Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 2 dari 2 ayat untuk mengikuti Dia AND book:[40 TO 66] AND book:65 (0.003 detik)
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Yud 1:1) (ende)

SURAT RASUL SANTU JUDAS

KATA PENGANTAR

Pengarang surat

Penulis memperkenalkan diri sebagai "Judas" abdi Jesus Kristus, dan saudara Jakobus". Untuk menundjukkan kafanatikannja, ia memperkenalkan diri sebagai saudara Jakobus, seorang fanatik pula, tokoh utama dan uskup Jerusalem, pengarang surat katolik jang pertama.

Markus 5:3 menjebut Jakobus dan Judas sebagai saudara Jesus. Entah penulis surat ini dimaksudkan Judas rasul (Kis. Ras. mengikuti+Dia+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A65&tab=notes" ver="ende">1:13), jang djuga bernama Tadeus (Mk. 3:18), tidak pasti. Sardjana-sardjana katolik dimasa ini membedakan kedua Judas itu. Apakah surat ini ditulis oleh Judas ataukah oleh seorang lain jang tak ingin disebut namanja? Pemakaian nama samaran, lazim dalam Kitab Kudus. Masa, bilamana surat ini ditulis, dapat memberi djawaban seperlunja. Djika ditulis mendjelang achir abad pertama, hampir pasti bahwa pengarangnia tidak tjukup hidup semasa dengan Kristus.

Masa penulisan

Dalam ajat mengikuti+Dia+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A65&tab=notes" ver="ende">17 kita batja bahwa para rasul sudah wafat, dan bersama mereka sudah berlalu pula generasi kristen jang pertama. Penulis sambil lalu menjebutkan suatu sekte sesat jang hidup dimasa itu. Karena kurang pasti sekte mana jang dimaksudkan, maka kesimpulan jang dapat diambil ialah bahwa dalam lingkungan umat kristen sendiri sudah timbul keretakan ketjil-ketjilan.

Tafsiran jang tjukup kena ialah bahwa surat ini ditulis antara tahun 70 dan 80. Dugaan ini tjukup pasti, karena memungkinkan bahwa surat ini dapat dikutip oleh penulis surat kedua Petrus, jang ditulis mendjelang achir abad pertama.

Judas, sebagai seorang Galilea, jang pendidikannja tak seberapa tinggi, tentu tak dapat menulis dalam bahasa Junani jang semudah dan selancar itu. Djadi, ia rasa. rasanja mempergunakan seorang djurutulis jang pandai bahasa Junani.

Pembatja dan pada kesempatan mana

Tidak mungkin menentukan umat manakah jang menerima surat itu. Beberapa orang mengira orang Jahudi kristen. Orang Jahudi kristen dengan dasar kejakinannja jang kuat, tak mudah tertipu begitu sadja oleh pengadjar-pengadjar palsu. Orang lain mengira orang kristen jang baru sadja bertobat dari kekafirannja. Orang- orang ini hampir tak dapat dipengaruhi oleh banjak asas dan adjaran Perdjandjian Lama dan tradisi Jahudi. Dimanakah umat jang dimaksudkan itu tinggal? Djuga tidak pasti. Bahaja adjaran sesat datangnja dari beberapa orang kristen jang mempropagandakan perbuatan-perbuatan taksusila. Judas menulis suratnja untuk memberanikan dan meneguhkan iman umat serani dalam menghadapi krisis achlak jang berbahaja ini.

Gajabahasa

Sebagaimana halnja dengan surat pertama dan kedua Petrus, surat Judas ini berbentuk kotbah. Bahwa ia bukan berbentuk surat dalam arti sebenarnja ternjata dari hal bahwa ia tidak dialamatkan kepada golongan umat tertentu. Salam penutup djuga tidak dikemukakan. Menurut djenisnja, surat Judas ini dapat digolongkan kedalam kotbah-kotbah Jahudi jang lazim diwaktu itu.

Adjaran

Sekalipun singkat, namun surat Judas berisikan kebenaran-kebenaran asasi kristen. Allah jang Esa (25), dikemukakan sebagai Bapa (1), mahakuasa lagi mulia (25), dan pembawa keselamatan manusia melalui Kristus (1,25), satu-satunja Tuhan dan Guru (4). Kristus inilah jang dipudja oleh orang kristen (1) dan jang akan menggandjar segala perbuatan jang baik (21). Iman jang benar, sebagaimana telah diwartakan oleh para rasul, (3,17), hendaknja mendjadi asas hidup kristen (20). Apabila orang kristen tekun membina iman ini (3), akan bertumbuhlah hidup rohani mereka dalam Roh Kudus (20). Iman ini tak terpisah dari tjinta akan Tuhan (21) dan tjinta akan sesama t,22). Orang kristen akan luput dari aniaja para pendjahat (4,14) dan memperoleh hidup abadi (21).

Achirnja, dengan terang dinjatakan bahwa ada Malaekat jang baik dan jang djahat .(6,9). Mereka itu takluk kepada Allah, sebagaimana njata dalam hukuman terhadap malaekat-malaekat jang memberontak (6).

(0.91) (Yud 1:17) (sh: Membangun iman yang teguh di atas dasar yang benar (Rabu, 12 Desember 2001))
Membangun iman yang teguh di atas dasar yang benar

Bagian terpenting di dalam surat Yudas ada pada ayat 17-25 yang memberikan nasihat sehubungan dengan maksud penulisannya, yaitu agar umat percaya membangun iman yang teguh di atas dasar yang benar. Yudas mengajak umat Tuhan untuk mengingat kembali mengenai pokok-pokok kepercayaan yang sudah diajarkan oleh rasul-rasul (ayat 17-19). Selain itu, umat Tuhan juga dituntut untuk memberikan kesaksian kehidupan yang suci (ayat 20-23), dengan penjabaran empat nasihat khusus yang berkaitan dengan membangun diri kita sendiri di atas dasar iman yang paling suci, dengan berdoa dalam Roh Kudus, dengan memelihara diri kita sendiri dalam kasih Allah, dan dengan menantikan rahmat Tuhan kita Yesus Kristus untuk hidup yang kekal. Dengan demikian, iman gereja tidak hanya terbina dan terpelihara, tetapi juga terus dibangun di atas dasar yang benar, yakni firman Tuhan.

Selain hal-hal prinsipal di atas, Yudas juga menyerukan pentingnya kepedulian sosial yang dinyatakan dengan menunjukkan belas kasihan kepada tiga kelompok orang, yakni: mereka yang skeptis di dalam imannya, mereka yang terbakar oleh api dosa, dan mereka yang tetap bertekun di dalam dosa. Yudas menghendaki Kristen menjangkau mereka yang terancam kebinasaan dan tetap mengingatkan agar selalu berhati-hati di dalam usahanya.

Kristen dituntut proaktif di dalam mengatasi setiap tantangan, baik dari luar maupun dari dalam. Di dalam menyikapi tantangan ini kita akan berperanan sejajar dengan pahlawan iman, bila kita mampu mengatasi dilema-dilema yang ada dengan cara yang dikehendaki Allah. Kondisi gereja yang ada di ujung tanduk penyesatan tidak seharusnya mengalah dan berserah dalam kelemahan iman. Kristen mungkin tidak dapat menghalangi hadirnya sang penyesat, tetapi Kristen dapat menjadikan kondisi ini sebagai batu loncatan untuk menumbuhkan iman agar semakin kuat di dalam Dia.

Renungkan: Kepentingan membangun iman di atas dasar yang benar tidak melulu merupakan kebutuhan Kristen di zaman dahulu, tetapi juga zaman kini. Setiap Kristen yang sudah mendengar seruan dari pesan Yudas seharusnya juga bersedia menjadi corong estafet bagi sesama.



TIP #25: Tekan Tombol pada halaman Studi Kamus untuk melihat bahan lain berbahasa inggris. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA