(0.42) |
(Mzm
21:1)
|
(sh: Dan pemenangnya adalah...? (Kamis, 29 Mei 2003)) Dan pemenangnya adalah...?
Kalimat semacam ini banyak kita dengar dalam berbagai
perlombaan. Dunia kita yang kompetitif bergerak antara dua
kutub: menang dan kalah, dan selalu dengan semangat dan tujuan
bahwa "mereka" harus kalah dan "kami" harus menang. Inilah, kata
banyak orang, yang membuat dunia berputar.
Melalui mazmur ini, tampak bahwa umat Israel dulu juga punya konsep
kalah-menang. Namun ada beberapa kekhususan yang harus
diperhatikan sebagai kekhasan dari pandangan Israel: Pertama,
bukan Baal, Asytoret atau dewa-dewi kafir yang menentukan kalah
atau menang tetapi TUHAN perjanjian. Kedua, kemenangan pemimpin
bangsa ditujukan agar menjadi saluran berkat bagi umat. Maksud
Allah memberkati umat-Nya diwujudkan melalui para pemimpin yang
disertai-Nya. Ketiga, yang dikedepankan adalah kedahsyatan karya
Allah, bukan karya raja (ayat bertindak+angkuh+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">9-14). Allahlah yang akbar,
kemenangan sang raja pun adalah pemberian Allah (ayat bertindak+angkuh+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">6). Puji-
pujian akhirpun diberikan kepada Allah, sebagai penguasa sejati
Israel dan alam semesta yang perkasa (ayat bertindak+angkuh+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">14).
Hari ini kita mengingat kembali peristiwa dan makna dari kenaikan
Tuhan kita Yesus Kristus ke surga. Kristus naik ke surga,
sebagai lanjutan dari kemenangan-Nya atas maut, dan persiapan
atas kemenangan akbar-Nya pada saat Ia datang kembali.
Kristuslah Raja kita yang jaya. Kemenangan Kristus sang Raja
sejati, terjadi karena Ia menaklukkan diri kepada rencana Allah
untuk menyelamatkan umat. Biarlah kenaikan Yesus ini mendorong
kita untuk tidak menaklukkan ambisi pribadi yang angkuh dan
egosentris demi mengutamakan pewujudan rencana Allah yang global
terjelma melalui kita.
Renungkan:
Jika Anda akan menggubah suatu mazmur, keperkasaan Allah dalam
hidup Anda yang mana yang akan Anda mazmurkan?
|