Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 20 dari 45 ayat untuk dengan kekerasan AND book:[40 TO 66] [Pencarian Tepat] (0.002 detik)
Pindah ke halaman: 1 2 3 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Luk 22:36) (jerusalem) pundi-pundi untuk membeli makanan, pedang untuk merebutnya dengan kekerasan, semuanya melambangkan permusuhan umum.
(0.80) (Mat 11:12) (jerusalem) Perkataan ini ditafsirkan dengan macam-macam cara. Boleh jadi artinya: 1) orang yang dengan kekerasan suci berusaha mendapat Kerajaan Allah, meskipun harus menyangkal dirinya dengan hebat dan keras; 2) orang yang dengan kehendak jahat berusaha menegakkan Kerajaan dengan kekerasan senjata (kaum Zelot); 3) kekuasaan-kekuasaan setani yang lalim atau para pendukungnya di bumi yang berusaha menghambat perluasan Kerajaan Allah. Ada juga yang menterjemahkan: Kerajaan Sorga membuka jalannya dengan kekerasan, artinya: dengan kekuasaannya kendati segala macam rintangan.
(0.77) (Luk 13:6) (jerusalem) Cerita tentang pohon ara yang terkutuk, Mat 21:18-22 dsj, adalah sebuah tindakan kekerasan. Lukas mengganti cerita itu dengan perumpamaan ini yang menggambarkan kesabaran hati Allah.
(0.77) (2Kor 4:4) (ende: Ilah dunia)

Itulah setan atau kedjahatan jang dibajangkan sebagai berpribadi jang dengan kekerasan menguasai nasib para pengikutnja dan sebab itu dipudja sebagai "ilah" (seorang "tuhan").

(0.77) (Gal 3:24) (ende: Pengasuh)

Istilah asli berarti bagi orang Junani seorang budak-belian jang diserahi tugas mendidik anak-anak tuannja, dan itu biasa dilakukan dengan kekerasan.

(0.68) (Mat 11:4) (jerusalem) Dengan menunjuk pada nubuat Yesaya, Yesus menyatakan bahwa zaman Mesias benar-benar dimulai,tetapi dengan jalan karunia dan keselamatan dan tidak dengan jalan kekerasan dan hukuman. Bdk Luk 4:17-21
(0.53) (Kis 14:2) (jerusalem: gusar terhadap saudara-saudara itu) Orang-orang Yahudi yang menolak pemberitaan, lekas mulai menentang dengan kekerasan, bdk Kis 19:9; 28:24 dan Kis 9:23; 13:45,50; 14:19; 17:5-8,13; 18:6,13.
(0.53) (Kis 24:6) (jerusalem: menurut hukum Taurat kami) Orang-orang Yahudi menganggap dirinya berwenang di bidang itu. Bdk Kis 25:9; Yoh 18:31+. Naskah Aleksandria tidak memuat: dan hendak menghakiminya menurut hukum Taurat kami. 7 Tetapi kepala pasukan Lisias datang mencegahnya dan merebut dia dengan kekerasan dari tangan kami, 8 lalu menyuruh para pendakwa datang menghadap engkau.
(0.48) (Yoh 19:31) (ende: Sabat besar)

Besar sebab paska djatuh pada hari itu.

(0.48) (2Kor 13:7) (ende: Bukan supaja terbukti bahwa kami tahan udji)

buka supaja kami dipudji atau dibenarkan. Paulus pula mengharap mereka berlaku baik, supaja tak usah ia menundjukkan kekerasan, biarpun karena itu ia dikatakan "lemah".

(0.44) (Yoh 18:1) (sh: Reaksi Yesus ketika ditangkap (Senin, 25 Maret 2002))
Reaksi Yesus ketika ditangkap

Yohanes membuat lukisan yang berbeda dari catatan Injil sinoptis tentang penangkapan Yesus. Ia tidak mencatat tentang pergumulan doa Yesus di Getsemani, tetapi menyoroti hal lain dari peristiwa penangkapan tersebut. Yohanes melukiskan bagaimana reaksi Yesus menghadapi kedatangan Yudas si pengkhianat dengan rombongan serdadu yang ingin menangkapnya, dan menghadapi kemarahan Petrus yang ingin membela-Nya.

Tempat penangkapan tersebut adalah tempat yang sering Yesus kunjungi untuk memelihara persekutuan-Nya dengan Bapa dan dengan para murid-Nya. Itulah sebabnya, Yudas si pengkhianat mengetahui tempat untuk menangkap Yesus (ayat 2). Yudas tentu sering juga berada di taman itu bersama para murid Yesus lainnya. Tetapi, keberadaannya kini adalah untuk mengkhianati Yesus. Ia telah menempatkan dirinya dalam status yang lain, bukan lagi murid, tetapi sebagai pemandu para musuh Yesus untuk menangkap dan membunuh-Nya. Yesus sama sekali tidak menunjukkan keinginan menyelamatkan diri apalagi ketakutan. Sebaliknya, wibawa Ilahi- Nya tampak jelas. Ketika Ia menjawab “Akulah Dia” atas pertanyaan para prajurit, segera saat itu semua pihak musuh menyadari kewibawaan kudus dalam diri Yesus (ayat 4-6). Hampir bersamaan dengan itu, kasih Yesus kepada para murid-Nya dinyatakannya dengan meminta agar mereka diizinkan pergi oleh para serdadu tersebut (ayat 8).

Petrus rupanya telah menyiapkan pedang dan menyerang seorang hamba imam. “Sarungkan pedangmu,” kata Yesus kepada Petrus. Pengkhianatan dan permusuhan tidak boleh dilawan dengan permusuhan. Kekerasan jangan dibalas dengan kekerasan. Pedang tidak dapat menyelesaikan masalah. Kekerasan tidak dapat menyelamatkan. Hanya kasih yang mampu menutup permusuhan dan mengganti angkara murka dengan penyelamatan. Kasih Allah yang ingin menyelamatkan orang-orang pilihan-Nya itu hanya dapat digenapi dengan jalan kematian Yesus. Seluruh permasalahan dosa harus diselesaikan dari akarnya, dan hanya dengan menyerahkan diri taat kepada Allahlah semua pemberontakan manusia dapat dihancurkan kuasanya.

Renungkan: Jalan salib Yesus bukanlah jalan pembelaan diri, namun penaklukan diri penuh pada kehendak Allah, apa pun risikonya.

(0.41) (Mat 5:5) (full: ORANG YANG LEMAH LEMBUT. )

Nas : Mat 5:5

"Yang lemah lembut" adalah mereka yang rendah hati dan patuh kepada Allah. Mereka berlindung pada-Nya dan kehidupan mereka diserahkan sepenuhnya kepada-Nya. Mereka lebih memperhatikan pekerjaan Allah dan umat Allah daripada hal-hal yang mungkin terjadi pada diri mereka (Mazm 37:11). Orang yang lemah lembut inilah yang akhirnya akan memiliki bumi dan bukan mereka yang merampasnya dengan kekerasan.

(0.39) (Luk 9:55) (full: MENEGOR MEREKA. )

Nas : Luk 9:55

Kita harus berhati-hati agar kesetiaan dan semangat kita bagi Kristus tidak memendam suatu roh balas dendam dan kekerasan terhadap orang yang belum selamat dan masih hidup di dalam kegelapan dan dosa.

(0.39) (Why 6:4) (full: KUDA ... MERAH PADAM. )

Nas : Wahy 6:4

Kuda merah padam itu dan penunggangnya melambangkan perang dan kematian dahsyat, yang diizinkan Allah ketika mendatangkan murka-Nya ke atas bumi (bd. Za 1:8; 6:2). Masa kesengsaraan itu akan merupakan masa kekerasan, pembunuhan, dan peperangan.

(0.39) (Luk 23:35) (full: ORANG BANYAK BERDIRI DI SITU DAN MELIHAT. )

Nas : Luk 23:35

Suatu bukti yang paling meyakinkan tentang kebejatan hati manusia adalah kenyataan bahwa orang senang menyaksikan kekerasan, darah, dan kematian.

  1. 1) Kita melihat hal ini di gelanggang Romawi dan Yunani, tempat para penonton bersorak-sorai sementara orang bertarung dan saling membunuh. Kita melihat hal serupa dalam diri orang yang menyaksikan Yesus mati secara mengerikan (ayat Luk 23:35-37). Juga kita melihatnya dalam sejarah penganiayaan orang percaya.
  2. 2) Kita menyaksikan hal ini dalam masyarakat modern juga, sementara berjuta-juta orang dewasa dan anak-anak mendapatkan kesenangan dan hiburan melalui televisi dan media lainnya yang menggambarkan penderitaan manusia, darah, kekerasan, dan kematian

    (lihat cat. --> Rom 1:32).

    [atau ref. Rom 1:32]

  3. 3) Yesus mati untuk mengubah sikap demikian dan menimbulkan kasih dan kepedulian. Ia ingin agar kita melihat dampak dosa atas kehidupan manusia dengan pandangan yang penuh belas kasihan dan mendengarkan rintihan umat manusia yang menderita

    (lihat cat. --> Luk 13:16).

    [atau ref. Luk 13:16]

  4. 4) Orang-tua bertanggung jawab untuk menjaga dirinya sendiri dan keluarganya dari segala pengaruh yang akan menyebabkan mereka kebal terhadap kesakitan dan keparahan keadaan manusia

    (lihat cat. --> Mat 18:6).

    [atau ref. Mat 18:6]

(0.38) (Luk 19:28) (full: MEMASUKI YERUSALEM DENGAN JAYA. )

Nas : Luk 19:28

Dengan memasuki Yerusalem di atas seekor keledai, di hadapan umum Yesus mengungkapkan bahwa Ia adalah Raja Israel dan Mesias yang dinubuatkan

(lihat cat. --> Za 9:9).

[atau ref. Za 9:9]

  1. 1) Kedatangan ini telah dinubuatkan oleh nabi Zakharia.
  2. 2) Kedatangan Yesus yang sederhana ini adalah suatu tindakan simbolis yang dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa Kerajaan-Nya bukanlah dari dunia ini dan bahwa Ia tidak datang untuk memerintah dunia ini dengan paksaan dan kekerasan. Penolakan-Nya untuk bertindak seperti seorang penakluk militer yang menang menunjukkan bahwa Kerajaan-Nya itu bersifat rohani.
(0.36) (Mat 12:38) (sh: Melakukan kehendak Bapa (Minggu, 30 Januari 2005))
Melakukan kehendak Bapa

Pesan penting tiga bagian nas kita hari ini sangat mengejutkan. Meminta tanda, mengalami sebagian kenyataan Kerajaan Allah tidak cukup. Yesus ingin agar orang menjadi bagian dari keluarga Allah dengan melakukan kehendak Allah yaitu menyambut Ia ke dalam kehidupan mereka.

Meminta tanda adalah bukti bahwa mereka jahat dan tidak setia (ayat 39), Yesus telah memberikan tanda, tetapi tidak dilihat orang Farisi. Karena itu, Yesus hanya memberi mereka tanda Yunus. Seperti Yunus "mati" dan bangkit dari perut ikan, Yesus pun akan mati dan bangkit. Jika pesan Yunus disambut dengan pertobatan Niniwe, lebih lagi pesan dan pelayanan Yesus seharusnya disambut juga dengan pertobatan. Contoh lain sikap responsif itu adalah sikap ratu dari selatan yang menjumpai Salomo dan belajar hikmat darinya (ayat 42). Itulah yang kini Yesus tuntut dari mereka. Segala pengalaman ajaib, bahkan mengalami kenyataan pengusiran setan sekali pun tidak memadai. Kekerasan hati yang tidak mau tunduk kepada Yesus akan membuat orang yang sudah mengalami pengusiran setan, kembali dirasuk dengan roh jahat (ayat 43-45). Kekerasan hati demikian akan mengakibatkan mereka mengalami hukuman kekal. Kebebalan mereka kelak akan dihakimi serius sebab Niniwe dan ratu selatan yang kafir saja berespons sepositif itu.

Jadi manusia hanya memiliki dua pilihan, yakni menyembah Allah yang dikenal dalam Yesus atau tetap menjadi budak iblis. Menolak Yesus berarti menolak kehendak Allah. Penolakan terhadap kehendak Allah untuk menyelamatkan manusia dari dosa mengakibatkan hal lebih buruk menimpa hidup manusia. Sebaliknya, menerima kehendak penyelamatan Allah dalam Yesus berarti masuk sebagai anggota keluarga Allah. Ketertarikan pada hal-hal ajaib saja tidak merupakan bukti kuat seseorang sudah di pihak Allah. Keberpihakan pada Yesus, itulah yang menentukan nasib kekal manusia.

Renungkan: Anda hanya sekadar tertarik pada hal-hal tentang Yesus, atau sungguh memiliki Dia dalam hidup Anda?

(0.35) (Mat 5:33) (sh: Antara kata dan hati (Minggu, 4 Januari 1998))
Antara kata dan hati

Sumpah bertujuan untuk mengukuhkan kebenaran dan meneguhkan kebohongan. Manusia Yahudi menggolongkan sumpah ke dalam dua hal. Pertama, kalau menyebut nama Allah, sumpah itu mengikat dan mengharuskan orang yang bersumpah untuk menepatinya. Kedua, kalau sumpah itu tidak atas nama Yerusalem atau nama Allah -- misalnya atas nama langit dan bumi, atau atas nama kepalanya sendiri disebut tidak mengikat, sehingga orang itu tidak harus menepatinya. Tuhan Yesus menentang anggapan tersebut. Hidup tidak dapat dibagi dalam dua bagian: bagian yang di dalamnya ada Allah dan bagian yang di dalamnya tidak ada Allah. Allah selalu ada dan hadir. Bersumpah atau tidak bersumpah Allah terlibat menyaksikan semua tingkah laku manusia. Karena itu kata dan hati tidak boleh dipisah. Pengikut Kristus harus memiliki integritas hati dan kata.

Keadilan dan kasih. Kehidupan orang percaya, sering terjebak dalam dualisme, di gereja kudus dan di luar gereja boleh semaunya. Dualisme seperti ini salah total sebab manusia yang dualistis hidup dalam kepalsuan. Sikap demikian bisa jadi berhubungan erat dengan kesalahan menafsirkan arti perintah Tuhan. Hukum mata ganti mata, gigi ganti gigi seringkali ditafsirkan seolah Allah menginginkan balas membalas dalam kehidupan manusia. Tetapi maksud firman itu ialah agar orang yang bersalah diperlakukan dengan adil, tidak dijatuhi hukuman lebih berat atau lebih ringan. Di lain pihak, pengikut Kristus sadar bahwa kejahatan tidak dapat diatasi oleh kekerasan hukum tetapi oleh kekuatan kasih. Sambil berusaha menegakkan hukum, pengikut Kristus berupaya untuk mengalah menahan diri (ayat 39), bermurah hati (ayat 40-42), bergantung pada kasih karunia Allah (ayat 43-44). Kelakuan sosial Kristen adalah kelakuan yang memberlakukan sikap Kristus sendiri.

Renungkan: Bukankah kita yang telah menerima kasih Allah dalam Kristus sadar bahwa hanya kasih dapat merubah hidup?

Doa: Di tengah hidup yang penuh kepalsuan dan kekerasan, berilah kekuatan untuk hidup benar dan mengasihi.

(0.33) (Luk 22:47) (sh: Membalas kejahatan dengan kasih (Minggu, 4 April 2004))
Membalas kejahatan dengan kasih

Ketika Yesus ditangkap terjadi beberapa hal yang tidak menyenangkan. Pertama, salah seorang murid Yesus yang sudah beberapa tahun bersama-Nya adalah pelaku penangkapan. Yudas memimpin orang-orang untuk menangkap Yesus. Orang-orang bersama Yudas tidak begitu mengenal wajah Yesus. Bagaimana caranya menangkap Yesus? Yudas memberi tanda kepada rombongannya bahwa orang yang diciumnya adalah Yesus (ayat 47). Ciuman penghianatan. Yesus menegur tindakan Yudas 'Hai Yudas, dengan ciumankah engkau menyerahkan Anak Manusia?' (ayat 48).

Kedua, murid-murid membela Yesus. Ketika melihat rombongan yang menyertai Yudas, murid-murid bereaksi dengan keras. Ini reaksi wajar untuk membela guru yang hendak ditangkap. Mereka sempat memotong telinga hamba imam besar (ayat 50). Bentuk pembelaan demikian ditolak Yesus dengan tegas (ayat 51). Yesus bahkan menyembuhkan telinga yang putus tersebut. Hal ini membuktikan bahwa Yesus tetap berkuasa atas keadaan dan situasi. Yesus tidak larut ditelan keadaan.

Di tengah suasana yang tidak menyenangkan bahkan cenderung merupakan tindakan kekerasan, Yesus justru menyatakan kasih-Nya. Demikian juga kita sebagai murid-murid Tuhan yang hidup di masa kini, prinsip untuk membalas kejahatan dengan kasih tetap berlaku bagi kita dan bagi umat Tuhan di sepanjang abad.

Renungkan: Perbuatan yang tidak menyenangkan yang kita alami dalam hidup merupakan kesempatan untuk mendemonstrasikan kasih.

(0.32) (Mat 26:47) (sh: Pedang dan pentung melawan Yesus. (Senin, 6 April 1998))
Pedang dan pentung melawan Yesus.

Kekuatan Yesus adalah kekuatan ketaatan bulat kepada kehendak Allah. Kekuatan-Nya adalah kekuatan moral spiritual. Pedang dan pentung sama sekali tak berguna untuk melawan Yesus. Kekuatan spiritual Yesus tidak bisa dihancurkan dengan pentung dan pedang. Kekuatan spiritual tidak bisa dihancurkan dengan api atau massa yang mengamuk. Sejarah terus membuktikan bahwa kekuatan spiritual di dalam Tuhan akan bertahan dan menang sebab tak ada kuasa maut yang dapat mengalahkan kuasa Kerajaan Allah.

Sarungkanlah pedangmu. Seperti halnya kekeliruan para musuh Yesus, demikian juga yang dibuat seorang murid-Nya. Amukan massa, teriakan angkara, tindak beringas, adalah pancaran permusuhan rohani terhadap Tuhan. Semua itu tak perlu dan tak tepat dihadapi dengan cara yang sama. Kekerasan tak pernah efektif menyelesaikan masalah. Alat harus harmonis dengan sifat masalah dan tujuan yang ingin dicapai, kalau tidak alat akan menghancurkan tujuan. Andai saja para murid itu berjaga dalam doa, pasti mereka tabah dan mampu bereaksi dengan benar.

Renungkan: Ujian kerohanian ialah saat semua andalan direnggut; sehingga kita sepenuhnya mengandalkan kekuatan rohani dari Allah.



TIP #18: Centang "Hanya dalam TB" pada Pencarian Universal untuk pencarian teks alkitab hanya dalam versi TB [SEMUA]
dibuat dalam 0.05 detik
dipersembahkan oleh YLSA