Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 20 dari 104 ayat untuk kamu masih hidup AND book:20 (0.001 detik)
Pindah ke halaman: 1 2 3 4 5 6 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Ams 21:6) (sh: Masa depan ditentukan hari ini (Selasa, 24 Oktober 2000))
Masa depan ditentukan hari ini

Masa 5 atau 10 tahun mendatang tidaklah terjadi begitu saja. Kemiskinan sekarang mungkin akibat kemalasan tahun-tahun sebelumnya. Kesuksesan masa depan tak terlepas dari perjuangan hari demi hari. Walaupun mungkin ada faktor-faktor lain yang mempengaruhinya di luar kemampuan manusia, misalnya kegagalan bisnis di tengah tangga sukses atau kemiskinan nasional akibat bencana alam, dll. Namun demikian, perjuangan kini demi masa depan tak pernah sia-sia.

Orang yang suka bersenang-senang dan menikmati mabuk anggur akan hidup berkekurangan. Mereka tidak tahu bagaimana memanfaatkan lumbung kekayaannya, mereka justru memboroskan hartanya seolah hidup hanya untuk hari ini. Namun ada juga orang yang sangat kuatir akan masa depannya, sehingga menimbun banyak harta bagi dirinya sendiri seolah hidupnya masih 1000 tahun lagi. Bagaimana sikap hidup orang bijak? Orang bijak mempersiapkan masa depannya dengan sebaik-baiknya, sehingga harta yang indah dan minyak ada dalam kediamannya (20). Mereka tidak semata mendapatkannya dengan mudah, tetapi mereka memenangkan perjuangan yang sesulit apa pun dengan sikap bijak. Mereka dapat memanjat kota pahlawan-pahlawan dan merobohkan benteng yang mereka percayai (22), karena mereka mempertimbangkan secara bijaksana dan berani mempertaruhkan hidupnya demi masa depannya. Kota pahlawan-pahlawan dan benteng menggambarkan adanya perjuangan berat untuk memperolehnya.

Adakah orang yang bijak karena hikmatnya sendiri? Penulis Amsal mengatakan bahwa tidak ada hikmat dan pengertian yang dapat menandingi Tuhan (30), artinya Tuhanlah sumber hikmat dan pengertian. Orang akan menjadi bijak bila ia mengakui bahwa bukan karena kepandaiannya ia menjadi orang bijak, tetapi karena Tuhan yang Maha bijaksana. Dengan kesadaran ini, ia tidak akan pernah berlaku angkuh atau menyia-nyiakan hikmat dan pengertian Tuhan, sebaliknya dengan penaklukan diri mau hidup dipimpin hikmat Tuhan.

Renungkan: Banyak orang kaya dan sukses, tetapi sedikit orang yang kaya atau sukses karena hikmat dan pengertian dari Tuhan, sehingga dapat menggunakan harta indah yang dimilikinya dengan bijaksana. Jadilah bijak agar masa depan Anda penuh pengharapan di dalam Tuhan!

(0.97) (Ams 3:27) (sh: Wujudkanlah kebaikan dan keadilan! (Minggu, 25 Juli 1999))
Wujudkanlah kebaikan dan keadilan!

Kebaikan dan keadilan merupakan hak yang didambakan umat manusia. Namun, hal itu sering menjadi sesuatu yang sulit diraih. Nampaknya, hak ini hanya dimiliki oleh golongan orang atau sistem tertentu. Dalam zaman yang serba modern ini, kerinduan orang untuk diperlakukan baik dan adil semakin jauh jangkauannya. Zaman sekarang ini lebih sering kita jumpai sikap tidak peduli terhadap orang lain. Orang sudah terpola hidup demi kepentingan dan keuntungan diri sendiri. Sikap demikian inilah yang menghancurkan kesempatan bagi sesama untuk menikmati sentuhan kebaikan dan keadilan. Bagaimana mengubahnya? Yaitu dengan jalan menyadari bahwa manusia akan menjadi manusia sejati bila selalu memperhitungkan fakta bahwa ia adalah bagian dari sesamanya, sehingga tidak semena-mena.

Sikap terhadap ketidakadilan. Perlakuan tidak adil, merugikan sesama, dan menguntungkan diri sendiri, tidak pernah dilakukan secara tidak sadar. Bila ada yang mengatakan: "tanpa sadar telah merugikan Anda ..." itu sekadar alasan membenarkan diri sendiri. Kita masih hidup di dunia, belum di sorga. Kita adalah manusia biasa, bukan malaikat, yang rentan dengan keinginan melakukan perbuatan dosa, yang melakukan dosa karena telah berlaku tidak adil terhadap sesama, atau melakukan dosa karena diperlakukan tidak adil. Strategi busuk seperti ini sudah sering dilakukan oleh komunitas yang berusaha merugikan pihak tertentu dan menguntungkan pihak lainnya.

Berkat Allah selalu menyertai orang benar. Tuhan Allah mengutuk mereka yang melakukan praktek "penyimpangan", karena segala sesuatu yang dihasilkan adalah hasil duniawi yang sifatnya semu dan hanya akan dinikmati sesaat. Sebaliknya, Allah memberkati mereka yang benar, jujur, dan bijaksana. Serahkanlah segala kekuatiran dan kecemasan kita, karena Allah pasti menuntun kita dengan kesabaran agar jangan jatuh dalam godaan itu. Tetaplah setia kepada-Nya, Ia akan memberkati kita!

Renungkan: Ketidakbenaran hanya dapat dikalahkan oleh integritas dalam ketaatan pada firman Tuhan.

(0.97) (Ams 17:13) (sh: Seni membangun hubungan dengan sesama (Minggu, 6 Agustus 2000))
Seni membangun hubungan dengan sesama

Manusia adalah makhluk sosial. Ia tidak akan tahan hidup tanpa berhubungan dengan sesamanya. Ironisnya, hubungan antar sesama inilah yang seringkali membuat manusia tidak tahan hidup. Tidak hanya itu, hubungan antarmanusia yang tidak `sehat' seringkali menjadi sumber bencana bagi orang-orang terdekat dan masyarakat sekitarnya. Itulah sebabnya Amsal menggambarkannya sebagai membuka jalan air (14). Akibat yang ditimbulkan jauh lebih dahsyat dari pada yang diduga sebelumnya.

Pada prinsipnya, manusia dapat menjalin hubungan dengan sesamanya dengan penuh keharmonisan dan kedamaian, jika masing-masing individu memahami kedudukan dirinya di dalam masyarakat dan melakukan perannya dalam kedudukan itu secara sungguh-sungguh dan setia. Orang yang lemah dan menerima kebaikan dari orang lain seharusnya berterima kasih dan berusaha membalas budi bukan malah sebaliknya (13). Jika Anda adalah seorang pemimpin baik dalam masyarakat maupun dalam keluarga, maka jalankanlah tugas dan tanggung jawab Anda dengan penuh keadilan, kehati-hatian, tidak memihak, dan tidak menerima suap (15, 23, 26). Anda pasti adalah seorang sahabat dari salah seorang manusia, karena itu tunjukkanlah bukti-bukti persahabatan yang sejati dalam segala keadaan (17) dan janganlah sekali-kali mengkhianatinya (20). Dan yang terakhir Anda juga pasti adalah seorang anak dalam sebuah keluarga. Sudahkah Anda menjadi anak kebanggaan orang tua Anda atau justru sebaliknya (21, 23)?

Renungkan: Harus diakui bahwa masih banyak terjadi perpecahan dan perselisihan dalam tubuh gereja, baik antarhamba Tuhan, antarjemaat, atau antara hamba Tuhan, aktivis, dan jemaat. Jika demikian, bagaimana mungkin gereja dapat bertumbuh? Serukan pertobatan kembali kepada prinsip sederhana yang Amsal telah ajarkan kepada kita!

Bacaan untuk Minggu ke-8 sesudah Pentakosta

Yesaya 55:10-13 Roma 8:12-17 Matius 13:1-17 Mazmur 65

Lagu: Kidung Jemaat 432

Pemahaman Alkitab 5 -- Amsal 16:1-17

Memahami puisi hikmat mempertajam pemikiran, mengasah pertimbangan, dan mengolah keputusan bijak. Oleh karena itu untuk mendapatkan kekayaannya, kita perlu menggali dan menemukannya, dengan kesabaran dan keuletan. Pada akhirnya pun kita harus mengakui bahwa Allah sumber hikmat yang akan membukakannya bagi kita yang sangat terbatas, sehingga dapat mengerti hikmat itu.

Segala sesuatu dibuat oleh Tuhan untuk tujuan masing-masing. Manusia boleh merencanakan, menimbang, memikirkan jalannya, dan mengambil keputusan, tetapi Tuhan yang terlibat penuh dalam seluruh perjalanan hidup manusia menyediakan yang terbaik bagi setiap orang yang mau hidup berkenan kepada-Nya.

Pertanyaan-pertanyaan pengarah:

1. Dalam ayat kamu+masih+hidup+AND+book%3A20&tab=notes" ver="">1-7, kata `Tuhan' diulang setiap ayat. Mengapa hal ini ditekankan? Dikaitkan dengan apa sajakah peran Tuhan dalam kehidupan manusia? Mengapa Tuhan mengambil peran tersebut?

2. Seperti dikatakan dalam kamu+masih+hidup+AND+book%3A20&tab=notes" ver="">1:7: "Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan", maka prinsip mendasar ini pun kembali diungkapkan dalam bagian ini. Makna apakah yang terkandung dalam "takut akan Tuhan"? Mengapa kata ini sering dihubungkan denngan hikmat? Jelaskan betapa berharganya hikmat? Sama seperti penuliskah Anda menganggap betapa berharganya takut akan Tuhan dan hikmat dalam hidup Anda? Jelaskan!

3. Ada raja yang berhasil memberi kehidupan bagi bangsanya tetapi ada pula raja yang membawa kematian. Menjadi raja yang berkenan harus memenuhi beberapa syarat: Berasal darimanakah keputusannya (10)? Mengapa timbangan dan neraca yang dipakai bukan standar manusia (11)? Bagaimana agar takhtanya tetap kokoh (12)? Dampak apakah yang akan dirasakan semua orang yang memiliki raja demikian (15)? Mungkinkah syarat-syarat ini bukan sekadar teori/pemahaman? Bagaimana mewujudnyatakan dalam pemerintahan di Indonesia? Sebagai pemimpin lembaga, perusahaan, gereja, atau apa pun juga, bagaimana prinsip di atas menjadi dasar kepemimpinan Anda?

(0.97) (Ams 20:17) (sh: Harta + hati yang kotor = bom waktu (Jumat, 11 Agustus 2000))
Harta + hati yang kotor = bom waktu

Siapa yang tidak ingin kaya? Siapa tidak setuju bahwa menjadi orang kaya itu enak? Seorang pernah berkata bahwa dengan menjadi kaya paling tidak menyelesaikan satu masalah hidup.

Yang menjadi masalah adalah jika orang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan kekayaan dalam waktu singkat (23). Kekayaan itu memang akan memberikan kebahagiaan namun bukan untuk waktu yang lama (17). Ironisnya, cepat atau lambat tapi pasti dalam kurun waktu ketika ia masih hidup, kekayaan itu kemudian akan berubah menjadi sesuatu yang mengganggu, menyakitkan, membahayakan, bahkan menghancurkan sang pemilik sehingga orang yang memilikinya nampaknya harus membuangnya jika `giginya' tidak mau hancur berantakan (17). Anda tentunya dapat melihat contohnya di negara kita bukan? Seseorang yang dalam waktu yang tidak lama dapat mengumpulkan kekayaan dalam jumlah yang sangat fantastis, pastilah menggunakan cara-cara yang tidak halal entah secara halus atau terang-terangan. Namun harta itu justru menjadi pintu bagi masuknya kecaman, caci-maki, hujatan, dan kutukan dari orang-orang yang mengenalnya baik tua ataupun muda, miskin ataupun kaya, terhormat atau rakyat jelata (21). Betapa sengsaranya mempunyai kekayaan yang didapat dengan cara menista Allah (23).

Kesimpulan dari uraian di atas adalah bahwa harta itu di dalam dirinya sendiri tidak menyediakan kenikmatan yang didambakan manusia. Kenikmatan hanya dapat diperoleh jika manusia yang mempunyai harta itu mempunyai catatan hati yang bersih, hati yang penuh kasih, dan setia (28). Dan Allah menjamin bahwa anak-anak-Nya dapat menjadi orang kaya yang dapat merasakan kenikmatan dan kebahagiaan dari kekayaannya, karena pelita Tuhan ada dalam diri manusia. Pelita inilah yang akan menerangi hatinya, dan menunjukkan jalan yang benar untuk memperoleh harta yang sejati (27).

Renungkan: Judul uraian hari ini memang sengaja menggunakan rumusan matematika. Sebab apa yang dipaparkan oleh Amsal kita hari ini bersifat pasti seperti sifat dari ilmu matematika. Banyak contoh di dalam masyarakat kita. Akankah Anda berniat menambahkan jumlah yang sudah banyak itu?

(0.97) (Ams 3:11) (sh: Peringatan Tuhan (Sabtu, 24 Juli 1999))
Peringatan Tuhan

Seperti seorang ayah yang selalu menginginkan yang terbaik untuk anaknya, demikian pulalah Allah Bapa kita. Sekali waktu bila kita lupa apa yang harus kita lakukan dan karena itu kita mengalami sesuatu yang mungkin merupakan peringatan dari Tuhan, segeralah putar haluan! Sadar dan beralihlah kembali pada jalan-Nya! Hal ini menunjukkan bahwa Allah masih mengasihi dan memperhatikan kita. Tetapi bila kita tetap tidak menyadari hal ini, sangatlah mungkin kita telah melupakan jalan-Nya hingga akhirnya kita tidak lagi mempunyai pengertian akan yang benar dan yang salah.

Kebijaksanaan dan pengertian. Sikap bijaksana dan penuh pengertian dalam mengambil keputusan sangatlah perlu diperhatikan. Kita menyadari bahwa kita hidup di tengah lingkungan yang senantiasa membawa kita pada arus yang berlawanan dengan kehendak Tuhan. Jaminan penyerahan dan perlindungan Tuhanlah, yang menjadi dasar bagi kita untuk melawan arus dunia dan tetap berjalan dalam jalan-Nya. Berdoalah dan mintalah selalu petunjuk Allah Bapa. Allahlah sumber kebijaksanaan, pengertian dan pengetahuan. Kita tidak akan terpengaruh oleh sekeliling kita, bila kita berpegang pada Allah Bapa.

Doa: Ya Bapa, berilah selalu terang-Mu untuk menuntun hidupku. Berilah pengertian dan kearifan dalam tiap langkahku.

(0.96) (Ams 7:1) (sh: Tamu tak diundang (Rabu, 26 November 2003))
Tamu tak diundang

Begitu tahu bahwa tikus telah berada di dalam rumah, dengan sigap istri saya menyiapkan perangkap tikus. Keesokan harinya kami dapat melihat hasil tangkapan kami, yakni seekor tikus yang tergeletak tak berdaya. Tikus itu terperangkap karena ia hanya melihat makanan dan tidak melihat akibat dari memakan makanan di dalam perangkap tersebut.

Demikian pulalah dengan dosa perzinahan. Orang terperangkap karena hanya melihat kenikmatan yang ditawarkan meskipun sesaat dan tidak melihat bahaya yang terkandung di dalamnya. Setelah masuk ke dalam kenikmatan tersebut, seperti tikus tadi, ia menjadi tidak berdaya. Ia tidak sanggup melepaskan diri walau ia berkeinginan untuk melakukannya. Ia pasrah menunggu keputusan nasib ke mana akan membawanya kemudian (ayat kamu+masih+hidup+AND+book%3A20&tab=notes" ver="">22,23). Penyebab terbelenggunya manusia dalam dosa perzinahan salah satunya adalah sepak terjang perempuan jalang atau tuna susila. Pekerjaan mereka tidak hanya untuk mencari nafkah. Mereka tidak peduli, apakah sasaran mereka sudah beristeri, berkeluarga atau masih pemuda (ayat kamu+masih+hidup+AND+book%3A20&tab=notes" ver="">7). Dan laki-laki yang meladeni profesi mereka dikatakan Amsal sebagai laki-laki yang tak berakal budi, karena laki-laki itu tidak pernah memikirkan dampak dari hubungan tersebut. Disadari atau tidak, ia telah memasukkan dirinya ke dalam jaring-jaring maut yang berbahaya. Amsal menasihati, agar kita mewaspadai sepak terjang wanita jalang. Oleh karena itu Amsal memberikan cara-cara menghadapi mereka: Pertama, datang dan berseru kepada-Nya, hanya Dialah yang dapat menolong kita. Kedua, miliki komitmen yang teguh kepada didikan Allah. Ketiga, tidak membiarkan pikiran kosong, sehingga mengembara pada kesenangan yang membangkitkan hawa nafsu. Keempat, kendalikan nafsu dan belajar untuk hidup kudus.

Renungkan: Pada awalnya zinah menawarkan umpan yang harum, pada akhirnya zinah menyisakan bangkai.

(0.96) (Ams 24:19) (sh: Tinggalkan sikap pandang bulu dan pemalas (Senin, 30 Oktober 2000))
Tinggalkan sikap pandang bulu dan pemalas

Pengadilan adalah untuk menegakkan keadilan. Bila di dalam pengadilan tidak ditemukan lagi keadilan, sesungguhnya pengadilan telah kehilangan fungsi dan perannya. Bukan keadilan, ketertiban, keamanan, dan kebenaran yang ditegakkan, namun yang terjadi adalah kekacauan dan penindasan hak orang benar. Kebenaran dan keadilan telah dimanipulasi dengan berbagai cara dan selubung kemunafikan. Tak mudah bagi segelintir orang yang mungkin masih memiliki nurani keadilan dan kebenaran untuk tetap menyuarakannya, karena tidak sedang berhadapan dengan pribadi tertentu tetapi sebuah sistem global.

Betapa menyedihkan ketika kita membaca berbagai kasus yang akhirnya ditangisi oleh pihak lemah setelah keputusan pengadilan dijatuhkan. Apa yang Kristen lakukan melihat kenyataan seperti ini? Mungkin kita tidak dapat melakukan apa pun karena jabatan kita bukanlah seorang hakim, seorang jaksa, atau seorang pembela. Tetapi bila kita berkesempatan menjadi saksi, apa yang harus kita katakan? Penulis Amsal mengatakan bahwa kita harus menjadi saksi kebenaran dan memihak yang benar. Tak ada 'alasan relasi' bagi kita untuk membelanya bila ia memang bersalah. Tak ada alasan juga bagi kita untuk tidak membela orang yang benar karena bukan relasi kita. Sikap pandang bulu tak pernah dibenarkan dalam kasus apa pun.

Selain sikap pandang bulu, sikap pemalas juga harus ditinggalkan. Seorang pemalas tak pernah belajar menghargai waktu dan hidupnya. Ia tak pernah memikirkan kebutuhan hidupnya dan bagaimana cara mencukupinya. Ia tak pernah memikirkan kesusahan masa depan karena lumbungnya kosong. Ia tak pernah berusaha menata hidupnya dari sekarang. Ia baru akan menyadari setelah kemiskinan dan kekurangan melanda hidupnya, tetapi semuanya sudah terlambat. Betapa menderitanya hidup seorang pemalas, karena ia tak pernah menyadari betapa malangnya hidupnya. Ketika ia menyadari ternyata semua sudah terlambat. Kemiskinan dan kekurangan tiba-tiba datang menyerbu, tanpa memberi kesempatan kepadanya untuk menolaknya.

Renungkan: Sikap pandang bulu dan kemalasan hanya dimiliki oleh orang yang tidak pernah belajar menghargai sesama dan arti kehidupan ini.

(0.96) (Ams 15:18) (sh: Hidup adalah memilih (Rabu, 2 Agustus 2000))
Hidup adalah memilih

Sejak Anda terjaga dari tidur, Anda sudah diperhadapkan pada pilihan: langsung bangun atau tidur lagi. Setelah memutuskan untuk bangun, pilihan lain sudah ada di depan mata: mau mandi dulu atau membereskan tempat tidur? Pilihan demi pilihan terus diperhadapkan kepada Anda hingga Anda tidur lagi. Dengan kata lain manusia adalah makhluk yang selalu terikat. Ia hanya terbebas dari pilihan-pilihan ketika ia tidur atau mati. Namun yang paling penting untuk diperhatikan adalah sesederhana apa pun pilihan yang diperhadapkan kepada Anda, di balik itu pasti mengandung konsekuensi. Karena itu manusia harus bijak dalam membuat keputusan demi keputusan.

Amsal hari ini memperlihatkan kepada kita 2 pilihan yang harus dipilih salah satu. Pilihan-pilihan itu berkenaan dengan kehidupan sehari-hari seperti: pemarah atau sabar, bijak atau bebal, bodoh atau pandai, fasik atau benar, mengabaikan didikan atau mendengarkan teguran, dlsb. Amsal juga mengingatkan bahwa walau mempunyai kesempatan untuk memilih, tidak berarti manusia bisa seenaknya memilih. Sebab setelah melakukan pemilihan, manusia akan terikat pada pilihannya. Ada konsekuensi yang akan senantiasa mengikatnya hingga pilihan itu dilepaskan. Dan konsekuensi ini, baik positif ataupun negatif, akan memberikan pengaruh yang bersifat multi-arah dan menentukan kondisi dan situasi selanjutnya.

Pilihan yang dibuat antara malas atau jujur, tanpa pertimbangan atau dengan pertimbangan, mendengarkan atau mengabaikan teguran akan membawa dampak bagi jalan kehidupannya, kesuksesannya ataupun pengembangan pribadinya (19, 22, 31). Keharmonisan hubungan di dalam keluarga (20, 27) juga ditentukan dengan pilihan yang kita ambil (27). Kerusuhan yang terjadi di dalam masyarakat juga disebabkan karena manusia salah memilih dalam bersikap antara menunggu atau bertindak (18), dalam cara berkomunikasi baik non- verbal ataupun verbal (30). Dan yang paling utama dari semua itu, hubungan kita dengan Tuhan dapat menjadi renggang, jauh, atau bahkan Tuhan menjatuhkan hukuman-Nya, jika kita telah menentukan pilihan-pilihan (25, 26, 29, 33).

Renungkan: Pilihan-pilihan yang kita buat setiap hari adalah jalan setapak yang sedang kita bangun. Walaupun langkah ke depan masih gelap, namun kita sudah dapat memastikan di tempat yang bagaimana jalan setapak kita akan berakhir.

(0.96) (Ams 19:18) (sh: Harus berani sebelum terlambat (Rabu, 9 Agustus 2000))
Harus berani sebelum terlambat

Sebagai orang-tua, mendisiplin anak adalah kewajiban yang tidak gampang. Karena emosi dan perasaan memberikan pengaruh yang besar. Ada orang-tua yang karena terlalu sayang kepada anaknya, mereka cenderung menuruti semua kemauan anaknya. Namun ada juga orang-tua yang karena terlalu kesal dan jengkel terhadap ulah anaknya yang sangat bandel hingga timbul rasa benci terhadap anaknya.

Ada 3 tindakan wajib yang harus dijalankan oleh orang-tua agar sang anak tumbuh menjadi seorang yang bijak di masa depannya, yaitu nasihat, didikan, dan hajaran (18, 20). Ketiga hal itu harus dilakukan oleh orang-tua selagi masih ada harapan dan kesempatan. Sebab orang-tua hanya memiliki hari ini bukan kemarin atau esok hari. Orang-tua juga tidak mungkin melahirkan anaknya kembali. Amsal memaparkan keadaan terlambat yang akan terjadi jika orang-tua tidak berani melakukan 3 tindakan wajib di atas. Pertama, anak-anak akan tumbuh menjadi manusia malas. Amsal menggambarkannya sebagai orang yang pilih kelaparan daripada melakukan sesuatu bagi dirinya sendiri (24). Kedua, anak-anak akan tumbuh menjadi manusia yang tidak bisa hidup menurut norma-norma masyarakat yang berlaku sebab ia mempunyai norma-norma dan nilai-nilai sendiri (26). Bagaimana masa depan anak-anak kita jika mereka tumbuh dan berkembang dengan 2 keadaan terlambat tadi. Lalu bagaimana masa depan bangsa dan negara kita? Namun jangan karena ketakutan dan demi harga diri si orang-tua sendiri, maka mereka mengharapkan suatu perubahan yang drastis dari sang anak. Mereka cepat sekali marah (19), jika sang anak tidak segera menampakkan perbaikan sikap dan tingkah laku. Sehingga mereka akhirnya memutuskan hukuman yang tidak lagi bertujuan untuk masa depannya namun untuk `menghancurkan' anaknya sendiri (18). Ingatlah bahwa anak juga perlu waktu untuk mempelajari sikap dan tindakan orang tua terhadapnya, disamping belajar untuk memperbaiki tingkah lakunya sendiri (25).

Renungkan: Sebagai orang-tua Kristen ada tugas yang paling utama yang harus dilakukan yaitu membimbing dan memimpin anak menuju kepada hidup. Karena itu 3 tindakan wajib orang-tua harus mempunyai tujuan agar anak-anak takut akan Tuhan (23).

(0.83) (Ams 20:18) (ende: berperang)

ialah perdjuangan hidup.

(0.81) (Ams 27:1) (full: JANGANLAH MEMUJI DIRI KARENA ESOK HARI. )

Nas : Ams 27:1

Yakobus mungkin memikirkan ayat ini ketika menulis, "Sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi esok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap" (Yak 4:14). Oleh karena singkatnya dan ketidakpastian hidup ini, semua rencana kita harus senantiasa tergantung pada apa yang dikehendaki Tuhan (Yak 4:15) dan bukan pada anggapan kita sendiri. Kristus menerapkan kebenaran mengenai ketidaktentuan masa depan ini kepada perlunya selalu bersiap-siap untuk saat kedatangan-Nya

(lihat cat. --> Mr 13:35;

lihat cat. --> Luk 12:35-40;

lihat cat. --> Luk 21:34).

[atau ref. Mr 13:35; Luk 12:35-40; 21:34]

(0.76) (Ams 21:4) (jerusalem: pelita) Di sini pelita melambangkan hidup bahagia.
(0.73) (Ams 10:30) (ende: tak akan gontjang)

jakni tak akan ditjabut dari Tanah (hidup).

(0.69) (Ams 4:13) (full: KARENA DIALAH HIDUPMU. )

Nas : Ams 4:13

Di dalam kitab Amsal hikmat membawa hidup dan adalah hidup. Untuk hidup sebagaimana direncanakan Allah menghasilkan

  1. (1) hidup yang baik dan penuh sukacita (Ams 15:23,27),
  2. (2) biasanya hidup jasmani menjadi lebih panjang (ayat Ams 4:10; Ams 3:2; 9:11),
  3. (3) memiliki hidup yang moral dan rohani (Ams 8:35; 9:6; 10:16; Ams 19:23), dan
  4. (4) harapan untuk hidup setelah kematian (bd. Ams 11:7 dengan Ams 14:32). Kristus, yang menjadi hikmat kita

    (lihat cat. --> Ams 4:13 sebelumnya)

    [atau ref. Ams 4:13]

    adalah penggenapan cita-cita hikmat PL ini; kini Dia adalah hidup kita (Yoh 5:40; 11:25; 14:6), dan orang yang memiliki Anak memiliki hidup (1Yoh 5:12).
(0.68) (Ams 20:27) (jerusalem: Roh manusia) Ialah prinsip hidup yang di hembuskan Tuhan ke dalam manusia setelah badannya terbentuk, Kej 2:7+.
(0.68) (Ams 21:17) (jerusalem: gemar kepada minyak dan anggur) Artinya: hidup berfoya-foya. Minyak yang dimaksud ialah minyak wangi-wangian.
(0.66) (Ams 2:21) (ende: tanah)

ialah tanah nenek-mojang atau Palestina. Dan mendiami tanah itu berarti hidup dalam kesedjahteraan. Jang dimaksudkan disini buka surga atau dunia baka.

(0.66) (Ams 3:18) (ende: pohon kehidupan)

ialah pohon kehidupan dalam Firdaus, jang sudah lama mendjadi suatu lambang untuk semuanja, jang menjampaikan umur hidup jang pandjang.

(0.66) (Ams 6:26) (jerusalem: Karena bagi...) seorang isteri yang berzinah lebih membahayakan dari pada seorang pelacur. Pelacur puas dengan upahnya, sedangkan isteri yang tidak setia memakan seluruh hidup seseorang (membawa hukuman mati?)
(0.66) (Ams 13:23) (jerusalem: Huma...) Dalam terjemahan Yunani ayat ini berbunyi sbb: Orang benar hidup dalam kekayaan sepanjang banyak tahun; orang fasik tiba-tiba jatuh binasa.


TIP #27: Arahkan mouse pada tautan ayat untuk menampilkan teks ayat dalam popup. [SEMUA]
dibuat dalam 0.04 detik
dipersembahkan oleh YLSA