Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 20 dari 91 ayat untuk kepada yang pertama AND book:[40 TO 66] AND book:44 (0.002 detik)
Pindah ke halaman: 1 2 3 4 5 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Kis 1:1) (jerusalem)

KISAH PARA RASUL

PENGANTAR

Injil ketiga dan Kisah para Rasul aslinya merupakan hanya satu karya saja, yang sekarang kiranya dapat diberi judul: "Sejarah awal mula agama Kristen". Sekitar th. 150 Mas. umat kristen menghendaki keempat injil dikumpulkan menjadi satu buah Kitab. Maka karya asli satu itu dibagikan dan dipisahkan menjadi dua. Boleh jadi judul "Kisah Para Rasul" atau "Kisah Beberapa Rasul" ditambahkan, sesuai dengan kelaziman dalam kesusasteraan Ke-Yunanian di zaman itu. Terkenallah di masa itu "Kisah (Yunaninya: perbuatan-perbuatan) Hanibal" atau "Kisah (perbuatan-perbuatan) Aleksander" dsb. Hubungan asli antara kedua Kitab Perjanjian Baru tersebut ditampilkan oleh prakata kedua kitab itu dan oleh persamaan sasteranya. Baik prakata Kisah Para Rasul maupun prakata injil ketiga ditunjukan kepada seseorang yang bernama Teofilus (bdk Luk 1:1-4 dan Kis 1:1), sedangkan prakata Kis menyebutkan injil ketiga itu sebagai "buku yang pertama" dan melanjutkan pokok cerita injil dengan meringkaskan kejadian-kejadian yang terakhir (penampakan-penampakan Kristus yang telah dibangkitkan serta pengangkatanNya ke sorga), yang digabungkan dengan sambungan cerita selanjutnya. Bahasanyapun erat-erat menghubungkan Kis dengan Luk. Tidak hanya ciri-ciri bahasanya (perbendaharaan kata, tata bahasa dan gaya bahasa) ditemukan dalam seluruh Kis, sehingga merupakan sebuah kesatuan literer, tetapi juga dalam injil ketiga. Maka tidak dapat diragukan bahwa pengarang yang sama menggubah kedua kitab tersebut.

Tradisi Gereja sepakat dalam menyebutkan nama pengarang itu sebagai Lukas. Baik dahulu maupun sekarang belum juga dapat secara sungguh-sungguh disebutkan nama orang lain selain dari Lukas. Sudah sekitar th. 175 Mas. semua jemaat sependapat dalam hal ini, sebagaimana dibuktikan oleh sebuah dokumen dari Roma yang disebut sebagai "Kanon Muratorius, oleh kesaksian yang diberikan dalam Prakata Anti- Markos, dalam karya Ireneus, Klemens, Origenes dari Aleksandria dan Tertualinus. Semua sehati dalam menyebutkan nama Lukas sebagai pengarang kitab Kis. Pendapat tersebut dikuatkan oleh petunjuk-petunjuk yang diketemukan dalam kitab Kis dan Luk sendiri. Ternyata pengarangnya seorang Kristen dari zaman para rasul, seorang Yahudi yang berkebudayaan ke-Yunanian atau bahkan seorang Yunani berpendidikan, yang mengetahui cukup banyak mengenai ilmu kedokteran dan mengenal Kitab Suci dalam terjemahan Yunaninya, yakni Septuaginta serta adat- kebiasaan Yahudi. Pengarang terutama nampak sebagai teman seperjalanan Paulus. Hal ini dibuktikan oleh cerita-cerita yang termuat dalam bagian kedua Kis. Di sana pengarang menggunakan kata ganti diri pertama jamak (kami), sehingga kelihatan ikut serta dalam hal ihwal yang diceritakannya. Kesemuanya itu hanya sesuai dengan Lukas dari antara semua teman seperjalanan Paulus: menurut tradisi lama kepada+yang+pertama+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A44&tab=notes" ver="">4:10-14); diperkenalkan oleh Paulus sebagai seorang teman yang karib yang menyertainya selama kedua penahanannya di Roma (Kol 4:14; Flm 24; 2Tim 4:11). Lukas kiranya menemani Paulus dalam perjalanan yang kedua (Kis 16:10 dst) dan yang ketiga (Kis 20:6 dst; barangkali juga 2Kor 8:18); kalau Lukas tidak turut disebutkan dalam daftar-daftar nama, seperti yang termuat dalam Kis 20:4, maka sebabnya kiranya ialah: Lukas sendirilah yang menuliskannya.

Dalam tradisi lama tidak ditemukan petunjuk-petunjuk pasti sehubungan dengan waktu dan tempat Lukas menuliskan karyanya (di negeri Yunani selatan setelah Paulus meninggal? di kota Roma, sebelum perkara Paulus diselesaikan oleh pengadilan?). Maka kita harus bersandar pada isi karya itu sendiri. Karya Lukas berakhir dengan penahanan Paulus di Roma tahun 61-63. Sehubungan dengan itu dalam Kis 28:30+ disebutkan jangka waktu dua tahun. Ini merupakan jangka waktu yang ditentukan oleh hukum, sehingga habis waktu itu sebuah perkara pengadilan dihentikan, bila tidak ada sesuatu bukti yang mendukung tuduhan yang diajukan. Maka boleh jadi bagian Kis ini ditulis setelah Paulus dibebaskan dalam th. 63. Ini rupanya harus diterima atas dasar pertimbangan sebagai berikut: umumnya disetujui bahwa injil Mrk dikarang sekitar tahun 64; Injil Lukas apa lagi Kis pasti dikarang sesudah Mrk; maka haruslah Luk dan Kis dikarang sesudah tahun 64. Ada sejumlah ahli yang mengemukakan tahun 80-100 sebagai waktu Luk dan Kis dikarang. Hal ini memanglah tidak mustahil juga. Hanya sudah diaktan bahwa tidak ada petunjuk pasti yang memaksa kita menunda waktu dituliskannya Luk sampai sesudah tahun 70 Mas. Dan hal yang sama harus dikatakan sehubungan dengan Kis.

Tetapi menentukan waktu tepat merupakan hal yang kurang penting. Sebab nilai utama Kis terletak dalam kenyataan bahwa kitab ini dikarang oleh seseorang yang dengan mata kepala sendiri menyaksikan sebagian besar dari peristiwa yang diceritakannya; sehubungan dengan peristiwa-peristiwa yang tidak disaksikannya sendiri, pengarang menimba dari sumber-sumber lain yang melimpah. Lukas dengan teliti mengumpulkan bahan yang melimpah dari berbagai sumber yang cukup luas dan terperinci. Ini sudah dinyatakan dalam prakata untuk seluruh karyanya (Luk 1:1-4). Penyelidikan karyanya hanya meneguhkan keterangan Lukas itu. Meskipun Lukas dengan saksama mengolah bahannya, hingga di mana-mana nampak kepribadiannya sendiri dan karyanya sungguh sebuah kesatuan juga ditinjau dari segi sastra, namun toh penggunaan sumber-sumber (tertulis) dengan mudah dapat ditunjuk. Ajaran yang disajikan berubah-ubah sesuai dengan situasi-situasi kongkrit dan kadang-kadang memberikan kesan ketuaannya. Kecuali itu bahasa sendiri berubah- ubah: ada bahasa Yunani yang baik sekali; yakni bilamana Lukas sendiri menulis hanya bergantung pada dirinya sendiri atua mengambil bahannya dari buku catatannya sendiri mengenai perjalanannya; tetapi bahasa Yunaninya menjadi berbau bahasa Semit, kurang lancar dan bahkan salah, bila Lukas menceritakan tentang awal-mula jemaat di Yerusalem. Boleh jadi dalam hal ini Lukas dengan sengaja meniru bahasa suci dari Septuaginta, tetapi lebih sering ia mau menghormati berita-berita yang disampaikan kepadanya dalam bahasa Aram, sehingga sesedikit mungkin merubahnya. Ini jelas nampak dalam injil Lukas kalau dibandingkan dengan sumber-sumber yang dipergunakan, yakni injil Markus, dan sumber-sumber yang dipakai baik oleh Lukas maupun oleh Matius. Yang sama kiranya terjadi dalam Kis, meskipun di sini orang tidak dapat membandingkan tulisan Lukas dengan sumber-sumbernya. Namun demikian orang sudah berusaha merekonstruksikan sumber-sumber Kis. Sementara ahli membayangkan sebuah teks menyeluruh dalam bahasa Aram, atas dasar penyelidikan seluruh bagian pertama Kis (1-kepada+yang+pertama+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A44&tab=notes" ver="">15:35). Hipotesa ini terlalu kaku, oleh karena tidak memperhatikan kerja Lukas sendiri dalam mengolah sumber-sumbernya, sebagai yang nampak dalam bab-bab Kis tersebut. Sumber-sumber Lukas sebenarnya bermacam-macam dan berkeping- keping. Bahkan tidak pasti juga, kalau-kalau sumber-sumber itu berupa tulisan, meskipun kadang-kadang kiranya mesti diterima. Bagaimanapun juga halnya dengan pembedaan terperinci yang selalu sukar dan tidak pasti, orang dengan mudah dapat menggali beberapa tradisi utama yang dikumpulkan Lukas. Ada sejumlah tradisi mengenai jemaat purba di kota Yerusalem (1-5), kemudian transaksi yang bercerita tentang karya beberapa tokoh khusus, seperti Petrus (TB Kis 9:32-11:18; 12) dan Filipus (TB Kis 8:4-40). Yang terakhir ini mungkin sendiri memberikan informasi kepada Lukas yang berjumpa dengan Filipus di kota Kaisarea (TB Kis 21:8). Jemaat di kota Antiokia kiranya menjadi asal-usul cerita-cerita yang mengisahkan bagaimana pendirian jemaat itu disiapkan dan diwujudkan oleh gerakan orang-orang Yahudi yang berbudaya Yunani (TB Kis 6:1-8:3; 11:19-30; 13:1-3).

Sudah barang tentu Paulus sendiri memberitahu Lukas tentang pertobatannya dan perjalanannya untuk mewartakan Injil kepada orang bukan Yahudi (TB Kis 9:1- 30; 13:4-14:28; 15:36 dst). Sehubungan dengan perjalanan- perjalanan Paulus yang terakhir Lukas juga menggunakan catatan-catatan pribadinya. Mungkin sekali ia hanya menyalin catatan-catatan itu di bagian Kis, tempat ia berkata "kami" dan tempat paling padat ditemukan ciri-ciri bahasa yang bercirikan khas bahasa Lukas (Kis 11:28; 16:10-17; 20:5-21:18; 27:1-28:16). Bahan melimpah yang dikumpulkan itu oleh Lukas disusun dengan mahirnya menjadi kesatuan yang menderetkan macam-macam unsur yang dihubungkan dengan pertolongan semacam "pengulangan" karya ciptaan Lukas sendiri, misalnya Kis 6:7; 9:31; 12:24 dll.

Kesegaran sumbernya dan rasa hormat yang dipakai Lukas mengolah bahannya menjamin nilai historis Kis. Sudah barang tentu usaha yang sukar untuk menghubungkan sutu sama lain unsur-unsur sumber yang bermacam-ragam mengakibatkan, bahwa kadang-kadang apa yang terjadi kemudian ditempatkan dahulu dan peristiwa-peristiwa yang sama diceritakan sampai dua kali atau peristiwa- peristiwa yang aslinya tersendiri dijadikan satu. Misalnya apa yang dikisahkan dalam bab 12 pasti terjadi sebelum Barnabas dan Paulus mengunjungi kota Yerusalem, seperti diceritakan dalam kepada+yang+pertama+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A44&tab=notes" ver="">11:30 dan 12:25, seandainya kunjungan itu tidak harus disamakan dengan yang diceritakan dalam bab 15. Tidak mustahil juga bahwa "konsili di Yerusalem (15) sesunggguhnya mempersatukan perdebatan tersendiri (bdk catatan). Tetapi perubah dan pengolahan kecil tersebut tidak mengurangi nilai keseluruhan Misalnya: sangat mengherankan bahwa Lukas tanpa menggunakan surat-surat Paulus mengisahkan kegiatan Paulus dalam mewartakan Injil begitu rupa, sehingga menurut garis-garis besarnya sesuai dengan apa yang dikatakan Paulus sendiri, bahkan dalam suratnya kepada jemaat-jemaat di Galatia, asal diperhatikan juga apa yang dikatakan di muka. Sehubungan dengan peristiwa- peristiwa yang lebih dahulu memanglah kita tidak dapat membandingkannya dengan berita-berita lain. Tetapi kejadian-kejadian yang dikisahkan adalah wajar sekali, sedangkan Lukas ternyata mempunyai rasa hormat yang besar terhadap sumber-sumbernya. Maka juga cerita-cerita itu menyajikan hal-hal terperinci dan segar, yang sesuai dengan keadaan. Terutama orang ragu-ragu mengenai wejangan- wejangan yang tercantum dalam Kis. Ada yang mengatakan bahwa wejangan-wejangan itu adalah ciptaan Lukas sendiri, meskipun dibawakan oleh tokoh-tokoh tertentu dalam kisahnya. Cara semacam itu sangat lazim di antara sejarawan zaman itu. Tetapi betapa besarpun bakat Lukas, sukarlah menerima bahwa seseorang yang berkebudayaan Yunani sesudah empat puluh tahun masih mampu menciptakan pidato- pidato yang begitu berbau ketuaan dan Yahudi, seperti misalnya wejangan-wejangan Petrus atau Stefanus. Tidak dapat tidak Lukas mempunyai mempunyai bahan-bahan yang sudah tersedia. Ini tidak mengherankan sedikitpun mengingat bahwa pewartaan purba terdiri atas beberapa pokok utama yang didukung dengan argumen yang sudah menjadi tradisionil dan yang dengan rumusan tetap dihafalkan. Ada kumpulan ayat- ayat Kitab Suci untuk orang-orang Yahudi; pemikiran-pemikiran filsafat populer bagi orang-orang Yunani; dan untuk semua ada pewartaan hakiki (kerygma) mengenai Kristus, yang wafat dan bangkit, disertai dengan ajakan untuk bertobat dan menerima baptis. Lukas kiranya baik melalui tradisi maupun melalui pengalaman pribadi mengenal kerangka pewartaan Kristen semula. Dan atas dasar ini dan dengan perasaan halusnya ia dapat menyusunnya dalam wejangan-wejangan tersebut suatu ajaran yang nilainya tinggi dan unggul kepentingannya.

Kebenaran obyektip Kis diserang oleh pihak lain lagi. Orang mempersoalkan maksud-tujuan Kis. Pengikut-pengikut F.Ch. Baur berpendapat bahwa Kis merupakan sebuah tulisan yang dikarang dalam abad 2 dengan maksud memperdamaikan dua aliran yang sulit bertentangan. Aliran satu ialah pengikut-pengikut Petrus, sedangkan yang lain menganut Paulus. Hanya saja hipotesa ini terlalu menunda waktu dituliskannya Kis. Kecuali itu hipotesa itu berdasar pada sebuah filsafat tentang sejarah, yakni filsafat Hegel, dan bukanlah pada penafsiran Kitab Suci. Memanglah dewasa ini hipotesa yang radikal itu tidak mendapat pendukung lagi. Tetapi masih sering kali dikatakan bahwa Kis sesungguhnya berupa sebuah pembelaan, sehingga pasti membengkokkan dan memalsukan kejadian-kejadian dan kebenaran. Lukas, menurut pendapat tersebut mau membela Paulus di hadapan para pejabat Roma untuk meyakinkan mereka bahwa Paulus tidak beruat salah sedikitpun terhadap negara. Ini sesungguhnya hanya satu segi dari kitab Kis dan orang tidak boleh menganggap sebagai maksud kurang jujur apa-apa yang sebenarnya merupakan keyakinan tulus-ikhlas dan yang berdasar. Memanglah Lukas menekankan bahwa pertentangan antara Paulus dan orang-orang Yahudi bersifat keagamaan belaka, dan iapun menonjolkan kesetiaan dan ketaatan Paulus terhadap negara Roma serta kewibawaannya. Tetapi inipun seluruhnya sesuai dengan kebenaran historis dan Lukas sepenuh-penuhnya berhak menarik pengajaran itu dari kejadian-kejadian. Kecuali itu perlu diulangi lagi, bahwa maksud khusus itu bukan seluruh maksud- tujuan karya Lukas. Karya itu sekali-kali bukan sebuah pembelaan yang ingin diajukan kepada pengadilan Roma. Maksud utama Kis ialah mengisahkan awal-mula agama kristen demi sejarah itu sendiri.

Untuk meyakinkan diri tentang itu cukuplah orang menyelidiki susunan Kis. Maka nampaklah bahwa kitab itu hanya memperlihatkan bagaimana perkataan Yesus yang ditempatkan pada awal kisah terlaksana. Sabda Yesus: "Kamu akan menjadi saksiKu di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan samapi ke ujung bumi" (TB Kis 1:8). Mula-mula kepercayaan Kristen berakat kuat-kuat di Yerusalem, tempat jemaat pertama bertambah karunia dan jumlahnya (1-5). Tidak lama kemudian kepercayaan itu mulai merambat, hal mana dipersiapkan oleh semangat universalis yang menjiwai orang-orang Yahudi berbudaya Yunani yang masuk Kristen dan oleh pengusiran mereka setelah Stefanus mati sahid (TB Kis 6:1-8:3). Iman Kristen sampai di daerah Samaria (TB Kis 8:4-25) dan juga di daerah di sebelah selatan dan timur Yerusalem hingga ke pantai dan kota Kaisarea (TB Kis 8:26-40; 9:32-11:18). Dalam pada itu cerita tentang pertobatan Paulus memberitahu kita bahwa di kota Damsyik sudah ada orang-orang Kristen dan begitu pewartaan Injil di daerah Kilikia sudah dipersiapkan juga (TB Kis 9:1-30). Ulangan seperti tercantum dalam kepada+yang+pertama+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A44&tab=notes" ver="">9:31 (yang masih menyebutkan daerah Galilea) menonjolkan bagaimana iman Kristen meluas. Kemudian kota Antiokhialah yang menerima Kabar Gembira (TB Kis 11:19-26). Selanjutnya kota itu menjadi pusat pewartaan sementara memupuk hubungan baik dengan Yerusalem, tempat dimusyawarahkan soal-soal utama mengenai pewartaan injil kepada orang-orang yang bukan Yahudi (TB Kis 11:27-30; 15:1-35). Sebab memanglah sudah tiba saatnya Injil dibawa juga kepada mereka. Setelah Kornelius masuk menjadi Kristen dan Petrus dipenjarakan di Yerusalem, maka rasul itu berangkat entah kemana (12). Selanjutnya Pauluslah yang memainkan peranan penting dalam kisah Lukas. Sebelum konsili di Yerusalem Paulus sudah pergi ke pulau Siprus dan ke daratan Asia Kecil (13-14). Sesudahnya Paulus berlayar ke daerah Makedonia dan Yunani (kepada+yang+pertama+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A44&tab=notes" ver="">15:36 - 18:22; 18:23-21:17). Paulus selalu kembali ke Yerusalem dan penahananya di kota itu, lalu penahanannya di kota Kaisarea (TB Kis 21:18-26:32) memberi Paulus kesempatan membiarkan diri sebagai tawanan, meskipun tetap sebagai pewarta Injil lalu dibawa ke Roma tempat ia dengan terbelenggu mewartakan Kristus (27-28). Dilihat dari Yerusalem maka ibu kota kerajaan Roma itu sungguh-sungguh merupakan "ujung bumi". Maka Lukas boleh mengakhiri kitabnya.

Boleh jadi orang menyesal, bahwa Lukas tidak menceritakan apa-apa tentang karya rasul-rasul lain dan tidak pula tentang pendirian beberapa jemaat penting, seperti misalnya di kota Aleksandria, atau malahan di kota Roma sendiri. Sudah pasti bahwa di kota itu iman Kristen sudah tertanam sebelum Paulus tiba (lihat surat kepada jemaat di Roma, yang ditulis Paulus selama perjalanannya yang ketiga). Juga tentang karya Petrus di luar Palestina tidak dikatakan apa-apa. Pauluslah yang menduduki tempat yang menyolok dalam kisah Lukas, sehingga dalam bagian kedua Kis hanya Paulus saja yang masih berperan. Tetapi justru oleh karena Lukas berdiam diri dan meninggalkan banyak soal, maka kita mendapat jaminan yang paling baik bagi apa yang dikisahkannya. Ia tidak menceritakan apa- apa, kecuali kalau ia mengetahuinya baik oleh karena menyaksikan sendiri maupun karena mendapat dari sumber-sumber yang nilainya dapat diawasi. Kecuali itu Kis bukanlah sebuah kitab ilmu sejarah yang utuh lengkap, melainkan sebuah penjelasan mengenai daya perambat rohani yang terkandung dalam agama Kristen. Serta ajaran teologis yang dapat ditarik Lukas dari kejadian-kejadian yang diketahuinya mempunyai nilai universil yang tidak dapat diganti dan yang membuat karyanya berharga tinggi.

Sumbangan di bidang ajaran adalah berganda. Iman akan Kristus yang menjadi dasar pewartaan rasuli disajikan dengan pemerincian yang semakin tumbuh. Mula-mula iman akan Kristus itu berpusatkan pada kejayaan manusia Yesus yang telah menjadi Kurios berkat kebangkitanNya (TB Kis 2:22-36), kemudian oleh Paulus Yesus diberi gelar "Anak Allah" (TB Kis 9:20). Berkat wejangan-wejangan yang tercantum dalam Kis kita mengenal ayat-ayat utama dari Kitab Suci yang digunakan umat berkat pimpinan Roh Kudus sebagai sarana untuk merumuskan ajaran mengenai Kristus dan sebagai pembuktian bagi orang-orang Yahudi. Baiklah diperhatikan khususnya apa yang dikatakan tentang Yesus sebagai Hamba Allah (TB Kis 3:13, 26; 4:27, 30; 8:32-33) dan sebagai Musa yang baru (kepada+yang+pertama+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A44&tab=notes" ver="">3:22 dst; kepada+yang+pertama+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A44&tab=notes" ver="">7:20 dst). Kebangkitan Yesus dibuktikan dengan Mzm 16:8-11 (Kis 2:24-32; 13:34-37). Sejarah umat terpilih menjadi peringatan bagi orang-orang Yahudi, supaya jangan menentang kasih karunia Allah (kepada+yang+pertama+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A44&tab=notes" ver="">7:2-53; 13:16-41). Di hadapan orang-orang bukan Yahudi disodorkan dalil-dalil yang diambil dari ajaran tentang Allah yang lebih umum (TB Kis 14:15-17; 17:22-31). Tetapi para rasul pertama-tama "saksi" (TB Kis 1:8+) dan Lukas meringkas pemberitaan mereka (TB Kis 2:22+) dan bercerita tentang "tanda-tanda" ajaib yang mereka lakukan. Persoalan paling gawat bagi Gereja yang baru lahir ini ialah: bagaimana orang-orang bukan Yahudi dapat menolong keselamatan. Tentang persoalan itu Kis memberi keterangan yang jitu: para saudara di Yerusalem terpimpin oleh Yakobus tetap setia pada hukum Taurat Yahudi (TB Kis 15:1, 5; 21:20) dst. Sebaliknya, orang-orang "ke-Yunanian" yang juru bicaranya yalah Stefanus merasa perlu melepaskan ibadat dalam Bait Allah. Petrus dan terutama Paulus dalam konsili di Yerusalem memenangkan asas bahwa hanya iman akan Kristus menyelamatkan, sehingga tak perlu orang-orang bukan Yahudi menepati hukum Taurat dan bersunat. Namun demikian tetap benar bahwa keselamatan datang dari bangsa Yahudi, sebagaimana dinyatakan oleh Lukas juga. Paulus selalu terlebih dahulu menghadapi orang-orang Yahudi. Baru setelah ditolak oleh kaum sebangsanya ia pergi kepada orang-orang bukan Yahudi (TB Kis 13:5+). Mengenai cara hidup jemaat-jemaat purba Kis juga memberi informasi yang sangat berharga: tentang jemaat muda di Yerusalem yang bersembahyang dan yang yang angggota-anggotanya membagi-bagikan harta miliknya; tentang caranya orang dibaptis dan tentang baptisan dalam Roh Kudus (TB Kis 1:5+); tentang Ekaristi yang dirayakan (TB Kis 2:42+); permulaan penyusunan sebuah jemaat sebagai organisasi, yang mempunyai nabi-nabi" dan "pengajar-pengajar" (TB Kis 13:1+), ataupun "penatua" yang mengepalai jemaat di Yeruslem (TB Kis 11:30) dan yang oleh Paulus diangkat pada semua jemaat yang didirikannya (TB Kis 14:23). Kesemuanya itu dinaungi, dibimbing dan dijiwai oleh embusan tak kelihatan dari Roh Kudus. Dalam injilnya Lukas sudah menekankan peranan Roh Kudus itu (Luk 4:1+) dan dalam Kis ia terus memperlihatkan bahwa Roh Kudus itulah yang berkarya dalam perambatan Gereja (Kis 1:8+), sehingga Kis dapat diberi judul "Injil Roh Kudus". Itulah sebabnya maka karya Lukas itu penuh dengan kegembiraan rohani dan gejala-gejala adikodrati yang hanya mengherankan mereka yang tidak sampai memahami peristiwa tunggal itu, ialah lahirnya agama Kristen. Pada kekayaan ajaran tersebut masih perlu ditambahkan berita-berita tentang sekian banyak kejadian kongkrit yang hanya kita ketahui berkat Kis: kehalusan budi dan jiwa, yang digunakan Lukas untuk menggambarkan tokoh-tokoh kisahnya: adegan-adegan lucu dan menarik hati seperti pidato Paulus di hadapan raja Agripa (26) dan bagian-bagian yang mengharukan hati seperti pidato perpisahan Paulus kepada para penatua jemaat di Efesus (TB Kis 20:17-38). Mengingat kesemuanya itu niscaya orang sependapat dalam menilai kitab yang jenisnya tunggal dalam Perjanjian Baru ini sebagai sebuah karangan yang penuh harta kekayaan. Seandainya tidak ada, maka pengetahuan kita tentang awal-mula agama Kristen sangat kurang.

Sama dengan teks seluruh Perjanjian Baru, teks Kis juga sampai kepada kita dengan macam-macam varian mengenai hal-hal kecil-kecil. Tetapi dalam teks Kis terdapat lebih banyak kelainan dalam apa yang disebutkan sebagai "teks Barat" (dalam naskah Bezae, dalam terjemahan kuno ke dalam bahasa Latin dan Siria dan pada beberapa pujangga Gereja dahulu). Dan varian-varian itu layak diberi perhatian. Di samping sejumlah kerusakan yang mudah menyusup ke dalam sebuah teks populer yang kurang bersih dari resensi Aleksandria, terdapatlah dalam teks Barat tersebut sejumlah tambahan konkrit dan khas yang barangkali asli juga. Varian-varian teks Barat yang paling penting dimuat dalam catatan-catatan terjemahan ini.

(0.85) (Kis 13:33) (jerusalem: kepada kita, keturunan mereka) Var: kepada keturunan kita
(0.85) (Kis 28:23) (jerusalem) Di Roma juga Paulus masih mewartakan Injil terlebih dahulu kepada orang-orang Yahudi, bdk Kis 13:5+. Ringkasan wejangan kepada orang-orang di Roma perlu dibandingkan dengan wejangan yang pertama di Antiokhia di Pisidia, Kis 13:15-41.
(0.83) (Kis 2:14) (sh: Argumen pertama (Senin, 9 Juni 2003))
Argumen pertama

Orang-orang Yerusalem bertanya, mengapa para murid dapat melakukan hal-hal seperti itu? (ayat kepada+yang+pertama+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A44&tab=notes" ver="">12, 15). Petrus menjawab pertanyaan ini dengan kutipan dari Yoel 2:28-32. Perlu kita perhatikan bahwa Petrus tidak menggunakan kata "digenapi". Tidak semua hal dalam nas yang dikutipnya terjadi pada hari itu. Tidak ada perubahan pada matahari atau bulan, dan Roh Allah baru dicurahkan ke sejumlah orang saja, belum kepada seluruh manusia. Tetapi yang dinyatakan Petrus adalah bahwa yang terjadi sekarang adalah seperti apa yang dijanjikan Allah melalui nubuat nabi Yoel. Bahwa sekarang mereka, Petrus, para murid lain dan orang- orang Yahudi yang mendengarkan, telah berada pada "hari-hari terakhir" (ayat kepada+yang+pertama+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A44&tab=notes" ver="">17). Bahwa melalui berbagai orang termasuk para budak dan anak-anak, Allah mencurahkan Roh-Nya (ayat kepada+yang+pertama+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A44&tab=notes" ver="">17-18). Ini luar biasa karena di dalam dunia PL, Roh hanya tercurah kepada orang-orang tertentu saja, dan pada saat-saat tertentu. Yang penting di sini adalah bahwa pada saat-saat seperti itu mereka yang berseru kepada Allah akan diselamatkan (ayat kepada+yang+pertama+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A44&tab=notes" ver="">21).

Kata-kata nabi Yoel yang dikutip oleh Petrus di hadapan orang-orang Israel ini mengandung janji, bahwa mereka yang mau berseru kepada Allah akan diselamatkan dan bahkan menerima pencurahan Roh-Nya. Mereka yang mau percaya akan menjadi bagian dari umat Allah yang bertahan dan terus memberitakan pernyataan Allah pada hari-hari yang terakhir. Dengan percaya kepada Yesus Kristus, yang menjadi pokok pembicaraan Petrus selanjutnya, tiap orang akan menjadi bagian dari penggenapan janji yang indah ini. Sesungguhnya, hari-hari terakhir itu adalah sekarang, dan kita hidup di dalamnya. Siapa dan apapun kita, karena iman Roh Kudus kini bekerja di dalam diri kita.

Renungkan: Alasan pertama mengapa seorang Kristen bersaksi adalah karena Roh Kudus hadir dalam hatinya, sesuai dengan janji Allah.

(0.83) (Kis 20:18) (jerusalem) Wejangan Paulus yang ketiga dalam Kisah para rasul. Wejangan pertama mencerminkan pewartaannya kepada orang-orang Yahudi, Kis 20:13; yang kedua menggambarkan pewartaannya kepada orang-orang bukan Yahudi, Kis 20:17; sedang yang ketiga berupa nasehat pastoral. Paulus berbicara dengan pimpinan jemaat yang paling penting yang didirikannya. Ada banyak kesamaan antara wejangan ini dan surat-surat Paulus; jiwa dan semangatnya sesuai dengan jiwa dan semangat surat-surat pastoral. Setelah mengingatkan karyanya di Asia, Kis 20:18-21, dan menyinggung bahwa akan berpisah untuk selama-lamanya, barangkali karena mati, Kis 20:22-27, Paulus memberikan ajakannya yang terakhir kepada para pemimpin jemaat di Efesus (dan melalui mereka kepada semua pemimpin jemaat dan Gereja): mereka hendaknya berjaga-jaga, Kis 20:28-32; melayani dengan kasih dan tanpa mencari keuntungan sendiri, Kis 20:33-35. Ajakan-ajakan itu didukung oleh teladan Paulus sendiri yang dengan bagusnya dipaparkan dalam wejangan ini.
(0.81) (Kis 13:16) (jerusalem) Ini wejangan Paulus yang pertama. Dengan ini Lukas mau memberikan sebuah gambar pewartaan Paulus kepada orang-orang Yahudi. Wejangan itu terbagi atas dua bagian: bagian pertama, Kis 13:16-25, berupa ringkasan sejarah suci (bdk wejangan Stefanus, 7) dan padanya ditambahkan kesaksian yang diberikan Yohanes Pembaptis; bagian kedua, Kis 13:26-39, berupa pemberitaan tentang Yesus: Ia wafat dan dibangkitkan dan sungguh-sungguh Mesias yang dinantikan (pemberitaan ini sangat serupa dengan wejangan Petrus, kecuali kata penutup yang berisikan ajaran Paulus mengenai pembenaran oleh iman). Wejangan itu berakhir, Kis 13:40-41, dengan ajakan tegas yang diambil dari Kitab Suci, bdk Kis 28:26-27. Kis 13:42-43 bercerita tentang hasil wejangan Paulus itu.
(0.81) (Kis 3:1) (sh: Pemberian terbaik (Kamis, 12 Juni 2003))
Pemberian terbaik

Apa hal terbaik yang pernah Anda berikan kepada orang-orang yang Anda kasihi? Orang paling malang di dunia adalah orang yang menjawab pertanyaan ini dengan serangkaian daftar benda-benda. Padahal, hal-hal yang berkesan biasa justru adalah yang paling berharga, misal teguran penuh kasih, kasih sayang dalam berbagai ekspresinya, dll.

Si orang lumpuh mendapatkan suatu pemberian yang lebih dari yang ia harapkan. Bukan uang sedekah dari Petrus dan Yohanes, tetapi kesembuhan dari kelumpuhannya dalam kuasa Yesus Kristus, dan yang terpenting kesempatan untuk mendengar berita Injil serta memuliakan Allah. Kisah penyembuhan dirinya menjadi satu batu loncatan bagi rangkaian peristiwa berikutnya: pemberitaan Injil dan pertambahan jumlah orang percaya, penghambatan dan peneguhan yang menguatkan dari Allah (Kis. 3:1-4:31). Menjadi bagian dari rangkaian peristiwa ini jelas lebih berharga daripada mendapatkan nafkah sehari.

Beberapa hal yang dilakukan oleh si orang lumpuh patut kita jadikan teladan. Pertama, hal pertama yang ia lakukan adalah memuji-muji Allah bahkan dalam cara yang sangat ekspresif, karena kesembuhan yang ia alami (ayat kepada+yang+pertama+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A44&tab=notes" ver="">8). Kedua, ucapan syukur dan luapan kegembiraan yang diekspresikannya itu dilakukannya di depan banyak orang. Hal ini adalah sesuatu yang positif karena sangat banyak orang menyaksikan ini dan menjadi takjub karenanya (ayat 9-10). Semua ini layak kita teladani, karena kita telah menerima dari Allah sesuatu yang lebih besar, lebih indah, dan lebih membahayakan dari yang dapat kita bayangkan sebelumnya: keselamatan di dalam Anak-Nya Tuhan Yesus Kristus.

Renungkan: Keselamatan dan panggilan pelayanan kita adalah pemberian Allah paling berharga yang tidak pernah kita harapkan sebelumnya. Nyatakan syukur Anda melalui tindakan selalu bersaksi dan bersaksi.

(0.81) (Kis 11:17) (jerusalem: Allah) Kata ini tidak termuat dalam teks barat (memanglah Kristus yang memberikan Roh Kudus)
(0.81) (Kis 8:26) (sh: Pahami maksud-Nya (Minggu, 29 Juni 2003))
Pahami maksud-Nya

Pertemuan Filipus dengan sida-sida dari Etiopia merupakan bagian dari perjalanan misinya yang kedua. Pada perjalanan misi yang pertama, Filipus mengunjungi Samaria dan Tuhan berkenan memberkati pelayanannya di sana. Namun jangan sampai kita lupa, bahwa Injil sudah masuk ke Samaria jauh sebelum Filipus datang. Tuhan Yesuslah yang pertama mengunjungi Samaria dan dari perjumpaannya dengan wanita di perigi itulah, banyak orang percaya pada-Nya (Yoh. 4:4-42). Dari satu orang, satu kelompok dimenangkan untuk Kristus. Sebagai tambahan, sekarang ini salah satu negeri di Afrika utara yang memiliki populasi Kristen yang besar adalah Etiopia. Sekali lagi kita melihat prinsip yang sama: dari satu orang ke satu kelompok masyarakat.

Filipus tidak sempat melihat buah pelayanannya. Namun itu tidak penting sebab yang terpenting adalah kepatuhan dipakai oleh Tuhan pada saat Ia meminta kita melakukan kehendak-Nya. Richard Foster berkata, kepatuhan pada satu hal membuahkan kepatuhan pada hal-hal lainnya. Dengan kata lain, kepatuhan melahirkan kepatuhan. Kita mesti menyadari bahwa Filipus mempunyai pilihan untuk tidak mematuhi pimpinan Roh Kudus. Namun karena taat, sekarang kita bisa menyaksikan buah pelayanannya: satu kelompok masyarakat percaya kepada Kristus. Setiap kita dipanggil untuk membagikan Kabar Baik ini kepada seseorang.

Renungkan: Pancarkanlah kasih Kristus melalui perbuatan kita agar orang dapat melihat Kristus.

Bacaan Untuk Minggu ke-4 sesudah Pentakosta

Yehezkiel 17:22-24; 2Korintus 5:6-10; Markus 4:26-34; Mazmur 92

Lagu: Kidung Jemaat 424

(0.80) (Kis 19:10) (jerusalem: dua tahun lamanya) Dalam Kis 20:31 dikatakan: tiga tahun lamanya. Selama waktu ini Paulus menulis surat pertama kepada jemaat di Korintus, surat kepada jemaat-jemaat di Galatia, dan mungkin surat kepada umat di Filipi
(0.80) (Kis 18:1) (sh: Pemeliharaan Tuhan bagi Misi Injil (Rabu, 1 Juni 2005))
Pemeliharaan Tuhan bagi Misi Injil


Pengabaran Injil bisa dihalangi dengan keras. Pengabar Injil bisa ditentang dan ditolak. Akan tetapi, rencana Allah tidak bisa gagal. Ia akan memakai berbagai cara untuk memelihara misi penyelamatan tak terhenti.

Allah memelihara misi pengabaran Injil yang dilakukan Paulus melalui beberapa cara. Pertama, Allah memberikan Paulus kepekaan untuk mengetahui kebutuhan orang-orang di sekelilingnya. Kepekaan Paulus juga terlihat saat ia sendiri yang menanggung biaya pelayanannya. Ia tidak membebankannya kepada orang-orang percaya yang pernah ia layani. Sungguh teladan yang luar biasa! Untuk itu, ia bekerja sebagai tukang kemah yang juga dilakukan oleh Akwila dan Priskila (ayat kepada+yang+pertama+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A44&tab=notes" ver="">2-3). Kedua, Roh Kudus menguatkan Paulus dengan visi adanya umat pilihan yang harus diselamatkan di kota Korintus. Visi ini membuat ia tidak meninggalkan kota tersebut, walaupun Injil Kristus ditentang oleh orang-orang Yahudi yang ada di Korintus (ayat kepada+yang+pertama+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A44&tab=notes" ver="">6-8,12-17). Ketiga, Allah melindungi Paulus dari ancaman para musuhnya sehingga ia dapat tinggal delapan belas bulan lamanya untuk mengajar umat dan melayani pekerjaan Tuhan (ayat kepada+yang+pertama+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A44&tab=notes" ver="">10-11).

Ada dua teladan Paulus yang dapat kita ikuti. Pertama, bergantung penuh kepada pemeliharaan Tuhan untuk mencukupi kebutuhan pelayanan, bukan kepada manusia. Akibatnya, pelayanan kita tidak dikendalikan orang lain. Kedua, kita perlu belajar peka akan kebutuhan orang lain. Jangan sampai pelayanan kita dikendalikan oleh rasa suka atau tidak suka terhadap sikap atau jenis orang tertentu. Hal yang paling penting adalah senantiasa meminta pimpinan Tuhan yang jelas melalui firman dan doa untuk visi pelayanan. Kalau Tuhan sudah menetapkan pimpinan-Nya, kita boleh meyakini bahwa rintangan apa pun akan dapat kita atasi.

Renungkan: Hati yang tulus untuk dipakai Tuhan, kepekaan akan kebutuhan di sekitar kita, dan ketaatan pada pimpinan Roh Kudus adalah kunci kesuksesan pelayanan kita.

(0.80) (Kis 15:22) (sh: Keputusan yang menghasilkan sukacita (Selasa, 24 Mei 2005))
Keputusan yang menghasilkan sukacita


Menjadi pemimpin tanpa hikmat Tuhan dapat mengaburkan pengambilan keputusan untuk menyelesaikan berbagai masalah pelik. Mungkin itu sebabnya, banyak masalah internal gereja kini yang tak kunjung terselesaikan. Bagaimana seharusnya para pemimpin bersikap untuk mengambil keputusan yang tepat? Dan apa dasar-dasar dalam pengambilan keputusan itu?

Dalam nas ini, kita membaca tentang hasil persidangan Yerusalem yang disampaikan kepada jemaat Antiokhia mendatangkan sukacita. Pertama, persidangan pemimpin gereja di Yerusalem menghasilkan keputusan yang dituangkan dalam bentuk tertulis dan jelas sehingga kemungkinan kesalahpahaman pun dapat dihindari (ayat kepada+yang+pertama+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A44&tab=notes" ver="">31). Kedua, para pemimpin gereja mengutus Yudas dan Silas untuk menyampaikan surat tersebut sekaligus menyatakan niat baik dari para pemimpin gereja di Yerusalem untuk menerima jemaat Antiokhia menjadi bagian dari umat Allah (ayat kepada+yang+pertama+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A44&tab=notes" ver="">22-28). Inilah berkat yang tidak terduga oleh jemaat Antiokhia. Yudas dan Silas ditunjuk sebagai wakil para pemimpin di Yerusalem berdasarkan kredibilitas mereka yang telah teruji (ayat kepada+yang+pertama+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A44&tab=notes" ver="">26). Ketiga, isi surat itu sangat melegakan hati jemaat di Antiokhia (ayat kepada+yang+pertama+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A44&tab=notes" ver="">31). Dengan mengacu pada keputusan para pemimpin di Yerusalem yang sesuai dengan kehendak Tuhan, jemaat di Antiokhia bisa mengatasi konflik pengajaran yang berbeda (ayat kepada+yang+pertama+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A44&tab=notes" ver="">24). Mereka pun tahu bagaimana menjalankan kehidupan yang kudus sesuai firman Tuhan (ayat kepada+yang+pertama+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A44&tab=notes" ver="">29).

Dari pengalaman krisis jemaat Antiokhia, kita melihat dua prinsip. Pertama, Tuhan mengizinkan masalah di dalam gereja untuk mendewasakan umatnya. Kedua, perselisihan internal gereja yang diselesaikan secara tepat dengan mengikuti pimpinan Tuhan akan mendatangkan persatuan dan damai sejahtera.

Camkan: Pemimpin yang berhikmat melibatkan Tuhan sebagai Sang Penentu sedangkan pemimpin yang tak berhikmat menempatkan Tuhan menjadi penonton.

(0.80) (Kis 3:11) (sh: Bukan "barang" baru (Jumat, 13 Juni 2003))
Bukan "barang" baru

Yesus Kristus sebenarnya bukanlah hal baru bagi orang-orang Yahudi di Yerusalem. Ketika orang banyak heran melihat mukjizat yang dilakukan Petrus, ia menyatakan bahwa hanya kepercayaan kepada Nama Yesus yang telah menyebabkan mukjizat itu terjadi. Bukan karena kuasa dari dirinya sendiri (ayat kepada+yang+pertama+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A44&tab=notes" ver="">12,16-17). Karena itu Petrus menegaskan fakta-fakta berikut. Pertama, Yesus adalah Sang Hamba (ayat kepada+yang+pertama+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A44&tab=notes" ver="">13,26), Sang Mesias (ayat kepada+yang+pertama+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A44&tab=notes" ver="">14,18. "Yang Kudus dan Benar" adalah sebutan lain untuk Mesias, bdk. Mzm. 16:10, Yes. 53:11 dll.), dan kedua, sang nabi (ayat 22-23) yang diutus Allah sendiri sesuai dengan nubuat Musa dan para nabi, pertama- tama kepada Israel (ayat 20,26). Tetapi Israel, bangsa-Nya sendiri, justru menolak dan menyalibkan-Nya (ayat 14). Namun, Yesus dibangkitkan dari kematian (ayat 15) dan tinggal di surga sampai waktu-Nya tiba (ayat 21). Terakhir, Petrus menyerukan kepada bangsanya, yang sebelumnya menolak Yesus karena ketidaktahuan mereka (ayat 17), agar mau bertobat, memberi diri dipimpin Yesus, dan berbalik dari kejahatan mereka (ayat 19- 20,26).

Kepada siapakah kesempatan pertobatan masih terbuka dan ditawarkan? Kecuali hujatan terhadap Roh Kudus (Luk. 12:10), tawaran pertobatan terbuka kepada semua orang, bahkan orang-orang Yahudi yang pernah menolak dan membunuh Tuhan Yesus sendiri! Bertobat berarti berbalik dari sikap penolakan dan tindakan kejahatan mereka semula dan percaya bahwa Yesus adalah Tuhan dan Mesias. Seruan pertobatan dan percaya bukan hal baru, karena pintu pertobatan telah Allah sediakan sejak dulu, dan terutama kini melalui Yesus Kristus. Ketiadaan pertobatan sejati pada seseorang, yaitu berbalik dari kehidupan lama dan percaya kepada Kristus, berarti penghukuman (ayat kepada+yang+pertama+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A44&tab=notes" ver="">23).

Renungkan: Bertobat berarti berbalik dari kehidupan lama dan beriman bahwa Kristus adalah Juruselamat dan Pemimpin kepada hidup sejati.

(0.80) (Kis 7:58) (jerusalem: saksi-saksi) Ialah saksi-saksi palsu yang disebutkan dalam Kis 6:13-14. Saksi-saksi mengenai tuduhan yang dilontarkan wajib sebagai yang pertama melaksanakan keputusan yang diambil; Ula 17:7
(0.80) (Kis 2:14) (sh: Bersaksi dengan berani (Senin, 24 Mei 1999))
Bersaksi dengan berani

Ketika banyak orang menyangka bahwa para rasul itu mabuk (ay. kepada+yang+pertama+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A44&tab=notes" ver="">13), Petrus tampil dan menyanggah tuduhan mereka. Dengan pimpinan Roh Kudus, Petrus berkhotbah tentang penggenapan nubuat Allah dengan perantaraan nabi Yoel yaitu Allah akan mencurahkan Roh-Nya atas semua manusia. Petrus menegaskan bahwa berita Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru berpusat pada Yesus Kristus. Demi kebenaran, Petrus bersaksi dengan suara lantang dan tegas. Ejekan-ejekan kepada para pengikut Kristus masih terus mendengung di sekitar kita. Reaksi sedemikian hanya menunjukkan kebutaan rohani seseorang. Sepatutnyalah hati kita justru terdorong untuk menyaksikan dengan berani tentang Yesus Kristus, Juruselamat kita.

Dasar-dasar kesaksian. Kesaksian Petrus mengacu pada beberapa hal penting. Pertama, tentang apa yang difirmankan Tuhan. Kedua, tentang keMesiasan Yesus. Ketiga, berita Injil yang berpusat pada Yesus Kristus. Yang pertama dan kedua berkait dengan apa yang diketahuinya, yang ketiga, berhubungan dengan pangalamannya sendiri. Itu sebabnya Petrus berani berkata, bahwa "kami semua adalah saksi" (ay. kepada+yang+pertama+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A44&tab=notes" ver="">32). Dari Petrus, kita belajar tentang dasar-dasar kesaksian Kristen.

Renungkan: Mempelajari firman-Nya penting; tetapi pengalaman pribadi bersama Yesus merupakan hal yang terpenting.

(0.79) (Kis 20:17) (sh: Paulus yang profesional (Selasa, 27 Juni 2000))
Paulus yang profesional

Para top eksekutif perusahaan besar berhasil mencapai segudang prestasi di dalam bidangnya karena mereka menjalankan tugas dan tanggung jawab dengan profesionalisme yang tinggi. Bagaimanakah seorang dikatakan profesional? Pertama, ia mempunyai wawasan, pengetahuan, dan pemahaman yang mendalam dan luas dalam bidang yang ditekuni. Kedua, ia dapat menterjemahkan pengetahuan yang dimiliki ke dalam ketrampilan yang berguna untuk berkarya. Ketiga, ia mempunyai integritas yang tinggi yang diakui oleh kolega (teman sejawat) dan masyarakat dimana ia berkarya.

Bila dibandingkan dengan para top eksekutif, Paulus tidak kalah. Sebagai pelayan Tuhan, ia mempunyai profesionalisme yang tinggi sesuai standar masa kini. Ceramah Paulus di depan para penatua Efesus secara tidak langsung mengungkapkan bahwa Paulus adalah seorang profesional sejati. Ia mempunyai integritas yang tinggi, dibuktikan dengan hidupnya yang transparan di hadapan jemaatnya (18b, 34). Integritas ini meliputi setia terhadap tujuan hidupnya yaitu melayani Tuhan, tetap setia dan taat mengemban misi dan tanggung jawabnya walaupun situasi dan kondisi tidak mendukung (19-220, 23-24), tuntas dalam menjalankan tugasnya (26), kesungguhannya (31), bersih dan jujur dalam soal keuangan (34). Siapa yang meragukan bahwa Paulus mempunyai pengetahuan dan pemahaman yang mendalam tentang Injil dan doktrin-doktrin Kristen.

Tidak hanya itu, ia juga mempunyai wawasan yang luas sehingga ia tahu apa yang akan dihadapi oleh jemaat Efesus dan ia pun tahu Siapa yang dapat mendukung dan menopang mereka (31-32). Di dalam setiap pelayanan yang ia lakukan, Paulus tidak pernah menggunakan hanya satu metode pendekatan dan pengajaran. Ia memberitakan dan mengajar baik dalam kelompok besar maupun kelompok kecil (20), bersaksi (21), menasehati (28), memperingati (31), membimbing, dan memimpin kepada sumber kasih karunia yaitu Allah. Tiga Faktor inilah yang selalu mewarnai setiap gerak dan langkah pelayanannya. Karena itulah Paulus pun mempunyai 'segudang prestasi'.

Renungkan: Bagaimana jika setiap pelayan Tuhan baik mereka yang melayani penuh waktu maupun yang melayani sebagai majelis, aktivis gereja dan kampus, tidak memilih tiga faktor ini?

(0.79) (Kis 16:10) (jerusalem: kami) Kata ganti diri sekonyong-konyong berubah. Bagian pertama kisah para rasul yang menggunakan kata ganti diri "kami" itu, tetapi lih. Kis 11:27+. Bdk pengantar.
(0.79) (Kis 24:24) (jerusalem: Drusila) Anak bungsu Herodes Agripa Kis 24:12. Ia telah meninggalkan suaminya yang pertama, yakni raja Emesus, untuk kawin dengan Feliks.
(0.79) (Kis 27:21) (jerusalem: dan berkata) Turun tangan Paulus yang kedua (Kis 27:33 dst) melanjutkan turun tangan yang pertama ini (Kis 27:21-26). Cerita tentang turun tangan pertama ini rupanya disisipkan dengan kurang tepat dan sebagian diulang oleh cerita yang kedua.
(0.79) (Kis 17:16) (sh: Berbagi Injil dengan orang terdidik (Selasa, 31 Mei 2005))
Berbagi Injil dengan orang terdidik


Di mana-mana berita Injil tetap sama. Allah mengasihi dunia yang berdosa dan memberikan Kristus untuk keselamatan mereka. Namun, cara memberitakan Injil harus disesuaikan dengan konteksnya.

Atena adalah kota terpelajar dan kota religius. Selain ada kumpulan orang Yahudi, di Atena terdapat banyak pengikut filsafat tertentu dan penyembah berhala. Paulus menyapa masing-masing kelompok sesuai dengan konteks masing-masing (ayat kepada+yang+pertama+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A44&tab=notes" ver="">16-18). Oleh karena memberitakan sesuatu yang baru, Paulus mendapat kesempatan membagikannya di sidang Areopagus (ayat kepada+yang+pertama+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A44&tab=notes" ver="">19-21). Di sini kita melihat strategi penginjilan Paulus yang peka konteks dan memanfaatkan pengetahuan iman mereka akan wahyu umum. Pertama, Paulus tidak mengecam berhala-berhala sesembahan mereka. Sebaliknya, ia memakai salah satu berhala yang tidak bernama untuk memperkenalkan Allah yang disembahnya (ayat kepada+yang+pertama+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A44&tab=notes" ver="">22-23). Kedua, Paulus memperkenalkan Allah sebagai Sang Pencipta langit dan bumi serta segala isinya. Dia berdaulat penuh atas segala ciptaan-Nya, termasuk manusia. Hidup manusia berasal dari dan bergantung penuh kepada Allah (ayat kepada+yang+pertama+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A44&tab=notes" ver="">24-28). Ketiga, Paulus memperkenalkan cara beribadah yang benar di hadapan Allah yang Mahabesar. Ibadah yang benar bukan dengan menyembah berhala melainkan dengan menjalani kehidupan yang kudus yang berkenan kepada-Nya. Kehidupan itu harus dipertanggungjawabkan satu kali kelak di hadapan Dia yang telah membangkitkan Kristus (ayat kepada+yang+pertama+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A44&tab=notes" ver="">29-31). Hasil pemberitaan Injil itu terbagi dua. Ada yang menolak Injil, tetapi tidak sedikit juga mereka yang bertobat (ayat kepada+yang+pertama+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A44&tab=notes" ver="">32-33).

Di balik sikap kritis bahkan sinis orang-orang terpelajar, ada kebutuhan batin yang membuat mereka mencari-cari kebenaran. Kita harus belajar peka akan konteks dan kebutuhan orang-orang di sekitar kita sehingga pemberitaan Injil kita tepat cara dan sasarannya.

Camkan: Roh Kudus mengurapi anak Tuhan yang mempersiapkan diri dengan baik untuk memberitakan Injil-Nya.



TIP #05: Coba klik dua kali sembarang kata untuk melakukan pencarian instan. [SEMUA]
dibuat dalam 0.10 detik
dipersembahkan oleh YLSA