Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 20 dari 70 ayat untuk makhluk-makhluk hidup AND book:11 (0.001 detik)
Pindah ke halaman: 1 2 3 4 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (1Raj 11:33) (jerusalem: ia tidak hidup) Begitulah menurut terjemahan kuno. Dalam naskah Ibrani tertulis: mereka tidak hidup.
(0.94) (1Raj 1:38) (ende)

Sulaiman sudah dilantik dan diserahi kekuasaan negara, meskipun Dawud masih hidup. Begitu persaingan sesudah mangkatnja ditjegahkannja.

(0.94) (1Raj 1:37) (endetn: Ia menjertai)

diperbaiki menurut beberapa naskah terdjemahan Junani dan Latin. Huruf hidup naskah Hibrani diubah.

(0.94) (1Raj 16:31) (endetn: jang terketjil)

menurut terdjemahan Junani dengan menggubah huruf Hidup naskah Hibrani.

(0.92) (1Raj 19:21) (ende)

Dengan membinasakan alat pertaniannja Elisja' menjatakan ia mau menempuh djalan hidup jang sama sekali baru.

(0.90) (1Raj 19:21) (jerusalem: ia mengambil....) Dengan memusnahkan alat pertaniannya itu Elisa menyatakan tekadnya menempuh jalan hidup yang baru sama sekali dan ia meninggalkan pencariannya dahulu.
(0.88) (1Raj 15:32) (endetn)

Ajat ini tidak terdapat dalam terdjemahan Junani. Bunjinja: "Antara 'Asa dan Ba'sja, radja Israil, ada peperangan selama umur hidup mereka" (=1Ra 15:16).

(0.87) (1Raj 19:1) (sh: Begitu ajal di depan mata, baru sadar arti hidup (Senin, 23 Agustus 2004))
Begitu ajal di depan mata, baru sadar arti hidup

Ini adalah kutipan pernyataan DR. Morrie Schwartz, dosen senior fakultas sosiologi di Brandies University, kota Waltham, Massachusetts, Amerika Serikat, dalam buku yang berjudul Tuesdays with Morrie. Hal tersebut disadarinya setelah dokter memastikan di dalam tubuhnya ada penyakit ALS (Amyotrophic Lateral Sclerosis), yaitu penyakit syaraf yang mematikan. Pada saat kematiannya tinggal beberapa bulan, ia baru sadar dan melihat hidupnya secara sangat berbeda dan sangat berarti. Morrie seperti sleepwalker (= orang yang terbangun dari tidurnya).

Elia pernah mengalami hal yang sama ketika ia takut dan putus asa saat menyadari kematiannya ada di depan mata (ayat makhluk-makhluk%20hidup%20AND%20book%3A11&tab=notes" ver="">3). Penyebabnya karena ia menyadari sebentar lagi kesempatan melayani Tuhan akan berakhir, sedangkan tugasnya masih jauh dari selesai. Ini diungkapkan Elia dengan membandingkan diri tidak lebih baik daripada nenek moyangnya (ayat makhluk-makhluk%20hidup%20AND%20book%3A11&tab=notes" ver="">4). Meski mengalami takut dan putus asa karena menantang arus di zamannya (ayat makhluk-makhluk%20hidup%20AND%20book%3A11&tab=notes" ver="">10,14), Elia percaya bahwa Tuhan yang menentukan hidupnya, bukan Izebel. Kepercayaan Elia menyebabkan pemeliharaan Tuhan semakin nyata dalam hidupnya (ayat makhluk-makhluk%20hidup%20AND%20book%3A11&tab=notes" ver="">6,8). Bahkan Tuhan memberi kesempatan kepada Elia untuk lebih mengenal-Nya secara utuh di Gunung Horeb. Di tempat ini, Elia mengenal Allah yang lembut dan kasih, bukan hanya perkasa dan dahsyat seperti yang selama ini dikenalnya (ayat makhluk-makhluk%20hidup%20AND%20book%3A11&tab=notes" ver="">11-13). Di tempat ini, Tuhan juga memberitahukan pelayanan Elia selanjutnya, yaitu mengurapi Hazael menjadi raja Aram dan Elisa menjadi penggantinya (ayat makhluk-makhluk%20hidup%20AND%20book%3A11&tab=notes" ver="">15-21).

Pada umumnya kita sadar bahwa hidup ini ada batasnya, tetapi kita tidak mengetahui kapan batas itu. Sehingga dalam perjalanan hidup kita terjebak dalam rutinitas dan lupa akan makna kekekalan yang terkandung di dalamnya.

Renungkan: Melalui pengalaman Morrie dan hidup Elia, kita belajar menyadari bahwa saat ini masih ada kesempatan bagi kita untuk hidup dan berjalan bersama Tuhan. Gunakan kesempatan ini untuk mengenal Tuhan dan melakukan tugas pelayanan dengan setia.

(0.87) (1Raj 17:1) (jerusalem: Elia, orang Tisbe) Dalam naskah Ibrani kata "Tisbe" ditulis salah (penduduk) dan diperbaiki menurut terjemahan Yunani. Tiba-tiba nabi Elia tampil di panggung di sini. Sumber tentang riwayat hidup nabi Elia yang dimanfaatkan penyusun kitab Raja-raja (lihat Pengantar) pasti memberitahukan lebih banyak tentang riwayat Elia dahulu. Tetapi penyusun mulai memakai sumbernya itu di mana riwayat hidup Elia bertepatan waktunya dengan kisahnya sendiri tentang raja Ahab, yaitu peristiwa kekeringan dan kelaparan yang menimpa negeri di masa pemerintahan Ahab. Bencana itu diartikan sebagai hukuman atas pemujaan Baal yang mulai disiarkan oleh raja Ahab atas dorongan permaisuri, Izebel, 1Ra 16:32-33.
(0.86) (1Raj 3:12) (ende: Kebidjaksanaan)

jang dianugerahkan kepada Sulaiman ini ialah kebidjaksanaan praktis dalam urusan2 negara. Makna kata disini bukan makna jang biasa dalam kitab2 kebidjaksanaan (dan nabi2), dimana bertjorak keigamaan, hingga hampir sama dengan rasa keigamaan dan hidup susila jang baik. Kebidjaksanaan ini tidak dianugerahkan kepada Sulaiman, sebagaimana dibuktikan riwajat hidupnja.

(0.86) (1Raj 3:16) (ende)

Tjerita ini memberi tjontoh mengenai kebidjaksanaan Sulaiman sebagai radja-hakim. Tjeritera sematjam ini, jakni bahwa seorang hakim (radja) jang bidjak dapat memetjahkan pertengkaran berhubung dengan seorang anak, oleh sebab ibunja jang benar menjerahkan kepada orang lain itu, asal boleh hidup, terdapat djuga pada bangsa2 lain.

(0.86) (1Raj 6:12) (full: JIKA ENGKAU HIDUP MENURUT SEGALA KETETAPAN-KU. )

Nas : 1Raj 6:12

Kitab 1 dan 2 Raja-Raja mencatat sejarah tragis dari kegagalan berulang-ulang umat Allah untuk memenuhi syarat ini (bd. 1Raj 2:3-4; 1Raj 3:14).

(0.86) (1Raj 9:1) (sh: Pertemuan di simpang jalan (Minggu, 13 Februari 2000))
Pertemuan di simpang jalan

Tuhan menampakkan diri-Nya untuk kedua kalinya kepada Salomo, pada tahun ke-24 pemerintahannya, saat ia sedang berada pada puncak kejayaannya, karena ia berhasil membuat segala yang diinginkannya (ayat makhluk-makhluk%20hidup%20AND%20book%3A11&tab=notes" ver="">1). Mengapa Tuhan perlu memberikan perintah-Nya yang sama, yakni Salomo harus tetap setia dan taat kepada-Nya? Tidak lain dan bukan karena tujuan hidup dan eksistensi bangsa Israel akan terjungkir balik (ayat makhluk-makhluk%20hidup%20AND%20book%3A11&tab=notes" ver="">6-9), jika Salomo sebagai rajanya tidak setia dan taat kepada Allah.

Keadaan Salomo pada saat itu sangat nyaman dan tenang baik secara jasmani dan rohani. Tidak ada yang tidak dapat ia gapai di masa kejayaannya. Kekayaan, kepandaian, kemasyhuran, bahkan istri dan gundik yang banyak pun telah ia peroleh. Bait Allah yang megah sudah ia bangun dan tahbiskan. Namun justru dalam keadaan yang demikian, firman Tuhan yang berisi peringatan datang kepadanya. Masa kejayaan dapat membawa Salomo pada persimpangan jalan, antara tetap setia kepada Allah dan mengakui kedaulatan-Nya, atau menjadi allah atas dirinya sendiri karena segala yang diinginkan bisa ia dapatkan. Dengan kata lain Salomo berada dalam keadaan yang kritis.

Salomo harus kembali diingatkan bahwa makna dan tujuan hidupnya tergantung kepada Allah. Selama ia mempunyai hidup yang berporos kepada Allah, taat dan setia kepada-Nya, maka takhta dan kerajaan Israel akan tetap kokoh. Hal ini sangat berhubungan dengan makna dan tujuan hidup seorang raja, yaitu ia hidup untuk membawa rakyatnya menuju kemakmuran dan kesejahteraan.

Renungkan: Kebenaran indah yang patut kita renungkan adalah bahwa masa kejayaan seseorang bisa berarti masa kritisnya, karena ia berada di persimpangan jalan. Persimpangan ini bisa kita lewati dengan baik jika hidup kita tetap berpusat pada Tuhan. Hal itu bergantung masalah rohani, yaitu siapa kita di hadapan Allah.

(0.85) (1Raj 2:4) (full: JIKA ANAK-ANAKMU ... HIDUP DI HADAPAN-KU DENGAN SETIA. )

Nas : 1Raj 2:4

Daud telah belajar melalui pengalaman dan disiplin yang menyakitkan bahwa keberhasilan dan berkat Allah tergantung pada keadaan tetap berada di jalan dan kebenaran Allah. Jadi, Daud sangat mendambakan agar Salomo hidup taat dan setia kepada Allah. Namun, Salomo dan putra-putranya akhirnya gagal untuk mendengarkan seruan Daud dan berbalik dari Allah dan perjanjian-Nya (bd. 2Taw 7:17-22); akibatnya ialah hukuman Allah atas Salomo (1Raj 11:1-13), perpecahan kerajaan Israel (1Raj 12:1-33) dan kemudian pemusnahan baik kerajaan utara maupun kerajaan selatan. Puncak penggenapan janji Allah kepada Daud hanya terwujud di dalam Yesus Kristus (Kis 15:16-18).

(0.85) (1Raj 8:11) (full: KEMULIAAN TUHAN. )

Nas : 1Raj 8:11

Kemuliaan Tuhan memenuhi bait itu setelah tabut perjanjian dibawa ke dalamnya (ayat 1Raj 8:5-11). Di mana Firman Allah itu hidup dan ditaati, di situlah kemuliaan Tuhan tinggal

(lihat cat. --> Kel 40:34;

[atau ref. Kel 40:34]

bd. Yoh 15:7-11; 17:17-22;

lihat art. KEMULIAAN ALLAH).

(0.85) (1Raj 17:17) (full: ANAK ... TIDAK ADA NAFASNYA LAGI. )

Nas : 1Raj 17:17

Di sini kita berhadapan dengan salah satu rahasia hidup yang membingungkan. Pada saat Allah secara ajaib menyediakan tepung dan minyak, terjadilah kesulitan dan kesusahan. Kadang-kadang penyakit atau bahkan tragedi yang lebih besar dapat menimpa mereka yang melaksanakan kehendak Allah dan dengan aktif terlibat dalam pelayanan demi kerajaan-Nya.

(0.85) (1Raj 4:1) (sh: Pemimpin yang berhikmat (Kamis, 29 Juli 2004))
Pemimpin yang berhikmat

Bagaimana caranya berhasil memimpin bangsa yang besar? Salomo merasakan beban berat untuk melanjutkan kepemimpinan Daud. Mengapa demikian? Pada zaman Daud, Israel telah mengalami kejayaan dalam peperangan. Bagaimanakah nasib Israel di tangan Salomo? Apakah Salomo merupakan orang yang tepat untuk meneruskan kepemimpinan Daud?

Menjadi seorang raja atas bangsa Israel yang besar jumlahnya memerlukan hikmat. Hikmat pada masa itu, bukanlah hikmat teoretis dan ilmu pengetahuan semata-mata. Hikmat pada masa itu terkait dengan kemampuan untuk meraih kesuksesan, yaitu suatu hal yang nyata dan praktis. Salomo memiliki hikmat tersebut. Hikmatnya terwujud nyata dalam bagaimana dia mengatur administrasi pemerintahannya dengan membagi duabelas kepala daerah. Tugas kedua belas kepala daerah ini: Pertama, menjamin kebutuhan setiap bulan dalam hal makan raja dan seisi istana. Kedua, bertanggung jawab atas keadilan dan kesejahteraan wilayah masing-masing sehingga tidak ada daerah yang terlalu kaya atau terlalu miskin. Hasil dari kebijaksanaan administrasif Salomo, membuat orang Yehuda dan orang Israel terjamin kebutuhan hidupnya (ayat makhluk-makhluk%20hidup%20AND%20book%3A11&tab=notes" ver="">7-20).

Keberhasilan Salomo dalam memimpin bukan semata-mata karena kecakapan administratifnya yang luar biasa tetapi karena dia terlebih dahulu mengarahkan hidupnya untuk hidup takut akan Tuhan. Takut akan Tuhan merupakan sumber hikmat (band. Amsal 1:7) yang menolong Salomo dalam memimpin bangsa Israel.

Kita harus meneladani apa yang dilakukan oleh Salomo, yaitu takut akan Tuhan. Setiap kita dipanggil untuk memimpin, pertama-tama memimpin hidup kita masing-masing, baru kemudian memimpin orang lain. Landasilah hidupmu dengan takut akan Tuhan, maka hikmat Tuhan akan dicurahkan kepadamu.

Renungkan: Supaya kita bisa memimpin dengan baik dan benar, mulailah dengan hidup takut akan Tuhan dan menyesuaikan hidup kita dengan kehendak Tuhan.

(0.85) (1Raj 20:35) (sh: Asahlah kepekaan Anda (Minggu, 12 Maret 2000))
Asahlah kepekaan Anda

Dewasa ini manusia cenderung menyepelekan persoalan. Ini mungkin merupakan dampak dari kemajuan teknologi komunikasi yang berkembang pesat. Contohnya, untuk membeli barang di luar negeri tidak perlu ke luar negeri, cukup bertransaksi melalui internet dan memakai kartu kredit. Kemajuan teknologi juga mempengaruhi cara berpikir sehingga cenderung berpikir praktis, matematis, dan ekonomis.

Pola berpikir demikian juga ditemui di kalangan Kristen yang mencoba membuat suatu rumusan untuk menemukan dan memberikan arti dari pengalaman hidup secara logis dan sistematis. Misalnya, berkat berkelimpahan dan mukjizat yang diterima, diartikan bahwa Allah berkenan atas hidup kita sehingga Ia memberkati. Sedangkan bencana yang dialami, diartikan bahwa Allah tidak berkenan sehingga Ia menghukum. Apakah benar karya Allah dapat dirumuskan sedemikian sederhana menurut nalar manusia yang sistematis dan logis? Pengalaman Ahab merupakan contoh bahwa cara Allah bekerja dan berhubungan dengan manusia tidak dapat dirumuskan secara demikian.

Sebelum nubuatan tentang hukumannya dikomunikasikan, Ahab mengalami mukjizat dan berkat Allah yang luar biasa. Namun, ketiga peristiwa ajaib itu bukan merupakan suatu pertanda bahwa Allah berkenan atas hidupnya. Sebaliknya Allah tidak berkenan dan hanya karena anugerah dan kasih-Nya, Ia membuat mukjizat untuk membawa Ahab berbalik kepada-Nya. Namun Ahab tidak melihat dan mungkin tidak bisa melihat berkat itu dari sudut perspektif panggilan pertobatan Allah kepadanya.

Renungkan: Tidak setiap berkat yang kita alami merupakan pertanda bahwa Allah berkenan atas hidup kita. Karena itu asahlah selalu kepekaan kita dengan mengevaluasi hidup kita setiap hari dalam terang dan kuasa firman-Nya. Tuhan memakai banyak cara panggilan pertobatan agar kita kembali kepada-Nya.

Bacaan untuk Minggu Sengsara 2: Kejadian 12:1-7 II Timotius 1:8-14 Matius 17:1-9 Mazmur 133:12-22

Lagu: Kidung Jemaat 395

(0.85) (1Raj 22:41) (sh: Konsisten dengan imannya (Minggu, 29 Agustus 2004))
Konsisten dengan imannya

Seseorang yang pernah mengalami anugerah Tuhan seharusnya memelihara imannya dengan konsisten. Ia tahu bahwa Allah satu-satunya sumber kebenaran, sehingga ia tidak menjual imannya untuk apapun.

Yosafat adalah seorang anak Tuhan yang belajar dari pengalaman iman, lalu hidup konsisten dengan imannya. Ia tidak mau gegabah menuruti nasihat Ahab untuk berperang bersama melawan Aram (ayat makhluk-makhluk%20hidup%20AND%20book%3A11&tab=notes" ver="">22:1-28). Ia meminta nasihat nabi Allah sebelum melakukannya. Ia mengalami anugerah Tuhan, ketika ia ikut Ahab memerangi Aram. Seharusnya ia mati dalam peperangan itu, tetapi karena anugerah Tuhan, ia selamat dan Ahab yang mati (ayat makhluk-makhluk%20hidup%20AND%20book%3A11&tab=notes" ver="">22:29-40). Bagi Yosafat pengalaman berharga ini menyebabkan imannya makin teguh pada Tuhan. Alkitab mencatat ia mengikuti jejak ayahnya, Asa yang saleh (ayat makhluk-makhluk%20hidup%20AND%20book%3A11&tab=notes" ver="">43). Ia melakukan lebih dari Asa, yaitu menghapuskan praktek pelacuran bakti yang masih ada pada masa sebelumnya (ayat makhluk-makhluk%20hidup%20AND%20book%3A11&tab=notes" vsf="TB" ver="">47).

Ada satu hal yang secara konsisten Yosafat terapkan. Walaupun ia hidup berdamai dengan raja Israel, yaitu Ahab dan kemudian Ahazia, anak Ahab (ayat makhluk-makhluk%20hidup%20AND%20book%3A11&tab=notes" vsf="TB" ver="">45), ia tidak mau terlibat lagi dengan "permainan" politik. Ia tahu turut serta dengan orang tidak seiman lebih banyak menghasilkan kerusakan daripada kebaikan.

Konsisten dengan iman berarti konsisten menghindarkan diri dari persekutuan dengan orang yang tidak seiman, serta konsisten memuliakan Tuhan dengan kehidupannya.

Doaku: Tuhan tolong aku menjadi anak-Mu yang konsisten menjalani hidup dalam anugerah-Mu.

(0.85) (1Raj 15:1) (sh: Janji Tuhan YA dan AMIN (Kamis, 24 Februari 2000))
Janji Tuhan YA dan AMIN

Abiam adalah generasi ke empat dari keturunan raja Daud. Karena dibesarkan dan dididik dalam keluarga penyembah berhala, Abiam juga mengikuti kepercayaan Rehabeam kepada dewa-dewa. Ia hidup bergelimang dosa dan dari satu peperangan kepada peperangan yang lain. Tidak ada pertobatan dalam masa pemerintahan Abiam. Di tengah realitas hancurnya kerajaan umat pilihan Allah, ternyata Allah masih beranugerah. Abiam masih memiliki keturunan untuk meneruskan dinasti kerajaan Israel yang tinggal satu suku. Mengapa? Bukan karena Abiam, tetapi semata hanya oleh janji Allah kepada Daud. Meski Daud berdosa dalam perselingkuhannya dengan Betsyeba, Daud adalah orang yang beribadah kepada Tuhan sampai akhir hidupnya. Janji bahwa kerajaan Daud akan tetap ada digenapi Tuhan. Kerajaan Israel terus berlanjut meski usia pemerintahan Abiam yang amat pendek, sebab generasi selanjutnya telah dipersiapkan Allah.

Allah berlimpah dalam kebaikan. "Sifat kebaikan adalah kecenderungan untuk memberi kepada orang lain bukan karena mempunyai motivasi mencari keuntungan; bukan pula karena kelayakan si penerima, tetapi dilakukan secara konsisten melampaui semua itu", demikian tulis J.L. Packer dalam buku Knowing God. Jadi kalau dinasti Daud masih bisa bertahan dan tetap dipakai Allah untuk merampungkan sejarah penyelamatan-Nya, itu adalah karena kebaikan Allah semata. Rehabeam dan Abiam diberi kesempatan untuk memegang tampuk kerajaan karena anugerah Allah. Sayang sekali mereka tak menghargai kesempatan emas ini. Bagi Abiam kesempatan itu berlalu seperti rumput yang tumbuh di padang, amat sangat singkat.

Renungkan: Allah baik dan penuh anugerah. Janji-Nya pasti digenapi. Ia tak berubah, Ia tak alpa pada janji-Nya. Seperti Allah memberkati kerajaan Daud, Ia juga akan memberkati negara Indonesia. Marilah kita mensyukuri anugerah kebaikan Allah ini dengan hidup tidak menyimpang dari segala yang diperintahkan-Nya kepada kita seumur hidup kita. Mulai dan tutuplah hari-hari yang Allah anugerahkan ini dengan melakukan apa yang benar dan membuang jauh-jauh segala unsur KKN dalam hidup kita sehari-hari. Dan jadikan Allah pusat penyembahan dan panutan hidup kita, maka berkat-Nya akan terus mengalir dari ge-nerasi kepada generasi selanjutnya. Peganglah janji-Nya YA dan AMIN.



TIP #14: Gunakan Boks Temuan untuk melakukan penyelidikan lebih jauh terhadap kata dan ayat yang Anda cari. [SEMUA]
dibuat dalam 0.08 detik
dipersembahkan oleh YLSA