Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 4701 - 4720 dari 4837 ayat untuk ia (0.003 detik)
Pindah ke halaman: Pertama Sebelumnya 226 227 228 229 230 231 232 233 234 235 236 237 238 239 240 241 242 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.09) (Yak 2:14) (sh: Pembuktian iman (Rabu, 6 Juni 2001))
Pembuktian iman

Tidak ada gunanya bila seseorang mengaku beriman tetapi tidak disertai dengan perbuatan sebagai perwujudan imannya. Ilustrasi yang dipakai Yakobus (15-16) menggambarkan bahwa perkataan tanpa tindakan konkrit selaras perkataan adalah omong kosong, yang tidak akan membawa dampak apa pun bagi orang lain. Betapa pun besarnya bentuk perhatian melalui kata-kata pertolongan tidak akan menolong orang yang sedang kelaparan dan kedinginan, karena yang dibutuhkan adalah makanan dan pakaian.

Bagaimana orang lain mengenal kita sebagai orang yang percaya kepada Yesus Kristus? Dari KTP, surat baptis, surat sidi, ataukah surat keanggotaan gereja? Semua identitas ini tidak menjamin bila perbuatan baik kita tidak tercermin dalam kehidupan kita (20, 26), inilah iman yang kosong dan mati.

Benarkah bahwa iman yang benar seharusnya didasari pemahaman yang benar tentang siapa yang diimani? Dapatkah dibenarkan bilamana iman hanya berhenti sampai tingkat pemahaman saja? Jawaban bagi kedua pertanyaan ini adalah ‘tidak benar’. Mengapa demikian? Karena iman yang hanya muncul dari pengakuan tanpa penghayatan dalam kesehari-harian tidak menyelamatkan. Bukan dasar imannya — Yesus Kristus, yang tidak menyelamatkan, tetapi iman yang tidak terwujud dalam perbuatan merupakan slogan kosong yang hanya enak didengar tanpa membawa perubahan apa pun dalam dirinya, tak bedanya dengan pengakuan setan (19). Kepercayaan dan pengakuan setan bahwa Allah itu baik, Yesus Kristus adalah Anak Allah yang Maha tinggi, tidak membawa pengaruh apa pun baginya.

Abraham dibenarkan bukan karena iman yang kosong, namun karena perbuatan yang selaras dengan imannya, sehingga Allah berkenan kepadanya (21-24). Tak ada gunanya bila ia hanya mengaku dan percaya bahwa Allah Maha Kuasa membangkitkan orang mati tetapi tidak sungguh-sungguh melaksanakan kehendak Allah. Julukan baginya: “Bapak orang beriman” dan “sahabat Allah” memang tepat disandangnya sebagai orang yang melakukan imannya.

Renungkan: Berapa pun besarnya Anda mengaku memiliki iman kepada Yesus Kristus, namun tanpa perbuatan selaras iman, tidak akan mengubah apa pun dalam hidup Anda sebagai Kristen.

(0.09) (1Ptr 2:4) (sh: Pribadi kudus jemaat kudus (Minggu, 11 Juli 1999))
Pribadi kudus jemaat kudus

Dalam perikop ini, umat Kristen digambarkan sebagai batu hidup. Panggilan Kristen bukanlah ajakan untuk menjadi pengikut, tetapi peserta. Kita harus berhenti menonton dan masuk dalam karya dan rencana Allah. Sedemikian penting peran serta kita, sehingga disebut "batu yang hidup bagi pembangunan suatu rumah rohani". Hal penting lainnya yaitu bahwa pembangunan suatu rumah rohani hanya dapat dibangun oleh jemaat yang kudus secara komunitas dan pribadi.

Allah, Arsitek Agung. Orang percaya yang kudus secara pribadi dan juga jemaat yang kudus dibangun oleh Allah. Allah adalah Arsiteknya. Ia tahu persis batu mana yang disusun pada bagian atas, samping, tengah, dan bawah. Setiap orang percaya akan diletakkan pada bagian yang tepat dalam rencana dan karya Allah, sesuai dengan panggilan dan talenta masing-masing. Proses pembangunan itu tidak mudah, karena menuntut kesediaan menyangkal diri. Ada batu yang sebelum diletakkan harus diperhalus, dipotong lebih dahulu. Demikian pula proses Allah dalam menempatkan setiap individu Kristen dalam rencana-Nya. Mulai dengan perendahan dan penderitaan, berakhir dengan kemuliaan dan kesempurnaan.

Peran gereja masa kini. Sentuhan tangan Allah menciptakan suatu komunitas (kumpulan) umat yang rajani, bangsa yang kudus dan kepunyaan Allah. Gereja terdiri dari orang-orang berbagai suku, bangsa, tingkat pendidikan, sosial dan ekonomi adalah wujud agung karya Allah. Ke satuan umat dalam kepelbagaian ini merupakan keunikan yang harus dijaga dan dikembangkan keindahannya. Apa yang harus gereja lakukan? Panggilan Gereja adalah melayani, bahkan Gereja sendiri adalah pelayanan! Gereja adalah tangan-tangan Kristus untuk mencari, menjangkau dan melayani Tuhan. Tetap setia pada tugas panggilan adalah cara yang tepat apabila Gereja ingin menjaga karya agung Allah.

Doa: Ya Tuhan Yesus, ingatkanlah gereja-Mu untuk selalu setia pada tugas panggilan pelayanan yang telah Engkau embankan.

(0.09) (2Ptr 3:7) (sh: Waktu Allah bukan waktu manusia (Sabtu, 21 Oktober 2000))
Waktu Allah bukan waktu manusia

Kebodohan orang-orang yang tidak percaya adalah menganggap bahwa kedatangan Tuhan Yesus yang kedua tertunda, dan mengatakan bahwa penundaan itu membuktikan ketidakbenaran firman Tuhan. Haruskah orang beriman memiliki pola pikir yang sama? Orang beriman harus tahu bahwa Allah tidak menunda kedatangan-Nya kedua. Perbedaan pandangan ini didasarkan pada cara Allah menghitung waktu berbeda dengan cara manusia. Bagi Tuhan satu hari sama dengan 1000 tahun dan 1000 tahun seperti satu hari. Berarti, manusia tidak dapat menduga dan mengatur kapan Allah harus bertindak apalagi menentukan penggenapan hari Tuhan. Sebenarnya bila perbedaan ini kita letakkan dalam kacamata Illahi maka kita tidak hanya dapat menerimanya, tetapi juga bergembira. Sebab waktu Allah, berhubungan dengan: "supaya semua orang berbalik dan bertobat". Itu berarti waktu Allah sama sekali tidak berhubungan dengan kelambanan atau kealpaan Allah atas janji-Nya, tetapi berhubungan erat dengan kasih-Nya kepada kita dan sabar menanti kita untuk berbalik dan bertobat. Bila Allah sang empunya waktu dan pemilik kita sabar menanti waktu yang tepat untuk mempersiapkan kedatangan-Nya dan menggenapi janji penghakiman-Nya, apakah kita milik kepunyaan-Nya tidak dapat bersabar?

Tentang hari Tuhan yang dinantikan penggenapannya, Petrus menjelaskan bahwa pada hari itu seluruh alam semesta akan mengalami kebinasaan. Allah akan menggantinya dengan langit dan bumi baru. Semua orang dan bangsa-bangsa dihadapkan pada penghakiman Allah. Namun, ia tidak menguraikan panjang lebar tentang sifat hari Tuhan itu, karena penjelasannya lebih mengarah pada fakta dan kepastian penggenapan hari Tuhan itu. Berbahagialah orang beriman yang tetap setia menanti dan mempertahankan sikap hidup benar di hadapan Allah. Berbahagialah orang yang melihat penundaan penggenapan hari Tuhan ini sebagai perpanjangan waktu yang dikaitkan dengan sifat Allah yang penuh kasih.

Renungkan: Bila kita melihat bahwa penundaan dan perpanjangan waktu penggenapan hari Tuhan sebagai suatu kesempatan dari Allah untuk berbalik, bertobat, dan beroleh selamat, marilah kita responi kesempatan itu.

(0.09) (1Yoh 1:1) (sh: Persekutuan Kristen (Kamis, 27 November 2003))
Persekutuan Kristen

Melalui teks ini kita melihat dua hal yang erat berkaitan yaitu kesaksian jemaat dan persekutuan jemaat. Tanpa kesaksian jemaat tidak mungkin terjadi persekutuan.Pertama, kesaksian jemaat (ayat 1-3a). “Apa yang ada sejak semula” (ayat 1), inilah yang telah mereka lihat dan yang telah mereka dengar. Kesemuanya ini menunjuk bukan pada ajaran Kristen, melainkan pada seorang pribadi. Dengan perkataan lain, yang diberitakan bukan suatu ajaran agama, melainkan pribadi Yesus. Dialah yang menjadi sumber kehidupan manusia (ayat 1,2). Hidup rohani dan jasmani manusia bersumber dari Yesus. Artinya manusia dapat memiliki hidup jasmani, namun tidak memiliki hidup rohani. Jika manusia percaya pada Yesus melalui kesaksian orang Kristen, maka ia memiliki hidup rohani. Inilah artinya memiliki hidup kekal (ayat 2). Jadi Yesus, Pemberi hidup adalah isi pemberitaan dalam tugas kesaksian Kristen.Kedua, persekutuan jemaat. Orang yang percaya pada Yesus dihimpun dalam suatu persekutuan. Umat yang bersekutu karena Yesus kemudian menyatakan kesatuan persekutuannya melalui kesaksian. Mereka bersaksi tentang Kristus. Tujuan kesaksian adalah persekutuan (ayat 3). Umat Kristen bukan hanya suatu kumpulan sosial. Umat Kristen bersekutu untuk suatu tugas pelayanan yakni bersaksi. Persekutuan Kristen menjadi nyata melalui kesaksian. Umat Kristen menyaksikan berita yang sama yakni Yesus adalah sumber hidup. Umat yang bersaksi menyatakan bahwa mereka bersekutu dengan Kristus dan umat Kristen lainnya. Kesaksian merupakan bukti persekutuan dengan Kristus dan persekutuan umat yang bersaksi tentang Kristus.Apa akibat kesaksian jemaat? Membawa manusia lainnya ke dalam persekutuan umat. Kesaksian akan menyebabkan munculnya persekutuan.

Renungkan: Apakah persekutuan di mana kita berjemaat tidak terlalu tampak? Menurut Anda apa penyebabnya?

(0.09) (1Yoh 2:1) (sh: Pohon dikenal dari buahnya (Sabtu, 29 November 2003))
Pohon dikenal dari buahnya

Bila seseorang mengklaim bahwa dirinya mengenal Allah, tentu tutur kata dan perilakunya harus sesuai dengan firman Allah (ayat 3). Akan tetapi bila seseorang mengklaim hal yang sama, tetapi tutur katanya penuh kemesuman dan tipu muslihat, maka orang tersebut tidak hanya mendustai dirinya, tetapi juga mendustai Allah (ayat 4).

Penjelasan Yohanes mengenai hal ini harus disikapi dengan sangat serius baik oleh jemaat saat itu maupun kita di masa kini. Hal penting yang harus diperhatikan ialah bahwa mengenal Allah bukan soal perasaan religius atau soal meditasi pribadi. Mengenal Allah adalah soal ketaatan pada firman-Nya. Itu berarti setiap orang yang mengklaim diri mengenal Allah harus membuktikan bahwa dalam dirinya terdapat kebenaran dan kasih Allah yang sempurna (ayat 4,5). Meskipun demikian, manusia tetap manusia berdosa. Akan tetapi, sebagai orang berdosa yang telah berdamai dengan Allah, berdasarkan klaimnya, ia sekarang menghidupkan firman Allah dalam dirinya setiap hari dan di mana saja. Memiliki kasih sempurna berarti hidup sesuai dengan firman Allah dan Tuhan Yesus adalah teladan yang telah mendemonstrasikan kepada kita bahwa hidup yang taat melakukan firman Allah adalah keharusan umat percaya.

Jika kita ingin hidup sempurna, hidupkanlah firman Allah dalam hidup kita. Hiduplah seperti Tuhan Yesus hidup. Inilah yang harus dilakukan orang-orang percaya. Inilah hidup yang mewujudkan kasih sempurna. Jika kita mengklaim percaya pada Yesus tetapi tidak hidup sebagaimana Yesus menjalani kehidupan-Nya, maka kita adalah pendusta. Dusta pada Allah dan pada diri kita sendiri. Orang atau masyarakat di sekitar kita mengetahui bahwa kita mengenal Allah jika kita hidup seperti Kristus hidup. Bukan dari klaim-klaim yang kita katakan orang mengetahui kita mengenal Allah.

Renungkan: Hayatilah Tuhan Yesus melalui dan dalam perkataan dan perbuatan Anda.

(0.09) (1Yoh 2:12) (sh: Cinta dunia atau cinta Allah? (Senin, 1 Desember 2003))
Cinta dunia atau cinta Allah?

Yohanes memberi peringatan kepada orang Kristen tentang adanya ancaman yang dapat merusak persekutuan dengan Allah, yaitu cinta kepada dunia. Yohanes memberi dua alasan. Pertama, bahwa kasih pada dunia tidak berasal dari Allah (ayat 16). Dunia yang dimaksud bukanlah bumi yang kita huni, juga bukan manusia yang tinggal di bumi. Dunia menurut Yohanes adalah semua hal yang melawan Allah. Kedua, bahwa dunia yang dikasihi manusia tidak bersifat kekal (ayat 17). Sungguh merupakan kebodohan jika kita mengasihi hal-hal yang tidak kekal. Akan tetapi manusia tidak menyadarinya. Manusia lebih mencintai hal yang kelihatan yang bersifat sementara.

Bagaimana karakteristik cinta dunia? Yohanes menyebutkan tiga ciri khas cinta dunia:

[1] keinginan daging. Perlu dipahami bahwa wajar dan manusiawi jika manusia memiliki keinginan. Masalah timbul jika keinginan bercampur dengan daging membentuk keinginan daging. Istilah daging dalam ayat 16 menunjuk pada semua hal yang menentang Allah. Misalnya, keinginan seksual. Keinginan tersebut tidaklah keliru, yang keliru adalah jika perwujudan keinginan tersebut bertentangan dengan kehendak Allah. Keinginan seksual hanya boleh dilakukan dalam koridor perkawinan;

[2] keinginan mata. Misalnya, mata melihat milik orang lain dan menginginkannya. Mata membangkitkan nafsu rakus. Jika nafsu berahi dan nafsu rakus bersatu akan mengarah pada dosa perselingkuhan;

[3] keangkuhan hidup. Hidup adalah karunia Tuhan, tetapi ketika hidup disandingkan dengan keangkuhan ia menjadi dosa. Keangkuhan hidup merupakan pernyataan penolakan kehadiran Allah. Manusia angkuh melihat benda, properti, uang, karir cemerlang yang dimilikinya adalah prestasi bukan berkat Allah. Manusia angkuh merasa tidak perlu bergantung pada Allah dalam hidupnya.

Renungkan: Jika kasih pada Allah sudah mulai dingin, maka ini menjadi tanda bahwa kita sudah mengasihi dunia ini.

(0.09) (1Yoh 3:1) (sh: Anak-anak Allah (Kamis, 4 Desember 2003))
Anak-anak Allah

Manusia yang percaya pada Yesus mendapat status dan posisi baru. Sekarang mereka tidak disebut musuh Allah, melainkan anak-anak Allah. Status baru ini terjadi semata-mata karena kasih Allah yang besar (ayat 1). Apa akibat status baru ini? Pertama, dunia tidak mengenal kita (ayat 1). Jika orang-orang yang percaya kepada Kristus (gereja) mengalami penderitaan di dunia, kita tidak perlu heran, karena dunia tidak pernah menerima Yesus Kristus sebagai Anak Allah sehingga mereka juga menolak kita, para pengikut Yesus. Namun, penderitaan dan penganiayaan yang orang-orang Kristen alami justru merupakan bukti nyata bahwa kita adalah benar anak-anak Allah.

Kedua, menjadi seperti Kristus (ayat 2). Setiap orang yang percaya pada Yesus akan menjadi seperti Yesus. Jadi seperti nyatanya Yesus, demikianlah nyatanya orang percaya menjadi anak-anak Allah.

Ketiga, hidup suci (ayat 3). Menjadi anak-anak Allah merupakan dorongan bagi orang percaya untuk hidup seperti Yesus. Pergumulan dan persoalan hidup, seharusnya membuat kita bergantung sepenuhnya kepada Yesus. Hal ini tentu semakin membentuk orang percaya menjadi serupa dengan Yesus. Inilah hidup suci yaitu hidup yang tidak pernah lari dari pergumulan dan persoalan hidup.

Keempat,tidak ada dosa (ayat 6). Di dalam Yesus tidak ada dosa. Sehingga setiap orang yang percaya pada Yesus pun demikian. Lebih tegas dikatakan dalam ayat 9 bahwa setiap orang yang lahir dari Allah tidak berbuat dosa. Ayat 8 dan 10 juga mengutarakan hal yang senada. Sebaliknya, berbuat dosa menjadi bukti bahwa ia tidak berada dalam Yesus. Namun, bagi anak-anak Allah kemungkinan untuk berbuat dosa dan tidak berbuat dosa sangat terbuka. Sampai Yesus datang kedua kali, maka anak-anak Allah hidup di dalam ketegangan di antara dua kemungkinan tersebut.

Renungkan: Jika kita berbuat dosa berarti persekutuan dengan Allah sedang terganggu, segera bertobat!

(0.09) (1Yoh 3:11) (sh: Mengasihi adalah tanda anak-anak Allah (Jumat, 5 Desember 2003))
Mengasihi adalah tanda anak-anak Allah

Hari ini kita belajar tentang suatu kenyataan yaitu tanda yang memperlihatkan bahwa seseorang hidup dalam Yesus adalah kasih.

Bagi Yohanes, kasih bukanlah sekadar kata benda atau kata sifat. Dalam teks bacaan ini Yohanes memakai kata kerja ‘mengasihi’ (ayat 11,14,18). Sebagai kata kerja “kasih” tidak dapat dilepaskan dari relasi personal dan sosial dengan manusia lainnya. Seseorang tidak dapat mengatakan bahwa ia penuh kasih ilahi, tetapi hidup tanpa relasi dengan manusia lainnya. Kasih memerlukan objek untuk dikasihi, yaitu sesama manusia. Secara khusus hakikat kasih dikontraskan dengan dua model yakni Kain dan Kristus.

Hidup Kain. Dalam kitab Kejadian dilaporkan bahwa persembahan Kain tidak diterima, sedang persembahan Habel, adiknya, diterima Allah (ayat 4:3-8). Akibatnya timbul kecemburuan dan kebencian dalam diri Kain. Kegagalan Kain untuk mengasihi adiknya melahirkan kebencian mendalam dan akhirnya pembunuhan. Kain membenci Habel yang berbuat benar di hadapan Allah. Perbuatan benar inilah yang dibenci oleh dunia. Oleh sebab itu, Yohanes memperingatkan kita bahwa jika kita membenci perbuatan benar maka tidak ada kasih, dan itu berarti kita sedang membenci. Membenci berarti membunuh. Inilah hidup model Kain.

Hidup Kristus. Kedatangan Yesus ke dalam dunia menunjukkan wujud kasih Allah kepada kita. Karya Yesus selama Dia hidup, baik perkataan maupun perbuatan, mendemonstrasikan kasih Allah. Bukti kasih yang lebih jelas adalah ketika Kristus menyerahkan nyawa-Nya, berkurban untuk kita (ayat 16). Yesus rela menyerahkan nyawa-Nya sendiri agar kita hidup. Oleh karena itu, orang yang percaya pada Yesus patut meneladani kasih Kristus. Kita pun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara seiman (ayat 16).

Renungkan: Menerima Yesus berarti menerima kasih Allah. Izinkan Dia aktif, mengungkapkan kasih itu dalam perbuatan kita!

(0.09) (Yud 1:1) (sh: Berjuang mempertahankan iman (Senin, 10 Desember 2001))
Berjuang mempertahankan iman

Maksud semula Yudas adalah menulis sepucuk surat mengenai keselamatan kita bersama, tetapi kemudian ia harus mengubah maksud tersebut karena para penyesat telah menyusup ke tengah-tengah jemaat dan mengacaukan orang Kristen (ayat 4a). Yudas kemudian mengubah maksudnya dengan menulis sepucuk surat yang berisi nasihat untuk berjuang mempertahankan iman (ayat 3b). Kata mempertahankan menggambarkan suasana pertempuran rohani yang harus diikuti oleh orang percaya yang setia mempertahankan iman.

Berjuang mempertahankan iman berarti: [1] Menentang mereka yang walaupun berada di dalam persekutuan gereja, namun menyangkal kekuasaan Alkitab atau memutarbalikkan iman yang sejati, sebagaimana disampaikan oleh Kristus dan para rasul; [2] Memberitakan kebenaran kepada setiap orang (Yoh. 5:47) dan tidak membiarkan beritanya dilemahkan oleh orang-orang fasik yang memutarbalikkan kebenaran. Para penyesat yang Yudas maksudkan adalah mereka yang menyalahgunakan kasih karunia Allah dan menyangkal Yesus Kristus.

Salah satu parameter yang paling sederhana untuk mengukur skala benar-tidaknya suatu ajaran yang ada di dalam kehidupan anggota jemaat adalah dengan filter firman Tuhan yang dijabarkan dengan ringkas di dalam pengakuan iman rasuli. Bila mereka menolak Yesus di dalam penganiayaan, menolak Yesus demi kesenangan hidup, menolak Yesus di dalam penghiburan, atau menolak Yesus dengan mengembangkan gagasan palsu tentang Allah, berarti mereka telah menolak seluruh esensi ajaran firman Tuhan dan kredo gereja. Dengan demikian, kita dapat segera mengantisipasi para penyesat yang mencoba mengombang-ambingkan para pengikut Kristus di dalam suatu komunitas.

Renungkan: Perjuangan yang banyak memeras tenaga dan pikiran bukan hanya milik para prajurit militer yang sedang bertugas di medan pertempuran, tetapi juga berlaku di dalam peperangan rohani. Kristen perlu menyadari hal ini dan turut mengambil bagian dalam perjuangan yang nyata untuk membangun benteng pertahanan iman yang kokoh.

(0.09) (Yud 1:5) (sh: Awas, banyak penyesat! (Selasa, 11 Desember 2001))
Awas, banyak penyesat!

Di dalam bagian ini, Yudas memberikan peringatan kepada pembacanya agar bersikap kritis dalam menghadapi para penyesat yang ada bersama-sama dengan mereka di dalam satu lingkungan. Yudas membeberkan beberapa contoh pemberontakan yang secara gamblang dan pasti mendatangkan hukuman. Ia mulai dengan sejarah ketidaktaatan bangsa Israel (ayat 5), malaikat yang tidak taat (ayat 6), dan dosa penyimpangan penduduk Sodom dan Gomora (ayat 7). Yudas juga mempertajam tulisannya dengan menyebutkan tingkah laku para penyesat yang cepat menghujat semua yang mulia di surga (ayat 8-9), dan bertindak seperti Kain: sang pembunuh saudara, atau seperti Bileam: si pengajar bangsa Israel untuk berbuat dosa.

Para penyesat ini ibarat gembala palsu yang tidak mempunyai rasa tanggung jawab kepada orang lain, kecuali bagi dirinya sendiri. Pangkal perbandingan dalam ayat 12b adalah jelas karena awan-awan dan pohon-pohon memang menjanjikan suatu hasil, namun kenyataannya gagal sama sekali.

Sama seperti bangsa Israel, sekalipun telah menerima hak istimewa, mereka tetap dapat jatuh ke dalam malapetaka. Kita juga tidak dapat memandang diri kita sudah aman, oleh sebab itu kita perlu selalu berada di dalam kewaspadaan terhadap hal-hal yang keliru. Untuk mengantisipasi kondisi ini maka kita harus mengingat bahwa demikian juga mereka yang mengacaukan gereja tidak pernah memandang diri mereka sebagai musuh-musuh gereja dan kekristenan, melainkan menganggap diri mereka sebagai pemikir-pemikir yang sudah lebih maju atau suatu golongan yang berada di atas orang Kristen biasa. Kelompok ini sering dikenal sebagai kelompok elite rohani palsu. Kita perlu mewaspadai mereka dengan sungguh-sungguh.

Renungkan: Para penyesat yang sedang melancarkan propaganda ajarannya tidak pernah memasang plang atau spanduk yang bertuliskan bahwa mereka adalah penyesat. Kitalah yang harus selalu memperingatkan diri sendiri dan saudara seiman agar tidak tertipu oleh para penyesat yang berada dekat dengan jemaat. Alih-alih mereka yang mempengaruhi kita, kitalah yang seharusnya mempengaruhi mereka.

(0.09) (Why 6:1) (sh: Sang Anak Domba menghakimi (Kamis, 11 Agustus 2005))
Sang Anak Domba menghakimi

Yohanes telah menguatkan Gereja yang sedang menderita bahwa Kristus sudah memerintah di atas para penguasa dunia (pasal 1-2). Dalam pasal 4-5, Gereja dikuatkan bahwa melalui penderitaan Kristus menang dan karena-Nya Gereja menerima kemenangan. Kini Kristus yang menang itu, bertindak membuka keenam meterai pertama yang berisi berbagai hukuman atas dunia ini. Akibatnya terjadi kekacauan dalam dunia yang diungkapkan dengan "saling gigit" dan membinasakan sebagai dampak pemerintahan dan hukuman Kristus.

Keempat meterai pertama dilambangkan oleh empat ekor kuda pembawa berbagai malapetaka. Keempat malapetaka itu bisa terjadi serempak atau berurutan. Kuda keempat yang menyimpulkan semua malapetaka itu adalah Maut yang datang menimpa penduduk dunia. Kuda pertama dan terakhir memberitahukan bahwa manifestasi hukuman dari Allah itu adalah malapetaka alam dan manusia pengikut sebagai alat si jahat. Sebagai Raja, Kristus kini memurnikan orang beriman dan menghukum mereka yang tidak tunduk kepada-Nya melalui alat-alat penyebar petaka tersebut.

Seperti pemimpin mereka yang telah dibantai (Why. 5:6), para martir telah dibunuh karena iman mereka akan firman Allah dan kesaksian hidup mereka (Why. 6:9). Bagi-Nya, penderitaan umat-Nya bernilai mulia bagaikan kurban di mezbah. Penderitaan karena iman adalah jalan menuju kemenangan dan ungkapan kurban untuk kemuliaan Dia yang lebih dulu berkorban bagi kita. Dia yang telah menang dan memerintah dalam kemuliaan, mendengar doa-doa umat-Nya dan membela mereka. Dia tidak membiarkan begitu saja pengurbanan umat-Nya yang tekun dalam iman dan penderitaan, tetapi Ia bertindak menghukum kejahatan para penyebab penderitaan itu (ayat 12-17). Dia yang telah mencurahkan darah-Nya untuk umat-Nya, akan membela mereka yang karena iman kepada-Nya rela mencurahkan darah mereka.

Responsku: __________________________________________________________________________________________

(0.09) (Why 8:1) (sh: Surga sunyi senyap! (Sabtu, 13 Agustus 2005))
Surga sunyi senyap!

Dalam PL, sunyi senyap tidak selalu menandai keengganan orang untuk bicara, tetapi bisa berarti kebisuan orang yang gentar di hadapan murka Allah (Mzm. 31:18; Yes. 47:5). Di hadapan kekudusan Allah, semua makhluk khususnya manusia harus berdiam diri (Hab. 2:20; Mzm. 37:7; Zak. 2:13). Dampaknya seisi surga sunyi senyap. Kapan itu terjadi? Ketika meterai ketujuh dibukakan. Meterai ketujuh itu identik dengan tujuh sangkakala yang setiap kali ditiup menimbulkan berbagai wujud murka Allah yang menghancurkan jagat raya yang cemar dosa ini. Boleh jadi, hal ini menandakan murka Allah terakhir yang kelak digambarkan secara terbatas oleh berbagai petaka di bumi saat ini. Di hadapan puncak murka Allah itulah, seisi surga sunyi senyap karena gentar.

Murka Allah bukan hanya bersumber pada keadilan dan kekudusan-Nya. Murka-Nya berkaitan dengan doa-doa para orang kudus. Doa-doa dan dupa penyembahan kepada Allah itulah yang meledak bak halilintar dan gempa bumi ketika dilemparkan ke bumi (Why. 8:5). Doa bukan hal sepele. Ia alat anugerah Allah bagi umat-Nya. Melalui doa Allah memelihara umat-Nya dan menghakimi dunia ini. Doa ialah strategi perang sebagai bagian pengenaan segenap senjata Allah, yang menjamin kemenangan umat-Nya (bdk. Ef. 6:18-20).

Keempat sangkakala yang dicatat di pasal ini adalah hukuman peringatan (Why. 8:13b). Ada kesejajaran antara empat petaka dari sangkakala ini dengan empat petaka Allah atas Mesir (Kel. 9:22-25; 7:20-25; 10:21-23; 10:12-15). Tulah-tulah itu tidak dimaksudkan untuk melunakkan, tetapi mengeraskan hati Firaun agar rencana Yahweh meluputkan Israel terlaksana. Demikian juga, semua hukuman dari sangkakala ini hanya awal peringatan kedatangan murka akhir Allah. Hukuman dari sangkakala ini adalah tindakan pembelaan Allah atas umat-Nya yang bertujuan memberi keluputan total bagi umat Allah dari dunia yang jahat ini.

Responsku: ________________________________________ ___________________________________________________

(0.09) (Why 10:1) (sh: Kitab Terbuka Lagi, ... (Selasa, 5 November 2002))
Kitab Terbuka Lagi, ...

Setelah enam malapetaka yang merupakan pembalasan sekaligus peringatan terhadap umat manusia, tampillah malaikat dalam sosok raksasa yang merepresentasikan pemberlakuan kekudusan, keadilan, belas kasihan dan kesetiaan perjanjian serta pimpinan Allah atas umat-Nya. Sifat dan sikap Allah tersebut berlaku universal dan tersimpul dalam firman-Nya, yakni Injil (gulungan kitab yang terbuka). Seruan pemberlakuan karakter Allah di seluruh muka bumi itu dahsyat dan mengundang gema mengenai masa depan yang akan dicapai melalui pemberlakuan karakter Allah secara universal. Namun demikian, ketika Yohanes sang pelihat bermaksud menuliskan hal tersebut, ia dilarang (ayat 4). Dengan demikian, gambaran tentang masa depan belum saatnya dikemukakan.Meskipun begitu, suatu kepastian dikemukakan bahwa masa toleransi Ilahi atas respons umat manusia yang terus-menerus menolak Allah dan Kristus-Nya serta memusuhi umat-Nya tidak akan berlaku selamanya. Saat murka dan penghukuman terakhir akan tiba dan tidak akan ditunda, meskipun untuk itu pemberontakan manusia harus terlebih dulu mencapai puncaknya.

Menjelang kedatangan saat yang paling menentukan itu, si pelihat menerima titah untuk menyampaikan Firman Allah kepada banyak bangsa dan kaum dan bahasa. Perlambangannya adalah memakan gulungan kitab tersebut, yang terasa manis di mulut namun pahit di perut. Maksudnya, keindahan firman Allah, yakni Injil itu, sebanding pula dengan konsekuensi yang dituntut bagi para pemberita dan orang-orang yang setia padanya. Injil seperti kata Paulus, "adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya" (Rom. 1:16), tetapi juga, karena kesaksiannya yang tuntas tentang Kristus dan karya-Nya, menuntut kesetiaan yang total yang tidak jarang harus dibayar dengan kepahitan penderitaan.

Renungkan:
Di tengah dunia yang sarat dengan kebobrokan moral dan perlawanan terhadap Kerajaan Allah, ternyata Allah terus berkarya menyatakan karakter-Nya. Bersama dengan itu, tersedia jugalah hukuman setimpal bagi keberdosaan umat manusia yang enggan bertobat.

(0.09) (Why 21:1) (sh: Sirnanya lara (Rabu, 20 November 2002))
Sirnanya lara

Harapan selalu memiliki dua sisi. Pertama adalah kebahagiaan. Kedua adalah keresahan. Keseluruhan perikop ini selain merupakan kesimpulan dari bagian sebelumnya, sekaligus jendela untuk mengantisipasi teks-teks selanjutnya. Di sini tibalah langit yang baru dan bumi yang baru. Istilah "baru" lebih menunjuk ke perubahan kualitas, suatu transformasi. Artinya, yang lama masih tetap hadir, namun dalam perubahan dahsyat. Perubahan itu seperti tubuh Kristus yang dimuliakan—tubuh itu tetaplah tubuh- Nya, namun diperbarui dalam kilauan kemegahan. Di sana laut tak ada lagi. Ada baiknya kita memahami "laut" secara simbolis. Dalam Alkitab, ‘laut’ bisa menunjuk ke sumber kejahatan (ayat 12:18), tempat orang-orang mati (ayat 20:13), dan tempat air secara harfiah. Namun, dalam 21:4 kita melihat bahwa laut sebagai perwakilan dari dunia yang lama, dunia yang penuh dengan penderitaan, kejahatan, dan kematian. Kala laut tiada, lara pun sirna.

Sebuah kota yang kudus turun dari surga. Yerusalem baru adalah gereja Tuhan di mana orang percaya yang setia mempertahankan imannya berkumpul; Seperti pengantin perempuan yang menjaga kemurnian dan keelokan dirinya bagi sang suami tercinta (bdk. 3:12). Orang-orang ini akan masuk ke dalam keintiman tak bertara bersama Allah dan Kristus, sang kekasih hati mereka.

Lalu terdengarlah sebuah suara dari surga (ayat 3). Suara itu menjadi satu tanda bahwa tiada lagi yang dapat memisahkan mereka yang tetap teguh mempertahankan hubungan dengan Allah dan Kristus. Terjemahan yang lebih setia menyatakan, "Mereka akan menjadi umat-umat-Nya". Bukan hanya bangsa Israel yang dimaksud, namun orang-orang seluruh bangsa, suku, dan bahasa terhisab di dalamnya. Keselamatan menjadi universal, dan kehadiran Allah tak lagi dibatasi tembok-tembok bait Allah. Ia hadir secara penuh senantiasa. Nestapa akan berlalu. Hidup akan selamanya indah.

Renungkan:
Jika nubuat Tuhan tentang penganiayaan terlaksana, bukankah kemuliaan akan tiba jua? Jadilah mempelai Kristus yang senantiasa elok!

(0.09) (2Raj 25:22) (sh: Penghukuman dan kasih berjalan beriringan (Sabtu, 22 Juli 2000))
Penghukuman dan kasih berjalan beriringan

Seorang anak berusia hampir 4 tahun bersikeras tidak mau membereskan mainannya. Maka dengan terpaksa sang ayah memukul bagian pantatnya. Tiga kali pukulan membuat sang anak menangis namun akhirnya membereskan mainannya. Melihat sang anak menangis dan kesakitan, sang ayah menjadi iba. Anak itu dipeluk dan digendongnya. Untuk menghibur sang anak, sang ayah segera mengajaknya pergi ke warung dekat rumah untuk membeli permen kesukaan sang anak. Anak itu masih harus menanggung akibat hukuman karena pantatnya masih sakit, namun ia sekaligus mendapatkan kasih ayahnya yang begitu besar.

Meskipun tidak persis sama, cerita di atas dapat dikatakan sebagai versi lain dari babak akhir kisah kerajaan Yehuda. Yehuda yang sudah hancur lebur masih mendapat perhatian dari raja Babel. Raja Babel mengangkat seseorang menjadi pemimpin bagi mereka yaitu Gedalya. Sebab ia adalah seorang yang tepat untuk jabatan itu. Nabi Yeremia mencatat bahwa Gedalya adalah seorang pribadi yang sangat mengagumkan meskipun naif (Yer. 40). Latar belakangnya juga mengesankan karena ia adalah cucu dari salah seorang penasihat Yosia sang pembaharu (22:3). Karena reputasinya itulah, para gerombolan pemberontak yang masih berkeliaran mau tunduk secara suka rela kepadanya dan meletakkan senjata mereka untuk kembali bekerja menggarap tanah. Tetapi kasih Allah yang dinyatakan melalui raja Babel itu dihalangi oleh segelintir orang yang tidak bertanggung jawab (26).

Namun kasih Allah tidak dapat dihalangi oleh siapapun. Jika kasih kepada Yehuda yang dinyatakan di wilayah Yehuda sendiri mendapatkan halangan yang cukup berarti. Maka lazimnya kasih itu tidak akan pernah dapat dinyatakan di wilayah Babel, musuh Yehuda, apalagi di istana raja Babel. Namun kenyataannya lain bukan (27-30)? Mengapa? Itu semua memperlihatkan bahwa kedaulatan Allah tidak hanya berlaku atas penghukuman yang dijatuhkan bagi Yehuda lewat tangan Babel, namun juga berlaku atas kasih-Nya yang dicurahkan kepada umat pilihan-Nya.

Renungkan: Kasih dan penghukuman-Nya berjalan beriringan ditopang oleh kedaulatan-Nya. Ini adalah berita kesukaan karena ini semua bukan teori tapi dapat menjadi kenyataan, karena jika seorang ayah mampu melakukan itu, tentu saja Allah jauh lebih mampu.

**Pengantar Amsal 10-20**

Amsal berbentuk tulisan-tulisan yang ringkas, sangat praktis, dan dapat dibaca dengan 2 cara. Pertama, membaca beberapa ayat sekaligus untuk mendapatkan beberapa topik pengajaran. Kedua, memfokuskan beberapa topik yang sama dan serupa untuk mendapatkan pengajaran tentang satu topik yang mendalam dan luas cakupan. Uraian Amsal dalam edisi ini didasarkan pada cara membaca yang kedua.

Tema-tema Amsal 10-20 Ada 2 tema dasar yang hampir selalu mewarnai kitab Amsal yaitu sebab-akibat (retribusi) dan 2 jalan (orang benar dan orang fasik). Selain itu Amsal 10-20 juga mempunyai 2 tema utama praktis yang sangat penting dan relevan bagi kehidupan di zaman modern ini yaitu:

Disiplin. Orang bijak akan menerima disiplin baik dalam bentuk hardikan maupun pukulan (13:1; 20:30) sebagai sesuatu yang sangat berharga. Penerimaan atau penolakan disiplin menentukan keberhasilan hidup seseorang (15:10; 19:25; 10:17).

Keluarga. Amsal seringkali berbicara tentang hubungan antar manusia di dalam sebuah keluarga. Isinya antara lain berupa peringatan tentang perangkap sebuah keluarga adalah istri yang suka bertengkar (19:13). Seorang perempuan bijak akan menjamin kesuksesan sebuah keluarga, namun perempuan yang bodoh menyebabkan kehancuran (14:1). Istri yang bijak merupakan tanda bahwa seseorang dikenan dan dianugerahi oleh Allah (18:22; 19:14). Hubungan orang-tua dan anak merupakan salah satu hal yang terbaik dalam hidup (17:6). Beberapa amsal menyatakan bahwa ketidaktaatan kepada orang-tua merupakan kesalahan yang serius dan akan berakibat fatal (20:20; 17:2). Konsekuensi juga akan jatuh atas orang tuanya jika anak-anaknya jahat (17:21,25; 19:26). Kegagalan mendidik anak menunjukkan kasih orang-tua yang kurang (13:24). Orang-tua yang hidup benar memberikan jaminan bagi anak-anaknya untuk menerima warisan yang baik (13:22). Orang-tua yang mendisiplin anaknya sejak muda, akan menjamin kebahagian orang-tua di masa mendatang (19:18).

Penulis dan waktu penulisan. Ditulis oleh raja Salomo yang memerintah dari 970-930 sM. Beberapa amsal merupakan koleksi Salomo. Beberapa yang lain ditambahkan oleh orang lain (22:17). Hampir dapat dipastikan bahwa penyusunan koleksi amsal ini selesai pada zaman raja Hizkia (715-686 sM).

(0.08) (Dan 12:13) (ende)

Oleh sebab pada achir djaman pasti bangkit kembali akan keselamatan, maka Daniel boleh meninggal dengan tenang hati, meskipun tidak melihat keselamatan terlaksana.

(0.08) (Kol 1:24) (ende: Jang kuderita demi kepentingan kamu)

Maksud utjapan Paulus tepat sukar ditentukan. Kami mengemukakan beberapa kemungkinan.

a) Paulus ditangkap oleh orang-orang Jahudi dan sedang meringkuk dalam pendjara karena kegiatannja sebagai rasul bangsa-bangsa penjembah dewa-dewa, jaitu setjara tak langsung demi kepentingan-kepentingan umat Kolose djuga.

b) Tawanannja djuga setjara langsung menguntungkan bagi umat Kristus, sebab ia mendapat banjak kesempatan untuk memberi kesaksian tentang Kristus dan keluhuran tjita-tjita Indjil. Batjalah Fili 1:12-14.

c) Segala sengsara berfaedah untuk memperkuat semangat umat-umat. Batjalah 2Ko 1:4-7.

d) Tetapi pikiran-pikiran Paulus tentu djauh lebih mendalam. Penderitaan dan segala djenis sengsaranja ditanggungnja dengan sabar dan dipersembahkannja kepada Allah sebagai doa-doa bagi umat.

Dalam Mat 5:11-12 Jesus bersabda: Berbahagialah kamu, kalau kamu diumpat, dianiaja dan difitnah oleh karena Aku, bersukatjitalah dan bergembiralah sebab gandjaranmu besar dalam surga kelak. Dan apa jang berguna bagi salah suatu anggota pribadi, menguntungkan bagi seluruh umat menurut tandasan Paulus dalam 1Ko 12:25-26. Lagi pula Paulus banjak berdoa bagi umat-umat, dan umat umat diadjak untuk berdoa baginja atau pula untuk berdoa jang seorang lagi jang lain.

Tetapi doa-doa diungkapkan bukan dengan perkataan sadja, melainkan djuga dengan berpuasa atau pengurbanan-pengurbanan jang lain. Dan demikian biasanja dalam hidup keagamaan mempersembahkan kesabaran dalam kesengsaraan dan kerelaan menanggung penderitaan sebagai doa-doa kepada Allah untuk kepentingan-kepentingan menanggung penderitaan sebagai doa-doa kepada Allah untuk kepentingan-kepentingan tertentu. Dalam dipersembahkan sebagai kurban-kurban "rohani" jang dipersatukan dengan persembahan abadi Imam Agung kita disurga jang tetap hidup sebagai pengantara kita. Lih. Ibr 7:25 dan ingat akan 1Pe 2:5. Tentu sadja demikian pula pandangan Paulus dalam utjapannja 2Ti 2:10.

(0.08) (Kel 32:11) (full: MUSA MENCOBA MELUNAKKAN HATI TUHAN. )

Nas : Kel 32:11

Doa syafaat Musa bagi umat Israel (ayat Kel 32:11-14) menunjukkan bahwa Allah menjawab doa-doa para hamba-Nya yang setia dan membiarkan mereka berperan serta dalam tujuan-tujuan dan keputusan-keputusan-Nya mengenai penebusan.

  1. 1) Jelas sekali bahwa Allah ingin membinasakan umat pemberontak itu (ayat Kel 32:10). Namun Musa, yang bertindak sebagai perantara di antara Tuhan dengan umat itu, dengan sungguh-sungguh memohon syafaat supaya melunakkan hati Allah sehingga mengubah maksud-Nya.
  2. 2) Karena doa Musa yang sungguh-sungguh, Tuhan menaruh belas kasihan (ayat Kel 32:14;

    lihat cat. --> Yak 5:16;

    [atau ref. Yak 5:16]

    lihat art. DOA SYAFAAT).

  3. 3) Kebenaran akbar yang ditekankan di sini ialah bahwa Allah menjadikan hamba-hamba-Nya rekan sekerja (1Kor 3:9). Ia menunjuk mereka sebagai perantara dan juru syafaat bagi yang terhilang

    (lihat cat. --> Rom 9:2),

    [atau ref. Rom 9:2]

    dan sampai batas tertentu nasib orang yang nyaris binasa ada di tangan mereka

    (lihat cat. --> Mat 9:38).

    [atau ref. Mat 9:38]

    Jadi, Allah telah menetapkan bahwa doa syafaat yang sungguh-sungguh dari orang yang benar dapat menggerakkan hati-Nya untuk mengubah maksud-Nya yang sementara dan mendatangkan penebusan bukannya hukuman (bd. Yeh 22:30). Doa sungguh-sungguh mengubahkan keadaan (bd. Mazm 106:44-45; Yer 18:8; 26:3,13,19; Am 7:2-6; Yun 3:10;

    lihat art. DOA SYAFAAT).

  4. 4) Allah tidak mengabaikan doa syafaat seorang hamba yang setia selama harapan akan penebusan masih tetap ada. Syafaat akan ditolak Allah hanya apabila dosa sudah mencapai puncaknya (bd. Yer 15:1; Yeh 14:14,16).
  5. 5) Merupakan rahasia yang tak terselami bahwa Allah dapat diyakinkan oleh doa syafaat manusia yang serba lemah untuk mengubah tindakan yang telah dinyatakan dan berbalik dari murka kepada pengampunan. Allah bukanlah oknum ilahi yang tak berperasaan atau takdir yang tegar, tetapi Allah berkepribadian yang senang digerakkan oleh kasih, iman, dan doa umat-Nya yang setia

    (lihat art. PEMELIHARAAN ALLAH).

(0.08) (Ayb 42:7) (full: SETELAH TUHAN MENGUCAPKAN FIRMAN ITU. )

Nas : Ayub 42:7

Walaupun kitab Ayub tidak pernah memberikan penyelesaian yang menentukan mengenai persoalan penderitaan yang tidak sepantasnya dialami orang benar, jawaban akhirnya tidak dijumpai dalam pemikiran teologis, tetapi dalam suatu perjumpaan pribadi di antara Allah dengan penderita yang setia.

  1. 1) Hanya kehadiran pribadi dari Allah akan mendatangkan kepercayaan akan kasih karunia dan maksud-Nya bagi kehidupan kita. Allah mengutus Roh Kudus sebagai Penolong dan Penasihat

    (lihat cat. --> Yoh 14:16)

    [atau ref. Yoh 14:16]

    bagi mereka yang percaya kepada Kristus.
  2. 2) Kehadiran Allah ini melalui Roh Kudus mengajarkan kita bahwa kita dapat mempercayai kasih Allah, baik di tengah keadaan yang sulit maupun berkat. Melalui kehadiran Kristus kita memperoleh keyakinan bahwa Allah ada di pihak kita dan bahwa Dia mengusahakan yang terbaik bagi kita

    (lihat cat. --> Rom 8:28).

    [atau ref. Rom 8:28]

(0.08) (Mzm 2:1) (full: MENGAPA RUSUH BANGSA-BANGSA. )

Nas : Mazm 2:1-12

Mazmur ini terdiri atas empat pemandangan yang berbeda.

  1. 1) Pemazmur mulai dengan membicarakan bangsa-bangsa dan raja-raja dunia yang menentang Yang Diurapi Allah (ayat Mazm 2:1-3; bd. Kis 4:25-27;

    lihat cat. --> Mazm 2:2 berikutnya)

    [atau ref. Mazm 2:2]

    -- suatu gambaran menyedihkan mengenai pemberontakan congkak umat manusia terhadap Allah, hukum-Nya, penebusan-Nya, Mesias-Nya, dan ajaran moral penyataan-Nya. Para penulis PB juga melihat dunia sedang menentang Kristus, orang percaya, dan iman alkitabiah (Yoh 15:19; Ef 6:12).
  2. 2) Allah menanggapi mereka dengan mencemooh usaha bodoh dari dunia yang berusaha menyingkirkan Dia (ayat Mazm 2:4-6). Saatnya akan tiba ketika Ia akan mengakhiri pemberontakan manusia dan menegakkan kerajaan-Nya di atas muka bumi ini (lih. Rom 1:18; 1Tes 5:1-11; 2Tes 2:8; Wahy 19:11-21).
  3. 3) Allah Bapa berjanji untuk mengutus Anak yang dikasihi-Nya (ayat Mazm 2:7-9), puncak warisan bangsa-bangsa (lih. Kis 13:33; Ibr 1:5; Ibr 5:5; bd. Mat 3:17; 17:5; 2Pet 1:17), untuk mengalahkan semua pihak yang menentang pemerintahan-Nya. Jadi, janji ini akan digenapi ketika Kristus datang ke dunia pada akhir zaman dan membinasakan semua musuh Allah (lih. Wahy 12:5; 19:15). Ketika itu semua orang percaya yang setia akan ikut memerintah bangsa-bangsa bersama dengan Dia (Wahy 2:26-27).
  4. 4) Melalui pemazmur, Roh Kudus menasihati umat manusia untuk bersikap bijaksana di hadapan Allah Yang Mahakuasa dan berlindung pada-Nya sebelum hari penghakiman yang dahsyat itu tiba (ayat Mazm 2:10-12; Ibr 3:7-19).


TIP #12: Klik ikon untuk membuka halaman teks alkitab saja. [SEMUA]
dibuat dalam 0.04 detik
dipersembahkan oleh YLSA