Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 20 dari 65 ayat untuk masa depan AND book:[1 TO 39] AND book:19 (0.002 detik)
Pindah ke halaman: 1 2 3 4 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Mzm 37:37) (jerusalem: masa depan) Terjemahan lain: keturunan.
(0.66) (Mzm 103:9) (jerusalem: menuntut) Yaitu di depan pengadilanNya.
(0.60) (Mzm 90:2) (full: DARI SELAMA-LAMANYA SAMPAI SELAMA-LAMANYA. )

Nas : Mazm 90:2

Frasa ini mengacu kepada keberadaan Allah yang kekal, tanpa awal dan akhir.

  1. 1) "Selama-lamanya" (Ibr. _olam_) tidaklah harus berarti bahwa Allah ada di luar jangkauan waktu, tetapi sebaliknya menunjuk lama-Nya yang tidak terbatas berkesudahan dalam waktu (bd. Mazm 48:15; Kej 21:33; Ayub 10:5; 36:27). Alkitab tidak mengajarkan bahwa Allah berada dalam masa kini yang kekal di mana tidak ada masa lalu atau masa depan.
  2. 2) Nas-nas Alkitab yang memperkuat kekekalan Allah mengungkapkannya dalam istilah kesinambungan dan bukan waktu yang tiada batasnya. Allah mengenal masa lalu sebagai masa lalu, masa kini sebagai masa kini, dan masa depan sebagai masa depan.
(0.57) (Mzm 21:9) (jerusalem: pada waktu Engkau menampakkan Diri) Harafiah: pada hari wajahMu. Yang dimaksudkan ialah waktu Allah tampil sebagai hakim, seperti disarankan oleh ungkapan "api akan memakan mereka", bdk Hos 7:7; Yes 30:33; 2Sa 23:7; Mal 4:1; Maz 2:12. Namun demikian ungkapan itu juga dapat diartikan begitu rupa sehingga "hari wajah" Tuhan ialah: saat Ia memperlihatkan diri untuk menolong.
(0.55) (Mzm 47:1) (ende)

Jahwe sebagai radja seluruh bumi diluhurkan lagu ini. Pengarang berpikir bukannja akan masanja sendiri sadja, melainkan lebih2 akan hari depan (masa Al-Masih). Mungkin lagu ini dinjanjikan dalam suatu arak2an, jang memuliakan Jahwe sebagai radja semesta alam. Orang2 Jahudi melagukannja dalam perajaan tahun baru.

(0.55) (Mzm 129:1) (ende)

Umat Israil sedjak awal-mula dianiaja dan ditindas musuh2 (Maz 129:1-3). Tetapi Jahwepun selalu menolong (Maz 129:4). Maka dari itu umat pertjaja dan berharap, bahwa demikianpun akan terdjadi pada masa depan (Maz 129:5-8).

(0.55) (Mzm 77:1) (jerusalem: Perbuatan Allah di masa lampau) Mazmur ini diciptakan waktu keadaan umat Israel susah sekali, yaitu di masa yang menyusul kembalinya umat dari pembuangan. Hati pemazmur sangat tertekan dan ia hampir hilang kepercayaannya kepada Tuhan sebagai pelindung dan penolong umatNya, Maz 77:2-11. Tetapi pemazmur mendapat hati dengan memikirkan masa yang lampau, khususnya apa yang dikerjakan Tuhan waktu mengantar umat Israel ke luar negeri Mesir, Maz 77:11-20. Pengalaman di masa yang silam itu menjamin masa depan juga.
(0.55) (Mzm 72:1) (ende)

Mazmur ini menggambarkan radja, jang di-tjita2kan untuk masa depan, jakni Al-Masih. Masanja dilukiskan sebagai masa keadilan, kedjudjuran, damai dan kesuburan tanah jang ber-limpah2 serta kesedjahteraan rakjatnja.

Dan pemerintahan radja ini akan berlangsung untuk se-lama2nja.

(0.55) (Mzm 139:7) (full: KE MANA AKU DAPAT PERGI MENJAUHI ROH-MU. )

Nas : Mazm 139:7-12

Anak Tuhan tidak pernah dapat bergerak di luar jangkauan perhatian, bimbingan, dan kekuatan Allah yang menopang (lih. ayat Mazm 139:10 sebagai kunci untuk memahami ayat Mazm 139:7). Ia bersama dengan kita dalam segala situasi, di dalam segala sesuatu yang dibawakan masa kini dan masa depan.

(0.54) (Mzm 116:1) (sh: Tiga dimensi waktu (Senin, 16 Agustus 1999))
Tiga dimensi waktu

Kristen hidup dalam tiga dimensi waktu yaitu masa kini, masa lalu, dan masa depan, sesuai dengan ungkapan pemazmur di pasal ini. Pada masa kini ia mengasihi Allah (1), pada masa lalu: "Ia mendengarkan suaraku" (1), dan di masa depan "seumur hidupku aku akan berseru kepada-Nya" (2). Pemazmur sendiri hidup dalam tiga dimensi: setelah doanya terjawab (masa lalu), dia mengasihi Allah (masa kini), dan dengan permohonan doa-doanya, ia melanjutkan hidup masa depannya.

Kasih karunia penggerak tindakan. Dalam Mazmur ini, dimensi yang ke tiga merupakan tindakan konkrit, karena kasih karunia Allah sudah dilimpahkan kepada manusia (ay. 2, 13, 17). Bahkan di ayat 13, bila dilihat berdasarkan perspektif Perjanjian Baru tentang cawan Yesus, ini bermakna bagi setiap Kristen yang sudah menerima kasih karunia bahwa "mengangkat cawan keselamatan" berarti (a) bukti ia berserah dan percaya sepenuhnya kepada-Nya; (b) taat kepada-Nya dalam segala situasi; (c) memelihara persekutuan dengan-Nya; dan (d) tetap berpengharapan akan bersekutu dengan-Nya. Empat hal itu adalah ungkapan "aku mengasihi Tuhan" (ay. 1). Bila Mazmur ini ditempatkan dalam kehidupan Kristen, maka tiga dimensi waktu yang berkesinambungan itu hanya akan berakhir ketika Bapa memanggil kita pulang.

(0.53) (Mzm 144:10) (jerusalem) Bdk Maz 18:50
(0.53) (Mzm 115:1) (sh: Allah yang menghantar (Selasa, 17 Agustus 1999))
Allah yang menghantar

Ayat-ayat pertama Mazmur ini merupakan doa agar Allah yang hidup, yang mulia pada peristiwa Laut Merah dan sungai Yordan kembali dimuliakan dan ditinggikan, karena Allah sudah tidak lagi ditakuti bangsa-bangsa lain, bahkan dicemooh (2). Dilihat dari perspektif zaman sekarang, hal ini mengingatkan kita bahwa Allah yang sudah menghantar Indonesia menuju kemerdekaan, tidak lagi ditinggikan dan dimuliakan dalam kehidupan yang kudus dan adil. Mulut tidak berkata tentang kebenaran. Kejahatan dan ketidakadilan dibiarkan seolah tidak dilihat. Suara teriak orang tertindas hanya menembus dinding karena telinga tak berfungsi.

Allah yang membimbing. Bagaimana Kristen hidup masa kini, tidak boleh lepas dari apa yang Allah lakukan di masa lalu. Itulah fondasi hidup masa kini dan masa depan. Karena itu Kristen harus mempertaruhkan hidup masa kini dan masa depannya hanya pada-Nya. Perwujudannya adalah dalam kesiapan memuji Tuhan sekarang ini dan sampai selama-lamanya. Tidak berarti bahwa Kristen hanya bernyanyi sepanjang hidupnya, tetapi selalu diwarnai ucapan syukur, karena keyakinan akan diri-Nya. Kita harus yakin bahwa Allah tidak hanya menghantar kepada kemerdekaan, namun akan terus membimbing bangsa ini menuju pada masa depan yang penuh pengharapan.

(0.52) (Mzm 40:1) (jerusalem: Syukur dan doa) Mazmur ini terdiri atas dua bagian yang berbeda sekali dan aselinya mungkin dua sajak tersendiri yang dipersatukan melalui Maz 40:13. bagian pertama Maz 40:2-12 berupa doa syukur atas pertolongan yang sudah diterima sehingga mengenai masa yang lampau. Bagian kedua, Maz 40:13-17, mengenai masa depan dan berupa ratapan yang mohon dibebaskan dari dosa, hukuman dan musuh. Bagian kedua ini mirip dengan Maz 70. Mungkin sekali mazmur ini dipakai sebagai iringan korban syukur, Maz 40:6,10,11.
(0.52) (Mzm 89:14) (jerusalem: di depanMu) Kasih dan kesetiaan dua sifat ilahi, diperorangkan sebagai iringan Tuhan Raja, bdk Maz 85:11+
(0.51) (Mzm 21:1) (jerusalem: Nyanyian syukur karena kemenangan raja) Mazmur ini agak berdekatan dengan Maz 20 dan Maz 61:6-8. Ia berupa nyanyian syukur oleh karena salah satu anugerah yang oleh Tuhan, penopang takhta kerajaan, dianugerahkan kepada raja, misalnya kemenangan dalam perang, dan yang menyangkut masa depan juga. Maka Mazmur ada dua bagiannya, Maz 21:2-7 dan Maz 21:9-13. Mungkin Maz 21:2-7 dan Maz 21:9-13 dibawakan oleh seorang solis, padahal Maz 21:8 dan Maz 21:13 dinyanyikan oleh sekelompok penyanyi atau oleh umat.
(0.51) (Mzm 132:17) (jerusalem: menumbuhkan) Kata (Ibrani) ini mengingatkan gelar Mesias "Tunas", Yer 23:5; 33:15; Zak 3:8. Begitu mazmur ini melayangkan pandangannya ke masa depan, kepada Mesias, keturunan Daud
(0.50) (Mzm 37:26) (sh: Jaminan teguh di dalam Tuhan (Selasa, 7 Agustus 2001))
Jaminan teguh di dalam Tuhan

Manusia membutuhkan rasa aman, baik untuk masa sekarang maupun masa depannya, baik di dunia ini maupun di balik kematiannya. Berbagai upaya dilakukannya untuk mendapatkan rasa aman ini, tidak terkecuali untuk motivasinya beragama. Tetapi apakah yang dapat menjadi jaminan yang pasti dan tidak berubah bagi kita untuk mendapatkannya? Terlebih lagi bagi kita yang berupaya untuk hidup dengan benar, tulus, dan jujur, di tengah dunia yang fasik ini, dimana justru orang-orang fasiklah yang nampaknya dapat bertumbuh dengan subur? Daud dalam Mazmur ini mengungkapkan rahasia masa depan orang benar, yang hidup dengan jujur, tulus, dan menyukai damai.

Rahasia jaminan yang teguh ini hanya ditemukan dalam relasi orang benar dengan Tuhan. Relasi ini dapat terpelihara melalui menjauhi kejahatan dan melakukan yang baik (ayat 27), serta menantikan Tuhan dan mengikuti jalan-Nya (ayat 34). Alasan dari langkah- langkah tersebut adalah karena Tuhan itu mencintai keadilan hukum dan tidak meninggalkan orang yang dikasihi-Nya (ayat 28). Dialah yang menjadi tempat perlindungan orang benar pada waktu kesesakan. Ia tidak akan menyerahkan dan membiarkan orang benar yang mengucapkan hikmat, mengatakan keadilan hukum dan memiliki Taurat di dalam hatinya, ke dalam tangan orang fasik, ataupun membiarkannya goyah dan dipersalahkan (ayat 30-33). Dialah yang menyelamatkan, menolong, dan meluputkan orang benar dari tangan orang fasik (ayat 39, 40). Jaminan ini berlaku senantiasa dan selama-lamanya, melintasi hidup dan menembus kematian (ayat 27, 28, 37). Jaminan seperti ini bukanlah milik orang fasik, yang tidak menemukan persekutuan dengan Tuhan. Walaupun mereka nampak bertumbuh mekar seperti pohon aras yang gagah dan sombong, namun akan dibinasakan dan dilenyapkan Tuhan bersama masa depan dan anak cucu mereka (ayat 28, 34, 38). Betapa tragisnya masa depan yang tiada pengharapan karena kesudahannya adalah kebinasaan.

Renungkan: Apakah Anda menyadari bahwa relasi dengan Tuhan yang terwujud dalam sikap menjauhi kejahatan, melakukan yang baik, menantikan dan mengikuti jalan-Nya, merupakan sesuatu yang sangat penting, bahkan terlebih penting dari semua upaya Anda yang lain?

(0.50) (Mzm 72:1) (jerusalem: Doa harapan untuk raja) Ini mazmur menggambarkan raja yang dicita-citakan untuk masa depan, Raja-Mesias. Menurut judulnya (boleh diterjemahkan: bagi Salomo) kidung ini dipersembahkan kepada raja Salomo, raja kedamaian dan pencipta keadilan yang kekayaannya terkenal, 1Ra 3:9,12,28; 4:20; 10:1 dst; 1Ta 22:9. Tetapi raja Salomo hanya lambang raja di masa mendatang. Begitulah tradisi Yahudi dan tradisi Kristen mengartikan mazmur yang terpengaruh oleh nubuat-nubuat Yesaya, Maz 9:5; 11:1 dst; Zak 9:8 dst, ini.
(0.48) (Mzm 78:1) (sh: Ajarkan sejarah kepada generasi muda. (Kamis, 13 Agustus 1998))
Ajarkan sejarah kepada generasi muda.

Iman Israel berdiri di atas kebenaran yang teralami dalam sejarah. Itu yang membuat kebenaran iman berbeda daripada teori-teori filsafat. Generasi muda perlu tumbuh atas akar dan dasar yang kokoh. Itulah yang membuat Asaf bertekad mengajarkan sejarah Israel kepada anak-anak Israel. Generasi muda adalah pengganti generasi tua yang sedang berlalu. Mereka perlu dibina di dalam suasana ibadah yang sarat dengan kisah-kisah perbuatan nyata Allah di masa lampau. Dengan demikian masa depan dapat diharapkan serasi dengan maksud hati sang pengukir sejarah (ayat 6-7).

Jujur di hadapan Allah. Peristiwa dan tokoh yang telah terjadi di masa silam sudah berlalu. Baik tokoh dan peristiwanya maupun artinya tidak dapat terulang lagi. Kita yang hidup di masa kini yang mampu mempelajari dan memetik arti dari dalam sejarah. Sayangnya banyak orang yang tidak jujur di hadapan Allah, tidak sedia mengisahkan sejarah dengan jujur seperti yang Allah nilai. Akibatnya terjadilah rekayasa sejarah. Itu sebabnya banyak orang yang tidak belajar dari sejarah malah terkutuk untuk mengulang lagi jalan sejarah lama yang seharusnya ditinggalkan.

Renungkan: Jangan sekali-kali berusaha merekayasa sejarah. Ada Allah pereka sejarah yang akan membongkarnya kelak.

Doa: Berikanlah kami hati yang rindu meceritakan kisah Yesus Kristus kepada generasi penerus kami. Amin.

(0.48) (Mzm 68:1) (ende)

Mazmur ini amat sukar untuk dimengerti dan untuk diartikan. Keadaan naskah Hibranipun djelek sekali. Rupanja lagu ini dinjanjikan dalam salah satu arak2an menudju Bait-allah untuk memuliakan Jahwe sebagai radja.

Dengan singkat seluruh sedjarah Israil dikenangkan: pengungsian dari Mesir (Maz 68:2-5), perdjalanan umat dipadang gurun (Maz 68:6-11), peperangan2 untuk merebut negeri Kena'an (Maz 68:12-15), disebutnja Jerusjalem pada masa Dawud, jang lalu mendjadi tempat Bait-Allah (Maz 68:17-19), tampilnja nabi Elia dan Elisja (Maz 68:21-22), kebinasaan keluarga Ahab (Maz 68:23-24) dan pembaharuan agama, jang diadakan radja Hizkia (Maz 68:25-28). Achirnja pandangan pengarang menudju kemasa depan, waktu seluruh bumi akan bersudjud didepan Jahwe (Maz 68:28-35). Seluruh sedjarah Israil itu merupakan suatu arak2an kemenangan Jahwe.



TIP #31: Tutup popup dengan arahkan mouse keluar dari popup. Tutup sticky dengan menekan ikon . [SEMUA]
dibuat dalam 0.07 detik
dipersembahkan oleh YLSA