(0.12) | (2Tim 2:1) |
(sh: Tongkat estafet berita Injil (Senin, 26 Agustus 2002)) Tongkat estafet berita InjilKemerosotan moral dan spiritual jemaat Efesus mendatangkan kekecewaan yang dalam bagi Paulus. (ayat 1:15). Untuk itu ia menasihati dan mendukung Timotius - sebagai pelayan di Efesus - untuk tetap kuat dan berdiri teguh menghadapinya. Bagi Paulus, Timotius memerlukan dukungan seperti ini mengingat pembawaannya yang terkesan kurang percaya pada diri sendiri (lih. 1Tim.4:12; bdk. 1Kor. 16:10,11). Dukungan Paulus kepada Timotius ini juga bukan sekadar nasihat agar tabah melayani, tetapi agar Timotius tetap mengandalkan kekuatan kasih karunia Kristus Yesus, sebagai pusat pemberitaannya (ayat 1). Mengapa? Karena Timotius mengemban tugas berat yaitu meneruskan tongkat estafet berita Injil kepada jemaat Efesus - yang notabene pernah menentang kewibawaan Paulus (lih. Kis. 19). Timotius mengemban tugas dan tanggung jawab untuk meneruskan tongkat estafet berita Injil: dari Kristus kepada Paulus, Paulus kepada Timotius, dan Timotius kepada jemaat, begitu seterusnya. Tidak sembarang orang yang dapat diserahi tongkat estafet berita Injil tersebut. Ada dua kriteria yang ditetapkan Paulus, yang harus dimiliki oleh orang-orang tersebut. Pertama, dapat dipercaya, dan benar-benar setia (bdk. 1Kor. 4:1-2). Kedua, cakap/mampu mengajar orang lain (didaktikoi). Untuk menegaskan kedua persyaratan tersebut, Paulus mengambil contoh dari pemusatan pengabdian atau dedikasi seorang prajurit (ayat 4), ketertiban dan kepatuhan seorang olahragawan pada ketetapan yang berlaku (ayat 5), serta kesungguhan dan ketekunan bekerja seorang petani (ayat 6). Melalui perikop ini kita dapat menarik dua hal penting bagi para hamba Tuhan masa kini. Pertama, jika kriteria tersebut terpenuhi, maka misi tongkat estafet berita Injil yaitu mencapai kualitas kedewasaan rohani dan komitmen hidup umat bagi kepentingan berita Injil, yaitu Yesus Kristus, dapat tercapai. Kedua, jika kriteria tersebut dipenuhi, maka meski melayani dalam keadaan sulit, mereka pasti mampu mengatasi dan bertahan untuk tetap setia. Renungkan: Anda percaya kepada Yesus Kristus sebagai Juruselamat, berarti Anda pun bertanggung jawab untuk meneruskan tongkat estafet berita Injil tersebut dalam kehidupan Anda! |
(0.12) | (Tit 1:5) |
(sh: Bukan syarat, tetapi pola hidup (Rabu, 26 September 2001)) Bukan syarat, tetapi pola hidupTugas seorang presiden adalah memimpin dan mengatur negara. Agar seseorang dapat menduduki jabatan tersebut, ada kriteria atau syarat-syarat yang harus dipenuhi terlebih dahulu. Misalnya, presiden adalah warga negara setempat, memeluk agama mayoritas negara tersebut, sehat jasmani-rohani, berpendidikan, berwawasan luas, dan jujur. Seseorang tidak akan menduduki jabatan presiden bila gagal memenuhi syarat-syarat tersebut. Syarat inilah yang dipakai sebagai standar pemilihan pemimpin bangsa. Sebagaimana negara perlu aturan, jemaat Tuhan di Kreta pun demikian (ayat 5). Karena itu Paulus menyuruh Titus untuk memilih dan menetapkan penatua-penatua di tiap-tiap kota. Tugas mereka adalah memelihara, menggembalakan dan membimbing jemaat. Penetapan ini bertujuan agar kehidupan jemaat menjadi teratur. Namun, seperti halnya pemimpin negara, para penatua yang ditunjuk untuk menjalankan wewenang ini pun harus terlebih dahulu memenuhi segala persyaratan yang ditetapkan (ayat 6-9). Dua hal penting yang harus dipahami oleh para penatua jemaat dalam menjalankan tugas gerejawi adalah: [1] mereka harus mampu membimbing jemaat agar memahami ajaran yang benar, dan mau melakukannya; [2] mereka harus memiliki keberanian untuk menegur dan menyatakan kesalahan orang-orang yang melawan kebenaran dan mengajarkan ketidakbenaran. Sebenarnya, syarat-syarat yang dikemukan oleh Paulus sebagai syarat pemilihan seorang penatua gereja adalah juga persyaratan yang harus dipenuhi oleh Kristen secara keseluruhan. Karena syarat- syarat tersebut lebih merupakan prinsip-prinsip hidup kristiani. Dan semua Kristen sudah seharusnya memenuhi persyaratan tersebut. Artinya, walaupun seseorang tidak menduduki suatu jabatan tua-tua atau majelis jemaat, bukan berarti ia dibebaskan dari persyaratan- persyaratan tersebut. Itu sebabnya persyaratan ini lebih tepat disebut pola hidup Kristen secara menyeluruh. Renungkan: Perlu untuk Kristen cermati bahwa Kristen bisa memiliki pola hidup Kristiani yang benar adalah ketika pola hidupnya didasarkan dan berakar pada kebenaran Alkitab. Kristen harus mempertahankan kesetiaan dan keutuhan keluarga, kekudusan moral, keteladanan karakter, dan kehalusan budi bahasa. |
(0.12) | (Ibr 4:14) |
(sh: Setia seperti Kristus (Rabu, 26 Oktober 2005)) Setia seperti KristusDengan kekuatan diri sendiri, tidak seorang pun sanggup setia kepada Allah. Tantangan dan godaan yang berat dapat menyebabkan seseorang tidak setia. Itu juga yang dialami oleh umat Israel. Oleh karena itu, Allah menyediakan perangkat keimaman dan seorang imam besar untuk menolong umat-Nya bertahan setia baik dalam perjalanan mereka menuju Tanah Perjanjian maupun ketika mereka sudah tiba di sana. Imam besar berfungsi mewakili umat manusia yang lemah dan berdosa untuk mendapatkan pendamaian dari Allah (ayat 5:1-2). Seorang imam besar harus mendamaikan dirinya terlebih dahulu dengan Allah sebelum ia menjadi pengantara bagi umat Allah (ayat 2-3). Meski memiliki kelemahan, oleh pemeliharaan Allah imam besar itu telah berperan memberikan andil yang besar bagi umat Israel sehingga mereka tetap setia kepada-Nya. Penulis surat Ibrani kini memperkenalkan Kristus sebagai Imam Besar Agung yang melebihi para imam besar yang pernah memimpin kehidupan rohani umat Israel. Jauh melampaui Harun dan keturunannya yang ditetapkan Allah untuk menjadi imam besar, Kristus telah dipilih Allah untuk menjadi pengantara umat manusia dengan Allah. Dalam segala hal, Ia mampu menyelami dan mengerti penuh pergumulan umat Israel dan kelemahan mereka (ayat 4:15), bahkan Ia ikut menangis dan berdoa syafaat kepada Allah bersama dengan umat Israel dalam penderitaan mereka (ayat 5:7). Keunggulan Kristus adalah Ia tidak berdosa dalam ketaatan-Nya menjalankan kehendak Allah (ayat 4:15b; 5:8) sehingga permohonan-Nya didengar dan dikabulkan Allah (ayat 7-10). Pendamaian telah berhasil dilakukan Kristus bagi kita di hadapan Allah. Sekarang, Ia mendampingi kita dalam menghadapi segala persoalan hidup ini. Hal ini merupakan jaminan keselamatan kita, penghiburan, serta kekuatan bagi kita untuk setia sampai akhir kepada-Nya. Renungkan: Ketika Kristus bersama denganku, tidak ada hambatan yang dapat mengugurkan imanku. |
(0.12) | (Ibr 9:11) |
(sh: Kuasa Darah-Nya mengubah arah hidup kita. (Minggu, 30 April 2000)) Kuasa Darah-Nya mengubah arah hidup kita.Di dalam seluruh Alkitab, darah mempunyai makna yang unik. Darah dicurahkan untuk
menyediakan kulit binatang yang menutupi ketelanjangan Adam dan
Hawa. Darah dicurahkan untuk korban persembahan seperti yang
ditetapkan Hukum Taurat. Darah sangat bermakna, sehingga bangsa
Israel dilarang untuk makan atau pun minum darah (lih. Darah di dalam persembahan korban Perjanjian Lama merupakan lambang persembahan korban utama yang akan datang kelak. Darah yang memungkinkan bangsa Israel menghampiri hadirat Allah, merupakan lambang yang jelas dari darah yang dicurahkan di bukit Kalvari. Darah Kristus merupakan sumber dan janji atas penebusan kekal yang diberikan oleh Yesus Kristus kepada kita. Selain itu darah Kristus juga menyucikan hati nurani kita (ayat 14). Semua kesalahan, rasa malu dan semua cela yang disebabkan karena dosa terhapus sudah oleh karena pengampunan-Nya yang dicurahkan bersama tercurahnya darah Anak Domba Allah. Di dalam darah-Nya kita akan mendengar: "Aku akan menaruh belas kasihan terhadap kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa-dosa mereka" (8:12). Ketika kita mendapatkan pengampunan karena iman, hati nurani juga dibersihkan dan disucikan. Dengan demikian kita dapat hidup beribadah kepada Dia, Allah yang hidup. Tanpa penyucian dari darah domba Allah, manusia adalah seperti sebuah mainan mobil dengan baterei yang kemudinya sudah dipatok, agar jalannya terus berputar-putar. Demikian jugalah kita sebelum darah-Nya menyucikan kita. Dosa sudah mematok arah hidup kita sehingga kita mau tidak mau mengikuti kemana dosa membawa kita. Renungkan: Darah Kristus pun memampukan kita untuk mengubah arah hidup kita, sehingga kita mulai berjalan menuju kepada kebenaran-Nya. Bacaan untuk Minggu Paskah 2: Kisah Para Rasul 2:42-47 I Petrus 1:3-9 Yohanes 20:19-31 Mazmur 105:1-7 Lagu: Kidung Jemaat 208 |
(0.11) | (Bil 6:23) |
(full: MEMBERKATI ORANG ISRAEL.
) Nas : Bil 6:23 Ayat Bil 6:22-27 menunjukkan tanggapan Allah yang pengasih kepada umat-Nya jikalau mereka memelihara kesucian di tengah jemaat dan mengungkapkan pengabdian dengan segenap hati sebagaimana terlihat dalam nazar seorang Nazir (lihat cat. --> Bil 6:2). [atau ref. Bil 6:2] "Memberkati" (Ibr. _barak_) mengandung ide bahwa kehadiran, tindakan, dan kasih Allah memasuki kehidupan dan lingkungan seseorang.
|
(0.11) | (Flp 2:12) |
(full: KERJAKAN KESELAMATANMU.
) Nas : Fili 2:12 Sebagai orang percaya yang telah diselamatkan oleh kasih karunia, kita harus mengerjakan keselamatan kita sampai akhir. Jikalau kita lalai melakukan hal ini, kita akan kehilangan keselamatan yang telah diberikan kepada kita.
|
(0.11) | (Kol 2:8) |
(full: FILSAFATNYA YANG KOSONG ... TIDAK MENURUT KRISTUS.
) Nas : Kol 2:8 Paulus mengingatkan kita untuk berwaspada terhadap segala filsafat agama, dan tradisi yang menekankan usaha manusia terlepas dari Allah dan penyataan-Nya dalam Alkitab. Sekarang ini salah satu ancaman filsafat yang terbesar terhadap kekristenan yang berdasarkan Alkitab adalah "humanisme sekular". Paham ini telah menjadi filsafat yang mendasar dan agama yang diterima dalam kebanyakan pendidikan sekular, pemerintahan, dan masyarakat pada umumnya. Paham ini juga merupakan segi pandangan yang tetap dari kebanyakan media berita dan hiburan di seluruh dunia.
|
(0.11) | (Tit 2:4) |
(full: PEREMPUAN-PEREMPUAN MUDA MENGASIHI SUAMI DAN ANAK-ANAKNYA.
) Nas : Tit 2:4-5 Allah mempunyai rencana khusus bagi wanita dalam hubungan dengan keluarga, rumah tangga, dan keibuan.
|
(0.11) | (Im 11:1) | (jerusalem) Bab-bab ini memuat "Hukum Ketahiran" dan bagian berikutnya, bab 17-26, menyatakan "Hukum Kekudusan". Kedua bagian Imamat itu saling melengkapi. Dua-duanya meninjau tuntutan-tuntutan Allah yang sama, tetapi dari segi yang berbeda. Yaitu dari segi negatipnya dan dari segi positipnya. Penetapan-penetapan yang tercantum dalam bab 11-16 bersumberkan larangan-larangan agama yang sangat tua usianya. Tahir dan halal ialah segala sesuatunya yang boleh mendekati Tuhan: najis dan haram ialah apa yang membuat orang tidak mampu ikut serta dalam ibadat atau yang tidak boleh dipakai dalam ibadat. Binatang halal ialah binatang yang boleh dikorbankan kepada Tuhan, Kej 7:2, sedangkan binatang yang disebut najis ialah binatang-binatang yang dianggap kudus oleh orang kafir atau yang menimbulkan rasa jijik ataupun yang dianggap jahat dan karenanya tidak diperkenankan Allah, bab 11. Bagian Imamat ini juga memuat penetapan-penetapan yang menyangkut kelahiran, bab 12, hidup seksuil, bab 15, dan kematian, Bil 21:1-11; bdk Bil 19:11-19. Penetapan-penetapan itu sebenarnya menyangkut bidang-bidang hidup manusia yang penuh rahasia dan yang secara khusus di bawah kekuasaan Allah. Penguasa kehidupan. Sebuah gejala pembusukan seperti sakit kusta, Ima 13:1+, juga menjadikan orang najis. Tetapi dengan menekankan kesucian hati, Yer 1:16; Yer 33:8; bdk Maz 51:12. para nabi melampaui ketahiran yang ditetapkan hukum ibadat Imamat ini. Dengan menuntut kesucian hati itu para nabi menyiapkan pewartaan Yesus, Mat 15:10-20, yang membebaskan pengikut-pengikutNya dari peraturan-peraturan yang di masa Yesus hanya secara lahiriah dilaksanakan, Mat 23:24-26. Namun demikian, peraturan-peraturan kuno mengenai tahir serta halal, najis dan haram itu tetap mengajar kita mengenai cita-cita kemurnian akhlak yang dimajukan dengan peraturan-peraturan yang bernada positip. |
(0.11) | (2Raj 19:14) |
(sh: Membayar atau dibayar mahal? (Rabu, 12 Juli 2000)) Membayar atau dibayar mahal?Pemazmur mengatakan bahwa orang fasik bagaikan sekam yang ditiup angin (Mzm. 1:4). Sekam yang biasanya ditumpuk menjulang tinggi di tepi sawah kelihatan megah, kokoh, dan kuat. Namun ketika angin datang, maka hancurlah kekokohan dan kemegahannya dalam sekejap. Itulah gambaran kehidupan Sanherib raja Asyur dan apa yang terjadi atasnya. Dalam satu malam 185.000 tentaranya menjadi bangkai. Siapa yang melakukan? Allah sengaja tidak membunuhnya agar ia sempat melihat bahwa kekuatan dan kejayaan yang dulu ia agung-agungkan sesungguhnya tidak ada artinya di hadapan Allah. Cara kematian yang ditimpakan kepadanya pun memperlihatkan satu hal yang sangat ironis. Dulu ia memperolok Hizkia bahwa Allah yang Hizkia sembah tidak mungkin menyelamatkannya. Tapi apa yang terjadi? Dapatkah allah yang ia sembah menyelamatkannya dari musuh yang sangat sepele (37). Itulah akhir kehidupan sang raja 'agung' yang menentang batas-batas manusia yang sudah ditetapkan oleh Allah (27-28). Ia membayar dengan harga yang mahal, kehancuran kerajaan dan hidupnya, agar dapat belajar dan akhirnya mengakui kedaulatan Allah, namun terlambat. Berbeda sekali dengan Hizkia yang selalu belajar dan mengakui kedaulatan Allah sampai kondisi dimana seolah-olah tidak ada lagi pengharapan (15-18). Seperti yang kita lihat setelah ia membaca surat ancaman dari Sanherib, ia meletakkan permasalahannya di hadapan Allah, sebab hanya pada Dia yang berdaulat ada pengharapan sejati (14, 19). Motivasi yang mendorong dia untuk terlepas dari segala ancaman bukan semata-mata untuk kebahagiaan dirinya dan rakyatnya, melainkan agar kedaulatan Allah yang sudah ia akui, diakui juga oleh bangsa-bangsa lain (19). Berkat yang ia terima akan menjadi saluran berkat bagi orang lain. Karena ia telah dan selalu mengakui kedaulatan Allah dalam setiap kehidupannya, maka Allah berkenan `membayar' dia dengan harga yang sangat mahal yaitu keselamatan bagi dirinya dan kerajaannya (35-37). Renungkan: Anda tidak akan pernah dapat mengatur apa yang akan Allah lakukan untuk menolong Anda ketika Anda mengakui kedaulatan-Nya dan mempercayakan diri Anda kepada-Nya. Yang hanya dapat Anda lakukan adalah tetaplah yakin bahwa Allah akan membayar Anda dengan mahal yaitu Ia dapat dan akan menolong Anda. |
(0.11) | (2Taw 3:1) |
(sh: Rumah yang istimewa (Jumat, 10 Mei 2002)) Rumah yang istimewaDalam 3:1, Salomo mulai mendirikan rumah Tuhan dan ditutup dalam 5:1, ketika dikatakan bahwa pekerjaan itu telah selesai. Dalam ayat 1, penulis Tawarikh menyatakan tempat Salomo mendirikan bait Allah. Pertama, rumah Tuhan didirikan di gunung Moria. Melalui penyebutan gunung Moria, penulis ingin menekankan kekudusan tempat pendirian bait Allah, sekaligus mengingatkan para pembacanya tentang belas kasihan Allah kepada Abraham (lih. Kej. 22:1-9). Kedua, disebutkan pula rumah itu didirikan di tempat pengirikan Ornan, yaitu di tempat yang ditetapkan Daud. Daud diberi belas kasihan oleh Allah di tempat ini setelah ia berdosa mengadakan sensus (ayat 1Taw. 21:1-22:1). Dengan demikian, bait Allah ini didirikan di tempat yang kudus, dan tempat orang Israel boleh mendapatkan belas kasihan Allah. Penulis mencatat pembangunan bait Allah itu dimulai dengan struktur arsitekturnya (ayat 3), dan langsung dilanjutkan ke balai di sebelah depan (ayat 4). Ukuran yang dipakai di sini adalah berdasarkan standar lama karena ukuran pada zaman penulis lebih besar daripada standar lama (lih. Yeh. 40:5; 43:13). Setelah itu, penulis menyempitkan fokusnya pada ruang besar utama (ayat 5-7), ruang mahakudus (ayat 8-14), dan balai depan rumah (ayat 15-17). Ruang besar utama (ayat 5-7). Ia memapani ruang itu dengan kayu sanobar, mendekorasinya dengan batuan yang mahal, dan melapisi hampir keseluruhannya dengan emas. Ruang mahakudus (ayat 8-14). Ruang ini juga dilapisi dengan emas. Penulis juga menyatakan bahwa Salomo menempatkan dua pahatan kerub yang dilapisi dengan emas. Kerub-kerub ini mewakili makhluk-makhluk surgawi yang menyembah Allah di sekitar takhta-Nya. Gambaran ini ditutup dengan penjelasan di ay. 14 mengenai tabir yang memisahkan ruang mahakudus dari ruang besar utama. Sebuah tabir seperti ini juga digantung di dalam kemah suci (lih. Kel. 26:31; 36:35). Kelihatannya, dalam bait Allah Salomo, yang membatasi kedua ruang itu bukan hanya tabir, tetapi juga pintu-pintu. Renungkan: Keagungan Allah terpancar melalui keagungan rumah-Nya, lebih lagi di dalam hidup umat-Nya sebagai gereja, berilah diri Anda menjadi sarana memuliakan Allah! |
(0.11) | (Est 9:20) |
(sh: Tuhan di balik apa yang terlihat (Sabtu, 30 Juni 2001)) Tuhan di balik apa yang terlihatSeberapa jauhkah kita menyadari kehadiran Tuhan di dalam hidup kita? Di tengah dunia yang semakin sekular seperti sekarang ini, seringkali kita tanpa sadar telah menggeser Tuhan serta melupakan karya-Nya bagi kita. Untuk mencari jawab dan memperdalam akar rohani kita marilah kita belajar dari kisah Ester -- suatu catatan tentang karya dan kepedulian Tuhan yang melampaui batas pengamatan manusia.
Nama Tuhan sama sekali tidak tercantum dalam kitab ini,
namun demikian umat-Nya dapat melihat dan mengalami
karya-Nya (26). Ia memegang kendali atas kekuasaan
Ahasyweros yang menanggungkan beban berat bagi rakyat
dengan menempatkan Mordekhai yang disukai,
mengikhtiarkan yang baik, dan berbicara untuk
keselamatan bangsanya (1:1-3). Ia mengubah kesedihan
umat-Nya menjadi sukacita, dan secara rahasia
memelihara serta memakai mereka sebagai alat pelaksana
keadilan-Nya (9:22,24-25). Hal ini menegaskan bahwa
Tuhan yang ada di balik yang terlihat adalah Raja di
atas segala raja yang mengatasi kekuasaan dan kebesaran
Ahasyweros, Ia menggenapi rencana penyelamatan umat
Allah dan melaksanakan penghukuman bagi bangsa Amalek.
Umat-Nya menemukan persekutuan melalui karya-Nya.
Pengalaman pembebasan orang Yahudi oleh "Tuhan yang ada
di balik hal-hal yang dapat dilihat", ini merupakan
bagian penting dalam sejarah orang Yahudi. Hal ini
haruslah diingat serta diteruskan dari generasi ke
generasi (9:27, 31) oleh semua orang Yahudi di mana pun
mereka berada (9:21, 27, 28) sebagai sumber pengharapan
dan juga unsur pemersatu orang Yahudi dari seluruh
generasi dan daerah. Karena nilai penting pengalaman
ini, maka pelaksanaannya diatur dan ditetapkan ( Jikalau kita sebagai umat Tuhan di Indonesia mengalami beban yang berat pada saat ini, itu merupakan suatu kesempatan bagi kita untuk memiliki pengalaman penyertaan Tuhan yang nyata dan mahal, yang dapat kita wariskan kepada generasi sesudah kita. Renungkan: Dia yang ada di balik realita kehidupan kita mempedulikan dan memiliki rencana bagi kita. Ingatlah apa yang sudah Tuhan perbuat dalam hidup Anda dan temukan persekutuan dengan Dia di sana! Ingatlah dan rayakanlah! Pesan Redaksi Dalam pandangannya tentang kebajikan dan etika, Aristoteles mengemukakan bahwa: kebajikan-kebajikan utama yang membentuk suatu masyarakat yang beradab adalah keberanian, tahan diri, hikmat, dan keadilan. Berbeda dari Plato yang menekankan perenungan rasio, Aristoteles melihat keberadaan kebajikan-kebajikan tersebut pada seseorang adalah akibat dari tindakan mempraktikkannya secara nyata. Apabila gerak pada Plato adalah manusia melalui rasionya bergerak balik kepada Forma yang menjadi sumber jiwa manusia beroleh harkatnya, pada Aristoteles Sebab Pertama mewujud di dalam tindakan-tindakan nyata yang kita lakukan. Tingkah laku rasional adalah ungkapan dari gerak Sang Sebab Pertama di dalam keberadaan nyata dunia ini, yang kemudian mengkristal di dalam bentuk aksi- aksi tindak nyata kita sehari-hari. Bila kedua pendapat ini kita sederhanakan, akan tampil secara indah di dalam perumpamaan Tuhan Yesus tentang 2 bersaudara dalam sikapnya terhadap perintah ayah mereka. Memang perumpamaan ini tidak sepenuhnya memasalahkan kontradiksi yang mungkin terjadi antara penekanan pada aspek perenungan dan pengertian di satu pihak dan aspek menekankan praktek nyata di pihak lain. Namun jelas bahwa kedua hal tersebut bisa jadi bertentangan dan tidak serasi dalam hidup kita. Tuhan menginginkan kita tidak hanya merenungkan dan memahami firman-Nya, tetapi konsekuen melakukannya secara konkrit dalam kehidupan kita sehari-hari. Paul Hidayat, Direktur Pengantar Kitab Kolose ====================== Kitab Kolose yang berbentuk surat berisi nilai-nilai kebenaran yang luar biasa bagi kehidupan Kristen masa kini sebab ketika Paulus memperingatkan jemaat Kolose yang mulai terpengaruh oleh ajaran sesat, ia memaparkan secara mendalam dan jelas Pribadi Yesus Kristus dan peran pusat-Nya dalam rencana Allah dan juga dalam kehidupan Kristen sehari-hari. Inilah yang membuat kitab Kolose merupakan salah satu surat dalam Perjanjian Baru yang sangat penting. Penulis, waktu, dan tujuan penulisan ------------------------------------ Paulus menulis surat Kolose (ayat 1:1; 4:18), ketika ia berada dalam penjara di Roma antara tahun 59-61. Ia bukanlah pendiri jemaat Kolose bahkan ia tidak pernah mengunjungi kota Kolose (ayat 2:1). Pendiri jemaat Kolose adalah Epafras yang adalah seorang penduduk Kolose. Tujuan Paulus menulis surat ini adalah untuk memerangi pengajaran sesat yang merasuki kehidupan jemaat di sana. Walaupun tidak diketahui secara pasti bentuk ajaran sesat itu, namun ajaran ini mengandung unsur-unsur agama asing dan Yudaisme yang diselubungi dengan unsur- unsur kekristenan. Ajaran sesat ini menolak keutamaan Kristus dan menganjurkan gaya hidup yang bertentangan dengan iman kristen. Berdasarkan hal-hal yang dinyatakan oleh Paulus, banyak ahli berpendapat bahwa ajaran sesat yang melanda jemaat di Kolose adalah bentuk awal dari Gnosticism. Ringkasan ajaran sesat yang ada di Kolose dan respons Paulus: ------------------------------------------------------------- o Dunia materi adalah jahat; Allah adalah roh. Allah tidak mempunyai hubungan dengan materi â€â€> Kolose 1:16 o Karena Yesus menciptakan dunia, Dia bukanlah Allah â€â€> Kolose 1:19 o Apa yang terjadi dalam dunia materi tidak akan membuat perbedaan secara rohani â€â€> Kolose 1:21-22 o Manusia tidak perlu diperdamaikan dengan Allah. Tubuh kita adalah jahat karena terdiri dari materi. Pikiran kita bukanlah materi karena itu baik â€â€> Kolose 2:13 o Kehidupan rohani yang benar adalah persoalan kehidupan batin seseorang. Manusia mendatangi Allah dengan pikiran dan batin dan apa yang manusia lakukan tidak berhubungan dengan-Nya â€â€> Kolose 2:12,17 |
(0.11) | (Mzm 51:1) |
(sh: Awas bahaya slogan: Dosa? Siapa takut? (Selasa, 21 Agustus 2001)) Awas bahaya slogan: Dosa? Siapa takut?Alkitab memang merupakan sebuah cermin besar bagi manusia sepanjang zaman. Betapa tidak, Daud yang nampaknya begitu setia dan menjadi kekasih Allah dapat melakukan perzinahan dengan seorang istri dari prajuritnya yang setia. Itulah bukti ketidaksempurnaan seorang manusia. Namun demikian kita masih dapat meneladani pemahaman Daud akan dosa. Teladan ini penting sebab Kristen sekarang di bawah pengaruh dunia yang cenderung menyepelekan dosa dan konsekuensinya. Jika Kristen terpengaruh oleh paham dunia modern maka tidak akan ada lagi tonggak dan mercusuar moralitas di dunia ini. Ungkapan perasaan Daud pertama kali setelah ditegur oleh Natan adalah ‘kasihanilah aku’ (ayat 2). Ini menandakan bahwa Daud tidak sekadar malu setelah boroknya dibongkar namun lebih dari itu ia sadar dengan sepenuh hati bahwa dosa sudah membuat dirinya menjadi seorang manusia yang tak berharga dan tak berpengharapan di hadapan Allah, karena hanya kepada-Nyalah Daud berdosa (ayat 6). Daud menempatkan secara tepat tempat dosa dalam jalur hubungan antara manusia dengan Allah. Karena itu sebelum memohon ampun, ia mohon belas kasihan dari Allah sebab belas kasihan merupakan dasar utama pengampunan Allah. Selain dampak yang ditimbulkan mengapa dosa tidak dapat diremehkan? Sebab dosa adalah ketidakmampuan untuk mencapai sasaran yang ditetapkan Allah (ayat 2), sebuah pemberontakan terhadap Allah (ayat 4, 6) serta sesuatu yang najis di hadapan Allah (ayat 4). Dengan kata lain disadari atau tidak, dosa adalah sebuah tindakan manusia untuk menetapkan dan menjalankan nilai- nilai ciptaan manusia dan bukan Allah. Dosa bahkan dipersonifikasikan sebagai suatu kekuatan (ayat 5). Manusia akan selalu kalah karena pada dasarnya manusia sudah rusak secara total (ayat 7). Renungkan: Sejarah Alkitab mencatat bahwa setelah pertobatannya seperti yang tercatat dalam mazmur ini, Daud tidak lagi melakukan dosa yang sama. Karena itu pengajaran hakikat dosa dan konsekuensinya harus didengung-dengungkan terus agar jemaat Tuhan senantiasa jijik terhadap dosa. Mulailah dengan cara tidak menghaluskan kata-kata ketika menyebut suatu perbuatan yang bertentangan dengan firman Tuhan misalnya: pemberian uang kepada petugas ketika sedang mengurus surat dihaluskan menjadi biaya administrasi. |
(0.11) | (Yes 29:1) |
(sh: Allah melawan umat-Nya sendiri! (Minggu, 22 November 1998)) Allah melawan umat-Nya sendiri!Bila Anda seorang guru, apa tindakan Anda bila murid-murid yang diajar ternyata tidak mau diajar, padahal segala daya upaya telah Anda lakukan! Marah, kecewa atau frustrasi? Hal ini tidak berbeda jauh dengan pengalaman Yesaya. Pesan-pesan Tuhan yang dinubuatkannya sama sekali tidak digubris umat. Bahkan mereka bertindak seolah nubuatan itu seperti hembusan angin yang datang dan pergi dalam sekejap. Mereka mendengar namun tidak melakukan apa-apa. Mereka mengetahui kesalahan mereka, tetapi mereka tidak berubah! Yang lebih menyedihkan lagi ialah fakta bahwa ibadah mereka tidak di arahkan kepada Tuhan. Penuh kepura-puraan dan kemunafikan. Lebih mengutamakan penampilan daripada kesungguhan hati. Tak ada toleransi di pihak Allah. Sudah tidak ada lagi belas kasihan dan toleransi Tuhan melihat seluruh umat-Nya, mulai dari raja, nabi, panglima, hingga rakyat biasa yang telah kedapatan melanggar hukum dan ketetapan-Nya. Hukuman segera ditetapkan dan umat harus menanggung segala konsekuensinya. Ariel (Sion, bdk. ayat 8) akan berubah menjadi kota perapian (ayat 2), penduduk merintih takut dan mengerang kesakitan (ayat 4), seluruh indera tubuh penduduknya Tuhan lumpuhkan (ayat 9-12). Semuanya lumpuh total. Kengerian mewarnai seluruh sendi-sendi kehidupan umat. Allah Pengasih dan Penyayang bagi Israel berubah menjadi Allah Penghukum! Bertindak benar dalam terang firman. Hidup dalam kepalsuan sama saja dengan membangun karakter iman di atas pasir. Hidup dalam ibadah palsu, berpura-pura taat, sama saja dengan hidup dalam gelap. Semuanya ini bertentangan dengan sifat dan makna firman Tuhan yang memberi terang, memimpin pada jalan kebenaran bukan kesesatan (bdk. Mzm. 105:110). Jika kita ingin luput dari bahaya penghukuman ini, kita harus membawa hati, pikiran, pujian, kehendak, dalam setiap ibadah kita. Dan setiap umat Tuhan yang mengaku telah mendengar firman dituntut untuk hidup benar menurut firman. Siapa yang mempermainkan firman akan menanggung hukuman dari Dia yang berfirman. Renungkan: "Firman-Nya menyegarkan jiwaku", ungkap pemazmur. Mendengarkan, mengerti firman Tuhan dan menerapkannya dengan kesungguhan, semakin memimpin kita hidup dalam kebenaran. Doa: Tuhan, tolong ku taat penuh pada Firman-Mu |
(0.11) | (Yer 17:19) |
(sh: Terbaik di antara yang baik (Selasa, 26 September 2000)) Terbaik di antara yang baikBila dibandingkan dengan dosa-dosa lain yang dilakukan oleh Yehuda, mengapa Allah memerintahkan Yeremia memfokuskan khotbahnya pada masalah pengudusan hari Sabat? Sudah pasti penyembahan berhala yang dilakukan oleh bangsa Yehuda jauh lebih buruk dibandingkan dengan membawa barang-barang pada hari Sabat. Juga sudah pasti bahwa masalah kebobrokan moral bangsa Yehuda jauh lebih serius dibandingkan dengan melakukan suatu pekerjaan di hari Sabat. Namun khotbah Yeremia tentang pengudusan hari Sabat dan janji berkat yang akan Allah berikan kepada bangsa Yehuda jika mereka taat kepada Allah (24-26), merupakan sebuah ujian. Jika bangsa Yehuda memprioritaskan Allah pada hari Sabat, mereka juga akan memprioritaskan Allah di dalam kehidupan mereka sehari-hari. Kegagalan mereka untuk memuliakan dan menghormati Allah pada hari yang sudah ditetapkan, merupakan bukti bahwa seluruh nilai-nilai yang mereka pegang adalah nilai-nilai yang tidak berdasarkan pada kebenaran Allah. Kristen masa kini pun harus memberikan prioritas pertama untuk beribadah ke gereja pada hari Minggu serta menguduskannya dan untuk mempunyai waktu bersekutu dengan-Nya secara pribadi melalui doa dan perenungan firman-Nya. Ketika kita memberikan prioritas pertama bagi Allah, maka bidang-bidang lain akan mengikutinya. Namun mengkhususkan dan menguduskan hari Minggu bukanlah keputusan yang mudah dan sepele bagi Kristen yang hidup di kota besar, terlebih bagi mereka yang sudah menikah dan berkeluarga. Hari Senin hingga Jumat mereka disibukkan urusan pekerjaan dan kantor hingga larut malam. Hari Sabtu biasanya digunakan untuk ke bengkel, atau memperbaiki peralatan atau perabotan rumah yang rusak. Satu-satunya hari yang tersisa bagi keluarga untuk berkumpul dan bercengkerama hanyalah hari Minggu. Kristen di kota besar sering diperhadapkan pada pilihan yang sulit yaitu memilih yang terbaik dari yang baik. Renungkan: Berkumpul bersama keluarga maupun menguduskan hari Minggu adalah kewajiban dan pelayanan yang harus ditunaikan dengan sungguh. Karena itu tidak ada pilihan lain selain mengurangi aktivitas di hari biasa untuk berkumpul bersama keluarga sehingga dapat memprioritaskan Allah di hari Sabat-Nya. |
(0.11) | (Yer 31:35) |
(sh: Hanya Yesus dan hanya Gereja-Nya (Jumat, 27 April 2001)) Hanya Yesus dan hanya Gereja-NyaJika matahari terbit dari barat, maka aku akan memberikan apa pun yang engkau minta. Bagaimana respons Anda jika ada orang yang mengatakan ini kepada Anda? Pasti Anda akan berpendapat bahwa orang itu memang tidak pernah berniat untuk memberi Anda apa pun. Mengapa? Sebab tidak mungkin matahari terbit dari barat. Bagaimana jika seseorang berjanji sepasti hukum alam? Kita yakin bahwa orang itu pasti akan menepati. Demikianlah janji Allah kepada Israel dan keturunannya. Mereka tidak akan pernah habis atau berhenti menjadi umat Allah. Kasih setia Allah yang seluas langit tak berbatas memberikan kepastian bahwa Israel tidak akan pernah ditolak sebagai umat-Nya. Tidak hanya itu Israel akan membangun kembali kota-kotanya dan wilayahnya akan semakin luas. Janji yang diucapkan Allah ini masih merupakan bagian dari perjanjian baru yang ditetapkan oleh Allah. Karena itu penggenapannya tetap merujuk kepada karya Kristus. Ini berarti Israel di sini menunjuk kepada Israel rohani yaitu Gereja Tuhan. Yesus sendiri pernah menegaskan hal ini (Mat. 16:18). Artinya Gereja Tuhan di dunia ini tidak dapat dikalahkan oleh siapa pun. Sejarah sudah membuktikan bahwa usaha apa pun untuk melenyapkan Gereja Tuhan tidak akan terlaksana. Bahkan gereja terus berkembang dalam arti penjangkauan berdasarkan wilayah. Banyak daerah yang dulunya belum terjangkau oleh Injil sekarang mulai dijangkau. Banyak gereja didirikan di tempat terpencil untuk menjangkau siapa pun yang belum mendengar Injil. Penggenapan yang lebih utama dan yang sangat menguatkan iman kristen adalah hanya orang yang percaya kepada Yesus yang Allah akui sebagai umat-Nya. Artinya manusia dapat menjadi umat Allah jika ia percaya kepada Yesus. Janji Allah ini pasti dan tidak akan berubah sampai kapan pun seperti hukum alam. Renungkan: Pembakaran dan pengeboman gedung-gedung gereja yang terjadi di negara kita tidak akan dapat memusnahkan Gereja Tuhan. Keturunan 'Israel rohani' tidak akan berhenti. Insiden ini justru semakin mengokohkan identitas kita sebagai umat Allah dan identitas mereka yang melakukan pembakaran dan pengeboman sebagai musuh Allah. |
(0.11) | (Yeh 3:16) |
(sh: Antara tugas, tanggung jawab, dan hasil (Rabu, 18 Juli 2001)) Antara tugas, tanggung jawab, dan hasilAllah sangat memahami perasaan dan gejolak hati hamba-Nya (ayat 16). Ia memberikan kesempatan kepada Yehezkiel untuk berdiam diri selama tujuh hari sama seperti Ia memberikan kesempatan kepada Paulus untuk berdiam diri selama tiga hari sebelum menyatakan panggilan-Nya. Ini menandakan bahwa Allah tidak selalu menuntut, namun Ia sudi menunggu waktu yang paling tepat bagi hamba-Nya untuk mendengarkan lebih rinci tanggung jawabnya. Allah begitu sabar dan memperhatikan kebutuhan hamba-Nya demi mengemban misi- Nya Apa tanggung jawab Yehezkiel? Ia diangkat menjadi penjaga kaum Israel -- baik orang jahat maupun orang benar. Ia harus mengobati orang sakit dan mencegah agar orang tidak sakit. Ini bukan tanggung jawab yang ringan sebab berdasarkan pernyataan Allah sebelumnya (ayat 2:3-8), tidak mustahil Yehezkiel akan mengalami berbagai tantangan dari bangsanya. Yehezkiel juga mempunyai pola kerja yang sudah ditetapkan oleh Allah yaitu mendengarkan firman- Nya dan memperingatkan bangsa Israel atas nama Allah. Pola ini tidak dapat dibolak-balik urutannya. Tahap pertama merupakan legitimasi bagi dirinya sebagai wakil Allah. Pola ini juga mempunyai implikasi bahwa Yehezkiel tidak boleh berbicara apa pun jika Allah tidak memberikan firman-Nya. Allah sangat serius dengan pola ini sehingga Ia menegaskan dengan membuat Yehezkiel bisu dan akan membuatnya dapat berbicara jika firman-Nya siap untuk diberitakan (ayat 3:26-27). Tugas yang diemban sangat berat demikian pula pola kerja yang harus diikuti sangat ketat, namun tanggung jawab yang dituntut bukanlah keberhasilan dalam misinya melainkan kesetiaan dalam menjalankan misi yang sudah Allah berikan. Renungkan: Apa yang telah Allah lakukan terhadap Yehezkiel juga masih Allah lakukan terhadap hamba-Nya pada masa kini. Ia tidak akan memaksa kita untuk memikul suatu tanggung jawab pelayanan sampai kita benar-benar siap. Ia juga mau supaya kita mengikuti pola kerja-Nya dengan disiplin dan melakukan semua tugas dengan setia. Berapa jumlah orang yang berpaling dari dosa, bukanlah menjadi tanggung jawab kita. Berapa jumlah orang yang berkomitmen untuk taat kepada-Nya, bukanlah tanggung jawab kita. |
(0.11) | (Yeh 40:38) |
(sh: Bilik-bilik di pelataran dalam (Kamis, 22 November 2001)) Bilik-bilik di pelataran dalamTur keliling Bait Suci untuk sementara terhenti di pintu gerbang dalam sebelah utara. Di sini Yehezkiel melihat bilik- bilik dan perabotan yang ada di dalamnya. Ayat 38-43 membicarakan tentang ruangan untuk menyembelih dan membersihkan kurban bakaran. Ayat 44-46 membicarakan ruangan- ruangan untuk para imam yang bertugas di Bait Suci dan di mezbah. Ditegaskan bahwa hanya imam-imam keturunan Lewi dari bani Zadok (keturunan Harun) yang boleh masuk ke tempat kudus untuk menyelenggarakan upacara kurban. Hal ini menegaskan ulang Taurat Musa, bahwa hanya mereka yang ditetapkan oleh Allah, yakni Harun dan keturunannya, yang boleh menjadi imam sebagai pengantara antara umat dengan Allah. Pelataran dalam berbentuk bujur sangkar berukuran 100 x 100 hasta. Di sini terdapat mezbah (ayat 47). Ketiga pasang pintu gerbang di timur, utara, dan selatan terbuka ke dalam menuju ke satu titik, yaitu mezbah. Berhadapan dengan mezbah, di sebelah barat, adalah Bait Suci. Bait Suci terdiri 3 bagian: bagian depan, disebut "balai" (ayat 48-49); bagian tengah, "ruang besar" (ayat 41:1-2); bagian belakang, "ruang dalam," yang oleh malaikat pengantar Yehezkiel disebut sebagai "tempat mahakudus" (ayat 3-4). Konstruksi ini serupa dengan konstruksi Bait Suci Salomo. Memang tidak dijelaskan makna ukuran maupun pembagian ruangan Bait Suci. Namun, mengacu pada pemahaman Kemah Suci yang dibangun oleh Musa (Kel. 24), kita dapat melihat bahwa Bait Suci akan menjadi pusat ibadah, karena di sana ada ruang mahakudus, tempat Allah bersemayam sebagai raja atas Israel. Letak ruang mahakudus yang terlindung oleh ruang besar dan balai menunjukkan bahwa ruang itu tidak dapat sembarangan dimasuki. Mezbah di depan Bait Suci menunjukkan perlunya persembahan kurban, suatu pengantara untuk dapat masuk atau mendekati Bait Suci. Allah begitu kudus dan menuntut semua yang hendak menghampiri-Nya untuk memelihara kekudusan diri.
Renungkan:
Bersyukurlah karena di dalam Kristus kita boleh menghampiri
Allah yang kudus. Ia telah membuka jalan dengan
mempersembahkan kurban yang sempurna, yaitu diri-Nya sendiri,
dan menjadi Imam Besar sebagai pengantara kita ( |
(0.11) | (Yeh 42:1) |
(sh: Bilik-bilik bagi para imam (Sabtu, 24 November 2001)) Bilik-bilik bagi para imamSekali lagi Yehezkiel dibawa ke pelataran luar sebelah utara, kali ini ke dekat bangunan di ujung barat (ayat 1-9a). Berhadapan dengan bangunan di lapangan tertutup di sebelah barat (ayat 41:12) dan dengan bilik-bilik tempat umat yang beribadah memakan persembahan kurban, terdapat bilik-bilik bagi para imam. Bilik-bilik yang simetris letaknya juga terdapat di bagian selatan dari pelataran luar (ayat 9b-12). Bilik-bilik ini kudus (ayat 13), dan di sinilah para imam memakan jatah mereka dari persembahan-persembahan mahakudus. Di bilik ini pula para imam harus menanggalkan pakaian upacara mereka saat akan meninggalkan pelataran untuk masuk ke pelataran luar (ayat 14). Seperti dalam laporan-laporan sebelumnya, di sini pun perbedaan antara imam dan awam, antara yang kudus dan tidak kudus ditegaskan, guna menjaga dan memelihara kesucian wilayah kudus. Selesai mengukur bagian dalam, malaikat lalu membawa Yehezkiel keluar, ke pintu gerbang timur, dan mulai mengukur Bait Suci dari luar (ayat 15-20). Keempat sisi tembok luar Bait Suci berbentuk bujur sangkar berukuran 500 hasta x 500 hasta. Kini fungsi tembok Bait Suci dijelaskan, yakni "untuk memisahkan yang kudus dari yang tidak kudus" (ayat 20). Dengan demikian, selesailah pengukuran dan pengamatan seluruh kompleks Bait Suci yang dilihat Yehezkiel. Beberapa hal dari penglihatan ini memang sulit diuraikan, dan penjelasannya sulit diikuti. Tetapi, ada beberapa hal yang bisa kita renungkan: (a) Kompleks Bait Suci menggambarkan wilayah kesucian milik Tuhan yang dipisahkan dari yang tidak kudus; (b) Dari luar ke dalam ada gradasi kekudusan: bagian luar untuk orang awam yang beribadah, pelataran dalam untuk imam-imam yang melayani, dan paling dalam adalah Bait Suci dengan ruang mahakudus. Renungkan: Penglihatan mengenai bangunan Bait Suci serta ukuran- ukurannya mengajar kita 2 hal: (ayat 1) Dalam ibadah, siapa pun tidak boleh sembarangan menghampiri Allah, melainkan selalu harus mengikuti ketentuan dan peraturan yang sudah ditetapkan-Nya; (ayat 2) Kita harus senantiasa menjaga diri dari pencemaran oleh dosa. Tentu ini berlaku bukan hanya dalam ibadah, tapi juga dalam seluruh aspek kehidupan. |
(0.11) | (Yeh 44:9) |
(sh: Menjaga dan memelihara kekudusan Bait Suci (Rabu, 28 November 2001)) Menjaga dan memelihara kekudusan Bait SuciAyat 9 menegaskan bahwa teguran dan peraturan-peraturan yang dijabarkan di sini berasal dari Tuhan sendiri. Tuhan mengambil langkah pertama untuk menjamin bahw a kekudusan Bait Suci serta ibadah di dalamnya terpelihara. Ia melarang semua orang asing untuk masuk ke dalam tempat kudus. Sebagai respons terhadap pelanggaran yang diurakan dalam ay. 7-8, Yehezkiel mengukuhkan kembali peraturan Musa tentang siapa yang boleh atau tidak boleh menghampiri tempat kudus (bdk. Kel. 12:43-51).
Sebagai langkah kedua untuk menjaga kekudusan Bait Suci, Tuhan
menugaskan kembali orang Lewi sebagai penjaga pintu Bait Suci
(ayat 11, 14). Dosa mereka di masa prapembuangan tidak
diabaikan, dan mereka harus menanggung hukumannya (ayat Selanjutnya, Yehezkiel menguraikan tugas-tugas para imam, yakni orang Lewi dari bani Zadok, keturunan Harun. Kesetiaan mereka pada Tuhan di masa prapembuangan, ketika seluruh Israel termasuk orang Lewi "sesat dari Tuhan", terus diingat (ayat 15). Kesetiaan ini pun bukan dimaksudkan untuk menyombongkan diri, walaupun mereka dianugerahi dengan tugas utama dan hak- hak istimewa sebagai imam yang mempersembahkan kurban di hadapan Tuhan. Hanya mereka yang boleh masuk ke tempat kudus dan menghampiri Allah (ayat 15, 16). Tetapi, hak istimewa ini juga menuntut dari mereka tanggung jawab yang lebih besar dan standar kesucian hidup yang lebih tinggi (ayat 17-31). Renungkan: Allah yang Maha Pengasih tidak mengabaikan dosa, tetapi di dalam Kristus Ia mengampuni mereka yang bertobat dan mengakui dosanya (ayat 1Yoh. 1:8-10). Kemurahan dan anugerah Allah yang begitu besar hendaknya membuat kita rendah hati di hadapan-Nya. |