Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 61 - 80 dari 1559 ayat untuk pasti menjadi raja AND book:[1 TO 39] (0.003 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.50) (2Taw 21:12) (jerusalem: nabi Elia) Hanya di sini saja si Muwarikh berkata tentang nabi Elia oleh karena di sini nabi Elia turun tangan dalam urusan negeri Yehuda (kitab Raja-raja tidak berkata apa-apa tentang turun tangan itu). Menurut tarikh yang dituruti 2Raja-raja Elia sudah lenyap dari muka bumi sebelum Yoram naik takhta kerajaan Israel, 2Ra 2 dan 2Ra 3:1 dan sebelum Yoram menjadi raja Yehuda, 2Ra 8:16 (tetapi bdk 2Ra 1:17). Si Muwarikh memakai sebuah tradisi yang tidak tercantum dalam Alkitab.
(0.50) (2Taw 26:23) (jerusalem: di ladang dekat pekuburan raja-raja) Jadi Uzia tidak dikebumikan di makam para raja.
(0.50) (Mzm 2:10) (jerusalem: hai raja-raja) Kurang jelas apakah Raja-Mesias masih berbicara atau pesajak sendiri.
(0.49) (2Sam 7:14) (jerusalem: Aku akan menjadi Bapanya...) Ini sebuah rumusan yang lazim dipakai orang dalam mengangkat seseorang menjadi anak angkat. Rumusan itupun terdapat dalam Maz 2:7 dan Maz 110:3 (menurut terjemahan Yunani). Tetapi dalam 2Sa 7:14 ini juga untuk pertama kalinya terungkap pengharapan akan raja penyelamat terakhir (Mesias). Sebab setiap raja keturunan Daud hanya gambar tak sempurna dari raja yang dicita-citakan itu, bdk akhir ayat ini dan Maz 89:31-34. Dalam 1Ta 17:13 ayat ini diterapkan pada Mesias dan karena itu bagian kedua 2Sa 7:14 ini dihilangkan
(0.49) (Hos 8:1) (sh: Klimaks penghukuman Allah (Minggu, 8 Desember 2002))
Klimaks penghukuman Allah

Akar dosa Israel terletak pada sikap Israel yang menyimpang dari perjanjian dan menolak taurat Tuhan (ayat 1). Maka jelaslah mengapa teguran-teguran Allah melalui berbagai malapetaka tidak membawa manfaat, dan mereka tetap berkanjang dalam dosa-dosa mereka. Tidak ada pilihan bagi Allah selain memutuskan untuk menimpakan malapetaka peperangan, hingga mereka binasa, dan dibuang ke negeri asing (ayat 13).Apa yang dialami bangsa Israel juga disebabkan oleh pemimpin atau raja Israel, karena mereka yang memerintah tidak diangkat atas persetujuan Allah. Padahal jelas-jelas Allah memberikan persyaratan yang harus dipenuhi oleh seorang pemimpin atau raja Israel, yaitu: [1]. Pemimpin atau raja Israel seharusnya seorang yang dipilih, dan diangkat atas persetujuan Allah (ayat 4). bukan diangkat berdasarkan persekongkolan para pemuka yang berjuang untuk kelompoknya. [2]. Pemimpin atau raja harus memiliki kesadaran integritas dan solidaritas yang tinggi sebagai umat Allah (bdk. Ul. 17:14-20). Ternyata para raja dan pemuka bangsa memerintah dengan lalim.

Dalam kepemimpinan umat Allah, peranan Allah dan ajaran-ajaran-Nya harus mendapat tempat yang sentral. Pengajaran/taurat Allah yang berintikan kasih, kebenaran, kebaikan dan keadilan Allah merupakan landasan kepemimpinan Allah. Jika itu yang menjadi dasar pemerintahan umat Allah, pasti tidak akan ada penindasan, tidak akan ada ketamakan, dan terutama tidak meninggalkan Allah.

Renungkan:
Kita semua adalah pemimpin, paling tidak bagi diri kita sendiri. Apakah tingkah laku, pikiran, dan perkataan kita mencerminkan taurat-Nya?

(0.49) (2Raj 20:12) (sh: Ketika harta menjadi yang utama (Senin, 11 Juli 2005))
Ketika harta menjadi yang utama

Orang yang bijaksana menaruh pengharapannya pada hal-hal yang bernilai kekekalan. Baginya, hal-hal yang sementara seperti: kekayaan, kesehatan, kepandaian, dan kekuasaan walaupun penting, bukan hal yang utama. Ia tidak akan menjadikan hal-hal tersebut sebagai alat pengukur kebahagiaan. Sebab kebahagiaan adalah anugerah Tuhan yang membuat seseorang beroleh persekutuan dengan-Nya dan dapat menikmati kebaikan-Nya.

Sebagai seorang raja, Hizkia tentu tidak kekurangan apa-apa bahkan berlimpah dalam segala sesuatu. Kekayaannya pasti signifikan sehingga ia dengan bangga memperlihatkannya kepada para utusan raja Babel (ayat 13). Sebenarnya untuk apa Hizkia pamer kekayaan? Sangat mungkin untuk menimbulkan kesan pada raja Babel bahwa Yehuda berjaya dan rajanya perkasa. Atau untuk menunjukkan bahwa Hizkia dapat membayar (upeti) kepada Babel demi keamanan bangsanya, Yehuda. Tanpa disadari, Hizkia sudah terjebak oleh ukuran dunia tentang jaminan hidup, yaitu kekayaan, kekuasaan, dan hikmat. Padahal peringatan Allah kepada raja Israel akan godaan kekayaan sudah disampaikan di dalam kitab Ulangan (Ul. 17:17b). Itu sebabnya, Nabi Yesaya mengingatkan Raja Hizkia bahwa semua kekayaan itu kelak akan diangkut ke Babel termasuk keturunan Hizkia juga akan ditawan di tanah pembuangan (2Raj. 20:17-18). Respons Hizkia menunjukkan ketidakpekaannya bahwa sikap menggantungkan diri pada kekayaan adalah dosa. Bagi Hizkia kekayaannya sekarang menjamin hidup damai dan keamanan (ayat 19b).

Ajaran Tuhan Yesus mengenai hidup ini adalah "carilah dahulu kerajaan Allah, maka semua (kebutuhan hidup) akan ditambahkan kepadamu." Waktu kita belajar mengutamakan Tuhan, bukan harta dan takhta, Dia akan melimpahkan hal-hal itu sesuai dengan kehendak-Nya.

Renungkan: Hanya dengan sepenuhnya mendudukkan Tuhan Yesus di singgasana hati Anda, semua harta dunia ini beroleh posisinya yang tepat.

(0.49) (2Taw 12:12) (bis)

Ayat ini bisa juga diterjemahkan sebagai berikut: Karena raja merendahkan diri kepada TUHAN, maka redalah kemarahan TUHAN kepadanya, dan TUHAN tidak membinasakan dia sama sekali. Keadaan di Yehuda pun menjadi baik.

(0.49) (1Raj 22:41) (full: YOSAFAT, ANAK ASA, MENJADI RAJA. )

Nas : 1Raj 22:41

Untuk keterangan selanjutnya mengenai pemerintahan Asa

lihat cat. --> 1Raj 15:24.

[atau ref. 1Raj 15:24]

(0.49) (Bil 24:19) (jerusalem: dari Yakub akan timbul seorang penguasa) Terjemahan lain: dari Yakub ia (yaitu raja yang dinubuatkan Bil 24:17) akan berkuasa
(0.49) (2Raj 5:24) (jerusalem: bukit) Ibraninya: ofel Di Yerusalem juga ada sebuah ofel. Baik di Samaria maupun di Yerusalem ofel itu ialah tambahan tanah yang menjadi tumpuan istana raja. Kata ofel berarti: timbulan.
(0.49) (Mzm 24:7) (jerusalem: pintu-pintu gerbang) Ialah pintu gerbang bait Allah yang sudah tua dan diperorangkan. Pintu gerbang itu diajak menjadi besar dan lebar, sehingga Raja besar dan mulia dapat masuk.
(0.49) (Yes 22:22) (jerusalem) Membuka dan menutup pintu-pintu istana raja di negeri Mesir menjadi tugas wazir. Itulah tugas. Petrus dalam jemaat Kristus, Kerajaan allah, Mat 16:19. Wah 3:7 mengetrapkan ayat ini pada Mesias.
(0.49) (Za 14:9) (jerusalem: TUHAN adalah satu-satunya....) Rumus meriah ini dua kali mengungkapkan pikiran yang sama. Nama Tuhan memang tidak lain kecuali Tuhan sendiri. Di zaman Mesias Allah Yang Mahaesa menjadi raja dunia sementara, bdk Mal 1:11+.
(0.49) (2Raj 15:19) (jerusalem: Pul) Menurut beberapa dokumen yang berasal dari negeri Asyur-Babel maka Pul (Pulu) adalah nama yang diambil Tiglat Pileser III, raja Asyur (th 745-727 seb. Mas) ketika dilantik menjadi raja Babel (th 729 seb. Mas). Upeti yang disebut dalam 2Ra 15:20 juga disebut dalam dokumen Asyur yang melapor tentang penyerbuan raja Tiglat Pileser ke negeri Siria dalam th 738 seb Mas.
(0.49) (Dan 5:7) (jerusalem: sebagai orang ketiga) Diketahui bahwa di Babel memang dipakai gelar "Yang Kedua" dari raja, tetapi tidak pernah dipakai gelar "Yang Ketiga" dari raja. Ungkapan yang dalam bahasa Aram kurang jelas itu (begitu juga dalam Dan 5:29 dan Dan 6:3) kiranya berarti bahwa Daniel menjadi anggota sebuah dewan menteri yang terdiri atas tiga orang. Kalau demikian, gelar itu tidak berarti bahwa Daniel mendapat pangkat yang hanya dua tingkat di bawah jabatan raja.
(0.49) (2Taw 27:1) (sh: Mengarahkan hidup kepada TUHAN (Senin, 1 Juli 2002))
Mengarahkan hidup kepada TUHAN

Catatan Tawarikh tentang tiga raja sebelum Yotam ditandai oleh satu kesamaan, masa pemerintahan mereka terbagi dua: masa saat mereka setia kepada Allah dan masa saat mereka tidak setia. Tetapi, catatan tentang Yotam tidak memiliki pembagian ini. Malahan, penulis Tawarikh mencatat beberapa hal yang tidak ditampilkan oleh II Raja-raja: bahwa Yotam tidak lancang memasuki Bait Allah dan melakukan tugas imam (ayat 2, bdk. 2Raja 15:34), dan bahwa Yotam menaklukkan raja Amon (ayat 5-6). Semua keberhasilannya ini disebabkan karena Yotam "mengarahkan hidupnya kepada TUHAN, Allahnya" (ayat 6).

Kejadian yang telah dialami oleh raja-raja sebelumnya menjadi pelajaran bagi Yotam. Betul bahwa rakyatnya masih melakukan hal-hal yang merusak dan korup (ayat 2). Yotam memang gagal dalam bidang ini. Namun, yang digarisbawahi oleh penulis Tawarikh adalah bahwa raja Yotam juga bertindak bagi kemuliaan TUHAN, Allah Israel. Ia melakukan perombakan dan penambahan bagi bait Allah, walaupun tidak banyak (ayat 3). Tampilnya Yotam menjadi seorang raja yang kuat secara politis juga menjadi pertanda kemuliaan Allah yang tampak melalui Israel.

Ayah Yotam, Uzia, juga menjadi sosok raja yang kuat. Namun, kekuatannya itulah yang kemudian membuat ia tinggi hati dan jatuh ke dalam dosa (ayat 16). Tidaklah demikian halnya dengan Yotam. Kekuatan Yotam sebagai seorang raja terus bertahan. Kekuatan itu bertahan justru karena Yotam "mengarahkan hidupnya kepada TUHAN, Allahnya" (ayat 6). Dalam bahasa aslinya, kata "mengarahkan" juga mempunyai makna mengatur (bdk. Ams 21:29b). Artinya, Yotam dengan penuh kesadaran mengarahkan dan mengatur setiap aspek kehidupannya sebagai raja hanya kepada apa yang benar bagi Tuhan. Kekuatan Yotam bertumpu pada hal ini.

Renungkan: Zaman ketika kita hidup sekarang menyamakan kekuatan dengan ketidakbergantungan pada siapa pun dan apa pun. Panggilan kita sebagai Kristen, justru adalah untuk menunjukkan melalui hidup kita, dalam kerendahan hati, bahwa Allahlah satu-satunya sumber kekuatan yang sejati.

(0.48) (2Raj 15:1) (sh: Nilai identitas dan panggilan hidup manusia (Rabu, 7 Juni 2000))
Nilai identitas dan panggilan hidup manusia

Pernahkah Anda membayangkan jika tiba-tiba hidup Anda menjadi tidak berguna bagi siapa pun, sebab Anda tidak mempunyai ruang gerak, akses, dan kontak dengan dunia luar. Anda hanya hidup untuk dan dengan diri Anda sendiri. Padahal Anda mempunyai kemampuan, kekayaan, dan kedudukan. Bila hanya untuk beberapa hari mungkin kita akan menikmatinya. Namun jika berlangsung untuk waktu yang lama hingga kematian menjemput, betapa tragisnya hidup Anda.

Kehidupan demikianlah yang dijalani Azarya. Ia memerintah di Yehuda selama 52 tahun. Namun nampaknya di tengah perjalanan pemerintahannya, ia harus masuk ke tempat pengasingan karena tulah kusta dari Allah. Sehingga anaknya Yoram ditunjuk sebagai kepala istana dan menjalankan pemerintah atas Yehuda. Suatu keadaan yang sangat tragis. Azarya yang masih mempunyai identitas diri dan panggilan hidup sebagai raja Yehuda, tidak mampu mengaktualisasikan dirinya dan menunaikan panggilan hidupnya. Secara kejiwaan Azarya pasti mengalami tekanan dan kontradiksi sebab ketidakmampuannya untuk berkiprah di dalam pemerintahan bukan disebabkan karena ia tidak mempunyai kemampuan atau kepiawaian. Namun norma dan tatanan masyarakat yang membatasi, yang membelenggu, bahkan yang mengamputasi seluruh hak untuk mengaktualisasi diri, untuk berkarya, dan untuk memberikan kontribusi kepada masyarakat umat pilihan Allah.

Apa dosa Azarya sehingga ia harus kena tulah dan menanggung konsekuensi yang sedemikian berat? Dalam 2Taw. 26:16-23 dikisahkan bahwa ia kena tulah kusta karena ia berdosa dalam hal merampas hak para imam. Dengan bertindak demikian ia telah mengintervensi dan membatalkan ketetapan Allah. Ia membuat para imam menjadi tidak berguna dan kehilangan identitas serta panggilan hidupnya.

Renungkan: Dalam dunia moralitas yang ditetapkan Allah, siapa yang bersalah pasti dihukum. Tidak peduli apakah dia raja, nabi, rakyat biasa, maupun pejabat. Hukuman yang diberikan pun bukan berdasarkan amarah atau kebencian, tetapi bersifat mendidik. Selama dalam pengasingan, Azarya pasti menyadari dan menyesali dosa-dosanya. Sebab ia sendiri merasakan bagaimana rasanya menjadi orang yang tidak berguna karena hak, identitas, dan panggilan hidupnya dirampas.

(0.48) (Mzm 2:8) (full: BANGSA-BANGSA ... MENJADI MILIK PUSAKA-MU. )

Nas : Mazm 2:8

Tidak pernah ada raja di dunia yang menerima janji semacam ini; janji ini hanya digenapi dalam Raja Mesias, Yesus (lih. Za 9:10).

(0.48) (2Raj 15:37) (jerusalem: Rezin) Dalam terjemahan Yunani nama itu tertulis: Razon. Razon (Rezin) itu adalah raja Damsyik yang terakhir sampai kota itu direbut orang Asyur, 2Ra 16:9. Serangan Rezin (Razon) yang disebut di sini menjadi permulaan perang yang berkecamuk di masa pemerintahan raja Ahas, 2Ra 16:5-9.


TIP #11: Klik ikon untuk membuka halaman ramah cetak. [SEMUA]
dibuat dalam 0.07 detik
dipersembahkan oleh YLSA