Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 20 dari 23 ayat untuk pilu hatinya AND book:42 (0.002 detik)
Pindah ke halaman: 1 2 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Luk 4:18) (jerusalem: orang-orang miskin) Sejumlah naskah menambah: menyembuhkan mereka yang patah hatinya, sesuai dengan LXX.
(0.75) (Luk 6:45) (full: HATINYA. )

Nas : Luk 6:45

Hati, pusat jiwa raga kita, menentukan perilaku lahiriah kita dan harus diubah atau bertobat

(lihat cat. --> Mr 7:20-23;

[atau ref. Mr 7:20-23]

lihat art. HATI, dan

lihat art. PEMBAHARUAN).

Tanpa perubahan dalam batin kita ini, tak seorang pun sanggup melakukan kehendak Allah (bd. Yer 24:7; 31:33; 32:39; Yeh 36:23,27; Mat 7:16-20; Mat 12:33-35; 15:18-19; 21:43; Luk 1:17; Rom 6:17).

(0.75) (Luk 17:32) (full: INGATLAH AKAN ISTERI LOT! )

Nas : Luk 17:32

Kesalahan yang mendatangkan malapetaka bagi istri Lot adalah lebih menyayangi masyarakat yang duniawi daripada yang sorgawi (bd. Ibr 11:10). Ia berpaling karena hatinya masih ada di Sodom (Kej 19:17,26;

lihat cat. --> Kej 19:26).

[atau ref. Kej 19:26]

Setiap orang percaya harus bertanya: apakah hati saya lebih terpikat kepada hal-hal dunia daripada kepada Yesus dan pengharapan kedatangan-Nya kembali?

(0.74) (Luk 1:46) (sh: Maria yang rendah hati dan bersyukur (Kamis, 23 Desember 1999))
Maria yang rendah hati dan bersyukur

Keteladanan lain dari Maria adalah kerendahan hatinya. Dua kali dalam puisinya yang biasa disebut "Magnificat Maria" (doa Maria), menyatakan kerendahan hatinya (48, 52); meskipun dia satu-satunya di antara kaum wanita yang mendapat anugerah untuk melahirkan seorang Juruselamat. Dia meresponi dan menyerahkan seluruh hati dan jiwanya untuk bergantung kepada Allah: melalui pujian dan pengagungan kemuliaan Tuhan. Kristen harus menghargai Maria dan bersyukur kepada Allah atas dirinya. Cara terbaik untuk menghargai dia adalah dengan cara menjadikan hubungan kita dengan Allah seperti yang Maria perlihatkan - bukan dengan berdoa kepadanya.

Menjadi apakah anak ini nanti? Kelahiran Yohanes menggemparkan semua orang yang tinggal di sekitar Zakharia dan Elisabet. Peristiwa ini menjadi buah bibir di pegunungan Yehuda. Peristiwa-peristiwa luar biasa seputar kelahiran Yohanes yang membuat kegemparan di kalangan orang-orang pada waktu itu merupakan suatu sarana yang direncanakan dan dipakai Allah untuk membangkitkan kembali pengharapan akan lahirnya Mesias yang sudah lama dirindukan oleh orang Yahudi. Allah tidak hanya mempersiapkan tempat bagi anak-Nya, tapi juga orang-orang yang akan menerima berita keselamatan untuk bersaksi.

(0.72) (Luk 10:30) (full: PERUMPAMAAN ORANG SAMARIA YANG MURAH HATI. )

Nas : Luk 10:30

Perumpamaan ini menekankan bahwa dalam iman dan ketaatan yang menyelamatkan terkandung belas kasihan bagi mereka yang membutuhkan. Panggilan untuk mengasihi Allah adalah panggilan untuk mengasihi orang lain.

  1. 1) Hidup baru dan kasih karunia yang Kristus karuniakan bagi mereka yang menerima Dia akan menghasilkan kasih, rahmat, dan belas kasihan bagi mereka yang tertekan dan menderita. Semua orang percaya bertanggung jawab untuk bertindak menurut kasih Roh Kudus yang ada di dalam mereka dan tidak mengeraskan hati mereka.
  2. 2) Mereka yang menyebut dirinya Kristen, namun hatinya tidak peka terhadap penderitaan dan keperluan orang lain, menyatakan dengan jelas bahwa di dalam diri mereka tidak terdapat hidup kekal (ayat Luk 10:25-28,31-37; bd. Mat 25:41-46; 1Yoh 3:16-20).
(0.72) (Luk 16:19) (full: ORANG KAYA DAN LAZARUS. )

Nas : Luk 16:19-31

Kehidupan orang kaya itu dihabiskan dengan gaya hidup yang berpusat pada diri sendiri. Ia membuat pilihan yang salah dan menderita selama-lamanya (ayat Luk 16:22-23). Seumur hidupnya Lazarus hidup dalam kemiskinan, namun hatinya benar di hadapan Allah. Nama Lazarus berarti "Allah adalah pertolonganku", dan ia tidak pernah melepaskan imannya kepada Allah. Ia mati dan segera diangkat ke Firdaus bersama Abraham (ayat Luk 16:22; lih. Luk 23:43; Kis 7:59; 2Kor 5:8; Fili 1:23). Akhir riwayat kedua orang itu tidak dapat diubah lagi pada saat kematian (ayat Luk 16:24-26).

(0.72) (Luk 6:43) (sh: Tuhan mengenal umat-Nya (Selasa, 20 Januari 2004))
Tuhan mengenal umat-Nya

Tanpa disengaja, sebutir telur ayam tercampur di antara butir-butir telur bebek yang dierami. Ketika telur-telur itu menetas si anak ayam mendapatkan dirinya dalam pelukan dan kasih sayang induk bebek. Namun ketika waktunya induk bebek mengajar anak-anaknya berenang akhirnya ketahuanlah bahwa ‘anak’ yang satu itu bukan bebek. Ayam adalah ayam, bebek adalah bebek. Perbedaannya keduanya sangat mendasar. Ayam bisa meniru gaya bebek, tetapi ia tidak dapat menjadi bebek.

Yesus memakai ilustrasi pohon untuk membedakan manakah orang Kristen sejati dan manakah yang palsu (ayat pilu+hatinya+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">43-44). Pohon yang baik pasti mengeluarkan buah-buah yang baik. Sebaliknya, pohon yang tidak baik akan menghasilkan buah-buah yang buruk. Demikian juga orang baik akan melakukan perbuatan baik karena di dalamnya (hatinya) hanya ada kebaikan, sedangkan orang jahat hanya melakukan kejahatan karena di dalamnya (hatinya) penuh kejahatan.

Yesus melanjutkan pula pengajaran-Nya dengan berkata bahwa orang baik adalah orang yang melakukan kehendak Allah, dan bukan sekadar menyebut-nyebut nama Allah (ayat pilu+hatinya+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">46). Orang yang baik itu adalah pelaku-pelaku firman Allah. Mereka diumpamakan sebagai orang-orang yang mendirikan rumah dengan fondasi batu. Rumah sedemikian akan bertahan menghadapi banjir air bah. Orang yang jahat, adalah orang-orang yang tidak melakukan firman Allah. Mereka seperti rumah yang dibangun di atas tanah tanpa fondasi yang baik. Rumah itu akan rubuh ketika banjir melanda (ayat pilu+hatinya+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">48-49).

Tuhan mengenal umat-Nya. Dia tahu mana yang sejati dan mana yang palsu. Yang palsu pada suatu hari akan terbongkar kepalsuannya, sama seperti rumah yang roboh. Yang sejati pada suatu hari akan nampak kesejatiannya, sama seperti rumah yang tegak berdiri.

Renungkan: Ukuran kesejatian seorang anak Tuhan terletak pada kesetiaan untuk terus menerus menghasilkan buah-buah kebenaran.

(0.69) (Luk 7:38) (full: SAMBIL MENANGIS. )

Nas : Luk 7:38

Karena kasihnya kepada Yesus, perempuan ini membasahi kaki Yesus dengan air matanya. Menangis dapat merupakan ungkapan kesedihan dan dukacita atau ungkapan kasih yang berterima kasih kepada Yesus.

  1. 1) Dengan menangis dalam doa dan iman, orang percaya mengungkapkan apa yang ada di dalam hatinya kepada Allah; air mata semacam itu dihargai sebagai suatu persembahan dan pelayanan kepada-Nya (ayat Luk 7:37-50; Mazm 126:5-6; Yer 9:1; 14:17; 31:15-16; Kis 20:19,31; 2Kor 2:4;

    lihat cat. --> Neh 8:9).

    [atau ref. Neh 8:9]

    Dengan cara demikian orang percaya juga ikut serta dalam penderitaan Kristus (2Kor 1:5; Fili 3:10; 1Pet 4:13).
  2. 2) Kristus sendiri menangis sementara Dia berdoa dan doa-Nya didengarkan (Ibr 5:7); begitu pula, rasul Paulus melayani Tuhan dengan banyak air mata (Kis 20:19; 2Kor 2:4). Bahkan dewasa ini, mereka yang menangis di dalam Kristus dianggap orang yang berbahagia (Luk 6:21). Dalam kerajaan Kristus yang akan datang, Allah akan menghapus segala air mata dari mata umat-Nya (Wahy 7:17; 21:4; mengenai doa dan air mata, bacalah 2Raj 20:5; Mazm 39:13;

    lihat cat. --> Mazm 56:9).

    [atau ref. Mazm 56:9]

(0.69) (Luk 15:20) (full: KETIKA IA MASIH JAUH. )

Nas : Luk 15:20

Setiap ayah atau ibu Kristen harus mengerti bahwa Allah mengasihi anak mereka yang sedang mengembara dan merindukan penyelamatannya sama seperti mereka. Berdoa dan percayalah kepada Allah untuk mencari anak itu sampai ia kembali kepada Bapa sorgawi.

(0.69) (Luk 2:1) (sh: Kemuliaan Allah bagi damai sejahtera manusia (Minggu, 28 Desember 2003))
Kemuliaan Allah bagi damai sejahtera manusia

Peristiwa Natal akan tenggelam dalam keheningan malam kota kecil Betlehem, seandainya malaikat Tuhan tidak datang untuk mengumandangkan berita sukacita, “Kristus Tuhan sudah lahir di kota Daud.”

Nyanyian malaikat merupakan tanda bahwa kemuliaan Allah menaungi isi dunia, direpresentasikan oleh para gembala di padang rumput. Memang dunia ini ibarat padang rumput dengan para gembala serta domba-domba mereka di malam hari. Tenang, hening dan hanyut, dan hampir tidak ada kehidupan! Ketika terang ilahi bersinar melingkupi semuanya, tidak hanya para gembala yang tersentak dari lamunannya, dunia pun menggeliat terbangun oleh berita sukacita yang datang dari tempat yang mahatinggi.

Dunia yang hanyut oleh ketiadaan pengharapan, tersentak oleh pernyataan sorgawi: “Kemuliaan bagi Allah di tempat mahatinggi, dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya.” Pernyataan ini membukakan harapan, bahwa bagi dunia yang hampa diberikan damai sejahtera. Damai sejahtera itu selain merupakan perwujudan kemuliaan Allah, juga merupakan penggenapan janji Allah, yaitu bahwa damai diberikan kepada umat yang memperkenankan hati-Nya. Mereka yang memperkenankan hati Allah adalah mereka yang menerima Dia, cahaya kemuliaan Allah, yang lahir di kandang hina.

Renungkan: Kemuliaan Allahlah yang mendatangkan damai sejahtera di bumi. Apakah Anda sudah menerima Sang Cahaya Kemuliaan Allah dalam hidup Anda?

(0.69) (Luk 15:11) (sh: Kakak yang hilang (Minggu, 7 Maret 2004))
Kakak yang hilang

Mengapa ayah dan kakak berbeda di dalam merespons si bungsu yang kembali? Sang ayah sangat gembira sehingga ia memestakannya, dan mengembalikan statusnya sebagai anak. Sedangkan si kakak marah, karena bagi dia si adik tidak pantas untuk kembali.

Sang ayah menerima si bungsu kembali semata-mata karena ia begitu mengasihinya (ayat pilu+hatinya+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">20). Tidak peduli terhadap apa yang pernah dilakukannya. Sang ayah adalah gambaran Allah Bapa yang mengasihi manusia ciptaan-Nya. Bapa tidak melihat kondisi berdosa dan rusak, tetapi melihat jiwa yang telah dihembuskan nafas kehidupan (ayat pilu+hatinya+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">24,32).

Sang kakak menolak si adik karena ia melihatnya sebagai saingan dalam merasakan kasih ayahnya. Oleh sebab itu, ia marah ketika melihat si adik dimanjakan oleh ayah mereka. Ia sendiri tidak pernah dipestakan seperti itu (ayat pilu+hatinya+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">29). Sebenarnya si kakak sendiri yang tidak pernah menyadari kasih ayah yang tidak pernah pu-dar kepadanya. Ia sendiri tidak menyadari akan kasih itu. Bahkan ketika ia melihat adiknya diperlakukan begitu baik, hatinya meluap penuh kedengkian. Si kakak mewakili orang-orang Farisi dan para Ahli Taurat yang merasa diri orang benar, sudah seharusnya mendapatkan kasih Allah, tetapi dengki dan iri karena Yesus lebih memilih pemungut cukai dan orang berdosa untuk dilayani. Mereka iri karena sebenarnya mereka tidak pernah peduli terhadap kasih Allah sebelumnya.

Renungkan: Siapakah yang sebenarnya hilang, si bungsu yang kembali atau si kakak yang tetap tinggal?

(0.68) (Luk 7:13) (full: TERGERAKLAH HATI-NYA OLEH BELAS KASIHAN. )

Nas : Luk 7:13

Belas kasihan Yesus terhadap janda ini menunjukkan bahwa Allah merasa kasih dan kepedulian yang khusus bagi para janda atau siapapun yang sebatang kara di dunia ini. Alkitab mengajarkan hal-hal berikut:

  1. 1) Allah adalah Bapa bagi anak yatim dan pelindung bagi para janda (Mazm 68:6). Mereka berada dalam pemeliharaan dan perlindungan-Nya yang khusus (Kel 22:22-23; Ul 10:18; Mazm 146:9; Ams 15:25).
  2. 2) Dengan memakai persepuluhan dan kelimpahan umat-Nya, Allah memelihara anak-anak yatim dan para janda (Ul 14:28-29; 24:19-21; Ul 26:12-13).
  3. 3) Ia memberkati orang yang menolong dan menghormati mereka (Yes 1:17,19; Yer 7:6-7; 22:3-4).
  4. 4) Ia melawan mereka yang mengambil keuntungan dari atau merugikan para janda dan anak yatim (Kel 22:22-24; Ul 24:17; 27:19; Ayub 24:3; Mazm 94:6,16; Za 7:10).
  5. 5) Para janda adalah penerima kasih dan belas kasihan Allah yang lembut (ayat Luk 7:11-17; 18:2-8; 21:2-4; Mr 12:42-43).
  6. 6) Gereja mula-mula mengutamakan pemeliharaan para janda (Kis 6:1-6).
  7. 7) Satu segi dari ibadah yang murni adalah mengurus para yatim dan janda dalam kesusahan mereka (Yak 1:27; bd. 1Tim 5:3-8).
(0.68) (Luk 14:15) (full: PERUMPAMAAN TENTANG PERJAMUAN KAWIN. )

Nas : Luk 14:15-24

Walaupun pada mulanya perumpamaan ini diterapkan kepada Israel dan penolakannya terhadap Injil, dapat juga diterapkan kepada gereja dan setiap orang percaya masa kini.

  1. 1) Pokok perumpamaan ini adalah hari kebangkitan dalam kemuliaan sorgawinya pada masa yang akan datang (ayat Luk 14:14-15; bd. Luk 22:18), yaitu kedatangan Kristus kembali untuk membawa umat-Nya ke dalam Kerajaan Sorgawi.
  2. 2) Orang yang pada mulanya menerima undangan itu tetapi kemudian menolak untuk datang, menggambarkan mereka yang sudah menerima atau kelihatan menerima undangan Yesus kepada keselamatan, namun kasih mereka kepada-Nya dan kepada Kerajaan Sorgawi itu telah menjadi dingin (ayat Luk 14:17-20).
  3. 3) Orang semacam itu tidak lagi menetapkan sasaran mereka berdasarkan standar sorgawi (ayat Luk 14:18-20). Mereka telah menolak nasihat Alkitab untuk "pikirkanlah perkara-perkara yang di atas, bukan yang di bumi", sementara menantikan penyataan diri Kristus (Kol 3:1-4). Pengharapan dan hidup mereka terpusat kepada perkara dunia ini, dan mereka tidak lagi merindukan "tanah air yang lebih baik, yaitu satu tanah air sorgawi" (Ibr 11:16).
  4. 4) Ayat Luk 14:21-23 menunjukkan bahwa akan ada juga orang yang hatinya bersama dengan Kristus di sorga dan tidak terpusat pada harapan yang ada dalam dunia ini. Mereka berdoa dengan Roh dan mempelai perempuan, "Amin. Datanglah, Tuhan Yesus" (Wahy 22:20).
(0.68) (Luk 5:17) (sh: Tuhan Yesus tahu isi hati kita (Senin, 12 Januari 2004))
Tuhan Yesus tahu isi hati kita

Seorang selebriti yang sedang ngetop ditanyai wartawan tentang bagaimana perasaannya menjadi sorotan publik. Selebriti itu mengatakan bahwa dia harus semakin mawas diri, karena sadar bahwa banyak orang tidak menyukai kesuksesannya. Nampaknya, artis ini tahu isi hati sesama selebriti, karena mungkin saja ia pun akan bersikap serupa terhadap orang lain yang lebih sukses daripada dirinya.

Bacaan kita hari ini memperlihatkan Yesus yang oleh kuasa Allah tidak hanya dapat melakukan mukjizat kesembuhan kepada orang-orang yang sakit tetapi juga berkuasa untuk mengetahui isi hati orang-orang yang dengki dan iri kepada-Nya (ayat pilu+hatinya+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">22). Yesus mengetahui hal tersebut bukan karena Ia tidak beda dengan mereka yang mendengkinya. Tuhan Yesus mengetahui dan menyadari bahwa kedengkian dan iri hati para ahli Taurat dan orang Farisi kepada-Nya disebabkan oleh kebebalan hati mereka sendiri. Hati mereka bebal oleh karena tidak dapat melihat kuasa Allah yang sedang bekerja (ayat pilu+hatinya+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">21).

Untuk membuktikan bahwa diri-Nya memiliki kuasa ilahi bahkan kuasa untuk mengampuni, Yesus menyembuhkan orang lumpuh itu. Dengan bukti itu, seharusnya para ahli Taurat dan orang Farisi segera sadar dan bertobat. Lukas tidak mencatat apa reaksi mereka. Namun, Lukas mencatat bahwa semua orang (yang menyaksikan penyembuhan itu) takjub, lalu memuliakan Allah, dan mereka sangat takut. Mereka ini adalah orang-orang yang menyadari kuasa Allah dalam diri Yesus (ayat pilu+hatinya+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">26). Yesus bisa melihat isi hati mereka; Yesus tahu isi hati mereka itu tulus atau tidak.

Renungkan: Tuhan Yesus tahu isi hati kita, tulus dan percaya atau bebal dan penuh kedengkian. Oleh karena Dia Allah yang berkuasa, tidak seorang pun yang dapat menutupi isi hatinya dari pengetahuan-Nya. Apakah Anda masih menyimpan dosa atau kedengkian dalam hatimu?

(0.68) (Luk 7:36) (sh: Pemulihan total karena pengampunan (Jumat, 14 Januari 2000))
Pemulihan total karena pengampunan

Melalui peristiwa dalam kisah ini kita melihat contoh betapa sulitnya masyarakat menerima kehadiran seorang yang bereputasi buruk di tengah-tengah mereka. Seorang perempuan yang dikenal umum berprofesi sebagai perempuan sundal dianggap berdosa dan sangat tidak layak berada di tengah-tengah orang Farisi. Bahkan orang Farisi tersebut menginginkan agar Yesus memiliki pandangan yang sama. Respons Yesus justru sebaliknya kepada perempuan berdosa yang menghampiri dan meminyaki kaki-Nya dengan minyak wangi yang mahal dan menyeka dengan rambutnya. Yesus melihat bahwa dari sikap dan kesungguhan hatinya, terpancar cinta kasihnya kepada Tuhan dan keinginan untuk meninggalkan dosa-dosanya, bertobat dari kehidupan lamanya.

Memang sulit bagi orang-orang yang dicap bereputasi buruk seperti mantan narapidana, wanita tuna susila, dlsb., untuk memperbaiki atau mengubah citra mereka di tengah-tengah masyarakat. Fakta ini tidak selalu disebabkan oleh tidak adanya kemauan orang tersebut untuk berubah, tetapi disebabkan oleh sikap masyarakat yang sukar untuk mengubah pandangan yang telah ada. Yesus mengubah cara pandang seperti ini. Bila masyarakat menganggap orang-orang berdosa adalah orang yang tidak layak berada di tengah masyarakat, berbeda dengan Yesus. Ia selalu menyediakan tempat bagi orang-orang yang ingin berubah, meninggalkan dosa-dosanya dan memperbaiki diri. Justru orang-orang berdosa yang ingin berubah inilah yang mendapat prioritas utama di mata Yesus. Demikianlah Yesus mengangkat harkat dan martabat perempuan itu.

Renungkan: Sikap Yesus menerima orang yang ingin pengampunan dari dosa-dosanya dengan hati terbuka, seharusnya menjadi sikap bagi gereja dalam menerima dan melayani setiap warga jemaatnya. Banyak warga jemaat telah meninggalkan masa lalunya dan belajar menjalani hidup sebagai Kristen. Mereka ingin diterima, dilayani, diangkat harkat dan kehormatannya oleh Gereja, dan ingin memulai hidup baru, bagaimana respons Gereja? Pada warga jemaat inilah Gereja merealisasikan ajaran firman Tuhan yang selalu didengungkan. Karenanya Gereja harus menentukan sikap positif menghadapi mereka. Realisasikanlah kebutuhan warga jemaat tersebut melalui program-program Diakonia, Koinonia, dan Marturia.

(0.68) (Luk 8:4) (sh: Misteri keselamatan (Minggu, 16 Januari 2000))
Misteri keselamatan

Akhir September 1999, masyarakat Indonesia dikejutkan dengan peristiwa bentrokan berdarah antara aparat dan mahasiswa. Peristiwa ini terjadi sebagai akibat aksi penolakan mahasiswa dan para simpatisan terhadap undang-undang Pengendalian Keadaan Bahaya (UU-PKB). Aksi penolakan mahasiswa tersebut akhirnya membuat pemerintah menunda pemberlakuan Undang-Undang tersebut. Ada aksi biasanya muncul reaksi. Itu adalah hal yang wajar terjadi di tengah masyarakat. Bisa reaksi positif atau negatif.

Dalam perjalanan misi Yesus memberitakan rencana keselamatan manusia ternyata juga menimbulkan dua respons yang berbeda, ada yang menerima dan ada yang menolak. Bagi mereka yang menerima pengajaran-Nya dan terbuka terhadap kebenaran-nya, akan dipimpin-Nya kepada pengertian dan respons yang benar. Dan bagi mereka yang menolak pengajaran-Nya, Yesus tidak menunjukkan sikap arogan (angkuh) menanggapi penolakan itu. Sebaliknya, Yesus menyampaikan pengajaran kepada mereka dalam bentuk terselubung, jika mereka tidak berusaha memahaminya, mereka tidak akan belajar dan tidak akan mengerti arti dari setiap kata dalam pengajaran-Nya.

Kali ini, Yesus menggambarkan tentang respons manusia tersebut melalui perumpamaan benih. Perumpamaan ini memaparkan sikap dan kondisi hati manusia terhadap firman Tuhan yang ditaburkan. Dalam hati beberapa orang benih itu mungkin tidak pernah mendapat kesempatan untuk bertumbuh atau pertumbuhannya terhalang, karena jatuh di tanah yang tidak baik. Bagi hati orang yang menyambut dan menaati firman Tuhan dengan benar, benih itu yang jatuh di tanah yang baik, selanjutnya menghasilkan pertobatan yaitu perubahan sikap dalam bertingkah laku; mampu bertindak adil dan benar dalam hubungan sosial, dan merindukan perluasan pemberitaan Injil.

Renungkan: Seringkali kita sulit mengerti mengapa ada orang yang begitu mengeraskan hati, walaupun telah berkali-kali mendengarkan berita Injil. Tampaknya tak sedikit pun pintu hatinya terbuka. Sebaliknya ada yang mendengarkan hanya sekali, segera bertobat. Semuanya ini di luar kemampuan kita untuk mengerti. Inilah misteri keselamatan. Namun satu hal yang harus kita lakukan, tetaplah beritakan Injil.

(0.68) (Luk 9:37) (sh: Yesus turun tangan (Selasa, 3 Februari 2004))
Yesus turun tangan

Seorang pelukis berkebangsaan Italia pernah menghasilkan suatu karya seni yang luar biasa indah. Rafael, nama pelukis itu, menuangkan peristiwa pemuliaan di atas gunung sekaligus dengan tindakan Yesus menyembuhkan seorang anak yang kerasukan roh jahat. Lukisan itu dibagi dalam tiga bagian. Bagian paling atas adalah bagian yang penuh dengan cahaya (ayat pilu+hatinya+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">29-31). Bagian tengah menampilkan keadaan tiga orang murid yang sedang tidur (ayat pilu+hatinya+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">32). Bagian paling bawah diberi warna agak gelap. Dalam bagian yang gelap itu ada seorang ayah dan anaknya yang sedang sakit (ayat pilu+hatinya+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">38) dan murid-murid lainnya bersama dengan orang banyak. Banyak yang menilai bahwa lukisan ini dibuat sesuai dengan maksud Lukas.

Lukisan ini memaparkan tentang suatu keadaan yang berbeda antara dunia ilahi, dunia penuh kemuliaan yang dialami Kristus di atas gunung, dengan dunia manusia. Teguran keras Yesus sebenarnya merupakan cetusan hati yang merasa bahwa diri-Nya seorang diri menghadapi kesengsaraan dan keputusasaan, ketakutan dan kebingungan, ketidakkuasaan dan ketidakpercayaan dunia manusia. Tidak ada seorang murid pun yang turut merasakan beban penderitaan yang harus ditanggung-Nya.

Namun, kita menarik pelajaran penting dari sikap Yesus, yaitu bahwa keadaan tersebut tidak lantas menumpulkan kepekaan hati-Nya terhadap penderitaan orang lain. Ia peka terhadap kebutuhan seorang ayah yang menginginkan kesembuhan anak tunggalnya. Dalam “kesendirian” Yesus menyembuhkan anak yang kemasukan roh jahat dengan perkataan-Nya yang penuh dengan kekuatan yang dikaruniakan Allah kepada-Nya. Semua yang menyaksikan karya agung Allah itu serentak memuji kebesaran Allah.

Renungkan: Peringatan buat kita, apakah rasa kagum dan takjub pada kuasa Allah baru timbul setelah kita menyaksikan kuasa-Nya dengan mata kepala sendiri?

(0.68) (Luk 10:25) (sh: Hidup kekal dan kepedulian (Senin, 16 Februari 2004))
Hidup kekal dan kepedulian

Ahli Taurat itu mengajukan pertanyaan yang luar biasa penting kepada Yesus tentang bagaimana orang dapat mewarisi hidup kekal. Sayang ia bertanya dengan motivasi salah dan praanggapan keliru. Ia bertanya bukan karena ia sungguh sedang menggumuli pertanyaan itu tetapi karena ia ingin mencobai Yesus (ayat pilu+hatinya+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">25). Ia tidak sedang mencari jawaban sebab ia sudah punya pranggapan bahwa orang dapat mewarisi hidup kekal melalui perbuatan membenarkan diri (ayat pilu+hatinya+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">25,29).

Terasakah oleh Anda betapa mengejutkan jawaban Yesus? Dengan mengacu kepada sari Taurat (Ul. 6:5), Yesus ingin menyadarkan dia bahwa hidup kekal bukan masalah warisan tetapi masalah hubungan. Faktor intinya bukan perbuatan tetapi kondisi hati. Kasih Allah yang telah mengaruniakan hidup dengan menciptakan manusia dan memberikan hukum-hukum-Nya, patut disambut dengan hati penuh syukur dan kasih di pihak manusia.

Mungkinkah orang mengalami kasih Allah dan hidup dalam kasih yang riil kepada-Nya namun hatinya tertutup terhadap rintih tangis sesamanya? Tidak, sebab kasih kepada Allah pasti akan mengalir dalam kasih kepada sesama. Namun, siapakah sesama yang harus kita kasihi itu? Itu menjadi pertanyaan berikut si ahli Taurat kepada Yesus. Lalu, lahirlah jawab menakjubkan dari Yesus tentang perumpamaan orang Samaria yang baik. Pertama, orang-orang yang dalam praanggapan si ahli Taurat pasti akan berbuat benar, ternyata tidak. Kedua, orang yang dalam praanggapan si ahli Taurat pasti salah, ternyata berbuat benar sebab memiliki kasih. Ketiga, ahli Taurat itu seharusnya tidak bertanya siapakah sesamanya tetapi bertanya apakah ia sedang menjadi sesama bagi orang lain.

Renungkan: Untuk dilakukan: Orang yang mempraktikkan kasih seluas kasih Allah menunjukkan bahwa ia memiliki hubungan dengan Allah dan hidup kekal. Sikap dan tindakan apa yang harus kutumbuhkan agar aku menjadi sesama bagi orang-orang di sekitarku?

(0.68) (Luk 11:5) (sh: Bapa yang baik (Kamis, 19 Februari 2004))
Bapa yang baik

Perasaan dan anggapan berikut ini sangat boleh jadi membuat kita tidak mempraktikkan doa. Allah terlalu besar, mulia, jauh dari kita yang kecil dengan segala masalah kehidupan yang sepele. Allah tidak merasakan pergumulan manusia sebab sebagai Allah Ia tidak mungkin mengenal apalagi merasakan segala masalah kita. Allah sempurna adanya, tidak mungkin Ia mengurangi kesempurnaan-Nya dengan ikut campur memperhatikan segala urusan kita yang bersumber dari segala kekurangan dan dosa kita. Allah sudah menciptakan kita dengan potensi untuk bertumbuh sendiri tanpa harus lagi melibatkan Dia.

Yesus menolak anggapan dan kesan salah tadi. Sebaliknya dari menolak untuk terlibat, justru kebesaran Allah berarti kebesaran hati-Nya untuk memperhatikan manusia serendah apapun dengan problem dan kebutuhan sepele bagaimanapun. Di dalam hubungan persahabatan kita, meminta tolong dan memberi tolong adalah hal yang lumrah (ayat pilu+hatinya+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">5-8). Itu tidak dirasakan sebagai hal mengganggu Sebabnya hanya satu: karena mereka memiliki hubungan persahabatan. Lebih lagi jika hal tersebut terjadi di dalam hubungan bapak-anak (ayat pilu+hatinya+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">9-11).

Tidak ada bapak yang tidak sayang kepada anak-anaknya sendiri dan tidak memberi perhatian khusus. Karena itu, tidak ada anak mana pun yang menjauhi bapanya bila anak itu memerlukannya. Ini hanya gambaran tak sempurna bagi yang jauh lebih indah akan kita alami di dalam hubungan akrab kita dengan Allah dalam doa.

“Oleh karena itu,” ujar Yesus, “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; … Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya” (ayat pilu+hatinya+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">9,13).

Renungkan: Semakin kita menyadari bahwa kita adalah anak-anak dari Bapa yang baik di surga, semakin kita akan mendoakan hal-hal utama yang Allah rencanakan untuk hidup kita.

(0.68) (Luk 20:41) (sh: Peringatan dan kecaman untuk para pemimpin (Jumat, 26 Maret 2004))
Peringatan dan kecaman untuk para pemimpin

Kini giliran Yesus untuk memperingatkan dan mengecam sikap para imam, ahli Taurat dan tua-tua Yahudi. Memang semua orang Yahudi sedang mengharapkan hadirnya Sang Mesias dari turunan Daud. Tetapi mereka tidak mengerti bagaimana Mesias itu datang dalam rupa insan manusia? Yesus mengutip Mazmur 110:1, untuk menunjukkan bahwa Mesias yang mereka nantikan itu lebih besar kuasa-Nya daripada Daud.

Betapa memalukan sikap dan tindakan yang dilakukan oleh para ahli Taurat dan Saduki. Mereka mengambil kesempatan dalam kesempitan karena memanfaatkan kedudukan mereka sebagai pemimpin agama untuk menarik keuntungan dan kehormatan bagi diri mereka sendiri (ayat 41-44). Yesus menegaskan bahwa konsekuensi dari tindakan tersebut adalah bahwa mereka tidak akan luput dari hukuman (ayat 45-47). Ini adalah kecaman Yesus yang sangat keras terhadap para imam, ahli Taurat dan tua-tua Yahudi.

Mengapa peringatan dan kecaman Yesus terhadap para pemimpin agama Yahudi ini dikaitkan dengan persembahan seorang janda miskin? Di mata manusia siapa sebenarnya yang kaya? Seseorang yang dikatakan kaya harta adalah orang yang memberi persembahan yang banyak. Tetapi penilaian tersebut berbeda dari sudut pandang Allah. Pada penilaian Allah sang janda miskin itulah yang kaya. Bila kita bandingkan dengan Lukas 19:46, maka para pemimpin yang disebutkan sebagai penyamun, mereka secara tidak lang-sung telah merampas hak orang-orang miskin. Dari situlah mereka merasa kaya karena kedudukan dan jabatan mereka. Sedangkan perempuan janda miskin ini memberi sebagai ungkapan kemurahan hatinya dan pengorbanannya dalam melayani Tuhan, sebab ia memberi seluruh nafkahnya (ayat pilu+hatinya+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">21:1-4).

Camkan: Pemimpin yang mengorbankan orang lain demi dirinya sendiri tidak akan luput dari hukuman Tuhan.



TIP #18: Centang "Hanya dalam TB" pada Pencarian Universal untuk pencarian teks alkitab hanya dalam versi TB [SEMUA]
dibuat dalam 0.07 detik
dipersembahkan oleh YLSA