Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 19 dari 19 ayat untuk fajar [Pencarian Tepat] (0.000 detik)
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Mzm 130:6) (jerusalem: pagi) Fajar yang melenyapkan kegelapan melambangkan keselamatan, bdk Maz 17:15+
(1.00) (Yl 2:2) (jerusalem: hari... kelam pekat) Bdk Yoh 8:12+. Bila kawanan belalang mendekat matahari digelapkan, bdk Wah 9:2. "Fajar" itu mungkin mengibaratkan cepatnya kawanan belalang atau mungkin "fajar" itu menyinggung warna kawanan belalang yang kuning-kuningan karena disinari matahari dari atas
(0.88) (Mzm 139:9) (jerusalem: sayap fajar) Fajar (yang dibandingkan dengan seekor burung) terbit di ufuk, ujung bumi yang paling jauh di sebelah timur, sedangkan "ujung laut" ialah ujung bumi paling jauh di sebelah barat.
(0.87) (Ams 4:18) (jerusalem: cahaya Fajar) Mengenai cahaya, terang sebagai lambang kebahagiaan dan kesejahteraan, bdk Maz 17:15+; Yoh 8:12+.
(0.62) (Hos 10:15) (jerusalem: Pada waktu fajar) Pertempuran kerap kali dimulai dini hari, Hak 9:34-37; Maz 46:6; Yes 17:14. Karena itu Allahpun dini hari memberi keselamatan (kemenangan) atau menghukum dengan membiarkan tentara dikalahkan.
(0.50) (Yes 14:12) (jerusalem) Bagian ini mungkin mencontoh sebuah nyanyian Fenisia. Ada beberapa kesamaan antara ayat-ayat ini dengan sajak-sajak yang berasal dari Ras-Syamra (Ugarit), yaitu: Bintang Timur dan Fajar, dua dewa; bukit pertemuan, ialah gunung tempat para dewa bersidang, bdk Maz 48:3+, serupa dengan gunung Olimpus pada bangsa Yunani.
(0.44) (Am 4:13) (jerusalem) Puji-pujian ini, bdk Ams 5:8-9; 9:5-6, barangkali disisipkan ke dalam kitab Amos buat keperluan ibadat. Dalam konteksnya sekarang puji-pujian itu mempertegas ancaman
(0.31) (Yes 14:12) (full: BINTANG TIMUR, PUTERA FAJAR. )

Nas : Yes 14:12-15

Beberapa penafsir beranggapan bahwa ayat-ayat ini bukan hanya mengacu kepada raja Babel, tetapi juga berisi acuan yang terselubung kepada Iblis (bd. pernyataan Kristus dalam Luk 10:18). Penafsir lain beranggapan bahwa ayat-ayat ini mungkin mengacu kepada antikristus akhir zaman yang akan memerintah "Babel"

(lihat cat. --> Wahy 17:1;

lihat cat. --> Wahy 17:2;

lihat cat. --> Wahy 17:3)

[atau ref. Wahy 17:1-3]

menentang Allah dan umat-Nya (bd. Wahy 13:4;

lihat art. ZAMAN ANTIKRISTUS).

(0.31) (Dan 1:7) (full: MEMBERI NAMA LAIN KEPADA MEREKA. )

Nas : Dan 1:7

Supaya diterima sebagai pegawai raja, Daniel dan kawan-kawannya memerlukan kewarganegaraan Babel; hal ini terlaksana dengan memberi mereka nama Babel. Bangsawan muda Daniel ("Allah adalah hakimku") dinamainya Beltsazar ("Bel, [dewa tertinggi Babel], melindungi hidupnya"); Hananya ("Tuhan menunjukkan kasih karunia") dinamainya Sadrakh ("Hamba Aku," yaitu dewa bulan); Misael ("Siapa yang setara dengan Allah?") dinamainya Mesakh ("Bayangan pangeran" atau "Siapa ini?"); dan Azarya ("Tuhan menolong") dinamainya Abednego ("Hamba Nego," yaitu dewa hikmat atau bintang fajar). Sebagai penduduk Babel mereka kini mempunyai tanggung jawab resmi. Sekalipun memperoleh nama-nama baru ini, para pemuda Yahudi ini menetapkan bahwa mereka akan tetap setia kepada Allah yang esa dan benar

(lihat cat. --> Dan 1:8 berikut).

[atau ref. Dan 1:8]

(0.31) (Mzm 22:1) (jerusalem: Allahku, mengapa Kautinggalkan aku) Ratapan pribadi yang agak serupa dengan lagu Hamba Tuhan yang bersengsara, Yes 52:12-53:12, rupanya dipakai sebagai iringan korban syukuran, bdk kepala mazmur dan Maz 22:26-27. doa pribadi itu kemudian disesuaikan dengan ibadat umat dengan ditambahkannya Maz 22:24 dan kata penutup, Maz 22:28-31, yang berbicara tentang ditegakkannya pemerintahan Allah sebagai raja dunia semesta habis penderitaan hamba Tuhan yang setia itu, bdk Yes 45:22; 52:10; Zak 14:9; Oba 21. Mazmur sendiri berupa doa seseorang yang tidak bersalah namun secara rohani dan badani sangat dianiaya musuh, Maz 22:2-22. Namun ia tetapi menaruh kepercayaannya pada Tuhan dan ia yakin bahwa akan dapat membayar nazar yang diikrarkannya dalam penderitaan yang hebat itu; banyak orang benar akan ikut serta dalam (perjamuan) korban syukur nanti, Maz 22:23-30. Keturunan pendoa akan terus-menerus memberitakan apa yang secara ajaib dikerjakan Tuhan dengan menyelamatkan hambaNya yang percaya, Maz 22:31. Mazmur ini khususnya mempengaruhi para penginjil (dan tradisi jemaat Kristen) dalam menggambarkan penderitaan Yesus. Maz 22:2 diucapkan oleh Yesus di salib, Mat 27:46, dan penginjil kerap kali menyinggung ayat-ayat dari mazmur ini, Mat 27:35,43,46; Mar 15:34; Yoh 19:24; bdk Ibr 2:12. Maka menurut penginjil Maz 22 dengan satu atau lain cara mengenal Yesus sebagai Mesias.
(0.25) (Mzm 139:1) (full: ENGKAU MENYELIDIKI ... AKU. )

Nas : Mazm 139:1-24

Mazmur ini menguraikan berbagai aspek dari sifat-sifat Allah, khususnya kemahahadiran dan kemahatahuan-Nya sejauh sifat ini terkait dengan pemeliharaan umat-Nya

(lihat art. SIFAT-SIFAT KHAS ALLAH).

Allah langit dan bumi menciptakan kita dan mempunyai pengetahuan sempurna tentang kita; Dia senantiasa bersama kita, dan pikiran-Nya senantiasa diarahkan kepada kita di dalam setiap situasi.

(0.25) (Mzm 17:15) (jerusalem: kupandang wajahMu) Seperti Musa juga memandang Tuhan, Bil 12:8
(0.25) (Pkh 11:1) (sh: Falsafah hidup orang beriman. (Sabtu, 19 Juni 1998))
Falsafah hidup orang beriman.

Orang beriman menyadari bahwa hidup ini adalah kasih karunia Allah semata. Ia telah menciptakan dan memelihara. Ia telah memberi Yesus Kristus, agar di dalam-Nya kita beroleh pengampunan dan jaminan hidup kekal. Jelasnya setiap orang beriman berhutang nyawa kepada Allah. Tak satu pun yang dimilikinya (kesehatan, harta, kesempatan, kerohanian, dlsb.) yang berasal dari kemampuannya sendiri. Karena itu wajarlah bila orang beriman menunjukkan sikap hidup bersyukur kepada Allah dan bermurah hati kepada sesamanya.

Menikmati hidup dalam Tuhan. Hidup ini bisa dijalani dalam dua macam sikap. Pertama, sikap berpusatkan manusia, yang akan menghasilkan sikap pesimis atau sikap keras dalam melihat hidup yang penuh berbagai masalah. Kedua, sikap yang berpusatkan Allah, yang menghasilkan sikap optimis dan penuh syukur, yang memandang bahwa anugerah Allah membuat hidup sarat dengan hal indah. Akibatnya, seperti halnya tiap pagi kita menyongsong fajar baru dengan penuh semangat, demikianlah orang beriman menyongsong kejutan-kejutan anugerah Allah setiap hari.

Renungkan: Karena hidup ada di tangan Tuhan, tangan kita dapat bekerja dan membuat berbagai karya nyata dalam kuat kuasa-Nya.

(0.25) (Mat 24:37) (sh: Ciri orang zaman Nuh. (Jumat, 17 April 1998))
Ciri orang zaman Nuh.

Komentar Tuhan Yesus tentang kondisi orang akhir zaman, perlu kita simak. Menjelang kedatangan-Nya kelak, orang akan menjadi seperti orang zaman Nuh. Bagaimana ciri orang zaman Nuh? Mereka tetap saja menjalankan kegiatan mereka sehari-hari, termasuk dosa-dosa dan kejahatan mereka, tanpa sedikit pun bereaksi, mendengarkan peringatan Tuhan melalui Nuh. Firman Allah yang tegas memperingatkan akan datangnya hukuman Tuhan, dianggap angin lalu saja. Tidakkah ciri yang sama makin tampak kini? Orang makin tak peduli akan Tuhan, kebenaran, dan keadilan, apalagi peringatan bahwa Ia akan datang kembali.

Hidup yang waspada. Orang yang berjaga-jaga pasti berbeda dari orang yang lengah lalu tertidur. Orang yang serius akan kedatangan Tuhan, akan tambah bertekun dalam iman dan karya kasihnya bagi Tuhan. Orang yang yakin bahwa ia akan berjumpa Tuhan, akan tekun menjalani hidup pertobatannya. Orang yang demikianlah yang kelak akan disambut Tuhan dengan ucapan, "Berbahagialah engkau, hai hamba yang setia".

Renungkan: Diperlukan usaha yang penuh keyakinan untuk tidak terlelap di zaman yang makin gelap, demi menyongsong fajar kedatangan Tuhan kedua kali.

(0.25) (Rm 13:8) (sh: Kasih dan hukum Taurat. (Rabu, 29 Juli 1998))
Kasih dan hukum Taurat.

Keduanya berkait erat. Kasih adalah sifat Allah, dan hukum Taurat adalah ungkapan sifat Allah. Karena itu semua perintah dan larangan dalam "Dasa Titah" maupun perintah lainnya dalam Perjanjian Lama, berintikan kasih. Itu adalah kasih Allah, yang bila kita taati akan membuat kita tetap dalam kasih dan damai sejahtera-Nya. Ketaatan kita pun intinya haruslah karena kasih Allah dalam Kristus dan demi kasih kita kepada Allah; sebab kita baru dapat menaati Allah sesudah kita menerima kasih Kristus yang membuat kita mengenal Allah. Di dalam menaati hukum Allahlah kita memenuhi sifat sosial kita.

Hidup sebagai Manusia Terang. Tidak susah mencari bukti dan petunjuk bahwa zaman ini bagaikan 'larut malam yang gelap pekat'. Tidak heran bila kita harus mengalami kesulitan menjalani hidup. Prinsip iman kita bertolakbelakang dengan mereka yang tak kenal Allah dalam kasih dan kesucian hidup Yesus Kristus. Kita pun acap tergoda untuk kompromi. Tetapi kehadiran Kristus dalam hidup kita membuat kita adalah manusia terang, yang hidup dalam sikap menyongsong fajar tiba.

Renungkan: "Mata dunia tak dapat melihat lebih jauh dari hidup ini seperti mata kita tak dapat melihat melampaui tembok gereja. Tetapi mata Kristen menatap jauh ke kekekalan" (John Vianney).

(0.22) (Why 22:6) (sh: Kekudusan (Jumat, 22 November 2002))
Kekudusan

Sampailah kita ke epilog dari kitab Wahyu (ayat 22:6-21). Sebagaimana dalam pendahuluan kitab ini, di sini kita menemukan pernyataan bahwa Yohanes adalah saksi yang mendapatkan penglihatan dari Allah. Namun, dalam bagian penutup ini lebih ditekankan kutuk yang akan menimpa semua orang yang tidak menaati pesan-pesan wahyu. Kekudusan adalah unsur yang terus- menerus ditekankan dalam bagian ini.Pertama, dalam ayat 6-7 ada penegasan mengenai perkataan yang dapat dipercaya dan sahih. Allah dinyatakan sebagai yang memberikan roh pewahyuan, sama seperti Ia memberikan kata-kata-Nya kepada para nabi. Allah yang sama itu pula yang memberikan penglihatan kepada Yohanes bahwa kedatangan Kristus akan segera tiba.

Kedua, Yohanes menyatakan bahwa dirinya adalah saksi, yang mendengar dan melihat penglihatan-penglihatan dalam kitab Wahyu (ayat 8- 10). Ia tidak boleh menyimpan wahyu itu untuk dirinya sendiri, tidak boleh menyembah malaikat yang ada di hadapannya (bdk. 19:10). Yohanes hanya boleh menyembah Allah.

Ketiga, mereka yang tidak kudus akan dihukum (ayat 11-12). Perkataan "siapa yang cemar, biarlah ia terus cemar" tidak dimaksudkan bahwa kecemaran diperbolehkan, namun di sini menunjukkan bahwa jikalau seseorang terus keras hati dan tidak mau mendengarkan kebenaran, biarlah ia terus berada dalam keadaannya itu sesuai dengan keputusannya—ini adalah hukuman dari Allah. Kristus akan datang segera, bahkan mungkin tiba-tiba. Ia akan membalaskan kebenaran dengan keselamatan dan kejahatan dengan hukuman. Ini tidak berarti bahwa keselamatan dapat diperoleh dengan perbuatan baik. Tidak ada perbuatan baik di luar Kristus—keselamatan adalah anugerah semata.

Keempat, Kristus akan menyertai orang-orang yang percaya kepada-Nya (ayat 13-17). Sedangkan bagi mereka yang sesat muncul peringatan akan hukuman (ayat 15). Kristus adalah tunas dan terang fajar yang sejati—Dialah pengharapan umat manusia.

Renungkan:
Pertahankan jubah pembaruan hidup Anda bersih dan beresponslah terhadap panggilan-Nya untuk senantiasa murni.

(0.19) (Mzm 57:1) (sh: Dalam naungan sayap-Mu aku akan berlindung (Rabu, 3 Oktober 2001))
Dalam naungan sayap-Mu aku akan berlindung

Mazmur ini disusun sekitar tahun 1060 s.M setelah Daud lolos dari kota Gat dan selanjutnya mencari pertahanan diri di gua Adulam (ayat 1Sam. 22:1-5; 2Sam. 23:13-14). Baik tema maupun gaya penulisan syair ini mirip dengan mazmur sebelumnya. Keduanya dimulai dengan kata-kata serupa, terbagi dalam dua bagian, masing- masing disusul dengan refrein (ayat 6, 12), berbicara tentang penindasan yang sama (ayat 56:2, 3; 57:4) serta mengungkapkan kepercayaan yang dalam terhadap Allah.

Pemazmur di dalam doanya menyamakan citra dirinya seperti seekor anak burung muda yang secara naluri mencari perlindungan di bawah naungan sayap induknya (ayat 2). Isi doanya dipanjatkan kepada Allah yang Maha Tinggi. Ia yakin Allah akan segera mengirim kasih setia dan kebenaran-Nya (ayat 11) dan menolong dia dari pengejaran musuh yang akan menginjak-injak dirinya (ayat 3-4). Bahaya yang mengincarnya begitu dekat sampai pemazmur harus tidur di tempat yang sangat tersembunyi, sementara para musuh yang hujatannya setajam senjata sedang mencari dirinya di sekitar persembunyiannya (ayat 5). Usai mengumpamakan dirinya dikejar-kejar oleh binatang buas, kini ia mengubah gambaran tentang orang-orang yang memasang jaring terhadap binatang yang diburu. Keyakinannya akan Allah membuat mata rohaninya dapat melihat bahwa rancangan sindikat kejahatan itu akan menimpa para musuh itu sendiri (ayat 7).

Setelah menuntaskan doanya, kini hati pemazmur kembali meluap dengan sukacita surgawi (ayat 8). Dalam ucapan syukurnya ia mengajak dirinya sendiri diiringi musik untuk bangkit mengatasi pergumulannya (ayat 9). Ketika merenungkan mazmur ini, Calvin berkomentar bahwa ada musim tertentu ketika kita diizinkan untuk menikmati lembutnya fajar kemakmuran, namun ada kalanya di dalam kehidupan kita mungkin juga tiba-tiba disusul oleh badai kemalangan yang seringkali datang secara beruntun, dan kita harus yakin bahwa Allah akan melindungi kita dengan kekuatan sayap-Nya.

Renungkan: Kristen yang sejati boleh menangis di dalam kesedihan, boleh juga ketakutan di dalam penganiayaan, namun semua itu hanyalah warnasari untuk memperindah dan memberi pertumbuhan bagi kepercayaan kita bila kita tetap bergayut aman di dalam keperkasaan kepak sayap-Nya.

(0.19) (Yl 2:1) (sh: Siapakah yang dapat menahannya? (Jumat, 15 Juni 2001))
Siapakah yang dapat menahannya?

Ketika banjir besar melanda, ketika sebuah gunung berapi menyemburkan apinya, ketika terjadi tanah longsor, ketika terjadi peperangan antar bangsa atau suku, ketika wabah penyakit menyerang, ketika tindakan anarki merajalela, dan seterusnya … , siapakah yang dapat menahannya? Adakah manusia yang mampu mengatur dan mengatasinya? Pertanyaan serupa walau berbeda makna diajukan Yoel di akhir perikop yang kita baca hari ini.

Siapakah yang dapat menahan datangnya hari TUHAN yang hebat dan sangat dahsyat? Semua orang gemetar ketakutan menyaksikan pasukan perang Allah yang banyak dan kuat, yang muncul bagai fajar di tengah kegelapan dan kepekatan malam (1-2). Sebelum dan sesudahnya tidak pernah ada pasukan yang sedemikian hebat dan dahsyat. Pasukan ini sangat gesit menyapu membinasakan musuhnya (4-6), berlari dan berjalan beriring tiada putus menurut aturan barisan dan kesatuan tujuan (7-8), menyerbu kota dan memanjat tembok tanpa diketahui musuh saat kedatangannya (9), membuat bumi dan langit gemetar dan seluruh benda penerang tak sanggup menatapnya (10). Mengapa pasukan ini sedemikian hebat? Karena TUHAN pemimpin di depan mereka dan mereka adalah pasukan pelaku firman-Nya.

Penggambaran kedatangan hari TUHAN yang sedemikian dahsyat mengingatkan umat-Nya bahwa tidak seorang pun dapat menunda atau membatalkan waktu dan rencana-Nya. Ada saat pintu anugerah terbuka, ada pula saat penghakiman tiba. Dialah Allah yang Maha Kuasa dan Maha Kasih, yang mengatur semuanya. Itulah sebabnya perikop ini terletak di antara pernyataan tentang hukuman Tuhan atas Yehuda dan seruan pertobatan. Baik hukuman maupun pernyataan tentang hari TUHAN, semata karena kasih dan anugerah- Nya kepada umat pilihan-Nya yang dikasihi dan dibentuk- Nya.

Renungkan: Kepastian hari TUHAN akan datang dan sudah dekat merupakan tanda peringatan keras dan serius sampai kedatangan-Nya tiba. Namun seringkali peringatan ini terdengar bagai berita usang tak bermakna kepastian, sehingga kita terlebih menikmati masa-masa penghukuman- Nya atas dosa-dosa kita. Masih bergemakah hati yang penuh tekad menjaga terang firman-Nya terpancar dalam hidupnya dan rela meninggalkan kebiasaan dosa? Jangan terlambat!!!



TIP #12: Klik ikon untuk membuka halaman teks alkitab saja. [SEMUA]
dibuat dalam 0.04 detik
dipersembahkan oleh YLSA