(0.60) |
(Ayb
38:1)
|
(sh: Hikmat dan misteri (Sabtu, 17 Agustus 2002)) Hikmat dan misteri
Setelah Elihu menegaskan bahwa Allah tak dapat ditemui (ayat ke+atas+gunung+AND+book%3A18&tab=notes" ver="">37:23), kita dikejutkan dengan kehadiran Yahweh. Kehadiran Allah seakan merupakan pembenaran diri-Nya. Namun, kita melihat bahwa Allah tidak menjawab tuduhan Ayub, melainkan bertanya, menyudutkannya lagi sama seperti yang dilakukan Elihu dalam ke+atas+gunung+AND+book%3A18&tab=notes" ver="">37:15-18. Argumen Allah adalah bahwa Ayub ternyata tidak memahami desain yang diciptakan-Nya (ayat ke+atas+gunung+AND+book%3A18&tab=notes" ver="">38:2). Kebesaran Allah ini menunjukkan bahwa Ia tidak terkungkung atau dikotak-kotakan dalam pikiran sempit Ayub dan teman-temannya.
Pertemuan ini mengubah konsep Ayub. Yahweh datang dalam badai, suatu tanda kemurkaan. Ayub mungkin berpikir bahwa ia akan dihancurkan Allah. Tetapi, ternyata Allah hanya menusuk dengan kata-kata. Jika Ayub ada waktu penciptaan, ia pasti memiliki hikmat Allah. Perkataan Yahweh selebihnya terdiri dari 2 bagian. Pertama, tentang keteraturan dunia (ayat ke+atas+gunung+AND+book%3A18&tab=notes" ver="">38:12-38) dan kedua, tentang dunia binatang (ayat ke+atas+gunung+AND+book%3A18&tab=notes" vsf="TB" ver="">38:39-39:30). Di bagian pertama, Allah berbicara tentang embun dan pagi (ayat ke+atas+gunung+AND+book%3A18&tab=notes" ver="">38:12-15), tentang dunia bawah tanah (ayat ke+atas+gunung+AND+book%3A18&tab=notes" ver="">38:16-18), tentang terang dan kegelapan (ayat ke+atas+gunung+AND+book%3A18&tab=notes" ver="">38:19-21), tentang salju, hujan batu, dan guruh (ayat ke+atas+gunung+AND+book%3A18&tab=notes" ver="">38:22-24), tentang hujan (ayat ke+atas+gunung+AND+book%3A18&tab=notes" ver="">38:25-28), tentang es dan embun beku (ayat ke+atas+gunung+AND+book%3A18&tab=notes" ver="">38:29-30), tentang langit dan gugusannya (ayat ke+atas+gunung+AND+book%3A18&tab=notes" ver="">38:31-33), dan tentang guntur dan awan (ayat ke+atas+gunung+AND+book%3A18&tab=notes" ver="">38:34-38). Ayub terpojok. Ia tidak memiliki hikmat penciptaan. Ia tidak memiliki hikmat Allah.
Di bagian kedua, serentetan binatang liar yang asing bagi Ayub didaftarkan: singa (ayat ke+atas+gunung+AND+book%3A18&tab=notes" vsf="TB" ver="">39:1-2), burung gagak, kambing gunung, dan rusa (ayat ke+atas+gunung+AND+book%3A18&tab=notes" vsf="TB" ver="">39:3-7), keledai liar (ayat ke+atas+gunung+AND+book%3A18&tab=notes" vsf="TB" ver="">39:8-11), lembu hutan (ayat ke+atas+gunung+AND+book%3A18&tab=notes" vsf="TB" ver="">39:12-15), burung unta (ayat ke+atas+gunung+AND+book%3A18&tab=notes" vsf="TB" ver="">39:16-21), burung elang dan rajawali (ayat ke+atas+gunung+AND+book%3A18&tab=notes" vsf="TB" ver="">39:29-33), kecuali kuda perang yang tidak liar (ayat ke+atas+gunung+AND+book%3A18&tab=notes" vsf="TB" ver="">39:22-28). Binatang-binatang liar ini disebutkan untuk menunjukkan ada hal-hal yang berada di luar jangkauan berpikir dan hikmat Ayub. Hal ini ditegaskan kembali dengan penyebutan kuda perang yang ideal yang menunjukkan bahwa Ayub memang tak memiliki hikmat seperti Yahweh.
Renungkan: Jawaban Allah di dalam penderitaan kadang bisa berbentuk pertanyaan yang menyadarkan batas-batas pengertian.
|