Jika kita membaca awal perjalanan Saul (">1Sam. 9:1-11:15), tidak terbayang bahwa akan seperti yang digambarkan dalam perikop ini. Raja yang tampan, gagah perkasa memudar semangatnya setelah terkepung. Para pahlawannya tewas, anak-anaknya berguguran, bahkan ia sendiri luka parah (ayat orang-orang+yang+sedang+dalam+perjalanan+AND+book%3A9&tab=notes" ver="">11:4-5" context="true">4-5).

Ketakutan tanpa iman. Ketakutan membuat Saul nekat mencari jalan pintas. Ia tidak mau menyerah kepada musuhnya, dan pembawa senjatanya juga tidak mau membunuhnya, akhirnya Saul sendiri yang bertindak. Putus hubungan dengan Tuhan, membuat Raja terdampar dalam kegelapan yang ngeri (bdk. ">1Sam. 28:6). Kematian Saul sangat menyedihkan. Sesudah ia mati bunuh diri, kepalanya dipancung dan mayatnya dipakukan oleh orang Filistin (ayat orang-orang+yang+sedang+dalam+perjalanan+AND+book%3A9&tab=notes" ver="">28:8-10" context="true">8-10).

Ada ubi ada talas, ada budi ada balas. Tidak dapat disangkal, bahwa penduduk Yabesy-Gilead masih mengenang jasa Saul (bdk. ">1Sam. 15:1-15). Orang-orang yang gagah perkasa diberangkatkan untuk mengambil mayat Saul dan mayat anak-anaknya (ayat orang-orang+yang+sedang+dalam+perjalanan+AND+book%3A9&tab=notes" ver="">15:11-13" context="true">11-13). Semua dilakukan sebagai penghormatan terakhir bagi raja yang mereka sanjung selama ini. Mereka tidak gentar menghadapi orang Filistin.

Renungkan: Iman kepada Tuhan akan membuat kita memiliki bukan saja awal tetapi juga akhir yang baik.

Ada dua macam pelayan yang dipaparkan dalam nas ini. Pertama, orang yang sungguh-sungguh melayani Tuhan, yang dihadirkan dalam sosok Hana (ayat orang-orang+yang+sedang+dalam+perjalanan+AND+book%3A9&tab=notes" ver="">11, bdk. orang-orang+yang+sedang+dalam+perjalanan+AND+book%3A9&tab=notes" ver="">1:28). Kedua, orang yang berkedok melayani Tuhan untuk melayani diri sendiri, yang hadir dalam sosok Hofni dan Pinehas (ayat orang-orang+yang+sedang+dalam+perjalanan+AND+book%3A9&tab=notes" ver="">13-16, 22, bdk. Bil. 5:10).

Sejak awal nas 1 Samuel, kita sudah diperhadapkan dengan sosok Hana sebagai orang yang melayani Tuhan dengan kesungguhan hati dan keberserahan penuh. Bahkan ia rela menyerahkan Samuel, anak yang telah lama dinantikannya, untuk menjadi pelayan Tuhan (ayat orang-orang+yang+sedang+dalam+perjalanan+AND+book%3A9&tab=notes" ver="">11, bdk. orang-orang+yang+sedang+dalam+perjalanan+AND+book%3A9&tab=notes" ver="">1:28). Tindakan Hana ini bertolak belakang dengan tindakan anak-anak Eli: Hofni dan Pinehas. Mereka adalah orang-orang yang berkedok melayani Tuhan, tetapi sebenarnya mereka melayani diri sendiri. Dengan sewenang-wenang mereka melanggar dan mengubah peraturan kurban yang ditetapkan Tuhan disertai dengan tindakan- tindakan bejat (ayat orang-orang+yang+sedang+dalam+perjalanan+AND+book%3A9&tab=notes" ver="">12-17). Hofni dan Pinehas tidak hanya tidak memedulikan nasihat ayah mereka, dan keluh kesah umat Israel, tetapi yang terparah, mereka tidak memedulikan tuntutan ilahi akan kekudusan mereka sebagai pelayan Allah. Mengapa kebejatan semacam ini bisa terjadi di dalam keluarga yang seharusnya menjadi panutan umat Allah? Sebab Imam Eli sendiri tamak dan lebih menyayangi anak-anaknya daripada menghormati Allah (ayat orang-orang+yang+sedang+dalam+perjalanan+AND+book%3A9&tab=notes" ver="">29).

Kita belajar dua hal: pertama, konsekuensi ketaatan melayani dengan sungguh adalah berkat berlimpah (ayat orang-orang+yang+sedang+dalam+perjalanan+AND+book%3A9&tab=notes" ver="">21), sedangkan konsekuensi terhadap ketidaktaatan dan hidup jahat di hadapan Allah adalah mati (ayat orang-orang+yang+sedang+dalam+perjalanan+AND+book%3A9&tab=notes" ver="">25). Kesalehan adalah hal yang penting dan berpengaruh dalam perjalanan hidup manusia, membuahkan kesetiaan.

Renungkan: Ingatlah, kehidupan Kristen sehari-hari adalah ranah pelayanan utamanya di hadapan Allah. Jaga kekudusan hidup Anda!

Kasih Yonatan penuh kerelaan dan pengorbanan. Ia rela membela Daud di hadapan Saul (ayat orang-orang+yang+sedang+dalam+perjalanan+AND+book%3A9&tab=notes" ver="">28, 29), meskipun tindakannya ini membahayakan dirinya (ayat orang-orang+yang+sedang+dalam+perjalanan+AND+book%3A9&tab=notes" ver="">30). Kasih yang diwujudkan dan dikembangkan Yonatan ini, mengingatkan kita akan kasih Kristus. Kasih yang memulihkan kembali hubungan manusia dengan Allah. Kasih yang terwujud lewat pertarungan melawan maut. Kasih yang rela berkorban demi manusia yang dikasihi-Nya. Kasih yang akhirnya keluar sebagai pemenang! Kasih seperti inilah yang harus diteladani dan dikembangkan dalam kehidupan bersama dengan sesama kita pada masa kini.

Tetap satu di dalam Tuhan. Keadaan situasi dan kondisi memaksa Yonatan dan Daud berpisah. Yonatan kembali meneruskan tugasnya sehari-hari. Daud meneruskan perjalanan dan perjuangannya sesuai arahan Tuhan. Namun mereka tetap yakin bahwa Tuhan ada di antara mereka (ayat orang-orang+yang+sedang+dalam+perjalanan+AND+book%3A9&tab=notes" ver="">42). Tuhan selalu hadir di tengah-tengah kehidupan setiap orang yang mempersilahkan dan menyediakan tempat bagi-Nya. Keyakinan semacam itu tidak dapat dipisahkan oleh perpisahan karena jarak.

Doa: Ya Tuhan, ajarlah kami bersehati dengan semua orang seiman tanpa memandang batas-batas yang diciptakan dunia.

Perbedaan antara negara yang demokratis dengan yang tidak terletak bukan pada perangkat kenegaraan dan partai yang ada, atau dipilih atau tidaknya si pemimpin. Perbedaan terletak pada siapa yang memilih. Pada tipe negara yang pertama seorang pemimpin dipilih oleh rakyat, sementara pada tipe kedua oleh kroni, orang bayaran, atau bahkan oleh diri sendiri, walaupun kualifikasinya tidak memadai.

Tetapi, untuk monarki Israel waktu itu, raja dipilih hanya berdasarkan kualifikasi penting berikut: pemilihan dan penyertaan Allah (band. 10), dan hati yang mau mengikut dan taat kepada Allah (ayat orang-orang+yang+sedang+dalam+perjalanan+AND+book%3A9&tab=notes" ver="">7). Raja hanya raja selama kualifikasi ini terpenuhi. Dan tidak seperti pada bangsa-bangsa lain, hak menjadi raja bisa dicabut oleh Allah.

Ayat orang-orang+yang+sedang+dalam+perjalanan+AND+book%3A9&tab=notes" ver="">13 adalah pemunculan perdana Daud dalam narasi kitab ini, dan Daud muncul dengan kualifikasi yang luar biasa. Walau ia anak paling bungsu dan paling muda, tetapi tokoh-tokoh lain di dalam nas ini tidak punya kualifikasi di atas. Termasuk Abinadab, yang keelokan parasnya sempat memukau Samuel (ayat orang-orang+yang+sedang+dalam+perjalanan+AND+book%3A9&tab=notes" ver="">8-9), dan kakak- kakak Daud yang lain (ayat orang-orang+yang+sedang+dalam+perjalanan+AND+book%3A9&tab=notes" ver="">10). Yang terutama, termasuk pula Saul, yang kehilangan kualifikasinya sebagai raja ketika Roh Tuhan meninggalkannya karena ketidaktaatan dan kini diganggu oleh roh jahat yang diizinkan Tuhan (ayat orang-orang+yang+sedang+dalam+perjalanan+AND+book%3A9&tab=notes" ver="">14).

Roh Tuhan berkuasa atas Daud (ayat orang-orang+yang+sedang+dalam+perjalanan+AND+book%3A9&tab=notes" ver="">13), dan ia dikenal dan diakui sebagai orang yang disertai Tuhan (ayat orang-orang+yang+sedang+dalam+perjalanan+AND+book%3A9&tab=notes" ver="">18b). Saul masih menjadi raja secara de facto, tetapi Daud yang diurapi telah muncul, berkembang menjadi orang yang punya kelebihan yang lain (ayat orang-orang+yang+sedang+dalam+perjalanan+AND+book%3A9&tab=notes" ver="">18), dan bahkan dikasihi Saul (ayat orang-orang+yang+sedang+dalam+perjalanan+AND+book%3A9&tab=notes" ver="">20-23). Tetapi perjalanan Daud masih panjang, dan Allah masih terus membentuk dirinya dan bangsa Israel agar dapat mengerti pilihan Allah ini.

Renungkan: Pilihan Allah berarti ketaatan dan penyerahan diri. Pilihan itu juga berarti pembentukan, agar kita menjadi layak untuk melakukan pelayanan yang telah Ia tentukan untuk kita lakukan.

Hofni dan Pinehas, anak-anak Eli sangat jahat. Hidup mereka dikatakan tidak mengenal Allah (ayat orang-orang+yang+sedang+dalam+perjalanan+AND+book%3A9&tab=notes" ver="">12 terjemahan literal). Imam Eli gagal membimbing anak-anaknya untuk hidup takut akan Yahwe. Mereka suka korupsi persembahan korban sembelihan (ayat orang-orang+yang+sedang+dalam+perjalanan+AND+book%3A9&tab=notes" ver="">13-16). Dengan demikian mereka menghina Tuhan yang telah mengatur bagaimana korban harus dipersembahkan dan dimakan (ayat orang-orang+yang+sedang+dalam+perjalanan+AND+book%3A9&tab=notes" ver="">17). Mereka berzinah (ayat orang-orang+yang+sedang+dalam+perjalanan+AND+book%3A9&tab=notes" ver="">22). Mengapa bisa terjadi di dalam keluarga yang seharusnya menjadi panutan umat Allah? Karena Eli sendiri tamak dan lebih menyayangi anak-anaknya daripada menghormati Tuhan Allah (ayat orang-orang+yang+sedang+dalam+perjalanan+AND+book%3A9&tab=notes" ver="">29).

Kesalehan Samuel. Samuel tidak terpengaruh teladan buruk tersebut. Ia tumbuh dalam kesalehan dan memiliki hati yang teguh. Di samping nasihat dan petunjuk Eli, pastilah perhatian dan kesalehan ibunya berpengaruh besar pada dirinya (ayat orang-orang+yang+sedang+dalam+perjalanan+AND+book%3A9&tab=notes" ver="">19). Kesalehan adalah hal yang penting dan berpengaruh dalam perjalanan hidup manusia. Keluarga Eli hancur karena ketidaksalehan. Demikian juga sejarah umat Israel menurun drastis ketika mereka hidup jahat di hadapan Allah.

Renungkan: Hamba Tuhan harus menerapkan firman lebih dulu dalam hidupnya dan keluarganya, barulah mengajar umat Tuhan.

Doa: Aku dan keluargaku ingin taat dan mengabdi Engkau, o Tuhan.