Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 20 dari 21 ayat untuk kamu membuat AND book:[1 TO 39] AND book:1 (0.002 detik)
Pindah ke halaman: 1 2 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Kej 41:52) (ende)

Menasje: dari kata Hibrani: "nasjsjani" = Ia telah membuat saja lupa (dilupakan?). Efraim: dari "hifrani" - Ia telah membuat saja subur.

(0.95) (Kej 41:52) (jerusalem: Efraim) Nama ini dihubungkan dengan kata hifrani = Ia membuat aku menjadi subur. Nama Manasye dihubungkan dengan kata masysyani = ia membuat aku lupa.
(0.93) (Kej 4:22) (bis: membuat segala macam perkakas)

membuat segala macam perkakas: sebuah terjemahan kuno: leluhur semua tukang besi.

(0.93) (Kej 41:51) (bis: Manasye)

Manasye: Nama ini bunyinya seperti kata Ibrani yang berarti "membuat lupa".

(0.91) (Kej 13:1) (sh: Arif, bukan naif (Rabu, 28 April 2004))
Arif, bukan naif

Biasanya kisah Abram dan Lot ini dijadikan cerita moral mengenai bagaimana Abram adalah seorang paman yang baik, sebaliknya Lot seorang keponakan yang serakah. Tetapi coba kita lihat dari sisi rencana Allah bagi dan melalui Abram.

Ketika timbul permasalahan lahan penggembalaan antara gembala-gembala Lot dan Abram, Abram sekali lagi membuat kalkulasi pribadi. Dia seorang yang lembut, tidak mau membuat masalah. Oleh karena itu ia mempersilakan Lot memilih lahan mana yang akan menjadi tempat Lot menetap dan menggembalakan domba-dombanya. Sebenarnya, tanah Kanaan adalah lahan dari Allah untuk Abram dan keturunannya, bukan untuk Lot! Apa yang akan terjadi kalau Lot memilih wilayah Barat, yaitu Kanaan itu sendiri. Tentu sesuai dengan janji Abram, ia harus menyingkir ke Timur dan itu berarti sekali lagi meninggalkan Kanaan. Kali ini akan permanen (dibandingkan ketika turun ke Mesir, hanya untuk sementara, lih. kamu+membuat+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A1&tab=notes" ver="">12:10 'tinggal di situ sebagai orang asing'). Sebenarnya tindakan Abram itu terlalu naif. Naif terhadap maksud TUHAN bagi dirinya. Seha-rusnya Abram menetapkan untuk tetap bertahan di tanah Kanaan dan mempersilakan Lot berpindah ke Timur. Syukurlah, hal ini terjadi bukan karena kebetulan, melainkan karena kedaulatan TUHAN-lah Lot memilih berpindah ke Timur!

Kita perlu lebih peka akan pimpinan Tuhan dalam hidup kita. Jangan sampai kenaifan kita justru menimbulkan masalah. Alih-alih mau beramah-ramah dengan orang lain, justru nama Tuhan diinjak-injak. Saya terkesan dengan keberanian yang arif seorang hamba Tuhan ketika seorang menghina Tuhan Yesus. Hamba Tuhan itu berkata kepada orang tersebut,"Agama dan kitab sucimu menaruh hormat kepada Tuhan Yesus saya, paling tidak sebagai nabi Allah. Siapakah kamu, berani menghujat yang dihormati oleh Allahmu?"

Untuk dilakukan: Kasih bukan berarti mandah diinjak-injak. Ketika nama Tuhan dihujat, kita harus berani membela dengan arif!

(0.80) (Kej 27:20) (jerusalem: Karena TUHAN, Allahmu, membuat) Kendati menipu Yakub masih juga berani menyebut nama Tuhan. Bagi kita ucapan Yakub ini tampaknya seperti hujat belaka. Tetapi orang timur zaman dahulu tidak menilainya demikian. Segala sesuatunya langsung dikembalikan kepada Allah dengan menyingkirkan saja sebab-musabab yang lain.
(0.79) (Kej 11:1) (sh: Bahasa (Jumat, 14 Februari 2003))
Bahasa

Hidup manusia yang berdosa makin berbudaya. Bahasa akhirnya menjadi beragam -- bukan karena berkat, tetapi karena kutukan. Bagian terakhir masa "prasejarah" dunia ini seperti pantulan cermin dari pasal kamu+membuat+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A1&tab=notes" ver="">1. Di awal kitab Kejadian, dunia diciptakan dari kacau menjadi teratur. Di pasal kamu+membuat+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A1&tab=notes" ver="">11 kita melihat keadaan ini terbalik. Kalau di pasal kamu+membuat+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A1&tab=notes" ver="">1 terjadi kekacauan secara fisik, maka di pasal kamu+membuat+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A1&tab=notes" ver="">11 muncullah kekacauan moral.Kembali manusia membuat sebuah kota seperti Kain membuat kota. Hanya, kali ini besar- besaran dengan tujuan ada nama yang mereka miliki. Nama itu adalah sebuah nama yang akan membuat mereka terus diingat. Selain itu juga tidak ingin terserak. Mengapa? Mungkin mereka takut jika tidak saling mengenal, antara generasi-generasi berikutnya akan saling membunuh memperebutkan tanah. Mungkin sekali juga mereka bersatu untuk melawan alam: sulit untuk hidup di alam yang liar dengan banyak binatang buas jika tidak bersatu padu.

Ada alasan lain membuat Allah harus turun mengacaukan mereka. Mereka ingin menjadi otonom, ingin menjadi independen, lepas dari Allah, menentukan jati diri mereka sendiri. Seperti Adam dan Hawa, mereka tidak ingin tunduk kepada Allah. Maka, Allah membuat pluralitas -- bahasa mereka dikacaukan. Namun, di dalam kekacauan itu, Allah masih terus memelihara garis keturunan yang diperkenan-Nya. Sem akan melahirkan Arpakhsad. Elam, anak tertua Sem, tidak terlalu digubris. Yang penting memang adalah garis keturunan Arpakhsad karena nanti ialah yang akan menjadi nenek moyang dari baba-bapa leluhur -- suatu garis keturunan mulia yang akan melahirkan Yesus, Sang Mesias!

Renungkan: Banyak bahasa dalam dunia ini, namun bahasa ketaatan kepada Allah tetap yang terpenting. Mesias telah mengirim Roh Kudus untuk mempersatukan: bahasa Pentakosta, bahasa kasih, bahasa ketaatan!

(0.78) (Kej 22:12) (full: KUKETAHUI SEKARANG, BAHWA ENGKAU TAKUT AKAN ALLAH. )

Nas : Kej 22:12

Ketika Abraham mulai melaksanakan upacara persembahan (ayat Kej 22:10), Allah melihat bahwa dia sudah membuat penyerahan sempurna dalam hatinya. Tuhan kini tahu bahwa Abraham adalah orang yang takut akan Allah dan perhatian terutamanya adalah melakukan kehendak Allah.

(0.76) (Kej 21:17) (full: ALLAH MENDENGAR. )

Nas : Kej 21:17

Allah tahu bahwa sebaiknya Hagar dan Ismael meninggalkan Abraham. Sekalipun demikian, Allah tidak membiarkan mereka, karena mereka tetap tinggal di hadirat-Nya dan di bawah pemeliharaan-Nya (ayat Kej 21:17-21). Allah mempunyai maksud bagi Ismael sebagaimana Dia juga mempunyai maksud bagi Ishak, yaitu "akan membuat dia menjadi bangsa yang besar" (ayat Kej 21:18).

(0.76) (Kej 24:40) (full: AKAN MENGUTUS MALAIKAT-NYA MENYERTAI ENGKAU, DAN AKAN MEMBUAT PERJALANANMU BERHASIL. )

Nas : Kej 24:40

Ayat ini menyatakan salah satu cara Allah melindungi anak-anak-Nya dan menuntun jalan hidup mereka. Ia bisa mengutus malaikat-malaikat untuk bekerja di belakang layar untuk menjadikan perjalanan mereka berhasil. Ibr 1:14 menyatakan bahwa para malaikat adalah "roh-roh yang melayani, yang diutus untuk melayani mereka yang harus memperoleh keselamatan"

(lihat cat. --> Mat 18:10;

[atau ref. Mat 18:10]

lihat art. PARA MALAIKAT DAN MALAIKAT TUHAN).

(0.75) (Kej 11:31) (full: ABRAM, ANAKNYA. )

Nas : Kej 11:31

Dengan ayat Kej 11:27 Alkitab memulai sejarah dari satu keluarga yang dipilih Allah untuk membawa penebusan kepada umat manusia. Kepala keluarga tersebut adalah Abram (kemudian diubah menjadi Abraham, lih. Kej 17:5), yang hidup sekitar tahun 2100 SM. Dalam Kis 7:2-3, Stefanus menyatakan bahwa Allah pertama kali menyatakan diri kepada Abram di tanah Kasdim sebelum tinggal di Haran (bd. Kej 15:7; Neh 9:7). Panggilan Allah kepada Abram mungkin merupakan faktor pendorong yang membuat ayahnya Terah pindah ke Haran

(lihat art. PANGGILAN ABRAHAM).

Abram, nenek moyang bangsa Yahudi, adalah keturunan Sem (Kej 11:10).

(0.75) (Kej 3:1) (sh: Telanjang (Senin, 3 Februari 2003))
Telanjang

Manusia itu miskin: telanjang. Namun, dalam ketelanjangannya ia kaya karena kemuliaan Allah terpancar membungkus badannya. Mereka mula-mula telanjang, namun mereka tidak malu -- lagi pula, mengapa kemuliaan membuat malu? Kisah ini tidak berhenti dalam kemapanan dalam situasi taman tanpa cela. Narasi bergerak menuntun kita masuk ke dalam adegan-adegan mencengangkan.

Ular tokoh perantara, alat sastra penulis untuk membawa kita memahami pesan-pesan teologis yang dalam. Tidak jelas bagaimana ular itu mengetahui akibat dari memakan buah pohon pengetahuan yang baik dan yang jahat (apakah ia sudah mencicipinya?). Kita juga tidak mengetahui motivasinya berbicara kepada Hawa. Namun, ada kemungkinan bahwa ular memang sengaja memutar-balikkan perkataan Allah dengan motivasi yang masih merupakan misteri bagi kita (memperdayakankah ia [lih. kamu+membuat+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A1&tab=notes" ver="">3:13-14]?). Ular menambahi perkataan Tuhan karena sebenarnya Tuhan tidak melarang Hawa untuk makan segala macam buah. Tentu ada kesan tertentu yang ular itu ingin timbulkan dalam diri Hawa terhadap Allah. Arti dari "pengetahuan yang baik dan yang jahat" mengacu ke pengetahuan yang utuh bahkan sempurna, baik di dalam pemahaman maupun pengalaman, baik intelektual maupun moral -- atau lebih keras lagi dapat dikatakan mahatahu. Hawa tergoda untuk menjadi mahatahu seperti Allah, dan tidak mau tunduk kepada Allah lagi. Ia tidak puas dengan keadaannya sendiri. Adam pun demikian, ia tidak puas menjadi manusia -- ia ingin melompat ke atas!

Iblis telah "jatuh ke atas" (Confessiones, St. Augustine). Manusia pun telah jatuh ke atas mengikuti anjuran iblis. Ketika sadar bahwa mereka telanjang, mereka malu dan membuat pakaian: menjadi kaya, namun sebenarnya miskin sebab keluar dari kehendak Allah.

Renungkan: Jadilah kaya dengan menjadi puas terhadap anugerah Tuhan bagi diri Anda sekarang.

(0.73) (Kej 3:8) (full: BERSEMBUNYILAH MANUSIA. )

Nas : Kej 3:8

Rasa bersalah dan kesadaran akan dosa membuat Adam dan Hawa menghindari Allah. Mereka takut dan tidak tenang di hadirat-Nya, sadar bahwa mereka berdosa dan tidak berkenan pada-Nya. Dalam keadaan ini mustahil bagi mereka untuk menghampiri Dia dengan penuh yakin

(lihat cat. --> Kis 23:1;

lihat cat. --> Kis 24:16).

[atau ref. Kis 23:1; 24:16]

Di dalam keadaan berdosa, kita juga seperti Adam dan Hawa. Akan tetapi, Allah sudah menyediakan suatu jalan untuk membersihkan hati nurani kita yang bersalah, membebaskan kita dari dosa, dan memulihkan persekutuan dengan kita -- "jalan" itu ialah Yesus Kristus (Yoh 14:6). Melalui penebusan yang disediakan Allah di dalam Anak-Nya, kita dapat menghampiri-Nya untuk menerima kasih, kemurahan, kasih karunia, dan pertolongan-Nya pada waktunya

(lihat cat. --> Ibr 4:16;

lihat cat. --> Ibr 7:25).

[atau ref. Ibr 4:16; 7:25]

(0.72) (Kej 1:26) (sh: Raja atau penatalayan? (Kamis, 30 Januari 2003))
Raja atau penatalayan?

Manusia, sang homo sapiens (manusia yang berpikir), telah disebut juga sebagai homo faber (manusia yang membuat), juga homo ludens (manusia yang bermain), dan banyak homo lainnya. Semuanya adalah contoh dari usaha untuk menjawab pertanyaan berikut: siapakah sebenarnya manusia? Apa yang menjadi jati diri sejati dari manusia? Tetapi, manusia tidak eksis dan berada sendiri; manusia eksis di dalam alam. Segala pertanyaan tentang jati dirinya harus juga menjelaskan tentang hubungan manusia tersebut dengan alam sekitarnya. Manusia zaman dulu menjawab pertanyaan ini dengan menyembah alam semesta/unsur-unsurnya. Manusia masa kini menjawab pertanyaan tersebut dengan bersikap seperti seorang raja tiran mengeksploitasi alam habis-habisan. Yang lain mengambil jalan ketiga; menyatu dengan alam walaupun tidak jelas bagaimana ini bisa terjadi.Wawasan arkeologis terkini tentang zaman PL telah memungkinkan kita menafsirkan ayat kamu+membuat+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A1&tab=notes" ver="">26 demikian: manusia adalah gambar Allah dalam pengertian menjadi wakil dan tanda kehadiran serta pemerintahan Allah di atas segenap ciptaan. Keberadaan manusia, dan tugasnya untuk berkuasa atas alam, adalah tanda atau "gambar" dari kedaulatan Allah atas semesta. Karena itu, tugas "penguasaan" yang dilakukan manusia mempunyai sifat penatalayanan. Manusia berkuasa atas alam demi Allahnya dan bukan demi dirinya sendiri. Manusia diberikan mandat ini semata-mata untuk memberlakukan tatanan yang teratur atas alam ciptaan, sebagaimana Allah juga telah mengatur alam semesta dari kekacauan mula-mula. Karena itu, kehadiran Kristen harus menimbulkan keteraturan pada alam sekitarnya, mulai dari pekarangan dan got di sekitar rumah, hingga keprihatinan makro bagi lingkungan hidup.

Renungkan: Gambar Allah pada kita tidak hanya ditemukan di dalam diri, melalui kapasitas mental dan rohani, tetapi juga di luar, melalui tindakan penatalayanan kita atas alam dan kehidupan kita.

(0.72) (Kej 9:1) (sh: Satu lagi kesempatan untuk manusia dari Allah! (Selasa, 11 Februari 2003))
Satu lagi kesempatan untuk manusia dari Allah!

Manusia diberikan satu lagi kesempatan untuk memulai sesuatu yang baru dari awal. Kesempatan dari Allah tersebut seharusnya menjadi cambuk yang menyakitkan bagi kita. Betapa tidak, Allah yang telah kita kecewakan, malah melimpahkan semarak berkat-Nya. Allah tidak hanya memberi kesempatan, tetapi juga menitipkan ciptaan baru-Nya itu kepada kita. Sungguh suatu penghormatan yang luar biasa!

Perikop ini dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama, ayat kamu+membuat+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A1&tab=notes" ver="">1-7, yang memuat tentang mandat Allah kepada Nuh untuk menghuni, menguasai, dan memelihara bumi. Uraian ini tampaknya merupakan pengulangan dari pasal kamu+membuat+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A1&tab=notes" ver="">1:1-2:4a, tentang riwayat penciptaan. Pertama, perintah untuk memenuhi bumi (ayat kamu+membuat+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A1&tab=notes" ver="">1,7) dan janji Allah untuk membuat ciptaan lain tunduk kepada manusia (ayat kamu+membuat+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A1&tab=notes" ver="">2), tepat seperti yang telah ucapkan Allah kepada Adam di pasal kamu+membuat+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A1&tab=notes" ver="">1:28. Kedua, Allah memberi jaminan bahwa Ia akan mempertahankan kelangsungan hidup mereka (ayat kamu+membuat+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A1&tab=notes" ver="">5). Ketiga, Allah tetap mengklaim bahwa manusia adalah gambar Allah (ayat kamu+membuat+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A1&tab=notes" ver="">6), merupakan penegasan ulang dari pasal kamu+membuat+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A1&tab=notes" ver="">1:26-27. Manusia masih diberi kehormatan untuk menyandang gambar Allah.

Bagian kedua adalah ayat kamu+membuat+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A1&tab=notes" ver="">8-17. Pada bagian ini, Allah memanggil segala makhluk hidup (ayat kamu+membuat+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A1&tab=notes" ver="">9,10) untuk mengadakan perjanjian dengan Dia dalam alam ciptaan yang sudah dipulihkan. Isi perjanjian adalah bahwa Allah berjanji untuk tidak mendatangkan lagi air bah (ayat kamu+membuat+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A1&tab=notes" ver="">11). Janji yang ditandakan dengan pelangi "busur" (ayat kamu+membuat+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A1&tab=notes" ver="">12) ini mengandung pengertian bahwa seakan-akan Allah meletakkan senjata-Nya seraya mengumumkan damai. Pelangi melambangkan kasih pemeliharaan Sang Pencipta yang melingkupi (melengkung) di atas segala ciptaan.

Renungkan: Allah yang telah menjadikan kita, sekalipun kita menolak-Nya, masih tetap mengasihi kita.

(0.72) (Kej 12:10) (sh: Berjudi dengan kalkulasi pribadi (Selasa, 27 April 2004))
Berjudi dengan kalkulasi pribadi

Kadangkala saya merasa bahwa satu masalah dapat saya selesaikan sendiri tanpa bantuan orang lain, padahal orang yang lebih berpengalaman menasihati saya bahwa hal itu harus dikerjakan dalam tim. Tidak jarang, akhirnya bukan beres, pekerjaan itu malah berantakan. Saya berjudi dengan kalkulasi pribadi dan kalah!

Abram juga berjudi dengan kalkulasi pribadi, dan ia kalah! Ketika bala kelaparan menimpa Kanaan, ia memilih mengikuti kalkulasi pribadi daripada beriman kepada TUHAN yang sudah menjanjikan berkat (ayat kamu+membuat+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A1&tab=notes" ver="">10). Memang, di Mesir berlimpah makanan, tetapi masalah justru datang dari pihak lain. Istrinya yang cantik menarik perhatian orang Mesir. Sekali lagi Abram dengan cepat membuat kalkulasi baru. Kali ini, ia menyuruh Sarai mengaku sebagai adiknya kepada orang Mesir (ayat kamu+membuat+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A1&tab=notes" ver="">11-13). Dengan demikian, kalau orang Mesir bermaksud memperistri Sarai, mereka harus bernegosiasi dengan Abram. Maka, akan tersedia waktu untuk melarikan diri. Namun, sekali lagi kalkulasinya meleset. Firaun tertarik kepada Sarai (ayat kamu+membuat+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A1&tab=notes" ver="">15-16). Tentu tidak mungkin bernegosiasi dengan Firaun. Lalu?

TUHAN pun harus turun tangan! Dengan mengirimkan tulah ke istana Firaun, Sarai dilepas, dan masalah yang ditimbulkan oleh perjudian kalkulasi itupun selesailah (ayat kamu+membuat+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A1&tab=notes" ver="">17-20). Puji Tuhan!

Berapa banyak dalam hidup kita oleh karena kenekatan kita berjudi dengan kalkulasi pribadi, mengacaukan kehidupan sendiri? Bukannya dengan setia mengikut Tuhan, dan pada saat-saat susah lebih mendekat kepada Tuhan, justru kita mencoba mencari jalan pintas yang ujungnya semakin menjerat kita. Kiranya melalui kisah Abram ini kita belajar untuk lebih mempercayai Tuhan daripada otak/intuisi kita pribadi.

Tekadku: Saya akan mengandalkan Tuhan dalam setiap masalah hidup saya. Saya tidak akan berjudi dengan spekulasi-spekulasi bodoh!

(0.72) (Kej 14:17) (sh: Keberhasilanku adalah anugerah Allah (Jumat, 30 April 2004))
Keberhasilanku adalah anugerah Allah

Keberhasilan bisa membuat orang lupa diri dan sombong. Mudah sekali untuk merasa bahwa semua keberhasilan adalah kerja keras, kemampuan dan ketrampilan diri sendiri. Dapat dipastikan bahwa tujuan akhir dari semua itu adalah bahwa kemuliaan hanya untuk diri sendiri. Tak tersisa sedikitpun untuk orang lain, apalagi Tuhan.

Tidak demikian dengan Abram. Keberhasilan yang dia raih seluruhnya dipersembahkan kepada Tuhan. Melalui persembahan persepuluhan kepada imam Allah yang Mahatinggi, Melkisedek ((ayat kamu+membuat+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A1&tab=notes" ver="">18-20), Abram membuktikan bahwa dirinya adalah seorang beriman yang mengembalikan segala hormat dan pujian kepada Allah yang diyakininya sudah memberikan kemenangan. Sikap terpuji Abram lainnya, adalah dia tak pernah melupakan kerja sama orang-orang di sekitarnya yang dia anggap juga sebagai rekan-rekan seperjuangan. Abram memastikan bahwa mereka mendapatkan pahala masing-masing sesuai dengan hak mereka yang menang perang (ayat kamu+membuat+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A1&tab=notes" ver="">24b).

Namun, Abram tidak memberikan kesempatan godaan untuk orang berdosa bermegah atas orang benar. Ia menolak untuk menerima ucapan terimakasih Raja Sodom, seakan-akan perbuatan Abram itu adalah jasa untuk Sodom (ayat kamu+membuat+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A1&tab=notes" ver="">22-24a). Abram bertindak oleh dorongan Allah untuk menyelamatkan Lot, oleh karena itu ia tidak merasa perlu menerima hadiah dari raja Sodom.

"Godaan" yang ditawarkan kepada Abram masih sering kita jumpai di masa sekarang ini. Celakanya, banyak orang Kristen yang meresponi positif hal demikian. Hati-hati menyikapi keberhasilan kita. Sebab itu bisa menjadi sumber kesombongan. Kita merasa berhak mendapatkan pujian, hormat, dan upah. Tanpa sadar kita telah terjual ke dalam perbudakan harta dan tahta.

Untuk direnungkan: Jangan pernah mau pelayananmu diukur oleh uang dan harta. Jangan pernah mau menerima kemuliaan pelayanan yang hanya milik Tuhan saja!

(0.72) (Kej 15:1) (sh: Ku tahu siapa yang kupercaya (Sabtu, 1 Mei 2004))
Ku tahu siapa yang kupercaya

Mengapa setelah menjadi anak Tuhan kita masih bermasalah? Di mana bukti dari janji-janji Allah yang memberikan pengharapan dan berkat-berkat? Apakah kenyataan di atas membuat iman kita ciut? Masihkah kita tetap percaya bahwa Tuhan kita dapat dipercayai?

Abram telah menerima janji TUHAN bahwa ia akan menjadi bangsa yang besar dan keturunannya akan menempati tanah Perjanjian. Namun sampai saat itu, ia belum juga memiliki putra kandung. Kini TUHAN meneguhkan janji-Nya sekali lagi dan Abram percaya akan janji itu (ayat kamu+membuat+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A1&tab=notes" ver="">6).

TUHAN meneguhkan janji melalui upacara peneguhan perjanjian (ayat kamu+membuat+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A1&tab=notes" ver="">9-11, 17-19). Upacara serius itu sekaligus 'sumpah' TUHAN sepihak kepada Abram. Melalui lambang "perapian yang berasap dan suluh yang berapi" (ayat kamu+membuat+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A1&tab=notes" ver="">17) yang melewati dan membakar korban berupa potongan daging yang dipersiapkan Abram (ayat kamu+membuat+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A1&tab=notes" ver="">9-11), TUHAN seakan bersumpah, "Biarlah Aku terbakar seperti korban itu kalau Aku ingkar janji".

Bersama itu Allah bernubuat mengenai keturunan Abram yang harus menjadi bangsa yang diperbudak selama empat ratus tahun sebelum mereka menikmati tanah Perjanjian (ayat kamu+membuat+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A1&tab=notes" ver="">13-16). Hal ini merupakan peneguhan bagi Abram, sekaligus penguat hati bahwa TUHAN dapat dipercaya. Memang jalannya panjang. Janji TUHAN tidak secara langsung digenapi, tetapi pasti digenapi.

Bukan saja umat Israel diingatkan tentang kesetiaan Allah pada janji-Nya, kita pun umat-Nya dalam Yesus Kristus dikuatkan hati. Kita tahu bahwa oleh kasih setia TUHAN di dalam Yesus, kita adalah pewaris sorga, tanah Perjanjian yang jauh lebih mulia, yang disediakan bagi kita Israel rohani. Juga bahwa berbagai 'penundaan' janji Tuhan adalah latihan agar kita makin bertekun dalam iman dan bertumpu kepada Ia yang berjanji.

Bersyukurlah: Kita, yang percaya kepada Tuhan Yesus, adalah ahli waris tanah perjanjian surga dan segala berkatnya.

(0.72) (Kej 21:1) (sh: Janji Allah digenapi secara adil (Senin, 10 Mei 2004))
Janji Allah digenapi secara adil

Manusia cenderung hanya peduli pada dirinya sendiri atau kelompoknya, dan tidak peduli tentang orang lain. Christianto Wibisono lewat tulisannya di Suara Pembaruan Selasa, 6 Januari 2004 mengritik masyarakat pers Indonesia yang baru menyuarakan protesnya kepada pemerintah dan TNI karena terbunuhnya Ersa Siregar, reporter senior RCTI di NAD. Sementara ketika ratusan sipil di NAD selama darurat militer II menjadi korban perang, tidak ada protes berarti dari para wartawan. Mereka baru ribut ketika rekan mereka yang menjadi korban.

Bacaan kita hari ini mengungkapkan kepedulian Allah kepada keluarga pilihan, Abraham dan Sara, juga kepada Hagar dan Ismael yang dibuang oleh mereka. Allah menggenapi janji kepada Abraham mengenai ahli warisnya. Ishak adalah penggenapan janji itu (ayat kamu+membuat+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A1&tab=notes" ver="">1-7). Ya, Abraham sendiri tega mengusir Hagar dan Ismael, karena merasa kepentingan keluarganya terancam. Allah tidak demikian. Allah tidak pilih kasih. Allah tidak melupakan Hagar dan Ismael. Sesuai dengan janji-Nya kepada Hagar pada saat Ismael masih dalam kan-dungan (Kej. 16:7-12), di padang gurun Bersyeba Allah melindungi dan memelihara mereka (ayat 17-21). Bahkan Allah menjanjikan Ismael menjadi bangsa yang besar (ayat 18). Kepedulian Allah jauh melampaui kasih manusia.

Kita belajar dari sikap Allah ini untuk peduli kepada orang lain, jangan hanya berpusat kepada diri sendiri dan kelompok kita. Bahwa Allah peduli kepada kita sampai memberi penyataan anugerah-Nya seharusnya membuat kita lebih mempedulikan orang lain. Karena, sesungguhnya siapakah kita? Apakah lebihnya kita daripada orang lain, yang adalah sesama kita?

Untuk ditindaklanjuti: Adakah orang yang tersisihkan oleh karena ego kita? Tunjukkan kasih Allah kepadanya melalui kepedulian Anda yang konkret dan praktis!

(0.72) (Kej 22:1) (sh: Ketika cinta harus memilih! (Rabu, 12 Mei 2004))
Ketika cinta harus memilih!

Allah mengasihi kita, memberikan berkat-berkat-Nya yang melimpah kepada kita. Kita mengasihi Allah oleh karena segala berkat yang dinyatakan-Nya untuk kita. Namun, kita harus beranjak dari situ, kita harus dapat mengasihi Allah karena Diri-Nya, bukan semata karena berkat-berkat-Nya! Itu yang sedang diuji dari diri Abraham. Ujian itu tidak tanggung-tanggung! Berkat yang paling berharga, yang paling prestisius, yang telah dibuktikan pantas didapatkan sekarang harus dilepas oleh pilihan mengasihi Allah.

Sebenarnya perikop ini tidak mengungkapkan pergumulan pribadi Abraham ketika diperhadapkan dengan pilihan menyerah-kan Ishak untuk dikorbankan karena ketaatan dan kasihnya kepada Allah, atau mempertahankan Ishak oleh karena kasih kepada diri sendiri. Namun, dengan imajinasi kita mencoba menangkap perasaan terdalam hati seorang ayah, baik dari sisi pribadi pun kehidupan sosial masyarakat. Bagi Abraham, anak yang ditunggu-tunggu selama puluhan tahun ini, yang telah membuatnya lelah secara fisik dan batin, adalah suatu harta kesayangan yang tidak mungkin dilepaskan. Secara sosial masyarakat, memiliki ahli waris kandung berarti meneruskan nama dan prestise keluarga. Pasti dua hal ini berkecamuk dalam hati Abraham. Belum lagi memikirkan pertanyaan teologis apakah kini Allah membatalkan janji-Nya?

Apapun pergumulan pribadi Abraham, ketetapan hati untuk lebih mengutamakan Allahlah yang membuat ia taat untuk mempersembahkan Ishak di mezbah. Kasih kepada Allah mengalahkan keinginan Abraham untuk mempertahankan hak miliknya. Oleh sebab itu, Allah semakin memperjelas pengenalan Abraham akan Allah dan rencana-Nya (ayat kamu+membuat+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A1&tab=notes" ver="">16-18).

Renungkan: Saatnya akan tiba, Anda harus memilih mempertahankan hak, diri, keluarga, apa saja yang Anda kasihi atau melepaskannya demi kesetiaan dan kasih kepada Kristus!



TIP #05: Coba klik dua kali sembarang kata untuk melakukan pencarian instan. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA