Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 221 - 231 dari 231 ayat untuk hebrew:ya (0.000 detik)
Pindah ke halaman: Pertama Sebelumnya 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.15) (Mzm 34:1) (sh: Iman yang berakar pada karakter Tuhan (Kamis, 2 Agustus 2001))
Iman yang berakar pada karakter Tuhan

Mazmur ini merupakan suatu lantunan syukur (ayat 2-11) dan nyanyian pengajaran Daud (ayat 12-23) yang mengajak kita mengarahkan pandangan kepada Tuhan (ayat 6), menikmati kebaikan- Nya (ayat 9), serta merasakan kedekatan dengan-Nya pada masa-masa yang sulit (ayat 19). Alasan dari ajakannya ini tidak lain didasarkan pada karakter Tuhan yang mendengar (ayat 7a, 18a), melepaskan (ayat 5b, 18b), dan menyelamatkan (ayat 7b, 19b) orang- orang benar (ayat 16, 20, 22) yang mencari (ayat 5, 7) dan takut akan Dia (ayat 8, 10, 12). Mereka yang berlindung pada-Nya akan berbahagia (ayat 9), mendapatkan keamanan dan tidak akan menanggung hukuman (ayat 21, 23).

Pada Mazmur ini Daud memaparkan beberapa hal yang menjadi dasar dan kunci untuk menikmati kehidupan yang akan mengokohkan kesukaan dan kepuasan, sebagai berikut: [1] Takut akan Tuhan (ayat 8, 10, 12); [2] Berseru kepada Tuhan (ayat 5,11); dan [3] Bertekad untuk hidup dalam kebenaran (ayat 14, 15). Semuanya ini akan membawa orang benar ke dalam perlindungan, kecukupan, pemenuhan kebutuhan, dan jawaban doa. Namun semuanya ini bukanlah berarti bahwa segala sesuatu akan berjalan dengan mudah. Pilihan orang benar untuk berkata "Tidak" bagi yang jahat dan berkata "Ya" untuk hal-hal yang baik (ayat 14, 15) tidak selalu menjadikan hidupnya lancar dan mujur, namun seringkali justru membawanya pada berbagai hambatan dan kemalangan (ayat 20a).

Melalui Mazmur ini Daud menghalau kenaifan iman yang tidak mengandung kekuatan untuk melawan serangan gencar dari yang jahat, sebaliknya menuntun kita pada iman yang berakar pada karakter Tuhan. Iman ini membawa kita pada keyakinan bahwa berbeda dengan orang fasik yang menuju kematian oleh kemalangannya (ayat 22), tidaklah demikian dengan orang benar, Tuhan mendengar dan melepaskan mereka dari segala kesesakannya apabila mereka berseru- seru kepada-Nya (ayat 18), dan menjatuhkan hukuman kepada siapa yang membenci mereka (ayat 22), sebab mata Tuhan tertuju kepada orang benar dan telinga-Nya kepada teriak mereka minta tolong (ayat 16).

Renungkan: Iman yang berakar pada karakter Tuhan tidaklah dibangun di atas dasar yang naif dengan meniadakan kesulitan. Iman mampu menambal kehancuran hati, tetapi tidaklah menghindarkan hati dari kehancuran.

(0.15) (Mzm 35:1) (sh: Kekuatan doa menerobos berbagai tekanan (Jumat, 3 Agustus 2001))
Kekuatan doa menerobos berbagai tekanan

Mazmur ini menyingkapkan kepada kita kemenangan Daud atas pergumulan yang penuh dengan kecemasan di tengah pertempuran (ayat 2-10), tuduhan palsu dalam persidangan (ayat 11-18), dan permusuhan tanpa alasan dari orang-orang yang ada di sekitarnya (ayat 19-28). Kengerian perang, fitnahan, kebencian, dan penghinaan meliputi dirinya. Ia dikejar dan dijebak oleh orang- orang yang ingin mencabut nyawanya (ayat 3, 4, 7), difitnah oleh orang-orang yang dekat dengannya sebagai balasan atas kebaikannya (ayat 11-16), ditipu dan diolok-olok oleh orang-orang yang ada di sekelilingnya (ayat 19, 20). Ia terkucil, ada di bawah tekanan, kecemasan, bahaya, dan kekecewaan yang sedemikian berat dan mendalam.

Namun imannya terus melaju menerobos tumpukan kegelisahan yang membebaninya. Ia tidak tenggelam dalam keputusasaan. Ia mencurahkan isi hatinya kepada Tuhan serta menemukan kekuatan dalam doa, yang memampukannya bertahan dan bertumbuh semakin mengenal Tuhan. Ia menutup setiap bagian ratapannya dengan pujian, sorak-sorai, kegirangan, dan nyanyian syukur (ayat 9-10, 18, 28). Ia melantunkan pujian di tengah jemaah yang besar (ayat 18) dan memenuhi hari-harinya dengan pujian kepada Tuhan dan keadilan-Nya (ayat 28). Tulang-tulangnya tidak menjadi kering karena kecemasan, sebaliknya bertutur memberitakan kebesaran Allah: "Ya, TUHAN, siapakah yang seperti Engkau, yang melepaskan orang sengsara dari tangan orang yang lebih kuat dari padanya, orang sengsara dan miskin dari tangan orang yang merampasi dia?" (ayat 10).

Apakah yang membuat Daud memiliki kekuatan seperti ini? Ia menemukan kekuatan di dalam doa yang dipanjatkan dengan keyakinan dan pemahaman yang tepat tentang Tuhan. Ia mencurahkan seluruh isi hatinya dengan keyakinan kepada Tuhan Sang Pahlawan Perang dan Hakim yang adil, yang berperang, memberikan kemenangan dan pembebasan baginya (ayat 1-3, 22-24).

Renungkan: Pengenalan yang benar akan Tuhan merupakan pembimbing bagi kita untuk menghayati peran serta-Nya di tengah berbagai pergumulan yang kita hadapi. Pencurahan isi hati yang berlandaskan pengenalan ini akan menolong dan memberikan kekuatan kepada kita untuk melewati berbagai tekanan kecemasan.

(0.15) (Mzm 40:1) (sh: Berjalan dengan Tuhan melintasi ziarah kehidupan (Jumat, 10 Agustus 2001))
Berjalan dengan Tuhan melintasi ziarah kehidupan

Perjalanan kehidupan mengarungi gelombang yang bergulung naik dan turun, senantiasa berubah, dan seringkali berada di luar batas kemampuan kita untuk memperkirakannya. Jalan yang harus kita tempuh tidaklah selalu mulus, konstan, dan stabil. Adakalanya langkah-langkah kita berjejak di atas bukit batu yang kokoh, dan adakalanya terperosok dalam rawa yang dipenuhi dengan ketidakpastian. Realita kehidupan yang tidak stabil, berubah, dan bergerak di antara keyakinan dan kecemasan seperti inilah yang dialami Daud. Dalam pergumulannya, ia mengubah nyanyian syukur dan sukacita karena terlepas dari suatu kesulitan (ayat 2-11) menjadi ratapan yang penuh penyesalan dan kecemasan (ayat 12-18).

Bagaimanakah Daud menghadapi realita seperti ini? Apakah yang dapat kita pelajari darinya? [1] Ia menggeser alunan nada-nada riang menjadi nyanyian yang pilu, namun tidak mengubah isi keyakinannya kepada Allah. Walaupun ia telah menggeser nyanyian syukur (ayat 2-6) dan komitmennya (ayat 7-11) menjadi ratapan pilu karena malapetaka, kesalahan (ayat 12, 13), dan musuh-musuhnya (ayat 14-16), namun ia tetap menyanyikan kesetiaan, keselamatan, kasih, dan kebenaran Tuhan, baik dengan nada riang (ayat 11) maupun pilu (ayat 12). Ia tidak mengubah kesaksiannya tentang Tuhan baik dalam syukurnya: "Tidak ada yang dapat disejajarkan dengan Engkau" (ayat 6), maupun dalam ratapnya: "Tuhan itu besar!" (ayat 17). [2] Hasratnya kepada Tuhan terus bertumbuh semakin kuat melalui pasang surut kehidupan. Hasratnya kepada Tuhan terus berdengung semakin kuat dalam tema-tema nyanyian "Aku sangat menanti-nantikan Tuhan" (ayat 2), ratapan "Tuhan segeralah menolong aku!" (ayat 14) dan permohonannya "Ya Allahku, janganlah berlambat" (ayat 18). Di manakah Daud menemukan kekuatannya? Sumber kekuatan Daud tidak lain terletak pada keyakinannya yang mempercayai bahwa sekalipun keadaan di sekitarnya berubah namun perhatian (ayat 6, 18), kesetiaan, keselamatan, kasih, kebenaran, dan rakhmat Tuhan yang sedemikian besar terhadap dirinya tidak pernah berubah, baik pada waktu senang ataupun susah (ayat 11, 12).

Renungkan: Kita tidak pernah mengetahui dengan pasti apa yang akan terjadi esok, tetapi kita tahu dengan pasti bahwa Tuhan yang memberikan kasih setia dapat kita percayai, baik dalam keadaan susah ataupun senang.

(0.15) (Mzm 74:1) (sh: Allah membela umat-Nya (Kamis, 21 April 2005))
Allah membela umat-Nya


Mazmur ini adalah suatu nyanyian ratapan atas Bait Allah yang telah dihancurkan ketika Yerusalem diinvasi oleh bangsa Babel pada tahun 587 SM. Umat Allah telah dibawa ke pembuangan. Sion, tempat mezbah Allah pernah ada dan yang merupakan lambang kehadiran Allah sendiri telah menjadi celaan di antara bangsa-bangsa kafir (ayat 3-9). Peristiwa penghancuran itu rupanya sudah berlangsung lama, sementara Yerusalem dan Bait Suci masih tetap menjadi reruntuhan, dan umat Tuhan belum kembali dari pembuangan. Keadaan itu membuat peMazmur bertanya "Mengapa, ya Allah, Kaubuang kami untuk seterusnya?" (ayat 1a). Sepertinya Allah telah melupakan umat-Nya sendiri (ayat 2,19) dan mendiamkan serta membiarkan umat-Nya tertindas yang justru membuat para musuh mencela dan menista Dia (ayat 9-11).

Dalam situasi yang tidak berpengharapan itu ternyata peMazmur tidak berpaling dari Allah. Ia percaya bahwa Allah yang disembahnya berkuasa atas alam semesta ini. (ayat 12-17). Oleh keyakinan itu ia mohon supaya Allah bangkit menolong umat-Nya. PeMazmur memberikan alasan bahwa perbuatan para musuh kepada mereka itu sebenarnya dilakukan kepada Allah sendiri. TUHANlah yang dicela dan dinista oleh para musuh (ayat 18,22-23). PeMazmur juga mengingatkan Allah akan perjanjian yang Allah telah ikat dengan umat-Nya. Atas dasar perjanjian itu peMazmur mohon supaya Allah bertindak menyelamatkan mereka (ayat 20-22).

Saat Gereja ditindas dan dianiaya oleh musuh-musuh Allah, ingatlah bahwa sesungguhnya Allah sendirilah yang dicela dan dinista oleh mereka. Ingat juga bahwa Allah kita adalah Allah Semesta Alam. Ia berdaulat atas semua kejadian di muka bumi ini. Panjatkan doa mohon pertolongan yang sama dengan yang dipanjatkan oleh si peMazmur. Keberanian doa kita juga didasarkan oleh ikatan perjanjian Tuhan dengan Gereja-Nya di dalam Tuhan Yesus.

Ingat: Kristus adalah kepala Gereja yang akan bertindak membela umat-Nya demi nama-Nya dan pada waktu-Nya.

(0.15) (Yer 1:1) (sh: Keluar dari batas (Jumat, 25 Agustus 2000))
Keluar dari batas

Kenanglah kembali pengalaman Anda berjalan bersama Allah. Apa yang membuat Anda berkata 'ya' atas panggilan-Nya, berani melangkah walau terbatas, dan mempunyai hubungan yang akrab dengan-Nya?

Peristiwa panggilan Yeremia adalah suatu peristiwa yang mungkin membuat kita menggeleng-gelengkan kepala karena ketidakmengertian kita akan pemikiran dan rencana Allah. Untuk mengemban tugas yang begitu berat (10) seharusnya dibutuhkan seorang yang luar biasa bukan? Tapi siapakah Yeremia? Ia tidak mempunyai kemampuan yang hebat, belum berpengalaman bahkan cenderung penakut (6). Hal yang lebih membingungkan kita lagi adalah, ketika Yeremia mengutarakan keengganan dan ketakutannya, Allah seakan-akan tidak mengindahkan perasaannya justru terkesan `memaksanya' (7). Kalau pun Ia memberikan dorongan dan berusaha menenteramkan hatinya (8), tidakkah ini terlalu minim untuk tugas yang maha berat dan sukar ini? Apalagi Allah juga tidak menjelaskan secara rinci tugas dan tanggung jawabnya.

Tetapi bila kita amati peristiwa ini dengan lebih seksama, di hadapan kita dipaparkan tentang Allah dan yang lemah, Allah yang senantiasa berhitung dan Allah yang menjumpai dan menyentuh anak-Nya. Allah ingin memperlihatkan kepada manusia bahwa kuat, hebat, mampu, dan berani bukan sumber keberhasilan tapi Dia. Namun ini tidak berarti bahwa Allah asal memakai siapa saja yang lemah. Sebaliknya Ia telah mengenal, menguduskan, dan menetapkan sebelum memanggil seseorang (5). Allah telah berhitung dan tentu saja perhitungan-Nya tidak mungkin meleset. Tidak cukup sampai di sini, setelah ungkapan keengganan Yeremia: "Ah Tuhan Allah!" Allah menjumpai Yeremia dengan firman-Nya dan memberikan sentuhan kepada titik kelemahan Yeremia (7-9). Hasilnya sangat luar biasa. Sejak saat itu mulutnya dipakai Allah untuk memekakkan telinga umat Allah yang murtad dan firman-Nya merupakan sumber kekuatan dan sukacitanya (Yer. 15:16).

Renungkan: Allah telah mengundang dan menarik Yeremia untuk melangkah keluar dari keterbatasan yang dimilikinya bersama diri-Nya. Adakah keterbatasan-keterbatasan di dalam diri Anda yang Allah minta agar Anda melangkah melewati bersama diri-Nya?

(0.15) (Yer 49:1) (sh: Tidak ada perlindungan dalam kekayaan (Rabu, 23 Mei 2001))
Tidak ada perlindungan dalam kekayaan

Bani Amon bergantung sepenuhnya kepada harta kekayaan yang dimiliki sehingga mereka berani sesumbar ‘Siapa berani datang menyerang aku’ (4). Mereka telah mendewakan kekayaan mereka dan mengangkatnya bagai perlindungan yang kokoh. Sungguh suatu sikap yang sangat berbahaya karena dapat berakibat fatal bagi bangsa Amon sendiri.

Mereka harus menelan pil pahit ketika melihat kenyataan bahwa pelindung mereka – harta dan kekayaan – menjadi tidak berdaya dan dapat lenyap dalam sekejap. Pil yang lebih pahit harus mereka telan karena kehancuran yang melanda bukan dimulai dari daerah pinggiran menuju pusat negara maupun langsung dari ibu kota negara Amon yaitu Raba kemudian diikuti daerah-daerah lainnya. Ibu kota negara yang tentunya mempunyai segala harta dan kekayaan yang jauh lebih banyak namun hancur terlebih dahulu. Hal ini mengakibatkan kota-kota taklukan bani Amon akan kembali kepada pemiliknya (1, 2). Seperti yang terjadi dalam bani Moab, ketika kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat runtuh maka kehidupan agama bani Amon juga runtuh (3).

Sebelum dihancurkan oleh Allah, bani Amon pasti mempunyai falsafah kehidupan demikian: asal ada uang maka masalah hilang. Karena itu ketika kekuasaan Babel mulai bangkit maka mereka mengadakan persekutuan dengan Tirus, Sidon, Moab, Edom, dan Yehuda (27:2-3) untuk menghancurkan Babel. Bani Amon yakin bahwa penggabungan beberapa negara akan memperkuat pertahanan mereka karena akan melibatkan banyak kekuatan dan harta. Mereka tidak lagi menghiraukan peringatan yang disampaikan oleh Yeremia (Yer. 27:1-3). Apa hasilnya? Perhitungan matematis dan bisnis terjungkirbalik. Bani Amon hancur walaupun nantinya akan dipulihkan Allah lagi (5-6).

Renungkan: Di negara kita bukankah masih banyak orang menganut falsafah bani Amon? Uang memegang kendali untuk urusan apa pun mulai dari keluarga, sekolah, bisnis, pemerintahan, hingga kehidupan gereja kita. Prinsip yang dianut bukan lagi tidak ada yang mustahil bagi Allah namun tidak ada yang mustahil bagi uang. Kita pun mungkin secara tidak sadar menganut falsafah ini. Jika ya, berhati-hatilah karena uang adalah perlindungan yang keropos. Biarlah kita senantiasa berlindung kepada Allah.

(0.15) (Yl 2:28) (sh: Di balik karya kebangkitan Kristen (Senin, 18 Juni 2001))
Di balik karya kebangkitan Kristen

Mendengar dan menyaksikan kebangkitan Kristen di beberapa bagian dunia ini, menyadarkan kita bahwa ada kuasa di balik karya kebangkitan Kristen, yakni Roh Kudus. Banyak pula hati yang dahulunya dingin terhadap Injil namun kini dikobarkan api penginjilan, karena karya Roh Kudus. Nubuatan nabi Yoel yang kita baca hari ini memaparkan bahwa janji pencurahan Roh Kudus telah dinyatakan Allah ribuan tahun lalu dan telah digenapi zaman Perjanjian Baru (Kis. 2:14-21) dan yang akan terus berkarya.

Karunia pencurahan Roh Kudus yang dalam zaman Perjanjian Lama hanya bagi segelintir orang, kini telah terbuka bagi setiap Kristen zaman Perjanjian Baru. Janji pencurahan nubuatan nabi Yoel dinyatakan bagi setiap orang: semua lapisan usia dan semua lapisan sosial (28- 29). Roh Kudus memperlengkapi Kristen menembus batas akal manusia agar menangkap visi kekal Allah bagi keselamatan umat manusia, kemudian menyatakan rencana- Nya bagi dunia yang tidak mampu mengerti dan mengimani karya-karya-Nya. Melalui berbagai cara, Roh Kudus menyatakan hal-hal dari Allah kepada umat-Nya: nubuat, mimpi, dan penglihatan. Ini merupakan pengajaran bagi Kristen bahwa Allah mencurahkan Roh-Nya kepada siapa pun dan dengan cara apa pun.

Mengiringi janji pencurahan Roh Kudus, Ia pun akan mengadakan banyak tanda mukjizat dan ajaib di langit dan bumi ciptaan-Nya, sebelum hari kedatangan-Nya (30- 31). Benarkah bahwa tanda-tanda mukjizat dalam nubuatan ini membawa malapetaka dan bukan berkat? Jawabannya: ya dan tidak. Ciptaan yang biasanya memberi manfaat dan perlindungan bagi manusia justru berfungsi terbalik: mengerikan dan membahayakan (31). Kegemparan, kekacaubalauan, dan kengerian akan meliputi seluruh alam semesta. Namun semuanya ini akan menghasilkan respons yang berbeda: ada yang berseru dan datang kepada Kristus – Sion, namun ada pula yang mencari keselamatannya sendiri (32). Respons inilah yang membedakan apakah hari Tuhan menjadi malapetaka ataukah berkat.

Renungkan: Karya Roh Kudus membuka tabir rahasia keselamatan di dalam Kristus dan memampukan Kristen yang telah berespons iman untuk mewartakan berita keselamatan ini kepada orang lain supaya bersama-sama menyambut hari kedatangan Tuhan dengan penuh kemenangan.

(0.15) (Mal 2:17) (sh: Meragukan Allah. (Minggu, 13 Desember 1998))
Meragukan Allah.

Umat bertanya dengan nada sinis, "Di manakah Allah yang menghukum?" Namun seolah-olah pertanyaan ini langsung dijawab, "Dengan mendadak Tuhan yang kamu cari itu akan masuk ke bait-Nya!". Kedatangan Tuhan dipersiapkan oleh seorang utusan (">Mal. 3:1), yang oleh Tuhan Yesus diidentikkan dengan Yohanes Pembaptis (Mat. 11:10).

Menyangkal Tuhan. Bangsa Israel pada zaman nabi Maleakhi dan Kristen zaman ini, pasti yakin telah menyembah Allah yang benar. Tetapi selalu ada bahaya terjadinya penyimpangan. Misalnya, mengkondisikan Tuhan sesuai selera kita. Akibatnya, semua perbuatan salah dibenarkan! Kristen telah dibebaskan dari gelap menuju terang, dari buta total menjadi dapat melihat. Allah membuat perubahan radikal dalam diri manusia. Tetapi jika firman Tuhan tidak lagi dihargai otoritasnya, atau tidak lagi menjadi prioritas dalam proses pengambilan keputusan, maka kebenaran pun menjadi kabur, kebaikan Tuhan diragukan.

Tuhan yang benar. Tuhan tidak membeda-bedakan dosa. Dari yang bersifat spiritual (sihir dan sejenisnya), yang bersifat pribadi (zinah), maupun dosa mempermainkan keadilan, menindas yang lemah, dlsb. Artinya, Tuhan tidak pernah menekankan pengecaman hanya kepada salah satu dosa saja. Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang membuat perjanjian -- yang merangkul manusia dengan kasih yang tidak patut mereka terima; Tuhan yang dahsyat; Tuhan yang bertindak untuk meneguhkan keadilan; Tuhan yang tidak langsung menghancurkan, tetapi berkarya memurnikan iman yang seringkali melalui penderitaan (1Ptr. 5, 6); Tuhan, sumber Pengharapan. Mereka yang telah jatuh jauh pun seperti Petrus, diubah secara radikal sehingga hidupnya dimampukan menyenangkan hati Tuhan daripada menyusahkan (ayat 2:17;3:4" context="true">2:17; 3:4); Tuhan menuntut agar manusia hidup sesuai dengan hukum kasih dan akan menghakimi mereka yang tidak mengindahkan perintah-perintah-Nya, antara lain mereka seperti pemfitnah, pemeras tenaga pekerja dengan upah rendah, berlaku tidak adil dan tidak peduli terhadap orang lemah.

Renungkan: Sang Pemurni dosa yang dijanjikan itu telah datang dalam diri Tuhan Yesus Kristus. Dia datang untuk menangani permasalahan dosa yang telah merasuk dalam seluruh keberadaan hidup orang percaya.

Doa: Jernihkanlah pemahaman kami mengenai Engkau, ya Tuhan semesta alam dan bantulah kami bersikap hormat dan penuh penghargaan kepada-Mu.

(0.15) (Mat 26:47) (sh: Ganjaran yang mendatangkan selamat ditimpakan kepada Dia (Senin, 9 April 2001))
Ganjaran yang mendatangkan selamat ditimpakan kepada Dia

Imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi dan Imam Besar menganggap Yesus musuh besar dan berbahaya, sehingga perlu melibatkan Yudas untuk membuka jalan, perlu senjata lengkap dan perlu serombongan besar orang. Yesus sama sekali tidak mengadakan perlawanan meski sebenarnya Ia memiliki kuasa. Bahkan Ia melarang murid-murid-Nya untuk melawan dengan pedang. Ia mengatakan kepada para penangkap itu bahwa apa yang terjadi adalah untuk menggenapi nubuat kitab para nabi. Oleh sebab itu Yesus rela digiring mereka ke Mahkamah Agama.

Kemudian mereka menggelar sidang 'pengadilan' atas diri Yesus dengan mendatangkan orang-orang untuk memberikan kesaksian palsu agar Yesus dapat dijatuhi hukuman mati. Berbagai tuduhan ternyata tidak dapat menyatakan kesalahan Yesus. Sampai pada puncak pertanyaan yaitu tentang kemesiasan Tuhan Yesus. Suatu tantangan yang sulit. Kalau Yesus menjawab bahwa Ia Mesias, pasti Ia akan menerima hukuman. Bagi orang Yahudi kedatangan Mesias, Sang Penyelamat, bukan seperti yang dilakukan oleh Yesus. Kalau Ia menjawab 'bukan' Ia akan terlepas dari ancaman hukuman mati, tetapi berarti Ia menyangkali keberadaan diri-Nya yang sebenarnya. Dengan jelas Yesus menyatakan 'ya' bahkan Ia bukan saja sebagai Manusia Yesus tetapi Ia adalah Anak Manusia. Yesus membukakan siapa diri-Nya yang saat ini menjadi pesakitan di hadapan pengadilan Mahkamah Agama. Ia adalah 'Anak Manusia' yang mempunyai kedudukan tinggi yakni di sebelah kanan Yang Maha Kuasa. Sebutan Anak Manusia bagi orang Yahudi adalah sebutan yang menunjuk pada seseorang yang dianugerahi kuasa dan kemuliaan kekal, Dialah Sang Penyelamat, Mesias. (Dan.7:13-14). Pernyataan ini menunjukkan keilahian dan kemesiasan Yesus. Tetapi Mesias datang bukan sebagai 'raja dunia', sebab Ia Raja atas segala raja. Ia datang ke dunia untuk menyatakan diri Allah, kehendak Allah, dan rencana Allah dalam tubuh Manusia Yesus yang tanpa dosa namun diganjar sedemikian hina demi pengampunan dosa.

Renungkan: Jalan derita ditempuh Yesus agar Anda dan saya lepas dari penderitaan kekal. Biarlah Yesus yang saat ini duduk di sebelah kanan yang Maha Kuasa menerima puji dan sembah kita

(0.15) (1Yoh 2:28) (sh: Kasih mengubah status (Kamis, 7 Desember 2000))
Kasih mengubah status

Seorang pemuda berkenalan dengan seorang wanita tunasusila, selanjutnya meminangnya sebagai istri. Pemuda ini sangat mengasihi wanita ini, namun wanita ini tidak. Ia bersedia menjadi istri sang pemuda karena ia menikmati segala perhatian dan pemberian sang pemuda. Ia tidak menyadari bahwa kemurnian hati dan ketulusan kasih sang pemuda yang telah mengangkat statusnya dari wanita tunasusila menjadi wanita baik-baik sebagai kasih yang amat bernilai dalam hidupnya, jauh melebihi segala benda pemberian sang pemuda. Wanita ini memang sudah berubah status, namun hidupnya tidak berubah. Ketika pemberian sang pemuda tidak lagi seperti yang diharapkan, ia kembali menjadi wanita tunasusila. Perubahan status yang dialami bukan karena kasih sang pemuda, tetapi pemberian sang pemuda.

Perubahan status menjadi anak-anak Allah sama sekali bukan karena kebaikan, kesetiaan, kemampuan, kesalehan, dan kelebihan kita; semata adalah kasih karunia-Nya. Kita yang berdosa sebenarnya tak layak menerima kasih-Nya yang sedemikian besar, namun dalam ketidaklayakkan itulah Ia mengangkat kita menjadi anak-anak-Nya. Apakah perubahan status ini pun mengubah kasih kita kepada Tuhan, dulu mengasihi dunia dan diri sendiri kini mengasihi Dia? Bisa ya bisa juga tidak! Ada yang sungguh-sungguh berubah mengasihi Dia, namun ada juga yang tidak menunjukkan perubahan: dulu berfokus pada diri sendiri, sering berdusta, suka memfitnah, berfoya-foya, tidak suka firman Tuhan, tidak bersikap adil, tidak tegas pada dosa, dll; sekarang pun masih tetap sama. Mengapa demikian? Seperti ilustrasi di atas, perubahan status yang hanya melekat kepada pemberian dan berkat tidak akan mengubah hidup kita. Sebaliknya perubahan status yang dialami karena Allah sendiri yang telah menganugerahkan kasih-Nya akan mengubah hidup. Status menjadi anak Allah jauh melebihi berkat-berkat lain, maka dalam hidup kita sekali-kali tak akan kembali melakukan perbuatan yang tidak berkenan kepada-Nya, karena tujuan hidup kita adalah untuk menyenangkan hati Yesus Kristus yang telah mati bagi kita.

Renungkan: Pengakuan sebagai anak-anak Allah membutuhkan bukti dari hidup seorang Kristen, sungguhkah ia hidup untuk mengasihi Allah yang terwujud konkrit dalam kasihnya kepada sesama. Di dalam dirinya terpancar kebenaran dan kasih Allah karena ia berasal dari Allah.

(0.12) (Yoh 20:28) (full: YA TUHANKU DAN ALLAHKU. )

Nas : Yoh 20:28

Alkitab menyatakan bahwa Yesus itu Allah. Inilah landasan dari iman Kristen dan sangat penting bagi keselamatan kita. Kalau Kristus bukan Allah, tidak mungkin Ia mengadakan pendamaian bagi dosa-dosa dunia ini. Ke-Allahan Yesus ditunjukkan oleh hal-hal berikut:

  1. 1) Alkitab memberikan nama-nama ilahi kepada-Nya:
    1. (a) Allah (Yoh 20:28; Yes 9:5; Rom 9:5; Tit 2:13; Ibr 1:8);
    2. (b) Anak Allah (Yoh 5:25; Mat 16:16-17; 8:29; 27:40,43; Mr 14:61-62; Luk 22:70);
    3. (c) Yang Awal dan Yang Akhir (Wahy 1:17; 2:8; 22:13);
    4. (d) Alfa dan Omega (Wahy 1:8; 22:13);
    5. (e) Awal dan Akhir (Wahy 22:13);
    6. (f) Yang Kudus (Hos 11:9; Kis 3:14);
    7. (g) Tuhan (Luk 2:11; Kis 4:33; 9:17; 16:31);
    8. (h) Tuhan dari semua orang dan Raja kemuliaan (Mazm 24:8-10; Kis 10:36; 1Kor 2:8).
  2. 2) Penyembahan ilahi diberikan kepada Kristus (Yoh 5:23; 13:13; Yoh 20:28; Mat 14:33; Luk 5:8), dan doa-doa dipanjatkan kepada-Nya (Kis 7:59; 1Kor 1:2; 2Kor 12:8-9).
  3. 3) Jabatan-jabatan ilahi ditetapkan kepada-Nya:
    1. (a) pencipta semesta alam (Yoh 1:3; Kol 1:16; Ibr 1:8,10; Wahy 3:14);
    2. (b) penopang segala sesuatu (Kol 1:17; Ibr 1:3);
    3. (c) yang mengampuni dosa (Mr 2:5,10; Luk 7:48-50);
    4. (d) pemberi hidup kebangkitan (Yoh 5:28-29; 6:39-44);
    5. (e) hakim semua orang (Yoh 5:21-23; Mat 25:31-46; Kis 17:31; 2Tim 4:1);
    6. (f) pemberi keselamatan (Yoh 5:24-26; 6:47; 10:28; 17:2).
  4. 4) PB melihat Kristus dalam pernyataan-pernyataan PL tentang Tuhan: bd. Mazm 23:1 dengan Yoh 10:11; Mazm 102:25-28 dengan Ibr 1:10-12; Yes 8:13-14 dengan 1Pet 2:7-8; Yer 17:10 dengan Wahy 2:23; Yeh 34:11-12 dengan Luk 19:10.
  5. 5) Nama Yesus Kristus dikaitkan dengan nama Allah Bapa (Yoh 14:1,23; Mat 28:19; Rom 1:7; 2Kor 13:14; Kol 2:2; 1Tes 3:11; Yak 1:1; Wahy 5:13; 7:10).
  6. 6) Ketidakberdosaan dan kesucian Kristus bersaksi tentang keilahian-Nya (Luk 1:35; 2Kor 5:21; Ibr 4:15).
  7. 7) Kristus dinyatakan sebagai Anak Allah melalui kebangkitan-Nya (Rom 1:4). Bukti-bukti yang meyakinkan tentang keilahian Kristus berarti bahwa orang Kristen harus bersikap sama terhadap Kristus sebagaimana terhadap Allah Bapa. Mereka harus percaya kepada-Nya, menyembah Dia, berdoa kepada-Nya, melayani dan mengasihi Dia (juga

    lihat cat. --> Yoh 1:1;

    lihat cat. --> Mr 1:11,

    [atau ref. Yoh 1:1; Mr 1:11]

    mengenai Trinitas).


TIP #21: Untuk mempelajari Sejarah/Latar Belakang kitab/pasal Alkitab, gunakan Boks Temuan pada Tampilan Alkitab. [SEMUA]
dibuat dalam 0.04 detik
dipersembahkan oleh YLSA