Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 14 dari 14 ayat untuk peringatan-Nya [Pencarian Tepat] (0.001 detik)
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Yer 5:12) (full: MALAPETAKA TIDAK AKAN MENIMPA KITA. )

Nas : Yer 5:12

Kita selalu dicobai untuk percaya bahwa Allah akan mengabaikan dosa-dosa kita sehingga tidak akan mengirim hukuman sebagaimana diingatkan firman-Nya. Banyak umat Allah cenderung menerima janji-janji-Nya namun meragukan peringatan-peringatan-Nya.

(1.00) (Mzm 25:10) (jerusalem: jalan TUHAN) Di sini "jalan TUHAN" ialah kelakuan dan tindakanNya yang selalu berkasih sesuai dengan janjiNya yang selalu berkasih sesuai dengan janjiNya (kasih setia) dan tepat sesuai dengan firmanNya (kebenaran); bdk Maz 67:3+
(0.88) (Yoh 13:14) (full: WAJIB SALING MEMBASUH KAKIMU. )

Nas : Yoh 13:14

Gereja mula-mula rupanya mengikuti teladan Yesus Kristus sehingga benar-benar menaati peringatan-Nya untuk saling membasuh kaki dalam kasih. Sebagai contoh, dalam 1Tim 5:10 Paulus menyatakan bahwa janda-janda jangan dibantu oleh gereja kalau mereka tidak memenuhi syarat tertentu. Salah satu dari persyaratan itu adalah membasuh kaki "saudara seiman".

(0.76) (Yes 29:1) (sh: Tanggapilah peringatan-Nya dengan serius! (Rabu, 15 September 2004))
Tanggapilah peringatan-Nya dengan serius!

Celakalah kota Yerusalem yang disebut mezbah Allah! Karena mereka pernah mengalami anugerah pengampunan-Nya yang melimpah, bukankah seharusnya mereka malu karena menyambutnya dengan setengah hati?

Ariel akan mengalami hukuman Tuhan (ayat peringatan-Nya&tab=notes&exact=on" ver="">1-2). Pada ay. peringatan-Nya&tab=notes&exact=on" ver="">7 kata Ariel menunjuk kepada Yerusalem/gunung Sion yang digambarkan bagaikan tempat perapian. Sedangkan, BIS (terjemahan Alkitab dalam bahasa Indonesia sehari-hari) menyebutkan Yerusalem laksana mezbah yang berlumuran darah. Keadaan Yerusalem yang akan dihukum Tuhan membuat Israel akan merendahkan diri sedemikian rupa sehingga suaranya seperti suara arwah dari dalam tanah dan seperti bisikan dari dalam debu (ayat peringatan-Nya&tab=notes&exact=on" ver="">3-8). Mengapa Yerusalem akan dihukum? Pertama, mereka adalah bangsa tanpa penglihatan (ayat peringatan-Nya&tab=notes&exact=on" ver="">9-12). Sebenarnya Yehuda memiliki nabi-nabi yang dapat memahami penglihatan Tuhan, namun pada saat itu para nabi itu tidak dapat mengerti maksud penglihatan Tuhan, karena mereka berjalan menuruti kemauan sendiri. Kedua, kehidupan keagamaan di Yerusalem merupakan tradisi manusia yang dihafalkan (ayat peringatan-Nya&tab=notes&exact=on" ver="">13-14). Ibadah yang mereka lakukan bukanlah berasal dari hati yang menyembah Tuhan. Kata-kata pujian mereka bagi-Nya hampa adanya. Kehidupan agama yang telah berubah menjadi kumpulan peraturan yang dihafalkan adalah kemunafikan, yang menjauhkan mereka dari Tuhan. Ketiga, Yerusalem mempermainkan Tuhan (ayat peringatan-Nya&tab=notes&exact=on" ver="">15-16). Banyak orang yang melakukan tindakan ini. Mereka menganggap Tuhan tidak melihat apa yang dikerjakan atau sesuatu yang disembunyikan. Orang seperti ini cepat melupakan peringatan keras yang pernah Tuhan berikan.

Menganggap rendah peringatan Tuhan membuat nurani kita menjadi tumpul. Jika kita terus menerus mengabaikan rentetan peringatan Tuhan, kita akan mengalami kengerian yang dahsyat. Tuhan memperingati dan menghajar agar kita tidak mengalami rentetan celaka tersebut.

Ingat: Meski bangsa kita terus-menerus mengabaikan peringatan-Nya, orang Kristen harus tekun dalam kebenaran.

(0.75) (2Tim 2:13) (full: DIA TETAP SETIA. )

Nas : 2Tim 2:13

Kristus pasti akan menggenapi janji-janji (bd. Mat 10:32) dan peringatan-Nya kepada kita (bd. Mat 10:33). Kesetiaan ilahi adalah penghiburan bagi mereka yang tetap setia (1Tes 5:24; 2Tes 3:3; Ibr 10:23) dan peringatan yang serius bagi mereka yang meninggalkan iman dalam Kristus. Allah harus tetap setia terhadap Firman-Nya (2Sam 7:28; Yer 10:10; Tit 1:2; Wahy 3:7).

(0.62) (Yer 47:1) (sh: Peringatan Allah melalui bangsa lain (Minggu, 20 Mei 2001))
Peringatan Allah melalui bangsa lain

Nubuat pendek berbicara tentang malapetaka yang akan menimpa orang Filistin. Malapetaka ini akan segera menimpanya dan menimbulkan kengerian yang luar biasa di antara mereka, sehingga membuat para orang-tua kehilangan akal sehatnya (3) dan hanya dapat menangis dan berkabung karena penderitaan yang tak tertahankan (5). Mengapa?

Pasal ini memang tidak memberitahukan kesalahan Filistin secara jelas. Namun ayat peringatan-Nya&tab=notes&exact=on" ver="">4 menyatakan bahwa Filistin bersekutu dengan Tirus dan Sidon ketika nubuat ini disampaikan. Yeremia 27:3 menyatakan bahwa pada tahun 594 perwakilan dari Tirus, Sidon, Edom, Moab, dan Amon bertemu di Yerusalem untuk merundingkan pemberontakan melawan Babel. Meskipun Filistin tidak disebutkan dalam Yeremia 27:3, fakta bahwa mereka adalah sekutu Tirus dan Sion dapat mengungkapkan bahwa Filistin pun termasuk salah satu bangsa yang berusaha menghancurkan kekuasaan dan kekuatan Babel. Itulah kesalahan Filistin.

Karena nubuat ini disampaikan oleh Allah melalui Yeremia maka nubuat ini juga merupakan peringatan keras bagi kaum Yehuda bahwa menentang kehendak Allah sama dengan membawa kehancuran bagi dirinya sendiri (peringatan-Nya&tab=notes&exact=on" ver="">27:2-3). Tidak ada kekuatan di dunia yang dapat menghalangi kehancuran yang disebabkan karena penghukuman Allah (6-7).

Renungkan: Bencana yang dialami oleh bangsa lain dapat merupakan peringatan Allah agar umat-Nya mau berjalan di dalam rencana-Nya. Namun seringkali umat Allah terlalu sibuk, sehingga tuli untuk mendengarkan peringatan-Nya. Karena itu mintalah Allah untuk memberikan kepekaan, agar kita dapat mendengar peringatan-Nya melalui peristiwa- peristiwia yang terjadi di dunia yang tidak mungkin didengar oleh orang lain.

Bacaan untuk Minggu Paskah 6

Kisah Para Rasul 10:34-48

I Yohanes 4:1-7

Yohanes 15:9-17

Mazmur 98

Lagu: Kidung Jemaat 57

(0.50) (Ibr 3:18) (full: MEREKA TAKKAN MASUK KE TEMPAT PERHENTIAN-NYA. )

Nas : Ibr 3:18

Kemungkinan seseorang percaya kehilangan perhentian yang dijanjikan Allah digambarkan dengan orang Israel yang tidak dapat memasuki tanah perjanjian setelah Musa memimpin mereka ke luar dari Mesir

(lihat cat. --> Bil 14:29;

lihat cat. --> Ul 1:26).

[atau ref. Bil 14:29; Ul 1:26]

Penulis surat ini menunjukkan dua hal:

  1. 1) Orang Israel telah mengalami kuasa penebusan Allah (ayat Ibr 3:16), menyaksikan karya-karya Allah yang luar biasa (ayat Ibr 3:9), namun tidak taat karena mereka tidak mau mempercayai janji-janji atau memperhatikan peringatan-peringatan-Nya (ayat Ibr 3:18-19). Oleh karena itu, mereka mati di padang gurun (ayat Ibr 3:17) dan tidak memasuki tanah perjanjian.
  2. 2) Pengalaman mula-mula umat Israel dengan Allah tidak menjamin bahwa mereka akan memasuki Kanaan dengan selamat. Karena mereka tidak bertekun, mereka mengabaikan satu-satunya sumber jaminan mereka: kasih karunia, kemurahan, dan kehadiran "Allah yang hidup" (ayat Ibr 3:12).
(0.50) (Kel 19:14) (sh: Dahsyatnya kekudusan Allah. (Sabtu, 2 Agustus 1997))
Dahsyatnya kekudusan Allah.

Allah sering membahasakan diri-Nya dengan bahasa alam. Untuk memperkenalkan kekudusan-Nya, Allah tampil dalam kedahsyatan ketika seluruh Sinai ditutupi asap, bunyi sangkakala menggelegar, dan seluruh gunung gemetar. Umat Tuhan harus gentar menyadari kudus-Nya Allah. Sikap gentar ini juga harus tampak terhadap firman-Nya, dalam sikap menyimak firman Allah yang akan dikatakan oleh Musa. Sebagai Kristen, kita sudah sangat dekat dengan kekudusan Allah. Darah Kristus telah menyucikan kita dari segala dosa, memurnikan, dan membawa kita kepada kekudusan Allah.

Allah serius dalam peringatan-Nya. Setelah menyuruh bangsa Israel menguduskan diri, Allah mengingatkan Musa untuk meneliti apakah Israel tetap dalam keadaan kudus dan tidak sedang melanggar perintah-Nya. Musa sebagai perantara Allah dan umat-Nya dengan tegas mengatakan, bahwa umat Israel sangat serius menaati perintah Allah. Akankah selalu demikian? Membutuhkan waktu untuk mengujinya. Umat Allah harus menaati firman-Nya senantiasa. Allah akan terus-menerus menguji apakah kita dalam keadaan taat atau sebaliknya. Siapkah kita untuk mempertanggungjawabkan ketaatan kita di hadapan-Nya kelak?

(0.50) (Mzm 119:49) (sh: Firman yang menghibur (Senin, 23 Agustus 1999))
Firman yang menghibur

Pernyataan pemazmur dalam perikop ini menyajikan tiga hal untuk direnungkan. Pertama, pemazmur mengungkapkan sikap hidupnya yang mengandalkan Tuhan sebagai satu-satunya sumber penghiburan dan pengharapan dalam kesengsaraan. Kedua, pemazmur mengingatkan orang-orang fasik yang melakukan penyimpangan terhadap Taurat Tuhan. Ketiga, pemazmur menjalin persekutuan yang baik dengan orang-orang yang takut akan Tuhan dan berpegang pada perintah dan ketetapan-Nya. Firman yang menyuarakan janji Tuhan adalah firman yang menghibur, meneguhkan dan menyelamatkan orang beriman sehingga mampu bertahan dalam penderitaan.

Bagianku ialah Tuhan. Kehidupan pemazmur yang dipenuhi dengan syukur dan bakti kepada Tuhan, sungguh menyadari bahwa yang terutama dan terpenting dalam hidupnya adalah Tuhan. Oleh karena itu tak ada janji yang lebih indah selain berpegang pada firman-Nya. Ia senantiasa memperhatikan jalan-jalan hidupnya, apakah sesuai dengan peringatan-peringatan-Nya. Seorang yang hidup sepenuhnya bagi Tuhan tak pernah berlambat-lambat meninggalkan dosa, dan bersegera melangkahkan kaki menuju jalan-jalan-Nya.

Renungkan: Dalam hidup Anda, siapa atau apa yang menjadi terutama dan terpenting?

(0.44) (Kel 9:13) (sh: Dihukum supaya bertobat (Minggu, 10 April 2005))
Dihukum supaya bertobat


Firaun tetap menolak untuk membiarkan bangsa Israel pergi. Ia "menutup mata" terhadap kebesaran-Nya yang menunjukkan bahwa Allah Israel adalah Sang Penguasa alam semesta dan bukan ilah-ilah Mesir yang disembahnya. Firaun terlalu angkuh untuk mengakui hal tersebut. Dia lebih mementingkan menjaga kepercayaan bangsa Mesir kepada dewa-dewinya daripada beralih menyembah Allah yang Hidup. Meski demikian, Allah membiarkan Firaun tetap hidup setelah keenam tulah dahsyat itu. Alasan Allah ialah agar nama-Nya masyhur di bumi (ayat peringatan-Nya&tab=notes&exact=on" ver="">14-16).

Tulah hujan es ini tidak terjadi di Tanah Gosyen sebab Allah setia memelihara umat-Nya (ayat peringatan-Nya&tab=notes&exact=on" ver="">26). Tulah ketujuh yang menimpa seluruh Tanah Mesir ini adalah sangat dahsyat dalam sejarah bangsa Mesir sebab tulah ini menghancurkan tanaman yang menjadi sumber pangan mereka (ayat peringatan-Nya&tab=notes&exact=on" ver="">18-19,22-26). Penderitaan karena keenam tulah sebelumnya telah berdampak pada bangsa Mesir, yakni munculnya beberapa orang Mesir yang takut akan firman Tuhan dan mengindahkan peringatan-Nya untuk menyelamatkan ternak dan hambanya (ayat peringatan-Nya&tab=notes&exact=on" ver="">19-21). Meski demikian, Firaun dan para pegawainya tetap bersikeras untuk tidak mengakui-Nya. Dia hanya ingin Allah mencabut penghukuman-Nya tanpa mau bertobat (ayat peringatan-Nya&tab=notes&exact=on" ver="">27-30,33-35). Allah belum lagi mematikan Firaun. Gambaran yang dipakai Musa adalah walau rami dan jelai sudah musnah, sekoi dan gandum masih terlindungi karena saat itu belum musimnya (ayat peringatan-Nya&tab=notes&exact=on" ver="">31-32).

Melalui tulah ketujuh ini, kita belajar bahwa penghu-kuman Allah dimaksudkan supaya manusia memiliki kesempatan untuk berbalik kepada Allah dan bertobat. Maka sebagai orang percaya kita harus selalu bersedia belajar dari setiap peristiwa hidup yang Allah izinkan terjadi menimpa kita supaya menghasilkan pertobatan. Maksud semua perbuatan Allah ialah agar kita semakin mengenal-Nya yaitu bahwa Dia setia memelihara hidup umat-Nya.

Renungkan: Pertobatan adalah pintu pengenalan akan Dia.

(0.44) (Yun 3:1) (sh: Jangan mengulangi kesalahan (Sabtu, 15 Desember 2001))
Jangan mengulangi kesalahan

Pertobatan bukan hanya penyesalan; pertobatan adalah perubahan. Konon, sebelum bertobat, Agustinus hidup dalam dosa bersama wanita yang bukan istrinya. Karena Tuhan mendengar doa ibunya, Monika, dan berbelas kasihan kepada Agustinus, maka ia bertobat. Ketika suatu hari Agustinus berjalan-jalan di pasar, wanita yang pernah dikencaninya memanggil-manggil namanya, "Agustinus! Agustinus!" Mendengar namanya dipanggil, tiba-tiba Agustinus berlari menjauh seraya berseru, "Aku bukan Agustinus! Bukan Agustinus!" Agustinus menyatakan bahwa Agustinus yang lama sudah tidak ada lagi.

Tuhan memberikan kesempatan kedua kepada Yunus. Kali ini Yunus taat. Ketika ia memberitakan peringatan Tuhan, sesuatu yang mengejutkan terjadi, terutama buat Yunus, yaitu bahwa seluruh rakyat Niniwe beserta rajanya menanggapi pemberitaan tersebut dan bertobat!

Sekali lagi kita melihat bagaimana keindahan pertobatan yang terangkai dalam suatu kebenaran, yaitu bahwa pertobatan terjadi karena Tuhan berinisiatif; Ialah yang "mengunjungi" Niniwe dan menyampaikan peringatan-Nya; Ialah yang mencari manusia, bukan sebaliknya. Kedua, pertobatan tidak akan terjadi jika manusia tidak mau mendengarkan suara Tuhan. Rakyat Niniwe masih menaruh hormat kepada Tuhan; Ketiga, pertobatan ditunjukkan melalui perubahan nyata. Raja Niniwe meminta rakyatnya untuk "berbalik dari tingkah lakunya yang jahat...". Banyak keadaan yang melahirkan penyesalan. Misalnya, penyesalan yang muncul sebagai akibat rasa malu, rasa takut, dan rasa bersalah. Namun, pertobatan tidak harus dilandasi oleh ketiga perasaan ini sebab sudah seyogianyalah pertobatan timbul dari (a) kesadaran akan kesalahan, (b) keinginan untuk melakukan yang benar di hadapan Tuhan, dan (c) tindakan nyata untuk mewujudkannya.

Renungkan: Sebagian aspek dari manusia lama kita memerlukan waktu untuk berubah. Ada yang memerlukan waktu singkat, ada juga yang memerlukan waktu panjang. Karena itu, jangan menyerah dan berkata, "Saya tidak mungkin berubah!" Itu bisikan Iblis yang harus kita lawan.

(0.44) (Why 3:14) (sh: Tidak mawas diri (Selasa, 29 Oktober 2002))
Tidak mawas diri

Sekilah kedengarannya aneh apaila ada “Gereja Tanpa Yesus Kristus”. Namun, itulah kiranya yang terjadi pada sidang jemaat di Laodikia. Kota makmur, kaya raya yang tekenal dengan industri garmen, obat mata, dan perbankan. Namun, kelimpahan materi tidak jarang membutakan mata rohani dan menumpulkan mata hati, sehingga dalam praktiknya, jemaat Laodikia dan warganya malah memuakkan Tuhan. Ngerinya, mereka merasa nyaman dengan kondisi itu. Perkenanan Tuhan diukur dengan kekayaan material sementara kiprah keseharian sebagai jemaat semakin jauh dari mempertuhan Kristus! Mengggunakan gambaran yang dikenal masyarakat Laodikia (yang langka air sehat), tuhan mengungkapkan kemuakan-Nya terhadap mereka (ayat peringatan-Nya&tab=notes&exact=on" ver="">15-16)

Dalam keadaan seperti itu, seakan-akan Kristus sendiri berdiri di luar jemaat, “berdiri di muka pintu dan mengetok”. Gambaran ini menunjukkan kenyataan yang menyedihkan: Raja Gereja, yang berkuasa penuh atas segenap ciptaan Allah (ayat peringatan-Nya&tab=notes&exact=on" ver="">15b), tidak diakui lagi otoritas-Nya dalam kiprah bergereja orang-orang Laodikia. Yesus Kristus mungkin masih dipuja sebagai Tuhan dalam kebaktian dan persekutuan, nama-Nya masih digunakan dalam doa-doa, tetapi otoritas-Nya tidak berlaku dalam segala aktivitas gerejawi lainnya, juga kehidupan pribadi, keluarga, pekerjaan, dan sebagainya. Jemaat Laodikia ingin menjadi otonom, tidak lagi bergantung pad Kristus, dan enggan hidup di bawah firman dan bimbingan Roh-Nya.

Tuhan tidak berkenan akan keadaan tersebut. Dengan mengatakan bahwa diri-Nya “Amin, Saksi yang setia dan benar, permulaan (sumber, kepala) dari ciptaan Allah”, Ia sedang mengontraskan diri-Nya yang benar (Amin) dan dalam peran-Nya sebagai Saksi Allah, Dia setia dan benar. Karena itu, Dia mengklaim otoritas-Nya atas jemaat Laodikia, sebagai Pemilik sah Gereja! Ia mencela, tetapi juga memanggil jemaat Laodikia untuk bertobat.

Renungkan: Peringatan-Nya sangat keras, namun bersumber dari kasih-Nya. Karena kasih itu pulalah Dia marah, namun kemarahan-Nya bermaksud membawa umat-Nya kembali ke jalan yang benar.

(0.38) (Ayb 36:1) (sh: Bercermin kepada Allah (Kamis, 15 Agustus 2002))
Bercermin kepada Allah

Pasal ini berfokus khusus pada sifat Allah yang adil, tetapi berbelas kasih dan sukar dipahami. Elihu memulai dengan menyatakan bahwa ia belum selesai bicara demi Allah (ayat peringatan-Nya&tab=notes&exact=on" ver="">2). Ironisnya, ungkapan Elihu bahwa dirinya memiliki pengetahuan adalah yang diucapkannya tentang Allah yang pengetahuan-Nya sempurna (ayat peringatan-Nya&tab=notes&exact=on" ver="">37:16). Hal ini mengakibatkan perkataan Elihu pun mendekati penghujatan.

Dalam ayat peringatan-Nya&tab=notes&exact=on" ver="">5-12, Allah digambarkan sebagai mahakuasa dan adil. Ia menghukum kejahatan dan membela orang tak bersalah, dan berbelas kasih kepada mereka yang memperhatikan peringatan-Nya. Ia menempatkan orang-orang benar seperti raja-raja di takhta-Nya (ayat peringatan-Nya&tab=notes&exact=on" ver="">7). Orang-orang jahat akan dihukum, namun mereka akan diselamatkan bila bertobat (ayat peringatan-Nya&tab=notes&exact=on" ver="">8-12). Ayat peringatan-Nya&tab=notes&exact=on" ver="">11-12 mengingatkan kita akan Ulangan 28 yang berbicara tentang kutuk dan berkat. Orang-orang yang tak bertuhan sangat tak berpengharapan karena keras kepala dan tidak berseru kepada Allah (ayat peringatan-Nya&tab=notes&exact=on" ver="">13-15). Ini sangat bertolak belakang dengan mereka yang mencari Tuhan. Ayub pun harus berseru kepada Allah dan tidak boleh keras hati dengan bersikeras pada kasusnya (ayat peringatan-Nya&tab=notes&exact=on" ver="">16-21).

Elihu kemudian melanjutkan peringatannya dengan mengingatkan sifat Allah (ayat peringatan-Nya&tab=notes&exact=on" ver="">22-33). Allah adalah Allah yang tak terbatas kuasanya dan tak terpahami. Karena itu, Ia pasti adil. Allah yang begitu ditinggikan adalah guru yang tak terbandingkan (ayat peringatan-Nya&tab=notes&exact=on" ver="">22), meski tak terpahami. Ia tak perlu diajar siapa pun. Jika manusia tidak dapat mengajar Allah tentang bagaimana mengatur alam semesta, manusia pun tak berhak menuduh Allah (ayat peringatan-Nya&tab=notes&exact=on" ver="">23). Itu sebabnya Ayub diperintahkan untuk memuji Allah bersama dengan ciptaan yang lainnya (ayat peringatan-Nya&tab=notes&exact=on" ver="">24-26). Bukankah Allah adalah Allah yang bekerja dengan cara misterius seperti memberi hujan ke bumi (ayat peringatan-Nya&tab=notes&exact=on" ver="">27-28) dan memberikan guntur yang menakutkan orang-orang zaman itu (ayat peringatan-Nya&tab=notes&exact=on" ver="">29-33)? Elihu mendorong Ayub agar mengetahui sifat Allah yang maha-kuasa dan melampaui akal.

Renungkan: Sebelum memberikan orang lain nasihat, atau petunjuk, bercermin dirilah di hadapan sifat Allah yang mahakuasa dan tak terpahami.

(0.38) (Yer 7:16) (sh: Semua belum terlambat (Jumat, 8 September 2000))
Semua belum terlambat

Kadang-kadang manusia terlambat untuk menghindari atau menanggapi peringatan akan adanya penghukuman Allah. Itulah yang dikatakan Allah kepada Yeremia tentang bangsa Yehuda. Sampai 3 kali Allah melarang Yeremia berdoa agar bangsa ini memperoleh pengampunan (16). Bahkan di dalam pasal-pasal berikutnya, larangan Allah ini terus-menerus diulang. Allah tidak pernah tiba-tiba menghukum, tanpa memberikan peringatan. Namun manusia terlalu bebal meresponi peringatan-Nya.

Bagaimana kita dapat mengetahui bahwa suatu bangsa sudah sampai kepada keadaan yang sangat menyedihkan dan memprihatinkan seperti bangsa Yehuda? Allah memerintahkan Yeremia untuk melihat ke sekelilingnya. Masyarakat Yehuda di seluruh kota Yehuda dan Yerusalem telah memberontak kepada Allah (17). Tidak hanya orang dewasa ataupun kaum laki-laki, namun juga anak-anak dan kaum perempuan melakukan dan mendukung pemberontakan kepada Allah (18). Seluruh angkatan sudah bengkok. Itulah yang terjadi di sekeliling Yeremia. Apa yang telah terjadi sebelum Yeremia ada? Bukan pada masa Yeremia saja bangsa Yehuda memberontak kepada Allah. Sejak zaman nenek moyangnya, bangsa ini memang selalu mengikuti hawa nafsu dan kedegilan hatinya sendiri (24). Mereka selalu menolak, menentang, bahkan membunuh utusan-utusan Allah yang dikirim-Nya untuk menyadarkan dan membawa mereka kembali ke jalan Allah (25-26). Karena itu tidak perlu bagi Yeremia untuk berdoa ataupun mewartakan berita ini kepada bangsa Yehuda. Mereka tidak akan bertobat (27-28).

Penolakan terus-menerus untuk mendengarkan dan mentaati firman Tuhan membawa sebuah bangsa di luar jangkauan kuasa doa. Penolakan ini telah berlangsung selama berabad-abad dari generasi ke generasi, sebelum Allah melarang Yeremia untuk berdoa bagi bangsa ini.

Renungkan: Penolakan dan pemberontakan yang dilakukan oleh bangsa kita, keluarga kita, saudara kita, atau teman kita terhadap kebenaran Allah belum berlangsung selama berabad-abad atau dari generasi ke generasi. Karena itu kita harus tetap berdoa agar bangsa dan orang-orang yang kita kasihi menerima kebenaran Allah. Sebelum terlambat, marilah kita bergumul bersama bangsa kita agar tidak mengeraskan hati



TIP #07: Klik ikon untuk mendengarkan pasal yang sedang Anda tampilkan. [SEMUA]
dibuat dalam 0.05 detik
dipersembahkan oleh YLSA