Lagi aku melihat di bawah matahari bahwa kemenangan perlombaan bukan untuk yang cepat, dan keunggulan perjuangan bukan untuk yang kuat, ^o  juga roti bukan untuk yang berhikmat, ^p  kekayaan bukan untuk yang cerdas, dan karunia bukan untuk yang cerdik cendekia, karena waktu dan nasib ^q  dialami mereka semua. ^r 

Segala sesuatu sama bagi sekalian; nasib orang sama ¹ : baik orang yang benar maupun orang yang fasik, orang yang baik maupun orang yang jahat, orang yang tahir maupun orang yang najis, orang yang mempersembahkan korban maupun yang tidak mempersembahkan korban. Sebagaimana orang yang baik, begitu pula orang yang berdosa; sebagaimana orang yang bersumpah, begitu pula orang yang takut untuk bersumpah. ^x 

Apa yang pernah ada akan ada lagi, dan apa yang pernah dibuat akan dibuat lagi; ⁱ  tak ada sesuatu yang baru di bawah matahari ¹ .

Kenang-kenangan dari masa lampau ^j  tidak ada, dan dari masa depan yang masih akan datangpun tidak akan ada kenang-kenangan pada mereka yang hidup sesudahnya. ^k 

Aku melakukan pekerjaan-pekerjaan besar, mendirikan bagiku ^a  rumah-rumah, menanami bagiku kebun-kebun anggur; ^b 

Dan bahwa setiap orang dapat makan, minum ^p  dan menikmati kesenangan ^q  dalam segala jerih payahnya, itu juga adalah pemberian Allah ¹ . ^r 

Siapakah yang mengetahui, apakah nafas manusia naik ke atas ^{1  a}  dan nafas binatang turun ke bawah bumi.

Oleh sebab itu aku menganggap orang-orang mati, ^f  yang sudah lama meninggal, lebih bahagia dari pada orang-orang hidup, ^g  yang sekarang masih hidup.

Berdua lebih baik dari pada seorang diri ¹ , karena mereka menerima upah yang baik dalam jerih payah mereka.

Juga kalau orang tidur berdua, mereka menjadi panas, tetapi bagaimana seorang saja dapat menjadi panas?

(5-16) Malah sepanjang umurnya ia berada dalam kegelapan dan kesedihan, mengalami banyak kesusahan, penderitaan dan kekesalan.

Biarpun ia hidup dua kali seribu tahun, kalau ia tidak menikmati kesenangan: bukankah segala sesuatu menuju satu tempat? ⁿ 

Janganlah mengatakan: "Mengapa zaman dulu ^h  lebih baik dari pada zaman sekarang?" Karena bukannya berdasarkan hikmat engkau menanyakan hal itu.

Lihatlah, hanya ini yang kudapati: bahwa Allah telah menjadikan manusia yang jujur, tetapi mereka mencari banyak dalih.

Perkataan orang berhikmat yang didengar dengan tenang, lebih baik dari pada teriakan orang yang berkuasa di antara orang bodoh.

Lalat yang mati menyebabkan urapan dari pembuat urapan berbau busuk ¹ ; demikian juga sedikit kebodohan ^y  lebih berpengaruh dari pada hikmat dan kehormatan.

Juga kalau ia berjalan di lorong orang bodoh itu tumpul pikirannya, dan ia berkata kepada setiap orang: ^z  "Orang itu bodoh!"

Jika amarah penguasa menimpa engkau, janganlah meninggalkan tempatmu, ^a  karena kesabaran mencegah ^b  kesalahan-kesalahan besar.

Perkataan mulut orang berhikmat menarik, ⁱ  tetapi bibir ^j  orang bodoh menelan orang itu sendiri.

Jerih payah orang bodoh melelahkan orang itu sendiri, karena ia tidak mengetahui jalan ke kota.