Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 9 dari 9 ayat untuk mereka turun AND book:[1 TO 39] AND book:2 (0.003 detik)
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Kel 3:7) (full: MEMPERHATIKAN ... KESENGSARAAN UMAT-KU. )

Nas : Kel 3:7

Sebagaimana Allah memperhatikan kesengsaraan umat-Nya di Mesir, Ia juga memperhatikan kesengsaraan seluruh umat-Nya. Ia mendengarkan seruan orang yang susah dan tertindas. Pada waktu semacam itu, umat Allah hendaknya berseru kepada-Nya agar Ia turun tangan menolong mereka. Apakah penindasan kita disebabkan oleh situasi, orang lain, Iblis, dosa atau dunia, penghiburan, kasih karunia, dan pertolongan Allah lebih daripada memadai untuk mengatasi semua keperluan itu (lih. Rom 8:32). Pada waktu-Nya Allah akan melepaskan kita (bd. Kej 15:13).

(0.96) (Kel 20:5) (ende)

Dalam kitab Sutji atjap kali Tuhan disebut "tjemburu" atau "iri hati". Ini gambaran manusiawi untuk melukiskan tjintakasih Tuhan jang agung tanpa banding terhadap umatNja, serta mengutamakan tuntutanNja, supaja manusia mendjawab kasih ilahi itu dengan menjerahkan diri utuh-utuh kepada Tuhan.

Tuhan membalas dosa-dosa para bapa pada keturunan mereka. Maksud penulis: perbuatan-perbuatan manusia mempengaruhi baik atau buruk atas orang-orang sekitarnja dan seluruh masjarakat. Demikianlah halnja teristimewa dalam persatuan religieus umat Israel jang seerat itu, jang harus menjalurkan tradisi Sutji Hukum tuhan turun-temurun.

Dosa bukanlah soal perseorangan semata-mata, dan beserta dosanja djuga hukumannja dilandjutkan dalam keturunan manusia (Bandingkan Kej 3: Disini dilukiskan dosa warisan nenek-mojangnja).

Teranglah sudah, bahwa Tuhan hanja mempersalahkan dosa, jang disetudjui orang dengan sadar dan bebas merdeka.

(0.94) (Kel 32:1) (sh: Menyembah buatan tangan sendiri. (Selasa, 16 September 1997))
Menyembah buatan tangan sendiri.

Umat Israel tidak sabar lagi. Mereka sudah menyaksikan guruh mengguntur, gunung berasap, dan Musa mendaki Gunung Sinai menghadap Tuhan. Tetapi sudah lama Musa belum juga turun gunung. Tuhan Allah tak kelihatan. Orang Israel menjadi bingung dan gelisah. Mereka lebih suka menyembah patung anak lembu yang dibuat dari emas, seperti yang disembah di Mesir daripada percaya kepada Allah yang tidak kelihatan, Pencipta segala sesuatu. Apakah Anda pernah bingung karena kehadiran Allah tidak kelihatan dalam pergumulan Anda? Pernahkah Anda tak sabar menunggu bimbingan Tuhan, lalu tergoda untuk bergerak sendiri sambil mempercayai perbuatan manusia?

Doa syafaat Musa. Murka Allah terlihat dengan menyebut Israel, "bangsamu" kepada Musa (ayat mereka+turun+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A2&tab=notes" ver="">7). Tuhan menjauhkan diri dari bangsa Israel, bahkan mau membinasakan mereka. Tetapi Musa mendoakan bangsanya dengan menyebut "umatMu". Ia mengingatkan Allah tentang apa yang telah Ia kerjakan, tentang Nama baik Allah dan tentang janji-Nya terhadap bangsa Israel. Itulah tiga dasar kuat untuk doa-doa kita juga.

Renungkan: Doa syafaat dapat mengandung dampak politis, ekonomi, dan sosial yang luas bagi suatu bangsa.

(0.93) (Kel 13:21) (ende)

Tuhan mewahjukan diri sebagai Pemimpin pengungsian mereka. Tradisi J berbicara tentang tiang awam serta tiang api; tradisi E tentang awan gelap dan Malaikat Allah (Kej 14:9). Tradisi P menganggap tiang berapi ini sebagai perwahjuan Kemuliaan Jahwe (kabod). Dalam Kitab Sutji awan kerap kali menandakan hadirnja Tuhan, tachtaNja ataupun djuga kendaraanNja (Ula 33:26; Maz 97:2; Yes 19:1; Maz 104:3; Ayu 22:14). Ajat ini membajangkan adanja awan gelap disertai halilintar. Gedjala jang sama nampak pula pada penampakkan di gunung Sinai (Kel 19:9,16); Ula 4:11; 5:22-24). Kemuliaan Jahwe-lah jang menampakkan diri (Kel 16:10; 24:15-18). Oleh karena itu awan ini turun djuga atas Tempat Kudus, tempat hadirnja Jahwe (Kel 40:34-38); bandingkan Yes 6:4). Gambaran- gambaran ini menekankan, bahwa Jahwe sendiri tidak kelihatan bagi manusia (Kel 33:20- 23); Ula 4:15-18).

Djuga pada pembebasan jang kedua, jakni sesudah pembuangan Babylon, Jahwe melindungi umatNja dengan tjara jang sama (Yes 52:12). Gambaran jang sama digunakan pula untuk melambangkan kebidjaksanaan ilahi, jang menetap di Israel: Sir 24:3-4.

Dalam Perdjandjian Baru digunakan djuga, jakni berhubungan dengan Jesus Kristus, sebagai penampakkan Kemuliaan Tuhan diantara kita: Yoh 1:14; Luk 1:35 dan djelas sekali pada Mat 17:1-8 par. Pergantian rupa Kristus dibukit nampak erat hubungannja dengan penampakan digunung Sinai.

(0.93) (Kel 10:1) (sh: Siapa mempermainkan siapa? (Senin, 11 April 2005))
Siapa mempermainkan siapa?


Telah tujuh kali tulah menimpa Mesir, namun Firaun berkeras hati tidak mau bertobat. Tulah-tulah dahsyat masih akan menimpa mereka. Salah satu tujuan Tuhan adalah supaya kelak peristiwa mukjizat ini diceritakan umat Israel turun temurun sehingga nama Tuhan dipermuliakan (ayat mereka+turun+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A2&tab=notes" ver="">2).

Bencana belalang yang akan menimpa Mesir sangat dahsyat dan melebihi bencana-bencana sebelumnya. Bencana belalang ini akan mendatangkan bencana lain seperti kelaparan sebab akan menghabiskan segala tumbuhan dan pepohonan (ayat mereka+turun+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A2&tab=notes" ver="">5,12,15). Secara kumulatif tulah-tulah ini semakin memporakporandakan berbagai sendi kehidupan Mesir. Para pegawai Firaun sudah menyadari bahwa mereka tidak dapat melawan tangan TUHAN. Mereka sadar mereka pasti binasa (ayat mereka+turun+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A2&tab=notes" ver="">7). Namun, Firaun tetap mengeraskan hati (ayat mereka+turun+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A2&tab=notes" ver="">10-11).

Apakah Firaun sedang mempermainkan Tuhan? Dalam tulah-tulah sebelumnya sikap Firaun terlihat seperti bertobat ketika tulah dinyatakan, tetapi begitu tulah diangkat ia mengeraskan hati. Sikap yang sama ditunjukkan dalam menghadapi tulah belalang ini (ayat mereka+turun+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A2&tab=notes" ver="">16-20). Sebenarnya Tuhan tetap berdaulat. Ia yang mengendalikan hati Firaun. Tujuan Tuhan adalah hendak mempertontonkan kuasa dahsyat-Nya yang tidak dapat ditandingi oleh ilah-ilah lain. Dengan demikian Firaun akan dipaksa tunduk dan mengakui kedaulatan Tuhan.

Tuhan tidak dapat dipermainkan manusia karena Dia mahakuasa dan berdaulat atas seluruh hidup manusia. Orang yang terus menerus mengeraskan hati terhadap teguran dan peringatan Tuhan dan yang mengira bisa mengelakkan konsekuensi penolakannya suatu saat akan tidak bisa lagi bertobat. Ini juga peringatan keras buat kita yang telah menerima anugerah-Nya yang melimpah, agar kita jangan bermain-main lagi dengan dosa. Jangan tunggu sampai hajaran keras harus Tuhan timpakan kepada kita supaya bertobat.

Camkan: Tidak seorang pun dapat luput dari hukuman Tuhan bila mengabaikan kesabaran-Nya yang menuntun pada pertobatan.

(0.92) (Kel 14:15) (jerusalem) Kisah ini menceritakan mujizat penyeberangan Laut Teberau dengan dua cara yang berbeda: 1. Musa mengangkat tongkatnya ke atas laut, lalu airnya terbelah dan berdiri bagaikan tembok sebelah menyebelah. Orang Israel di tengah-tengah menyeberangi laut dengan berjalan kaki tidak kena air. Orang Mesir mulai mengejar mereka, tetapi air laut kembali ke tempatnya menenggelamkan orang Mesir. Ceritera ini berasal dari tradisi Para Imam atau dari tradisi Elohista. 2. Musa menenangkan hati orang Israel yang dikejar musuh dan meyakinkan mereka bahwa tidak perlu berbuat apa-apa. Lalu Tuhan membangkitkan angin kencang yang mengundurkan air laut. Orang Mesir menempuh tempat yang menjadi kering itu tetapi tenggelam waktu air pasang kembali. Menurut ceritera yang berasal dari tradisi Yahwista ini hanya Tuhan sajalah yang bertindak. Tradisi ini tidak berkata apa-apa tentang orang Israel yang menyeberang laut, tetapi hanya berceritera bahwa orang Mesir secara ajaib jatuh binasa. Ceritera kedua inilah yang merupakan tradisi asli. Nyanyian kuno yang tercantum dalam Kel 15:21 hanya berkata tentang dimusnahkannya orang Mesir. Nyanyian ini kemudian diperluas menjadi sajak yang termuat dalam Kel 15:1-18. Tidak mungkin lagi menentukan di mana dan bagaimana peristiwa itu terjadi. Hanya orang yang menyaksikannya mengartikannya sebagai buku turun tangan "TUHAN, pahlawan perang", Kel 15:1. Peristiwa itu menjadi salah satu pokok kepercayaan dasar agama Israel, Ula 11:4; Yos 24:7 dan bdk Ula 1:30; 6:21-22; 26:7-8. Mujizat Laut Teberau ini disejalankan dengan mujizat air yang lain. yaitu penyeberangan sungai Yordan, Yos 3-4. Keluaran Israel dari Mesir dibayangkan serupa dengan masuknya Israel ke tanah Kanaan. Demikian muncul dua gambar tentang peristiwa di Laut Teberau itu dan dalam Kel 14 kedua gambar itu bercampur. Tradisi Kristen mengartikan penyeberangan Laut Teberau sebagai lambang keselamatan dan khususnya sebagai lambang baptisan, 1Ko 10:1.
(0.84) (Kel 3:16) (jerusalem: Aku sudah mengindahkan kamu) Harafiah: Aku sudah mengunjungi kamu. Kalau mengenai Allah ungkapan Ibrani itu mencakup gagasan bahwa Allah mempunyai hak mutlak untuk menilik, menghakimi dan membalas. Turun tangan Allah dalam hidup orang perorangan atau bangsa-bangsa dapat membawa berkat, Kel 4:31; Kej 21:1; 50:24-25; Maz 80:15; Wis 3:7-13; Yer 29:10; bdk Luk 1:68+, ataupun hukuman 1Sa 15:2; Wis 14:11; 19:15; Yer 6:15; 23:34; Ams 3:2
(0.78) (Kel 34:18) (sh: Mencerminkan kemuliaan Tuhan. (Sabtu, 20 September 1997))
Mencerminkan kemuliaan Tuhan.

Ketika Musa turun dari Gunung Sinai, "kulit mukanya bercahaya oleh karena ia telah berbicara dengan Tuhan" (ayat mereka+turun+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A2&tab=notes" ver="">29). Musa tidak sadar bahwa kemuliaan Tuhan menyinari mukanya, tetapi bangsa Israel melihat itu dan menjadi takut. Setiap kali Musa menghadap Tuhan di Kemah Pertemuan, mukanya bercahaya. Semakin kita dekat pada Tuhan, semakin tampak kemuliaan Tuhan dalam hidup kita. Yang bersinar ialah hidup Kristen yang menjadi terang dunia mencerminkan kemuliaan-Nya.

Bersinar atau berkelip-kelip? Cahaya Musa bersifat sementara, sehingga ia menyelubungi mukanya. Maksudnya, supaya bangsa itu tidak takut, juga supaya pudarnya cahaya itu tidak terlihat. Cahaya Injil keselamatan dalam Yesus Kristus kekal adanya. "Kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya dalam kemuliaan yang semakin besar" (mereka+turun+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A2&tab=notes" ver="">3:7-18">2Kor. 3:7-18). Apakah kita tumbuh dalam kemuliaan Tuhan? Apakah Tuhan tampak dalam hidup kita? Ataukah hanya redup atau berkelip-kelip saja?

Renungkan: Selubung dosa atau jarang masuk ke hadirat Tuhan, membuat hidup orang tidak mencerminkan kemuliaan.

Doa: Betapa mulia panggilan yang Engkau percayakan padaku: menjadi terang dunia. Tolongku dekat dengan-Mu, Terang Dunia sejati.

(0.78) (Kel 40:1) (sh: Pendiri Kemah Suci. (Senin, 29 September 1997))
Pendiri Kemah Suci.

Untuk membangun kemah suci yang agung sekaligus rumit, Tuhan tidak turun sendiri dari langit, Ia mempergunakan Musa. Musa menjadi alat Allah membangun Kemah Suci. Bila Allah saja bertindak demikian, lebih lagi kita. Mengharapkan perkara besar terjadi tanpa sedia mengulurkan kedua tangan untuk bekerja, adalah mimpi di siang bolong. Karena Musa dan seluruh umat itu sedia berjuang mengikuti perintah Allah, baru Kemah itu jadi.

Imam-imam yang dipilih Allah. Tuhan ingin memakai orang-orang tertentu untuk dipakai-Nya sebagai Imam (ayat mereka+turun+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A2&tab=notes" ver="">12-16). Seperti juga dengan pembangunan Kemah, Allah mengikutsertakan manusia, kini pun Allah memakai manusia. Semua aturan ibadah itu akan sia-sia belaka bila tidak ada hamba-hamba Allah yang melayani dan mengawasi agar semua aturan ibadah itu dijalankan dengan baik. Bangunan, tata liturgi hanyalah sarana. Mutu manusia di dalamnyalah yang menentukan mutu ibadah itu.

Renungkan: Tugas kita tidak boleh berhenti hanya sampai pada pembangunan gedung gereja dan penyelenggaraan ibadah. Tugas utama kita ialah membangun kualitas manusia penyembah di dalamnya!

Doa: Apa daya yang harus kami lakukan untuk meningkatkan sumber daya manusia gereja-Mu, ya Tuhan?



TIP #09: Klik ikon untuk merubah tampilan teks alkitab dan catatan hanya seukuran layar atau memanjang. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA