (ayat 9-10) yang intinya adalah setiap pelayan jemaat berhak mendapatkan upahnya dari jemaat yang bersangkutan (ayat 11-12a).

Namun, Paulus menolak upah mereka karena ia tidak mau menjadi batu sandungan dalam penginjilan. Mengapa? Karena: [1] bagi Paulus pemberitaan Injil adalah tugas; [2] Injil yang dia beritakan memiliki makna lebih penting daripada upah yang berhak diterimanya. Sikap Paulus tersebut semakin menjelaskan kepada kita bahwa upah yang paling penting bagi Paulus adalah upah kebebasan untuk tidak menerima upah demi Injil (ayat 18).

Renungkan: Seberapa jauh kita berani mengorbankan hak kita demi Injil dan jiwa-jiwa yang dimenangkan bagi Tuhan?

(0.67) (1Kor 10:23) (sh: Hidup untuk Allah atau diri sendiri? (Jumat, 19 September 2003))
Hidup untuk Allah atau diri sendiri?

Memang banyak daging yang diperjualbelikan di pasar di kota Korintus adalah daging yang telah dipersembahkan kepada berhala. Namun, ada juga daging yang tidak dipersembahkan kepada berhala. Meskipun orang-orang Yahudi yang ada di Korintus mempunyai pasar sendiri untuk menghindari daging yang telah dipersembahkan kepada berhala.

Di tengah maraknya orang memilih makanan yang boleh dan tidak boleh di makan, Paulus memberitakan kabar sukacita yaitu bahwa semua makanan di dunia ini boleh dimakan termasuk yang telah dipersembahkan kepada berhala (ayat 26). Namun, Paulus juga memberitahukan kepada orang-orang di Korintus, kalau ada orang yang memberitahu bahwa makanan itu telah dipersembahkan kepada berhala, janganlah memakan makanan itu. Karena itu akan menjadi batu sandungan bagi orang yang ada di sekitarnya (ayat 28,32). Paulus mengajak orang Kristen di Korintus, untuk tidak mementingkan diri sendiri, tetapi melihat kepentingan orang lain juga. Terlebih lagi Paulus mengajak jemaat Korintus agar dalam melakukan segala sesuatu bagi kemuliaan Allah, supaya setiap orang yang berada di sekitarnya, beroleh selamat (ayat 31,32).

Peringatan Paulus ini juga harus mendapatkan perhatian kita, orang- orang Kristen masa kini. Artinya, ada saat di mana kita melakukan sesuatu untuk kepentingan kita, tetapi ada pula saat di mana kita harus mengorbankan kepentingan diri kita untuk kepentingan bersama dengan sikap penuh hormat. Hidup seperti demikianlah yang Paulus inginkan dilakukan jemaat Tuhan di Korintus sehingga menjadi berkat bagi banyak orang. Saat ini, kita tidak di tengah- tengah beragam agama, dan budaya. Karena itu janganlah hidup untuk diri sendiri.

Renungkan: Hendaklah hidup Anda saat ini dan selama-lamanya selalu terarah hanya demi dan untuk kemuliaan Allah.



TIP #11: Klik ikon untuk membuka halaman ramah cetak. [SEMUA]
dibuat dalam 0.05 detik
dipersembahkan oleh YLSA