Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 161 - 180 dari 372 ayat untuk lainnya (0.001 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.14) (Mzm 89:1) (sh: Sifat pujian kita serasikah dengan kasih setia Tuhan? (Kamis, 27 Agustus 1998))
Sifat pujian kita serasikah dengan kasih setia Tuhan?

Biasa-nya puji syukur kita sangat tergantung pada kondisi kita. Pasang surut tak menetap. Tetapi kasih setia Tuhan kekal selama-lamanya (ayat 89:1" context="true" vsf="TB">2). Dari sifat setia kekal itu keluarlah tindakan-tindakan Allah yang kokoh teguh terhadap umat-Nya bahkan sampai turun temurun (ayat 89:4" context="true" vsf="TB">5). Demikian pun sifat Allah lainnya kekal tak berubah. Sebutlah kekuatan kuasa Allah (ayat 89:8" context="true" vsf="TB">9). Semua kekuatan dahsyat dalam alam ini tidak dapat dibandingkan dengan kekuatan Allah dan sepenuhnya dikendalikan Allah (ayat 89:9" context="true" vsf="TB">10). Ujung-ujung bumi dan banga-bangsa di dalamnya pun tunduk di bawah pemerintahan-Nya (ayat 89:12-14" context="true" vsf="TB">13-15). Serasikah pujian kita dengan fakta-fakta itu?

Tuhan Agung dan Perkasa. Pemazmur tidak menyembah dan memuji bintang dan bulan. Semua yang dapat dilihat mata jasmani adalah ciptaan, tidak perlu disembah dan disanjung. Berulang-ulang diungkapkan kata-kata: punya-Mulah, Engkaulah, lengan-Mu, tangan-Mu; menegaskan tidak ada yang dapat disejajarkan dengan Tuhan. Oleh sebab itu seharusnya seluruh penghuni dunia menyembah dan meninggikan Dia. Dia akan menguatkan dan meninggikan kita. Dia pun terpercaya menjadi andalan kita di dalam saat-saat berat penuh ancaman.

Doa: Tuhan, Ajarlah kami melihat keajaiban-keajaiban-Mu di balik kondisi segelap apa pun.

(0.14) (Mzm 145:1) (sh: Keagungan Allah abadi (Jumat, 24 September 1999))
Keagungan Allah abadi

Pada situasi bagaimana dan atas alasan apa biasanya kita mengagungkan kebesaran Allah? Kenyataan menunjukkan bahwa kita mengagungkan dan memuji kebesaran Allah tergantung pada beberapa hal: pada waktu senang, ketika baru mengalami "berkat" Tuhan, atau karena kita menginginkan "berkat"-Nya. Pemazmur melihat bahwa keagungan dan kebesaran Allah tidak tergantung kepada suara pujian manusia dan tidak tertandingi oleh kuasa mana pun sepanjang masa. Apa yang dikatakan pemazmur merupakan suatu pengakuan yang berdasarkan pengalamannya menyaksikan pekerjaan Allah yang ajaib dan besar (ayat 4-7). Pekerjaan Allah yang ajaib dan besar itu akan berlangsung terus-menerus dari abad ke abad (ayat 13). Setiap generasi akan mengalami keajaiban pekerjaan Allah dan mereka akan terus memberitakannya (ayat 4-7, 11-13).

Bukan pengakuan filosofis. Pengakuan pemazmur tentang Allah bukanlah suatu pengakuan filosofis (berdasarkan pengetahuan) melainkan bukti karya nyata Allah. Salah satunya dalam kehidupan nyata, kebesaran dan keagungan Allah itu nampak ketika Allah peduli terhadap keadaan manusia yang rapuh dan segala ciptaan lainnya (ayat 8-10, 14-17, 19-20). Karena itu kita yang telah mengalami perbuatan agung Allah, layak memberitakannya dalam kata dan tindakan.

(0.14) (Dan 8:1) (sh: Bangkitnya kekuatan kafir (Sabtu, 26 Juni 1999))
Bangkitnya kekuatan kafir

Binatang yang terlihat dalam penglihatan Daniel kali ini tidak seseram sebelumnya. Kali ini yang dilihatnya adalah seekor domba jantan bertanduk dua. Walaupun nampaknya jinak dan lemah, tetapi sebenarnya sangat berkuasa dan ditakuti oleh semua binatang lainnya. Karena itu ia dapat berbuat sekehendak hatinya dan sombong. Ini menggambarkan bangkitnya suatu kekuatan kafir yang mencoba merongrong kehidupan umat. Tetapi Allah tidak akan membiarkan hal ini terjadi terus-menerus. Allah mengirimkan orang pilihan-Nya untuk menumpas kekafiran dan kelaliman.

Allah Sang Penguasa tunggal. Firman Tuhan ini terus menunjukkan bahwa kuasa dan penggenapan firman-Nya dalam sejarah manusia akan tiba. Ia merontokkan penguasa yang sombong dan lalim, sebaliknya meninggikan orang-orang yang mau dipakai-Nya. Semakin kita belajar dari sejarah, seharusnya kita semakin merendahkan hati dan mengaku bahwa hanya karena Allah berkehendak maka semuanya akan terjadi. Tugas kita adalah berbakti kepada Allah untuk menggenapi kehendak-Nya di bumi ini.

Renungkan: Selama di dunia, umat Tuhan akan terus menghadapi naik turunnya penguasa dunia, bahkan mungkin menjadi korban kebrutalan mereka, namun Kerajaan Domba Allah tetap jaya.

(0.14) (Mat 3:1) (sh: Pembuka jalan yang menggetarkan. (Sabtu, 27 Desember 1997))
Pembuka jalan yang menggetarkan.

Tiga puluh tahun telah berlalu ketika tiba-tiba muncullah Yohanes Pembaptis, bak sebuah bintang cemerlang menakjubkan di langit malam. Berita yang dibawanya tidak kurang mengejutkan. Kedatangan Kerajaan sorga dikaitkan bukan dengan agama melainkan dengan perubahan seluruh segi hidup. Kerajaan Allah mulai dengan Allah sendiri yang memasuki sejarah manusia sebagai Manusia! Kini, Kristus memerintah di dalam hati orang-orang percaya, sementara kepenuhan Kerajaan Allah hanya terjadi apabila segala kejahatan sudah diadili dan dihapuskan.

Cara dan pola hidup berbeda. Yohanes Pembaptis berbeda dari pemimpin agama lainnya. Sementara banyak yang rakus, egois dan mencari sanjungan, ia hanya mencari yang memperkenan Allah. Penampilannya berbeda karena hatinya istimewa. Hal itu menjadi daya tarik kuat bagi banyak orang. Apabila orang sungguh menguduskan Tuhan dan rencana-Nya dalam hidupnya, pasti akan unik hidupnya.

Renungkan: Ketika Ia datang sebagai Juruselamat orang dituntut bertobat. Terlebih lagi menjelang kedatangan-Nya sebagai Tuhan dan Raja di atas segala raja!

Doa: Hidupku banyak dipengaruhi dan diwarnai orang lain daripada oleh-Mu, Tuhan. Ampuni dan tolongku untuk bertobat.

(0.14) (Mat 20:1) (sh: Bukan upah tetapi karunia. (Senin, 23 Maret 1998))
Bukan upah tetapi karunia.

Seperti halnya para pendengar ajaran Yesus, kita bisa berpikir bahwa mengikut Yesus sekian lama membuat kita layak beroleh upah. Upah itu adalah hak masuk sorga dan karunia kemuliaan sorgawi lainnya. Perumpamaan ini kembali menegaskan bahwa hak masuk sorga itu adalah karunia Allah; bukan upah dari Allah atas usaha moral atau agama yang kita lakukan. Panggilan Injil Kristus yang mencari, menemukan dan merubah kita. Orang bisa beriman, bertobat, berubah sifat, semata karena karunia Allah. Karena itu alasan untuk kita taat dan melayani Tuhan hanya satu: bersyukur dan mengasihi Tuhan yang telah lebih dulu mengasihi.

Sama di hadapan karunia Allah. Bagian firman ini menolak anggapan bahwa karunia Allah membuat orang ayal-ayalan. Sebaliknya karunia Allah mengharuskan orang menjalani hidup sebagai murid Yesus yang tulus dan tekun dalam kebaikan serta pelayanan. Namun seluruh kebaikan dan pelayanan itu adalah hasil menerima dan mensyukuri karunia Allah. Di hadapan Allah, baik Kristen asal Yahudi (lebih dulu mengenal Yesus) maupun Kristen asal kafir (kemudian mengenal Yesus), sama tidak dapat membanggakan apa pun dari dirinya.

Renungkan: Allah bukanlah manusia yang tawar menawar dan timbal balik. Allah selalu berprakarsa dan menyelesaikan rencana-Nya

(0.14) (Luk 3:1) (sh: Bertobat berarti bertindak! (Minggu, 29 Desember 2002))
Bertobat berarti bertindak!

Secara umum, nas yang baru kita baca ini menunjukkan bagaimana berbagai tokoh berespons terhadap firman, peringatan dan kebenaran firman Allah. Respons tindakan yang tepat pertama kali tampak pada tindakan Yohanes Pembaptis. Yohanes Pembaptis bangkit dan memberitakan murka Allah (ayat 7, 9) dan menyerukan pertobatan (ayat 3). Lukas menunjukkan bahwa Yohanes Pembaptis merupakan penggenapan dari nubuat nabi Yesaya (ayat 4-6). Tetapi tidak hanya itu, tindakan ini merupakan respons langsung Yohanes dalam ketaatan akan firman Allah kepadanya (ayat 2). Ketaatan Yohanes inipun disertai dengan kerendahan hati dan kesadaran untuk menunjuk kepada Sang Mesias yang akan datang setelah dirinya, dan mengakui keutamaan-Nya (ayat 15-17). Di lain pihak, ketaatan Yohanes Pembaptis tidak dikalahkan oleh status raja Herodes, tetapi berani menegor sang raja, walaupun berakibat pemenjaraan dirinya (ayat 18-20). Dari tokoh-tokoh lainnya tampak bagaimana orang banyak (ayat 10-11), para pemungut cukai (ayat 12-13), dan para prajurit (ayat 14) memberi respons atas seruan dan peringatan Yohanes Pembaptis kepada mereka untuk bertobat. Mereka bertanya, apa yang harus mereka lakukan sebagai respons pertobatan mereka. Jawaban Yohanes yang spesifik menyentuh apa yang dilakukan mereka di dalam hidup dan pekerjaan sehari-hari menunjukkan bahwa pertobatan sejati adalah pertobatan yang memunculkan buah-buah nyata dalam kehidupan sehari-hari.

Renungkan:
Biarlah komitmen Tahun Baru untuk mengubah diri didasarkan pada berita Natal yang telah Anda renungkan, dan dijabarkan dalam tindakan yang nyata dan konkret.

(0.14) (Luk 19:45) (sh: Otoritas Mesias (Minggu, 21 Maret 2004))
Otoritas Mesias

Pernyataan Kemesiasan Yesus berlanjut sampai ke Bait Allah. Di sini kita melihat bagaimana otoritas Yesus didemonstrasikan dengan mengembalikan tatanan penggunaan bait Allah, yaitu untuk beribadah kepada Allah (doa) dan untuk mengajarkan firman Allah.

Pada masa itu, Bait Allah bukan hanya menjadi pusat ibadah orang Yahudi, tetapi juga pertemuan-pertemuan sosial lainnya, termasuk berdagang bahan-bahan keperluan sehari-hari juga bahan-bahan keperluan ibadah. Persoalannya bukan sekadar masalah jual beli saja, melainkan segala bentuk pemerasan dan tipu daya yang semata-mata untuk menguntungkan para pedagang yang berkolusi dengan para imam. Itulah yang menjadikan Yesus berkepentingan untuk membersihkan Bait Allah dan mengembalikan fungsi semulanya yaitu untuk berdoa (ayat 45-46).

Kebenaran Allah dieksposisi bagi umat supaya jelas kehendak Tuhan dalam hidup mereka. Itulah yang Yesus lakukan. Otoritas firman-Nya begitu jelas, menarik hati dan perhatian rakyat yang hadir.

Tindakan provokatif Yesus jelas untuk menunjukkan kepada kita siapakah sebenarnya pemegang otoritas sejati atas ibadah Israel, Yesus atau para imam dan ahli Taurat. Yesus mengklaim bahwa Dialah yang paling berhak atas otoritas sejati atas ibadah umat. Tindakan ini menyulut tindakan lebih agresif dari pihak lawan. Kematian Yesus sudah ditandai oleh mereka.

Camkanlah: Ada waktunya pengakuan iman yang konfrontatif perlu untuk menegaskan kita di pihak siapa. Siapkah Anda bila saatnya tiba?

(0.14) (Yoh 1:1) (sh: Dalam Dia ada hidup. (Kamis, 24 Desember 1998))
Dalam Dia ada hidup.

Dalam Injil Matius, Markus dan Lukas, di catat peristiwa kelahiran Yesus sebagai manusia, yang terjadi 2000 tahun lalu. Namun dalam bagian Injil Yohanes ini, dikatakan sebagai Firman yang menjadi manusia. Firman inilah yang menyatakan kedekatan Allah dengan manusia. Melalui-Nya Allah mewujudkan rencana-Nya dalam penciptaan, pemeliharaan dan penebusan. Artinya, Firman yang merupakan perwujudan kehadiran Allah sendiri, memiliki wibawa dan kuasa Allah. Yesus Kristus yang kita peringati kelahiran-Nya, adalah Allah. Dalam Dia ada hidup.

Awalnya, terang. Terang adalah aktivitas pertama Allah mencipta, baru kemudian disusul ciptaan lainnya. Terang dijadikan rekan sekerja Allah dalam lingkup sejarah keselamatan manusia, tujuannya, supaya manusia menyaksikan terang itu; sebab tanpa terang kehidupan tidak dapat berlangsung. Yesus Kristus yang lahir itu adalah Terang Hidup manusia. Melalui-Nya kesaksian Kristiani akan bermuara pada perwujudan kesadaran manusia terhadap dosa dan pengakuannya akan kebenaran Injil Kristus, dan kepada-Nyalah hidup bergantung.

Doa: Terima kasih untuk terang yang telah Engkau ciptakan. Oleh terang-Mu itu kami dapat hidup dan beroleh hidup. Tuhan, biarlah Engkau sendiri juga yang menjadi terang dalam hidup kami.

(0.14) (Kis 4:23) (sh: Keputusan Tuhan dan kesetiaan untuk bertekun (Senin, 16 Juni 2003))
Keputusan Tuhan dan kesetiaan untuk bertekun

Para murid Tuhan menghadapi dilema besar: memberitakan Injil dan merisikokan diri untuk ditangkap atau tidak memberitakan Injil dan hidup aman. John Bunyan pernah menghadapi dilema yang serupa dan ia memilih untuk memberitakan Injil walau ia harus dipenjarakan tiga kali selama bertahun-tahun. Pendeta Wang Ming Tao juga merisikokan hidupnya tatkala komunisme menguasai Tiongkok.

"Setia sampai mati" adalah tema sentral kristiani. Kita masih ingat pengalaman Sadrakh, Mesakh, dan Abednego yang dengan berani menolak menyembah patung yang didirikan Nebukadnezar. Itu pulalah yang dilakukan oleh Petrus, Yohanes, serta murid Tuhan yang lainnya. Mereka tidak berhenti memberitakan Injil meski maut membayangi mereka.

Melalui sikap dan keputusan para tokoh iman dan para murid untuk terus memberitakan Injil meskipun berisiko kehilangan nyawa, kita belajar tentang dua hal penting. Pertama, mereka yakin bahwa yang mereka lakukan adalah hal yang sudah ditentukan Allah. Sehingga yang mereka perjuangkan adalah bagaimana agar hidup dan pekerjaan mereka menjadi pujian bagi Allah. Kedua, mereka mengandalkan kekuatan Allah melalui doa. Dalam doa keyakinan mereka diteguhkan, iman mereka dikuatkan untuk tekun bersaksi. Ketiga, yakin bahwa orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi, dan bermalam dalam naungan-Nya akan memperoleh kepastian dan ketenangan (bdk. Mzm. 91). Memang tidak selalu anak Tuhan memiliki keberanian untuk bersaksi karena mungkin kita akan kehilangan banyak kesempatan bagi masa depan kita. Tetapi apakah sikap seperti itu yang sudah Allah tentukan untuk kita lakukan?

Renungkan: Manusia dapat dipenjarakan tetapi berita Injil tidak bisa dipenjarakan.

(0.14) (Kis 8:26) (sh: Pahami maksud-Nya (Minggu, 29 Juni 2003))
Pahami maksud-Nya

Pertemuan Filipus dengan sida-sida dari Etiopia merupakan bagian dari perjalanan misinya yang kedua. Pada perjalanan misi yang pertama, Filipus mengunjungi Samaria dan Tuhan berkenan memberkati pelayanannya di sana. Namun jangan sampai kita lupa, bahwa Injil sudah masuk ke Samaria jauh sebelum Filipus datang. Tuhan Yesuslah yang pertama mengunjungi Samaria dan dari perjumpaannya dengan wanita di perigi itulah, banyak orang percaya pada-Nya (Yoh. 4:4-42). Dari satu orang, satu kelompok dimenangkan untuk Kristus. Sebagai tambahan, sekarang ini salah satu negeri di Afrika utara yang memiliki populasi Kristen yang besar adalah Etiopia. Sekali lagi kita melihat prinsip yang sama: dari satu orang ke satu kelompok masyarakat.

Filipus tidak sempat melihat buah pelayanannya. Namun itu tidak penting sebab yang terpenting adalah kepatuhan dipakai oleh Tuhan pada saat Ia meminta kita melakukan kehendak-Nya. Richard Foster berkata, kepatuhan pada satu hal membuahkan kepatuhan pada hal-hal lainnya. Dengan kata lain, kepatuhan melahirkan kepatuhan. Kita mesti menyadari bahwa Filipus mempunyai pilihan untuk tidak mematuhi pimpinan Roh Kudus. Namun karena taat, sekarang kita bisa menyaksikan buah pelayanannya: satu kelompok masyarakat percaya kepada Kristus. Setiap kita dipanggil untuk membagikan Kabar Baik ini kepada seseorang.

Renungkan: Pancarkanlah kasih Kristus melalui perbuatan kita agar orang dapat melihat Kristus.

Bacaan Untuk Minggu ke-4 sesudah Pentakosta

Yehezkiel 17:22-24; 2Korintus 5:6-10; Markus 4:26-34; Mazmur 92

Lagu: Kidung Jemaat 424

(0.14) (Kis 13:26) (sh: Perjumpaan yang mengubah dan memperbarui (Senin, 21 Juni 1999))
Perjumpaan yang mengubah dan memperbarui

Perjumpaan Tuhan Yesus dengan para murid setelah kebangkitan-Nya telah membuat hidup para murid berubah secara radikal. Mereka tidak lagi hidup untuk diri sendiri, tidak lagi menikmati anugerah keselamatan untuk diri sendiri, tetapi mereka memberitakan keselamatan itu ke seluruh dunia. Dalam rangka mengemban tugas kesaksian itulah mereka kini berani menghadapi berbagai tantangan yang ada.

Tantangan. Paulus dan Barnabas sebagai saksi Kristus memberitakan bahwa Allah menganugerahkan keselamatan di hadapan orang-orang Yahudi maupun yang bukan Yahudi. Padahal orang Yahudi memegang prinsip bahwa hanya dengan melakukan hukum Taurat orang akan selamat. Mereka tidak keberatan orang-orang kafir masuk dalam persekutuan; asalkan terlebih dahulu melakukan sunat dan upacara-upacara agama lainnya. Sejak dulu hingga sekarang, dunia memang cenderung mengutamakan penampilan lahiriah daripada menghayati dan hidup sesuai dengan nilai-nilai hidup Allah. Kesalehan diukur dari seberapa banyak kewajiban agama yang dijalankan. Padahal melalui sikap hati yang sungguh-sungguh menjunjung tinggi Allah akan lahir perilaku yang berharga di hadapan Allah dan umat-Nya.

Doa: Tuhan Yesus, ajar kami untuk memiliki sikap Kristiani sejati.

(0.14) (Rm 12:3) (sh: Kita adalah Gereja. (Sabtu, 25 Juli 1998))
Kita adalah Gereja.

Kebanyakan kita memahami keselamatan sebagai pengalaman pribadi akibat meresponi anugerah Allah dengan iman dan tobat pribadi. Itu tidak salah, hanya jangan berhenti di situ; sebab Allah menyelamatkan kita dalam konteks Gereja-Nya. Bukankah kita tahu tentang Injil, dibaptiskan, disidi, dibina terus dalam Gereja? Itu sebabnya Paulus langsung mengarahkan kita kepada kebenaran tentang hidup bergereja.

Perlu penguasaan diri. Pengalaman Kristen yang unik, berbagai karunia rohani yang khusus, dapat menggoda kita, melupakan fakta bahwa kita saling memerlukan, saling dukung, saling layan satu kepada lain. Ingat, bahwa perpecahan jemaat Korintus terjadi karena mengabaikan prinsip ini pada mutu gereja dan individu. Kebersamaan hanya terjadi bila kelebihan diri ditumbuhkan dalam penguasaan diri.

Satu tubuh banyak anggota. Seperti halnya Tuhan Allah adalah Esa dalam Ketigaan-Nya, demikianlah jemaat Tuhan harus selalu satu dalam keberanekaragaman. Gereja adalah Tubuh Kristus. Masing-masing kita adalah seperti anggota tubuh dari suatu tubuh. Anggota tubuh itu hanya berarti bila ada dan hidup dalam konteks tubuh, yaitu dalam keserasian dengan anggota-anggota tubuh lainnya, yang masing-masing unik, punya peran serta tempat tersendiri.

(0.14) (Rm 13:8) (sh: Kasih dan hukum Taurat. (Rabu, 29 Juli 1998))
Kasih dan hukum Taurat.

Keduanya berkait erat. Kasih adalah sifat Allah, dan hukum Taurat adalah ungkapan sifat Allah. Karena itu semua perintah dan larangan dalam "Dasa Titah" maupun perintah lainnya dalam Perjanjian Lama, berintikan kasih. Itu adalah kasih Allah, yang bila kita taati akan membuat kita tetap dalam kasih dan damai sejahtera-Nya. Ketaatan kita pun intinya haruslah karena kasih Allah dalam Kristus dan demi kasih kita kepada Allah; sebab kita baru dapat menaati Allah sesudah kita menerima kasih Kristus yang membuat kita mengenal Allah. Di dalam menaati hukum Allahlah kita memenuhi sifat sosial kita.

Hidup sebagai Manusia Terang. Tidak susah mencari bukti dan petunjuk bahwa zaman ini bagaikan 'larut malam yang gelap pekat'. Tidak heran bila kita harus mengalami kesulitan menjalani hidup. Prinsip iman kita bertolakbelakang dengan mereka yang tak kenal Allah dalam kasih dan kesucian hidup Yesus Kristus. Kita pun acap tergoda untuk kompromi. Tetapi kehadiran Kristus dalam hidup kita membuat kita adalah manusia terang, yang hidup dalam sikap menyongsong fajar tiba.

Renungkan: "Mata dunia tak dapat melihat lebih jauh dari hidup ini seperti mata kita tak dapat melihat melampaui tembok gereja. Tetapi mata Kristen menatap jauh ke kekekalan" (John Vianney).

(0.14) (Rm 14:13) (sh: Jangan membuat jatuh orang lain. (Jumat, 31 Juli 1998))
Jangan membuat jatuh orang lain.

Sikap benar sendiri, merasa lebih rohani, cenderung merendahkan orang, bisa sangat merusakkan persekutuan Kristen. Misalnya, bila Anda makan makanan yang dianggap haram oleh saudara seiman, yang berasal dari keyakinan yang menolak kebiasaan itu. Atau bila Anda menyukai jenis hiburan yang orang lain menganggapnya duniawi. Bila pertimbangan Anda hanyalah kesukaan dan pemahaman Anda saja, orang lain yang berbeda akan tersandung, sehingga akibatnya buruk: imannya tergoncang, keutuhan persaudaraan iman ikut goyah.

Ada yang lebih penting. Yang remeh harus tetap remeh. Masalah makanan, hari, dan seterusnya tidak boleh diberi tempat utama dalam hidup berjemaat. Masih banyak masalah yang jauh lebih penting: menegakkan kebenaran, hidup dalam damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus. Orang yang lebih dewasa rohani, seharusnya makin mampu menyangkali diri, bukan makin egois dan tak peduli. Bila ada dari gaya hidup kita yang berpotensi menimbulkan dampak negatif, kita harus bersikap dewasa. Menyenangkan Kristus, membangun iman orang lain, menjaga keutuhan persaudaraan iman adalah lebih penting daripada menyenangkan perut atau kebiasaan hidup kita lainnya.

Doa: Berilah kebijaksanaan kepadaku untuk mengutamakan kehendak-Mu.

(0.14) (1Kor 12:1) (sh: Dari mana asal percaya? (Jumat, 5 September 1997))
Dari mana asal percaya?

Kadang kita dengar komentar angkuh warga gereja tertentu bahwa gereja lainnya tidak ada Roh Kudus. Benarkah pernyataan tersebut? Seperti komentar Tuhan Yesus kepada Petrus (">Mat. 16:17), Paulus pun menegaskan bahwa Roh Kuduslah yang memungkinkan orang beriman dan mengakui Yesus sebagai Tuhan (ayat 16:3" context="true">3b). Roh Kudus bukan saja menghidupkan orang beriman, tapi juga menghidupkan Gereja dengan memberikan berbagai karunia rohani. Gereja yang di dalamnya Yesus dijunjung sebagai Tuhan dan karunia rohani dilayankan, di sanalah Roh hadir dan bekerja.

Paham tentang karunia Roh. Penghayatan tentang karunia rohani seringkali tidak jelas. Ada yang ekstrim, ada yang anti, ada yang bingung. Hal pertama yang rasul inginkan dari kita ialah tahu ajaran yang benar tentang karunia rohani. Kita harus berpegang kepada ajaran firman dan mengukur semua pengalaman atas terang ajaran itu. Hal kedua, harus ada perbedaan mencolok antara tata ibadah di dalam mana karunia rohani dipraktekkan daripada suasana ibadah kepada berhala. Hal ketiga, pasti karunia rohani dalam kita berbeda-beda namun sumber dan tujuannya sama.

Renungkan: Ibadah tak dapat dipisahkan daripada kebenaran dan pengertian.

(0.14) (1Kor 14:10) (sh: Yang penting membangun jemaat (Minggu, 28 September 2003))
Yang penting membangun jemaat

Rupanya praktik penggunaan bahasa roh secara tidak tepat telah meresahkan, bahkan mengancam kehidupan jemaat Korintus. Mereka yang dapat berbahasa roh menjadi sangat percaya diri dan menempatkan diri mereka lebih tinggi dari jemaat lainnya. Mestinya mereka menggunakan bahasa roh untuk kepentingan pembangunan jemaat secara keseluruhan (ayat 12). Paulus yang mengamati perkembangan jemaat menguatirkan satu hal yaitu bahasa roh yang mereka ucapkan di tengah-tengah ibadah tidak bermakna bagi orang lain (ayat 10-17), tidak membangun dan bahkan menyebabkan orang luar salah menafsirkan ibadah Kristen (ayat 23). Untuk itu Paulus menganjurkan agar mereka meminta kepada Tuhan kemampuan menafsirkan karunia berbahasa roh yang mereka terima.

Berkat Tuhan bagi seorang anggota jemaat harus diterima dan disyukuri sebagai berkat untuk seluruh anggota jemaat juga. Oleh sebab itu ungkapan syukur pun seharusnya berasal dari seluruh jemaat. Di ayat 20-23 Paulus mengingatkan agar jemaat waspada terhadap dampak yang ditimbulkan oleh pemanfaatan bahasa roh secara tidak bertanggung jawab. Karenanya Paulus tetap berpendapat bahwa dalam pertemuan-pertemuan jemaat hendaknya firman Tuhan atau nubuatan Tuhan dijadikan prioritas dan diuraikan secara lebih jelas. Sehingga semua orang dibangunkan, dihibur, dan dinasihati untuk hidup lebih benar (ayat 25).

Renungkan: Hendaklah hidup kita mencerminkan kehendak Tuhan yang berdampak membangun, menghibur, dan menasihati baik diri sendiri mau sesama.


Bacaan untuk minggu ke-17 sesudah Pentakosta

Yesaya 50:4-9; Yakobus 2:14-18; Markus 8:27-35; Mazmur 116:1-9

Lagu KJ 232

(0.14) (2Kor 1:8) (sh: Penderitaan adalah kekuatan. (Selasa, 01 September 1998))
Penderitaan adalah kekuatan.

Bukankah derita dan beban yang kita alami dalam pelayanan justru dapat membuat kita putus asa? Paulus mengalaminya (ayat 8,9)! Meskipun dampak buruk penderitaannya nyata, Paulus tidak hancur. Mengapa? Sebab ia dikuatkan dan dimenangkan oleh Kristus. Kristus sendiri sudah menderita dan mati. Namun Ia bangkit dan menang (ayat 9, 10). Kini, Paulus membagikan pengalaman derita dan kemenangannya itu kepada jemaat. Bukan untuk minta dikasihani atau beroleh simpati tetapi agar melalui pengalaman itu ia boleh menguatkan jemaat.

Doakan pimpinan Jemaat. Orang malah sering berpikir sebaliknya. Menurut mereka justru pimpinan jemaatlah yang harus berdoa, dan mereka menerima saja. Rasul Paulus mengajarkan sisi lainnya. Ia ternyata memperoleh kekuatan dan keuntungan sangat besar dalam pelayanannya oleh karena doa-doa jemaat (ayat 11). Anda ingin berpartisipasi mendukung pekerjaan para hamba Tuhan dan kehidupan gereja Tuhan? Berdoalah!

Renungkan: Ketika di dalam penderitaan kita sadar pentingnya doa, penderitaan bukan lagi daya yang menghancurkan melainkan cara Allah menarik kita lebih masuk dalam kuasa-Nya.

Doa: Ya Tuhan, ajar kami untuk memohon pimpinan jemaat dan pelayan kami.

(0.14) (Kol 4:7) (sh: Jejaring kemitraan (Minggu, 25 April 2004))
Jejaring kemitraan

Pengharapan Paulus bahwa semua anggota tubuh Kristus membentuk suatu jejaring kemitraan para pelayan Tuhan terungkap jelas dalam bagian terakhir suratnya ini. Pertama, Paulus mengirim Tikhikus dan Onesimus menjadi utusannya kepada gereja di Kolose. Kendati demikian, Paulus lebih memikirkan bagaimana mendorong pertumbuhan dan semangat kemitraan warga gereja ketimbang memikirkan kebutuhan dirinya sendiri. Paulus rela mengirimkan mitra yang demikian penting dan berarti, supaya gereja tidak saja tahu dari orang terdekat Paulus tentang keadaan Paulus tetapi juga supaya mampu memberi dukungan besar dari Paulus kepada gereja di Kolose (ayat 8). Onesimus yang juga dinilai sama oleh Paulus seperti Tikhikus, diutusnya untuk alasan dan tujuan yang sama (ayat 9).

Kedua, perhatian dan dukungan yang Paulus ungkapkan tadi ternyata tidak saja berasal dari dirinya sendiri. Sekelompok mitra pelayanan Paulus lainnya juga berkirim salam dan dukungan moril kepada gereja di Kolose.

Ketiga, di bagian terakhir Paulus kembali mengungkapkan bahwa perhatian utamanya ialah kemajuan gereja, kemajuan Injil, dan kemajuan hamba Tuhan. Semua nasihat dan harapan ini bukan omong kosong sebab berasal dari seorang hamba Tuhan yang menderita demi dan di dalam Kristus (ayat 19).

Untuk dipraktikkan: Bangun lingkar perkawanan dan kemitraan Anda di lingkungan sekeliling Anda dengan tidak bertujuan menyenangkan diri tetapi membangun relasi para pelayan Kristus!

(0.14) (2Tes 3:1) (sh: Mendoakan hamba Tuhan. (Rabu, 21 Oktober 1998))
Mendoakan hamba Tuhan.

Tanpa segan Paulus meminta dukungan doa jemaat di Tesalonika bagi tugas pewartaan Injil yang dilakukannya di tempat lain; juga supaya Paulus diluputkan dari perlakuan buruk orang yang membenci Injil (ayat 1-2). Pelayanan Kristen adalah perjuangan rohani. Semua yang terlibat dalam pewartaan Injil dan tugas pelayanan lainnya perlu kuasa rohani. Di dalam pelayanan ada risiko orang menolak bahkan membenci kebenaran Tuhan. Kenyataan itu kini kita alami di negara kita. Mari kita dapatkan kekuatan rohani dalam kehidupan doa yang sungguh, menjalinkan diri satu kepada lain, ke dalam Tuhan.

Bertindak sesuai ajaran. Kekuatan rohani untuk menghadapi berbagai pencobaan dan kesulitan hidup adalah akibat Kristen melakukan ajaran kebenaran dalam Alkitab (ayat 4-5). Dulu, Paulus dan para rasul lain telah menyampaikan pesan-pesan mereka dalam urapan Roh Kudus. Kini pesan-pesan rasuli yang menjadi salah satu tiang penyangga Gereja Tuhan itu, kita temui dalam Alkitab. Jika gereja Tuhan masa kini ingin kokoh teguh menghadapi mayoritas orang yang makin memusuhi Injil, gereja harus mengenal kebenaran Alkitab dan menaatinya penuh.



TIP #26: Perkuat kehidupan spiritual harian Anda dengan Bacaan Alkitab Harian. [SEMUA]
dibuat dalam 0.04 detik
dipersembahkan oleh YLSA