Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 21 - 40 dari 65 ayat untuk bakaran (0.001 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.50) (Im 4:25) (jerusalem: pada tanduk-tanduk mezbah korban bakaran) Dalam unsur ini ada perbedaan dengan upacara korban bagi imam besar dan seluruh jemaat (bdk Ima 4:7,18). Sebab seorang pemuka (dan seorang dari rakyat jelata) tetapi tidak kudus, Yeh 44:3; 45:7-12, sehingga darah korban yang menggantinya tidak boleh dibawa masuk ke dalam Kemah Suci (baitullah sendiri).
(0.50) (Bil 18:7) (jerusalem: mezbah dan dengan segala sesuatu yang ada di belakang tabir) Ialah mezbah tempat korban bakaran dipersembahkan, dan bagian "Yang maka kudus" yang hanya boleh dimasuki imam besar melulu. Imam-imam Perjanjian Lama terutama pelayan mezbah, dan demikianpun halnya dengan imam-imam Perjanjian Baru.
(0.50) (Hak 6:21) (jerusalem: timbullah api) Santapan yang dihidangkan Gideon bagi Malaikat TUHAN, entah berupa korban atau tidak, diubah menjadi korban bakaran oleh api ilahi (bdk korban Manoakh, Hak 13:15-20). Dengan jalan itu batu itu dikuduskan, lalu Gideon mendirikan sebuah mezbah di atasnya, Hak 6:24.
(0.50) (Hak 13:21) (jerusalem: Malaikat TUHAN) Sama seperti Abraham waktu dikunjungi tiga orang tamu, Kej 18, demikianpun Manoah mau menerima tamunya itu sebagaimana mestinya. Tetapi atas pesan Malaikat itu hidangan itu dirubah menjadi korban bakaran, lalu Tuhan menyatakan diri. Bdk korban yang dipersembahkan Gideon, Hak 6:19-22.
(0.50) (Why 6:9) (jerusalem: mezbah) Mezbah dalam ibadat sorgawi itu, Wah 8:3; 9:13; 14:18; 16:7, ialah mezbah korban bakaran, 1Raj 8:64, yang berdiri di depan baitullah. Para martir, saksi Firman, ikut serta dalam korban Tuhannya, bdk Fili 2:17+.
(0.50) (Why 8:3) (jerusalem: mezbah) Ialah mezbah pembakaran ukupan, bdk Kel 30:1; 1Ra 6:20; Ibr 9:4
(0.46) (Im 1:1) (jerusalem) Bagian ini boleh diberi judul: "Tata Upacara Korban". Oleh kitab Imamat seluruh tata upacara itu dihubungkan dengan masa tinggalnya Israel di padang gurun dan ditempatkan di bawah kewibawaan Musa. Pada kenyataannya bagian ini memang memuat beberapa aturan kuno tetapi juga sejumlah penetapan yang berasal dari zaman jauh kemudian dari masa Musa. Sesudah pembuangan barulah tata upacara ini disusun. Maka Ima 1:1-7 sebenarnya menyajikan tata upacara korban yang menjadi pegangan bagi ibadah yang diselenggarakan dalam bait Allah yang didirikan sesudah masa pembuangan Israel ke Babel. Mengenai ibadah suku-suku Israel yang sebagai Badui mengembara di gurun tidak banyak yang dapat diketahui. Nas-nas yang tua usianya hanya memberi petunjuk mengenai perayaan Paskah, bdk catatan pada Kel 12:1,23,39. Tata upacara terperinci yang disajikan Taurat oleh tradisi Kristen diartikan sebagai persiapan dan pralambang korban tunggal penebus, bdk Ibr 8 dst, dan sakramen-sakramen Gereja.
(0.44) (Kel 27:1) (full: MEZBAH. )

Nas : Kel 27:1

Mezbah yang juga disebut "mezbah korban bakaran" (bd. Kel 30:28; Kel 31:9; Im 4:7,10,18), dipakai untuk mempersembahkan hewan korban untuk mengadakan pendamaian (yaitu, menutup dosa dan menyediakan pengampunan,

lihat art. HARI PENDAMAIAN).

Darah binatang yang dikorbankan itu dibubuhkan pada tanduk-tanduk mezbah dan selebihnya dicurahkan pada bagian bawah mezbah (bd. Kel 29:12; Im 4:7,18,25,30,34). Upacara ini menekankan bahwa dosa pantas dihukum mati, tetapi Allah mau menerima darah yang tak berdosa sebagai ganti orang berdosa (bd. Im 16:1-34).

(0.44) (2Taw 24:14) (full: KORBAN BAKARAN TETAP DIPERSEMBAHKAN. )

Nas : 2Taw 24:14

Persembahan kepada Allah disajikan pertama kali ketika Adam dan Hawa berbuat dosa (Kej 4:3-4). Setelah itu berbagai jenis persembahan ditetapkan supaya umat Allah dapat memahami betapa hebatnya dosa dan pentingnya menyembah Allah

(lihat cat. --> Im 1:2).

[atau ref. Im 1:2]

Selain dari korban bakaran yang disebutkan di sini (bd. Im 1:3-17), Allah menuntut korban penebus dosa (Im 4:3-21), korban penghapus salah (Im 5:14-6:7), dan korban keselamatan (Im 3:1-17). Unsur penting di dalam membawa persembahan kepada Allah adalah hati yang tulus yang mempersembahkan hal terbaik yang dimilikinya (lih. Im 22:21). Di kitab Maleakhi Allah menegur umat-Nya karena mereka mempersembahkan binatang yang cacat atau sakit (Mal 1:6-14).

(0.44) (Flp 4:18) (ende: Suatu kurban)

Disini pula Paulus memandang sumbangan umat sebagai suatu persembahan kepada Allah. Ingatlah Fili 2:17.

(0.44) (Mzm 141:2) (jerusalem: persembahan ukupan) Korban bakaran yang tiap-tiap hari menjelang malam dipersembahkan disertai persembahan ukupan, Ima 2:15; Kel 30:8; Jdt 9:1; Kel 29:39; Bil 28:4; Ezr 9:5. Di zaman belakangan orang Yahudi menilai tinggi sembahyang yang hampir sama nilainya dengan korban, bdk Maz 51:8; Dan 3:30 (Yunani); Dan 9:21; bdk Maz 40:7+
(0.44) (Yl 2:17) (jerusalem: antara balai depan dan mezbah) Ialah di pelataran yang terletak di sisi timur Bait Suci, bdk 1Ra 6:3; Yeh 40:48-49, antara Balai (Ulam) dan mezbah korban bakaran, 1Ra 8:64; 2Ta 8:12. Waktu sembahyang para imam berkiblat ke arah Bait Suci
(0.44) (Kel 27:1) (sh: Mezbah Korban Bakaran. (Minggu, 17 Agustus 1997))
Mezbah Korban Bakaran.

Mezbah Korban Bakaran dipergunakan untuk mempersembahkan hewan sebagai korban pendamaian (Im. 4). Darah hewan yang dikorbankan itu harus dibubuhkan pada tanduk-tanduk mezbah dan akhirnya dicurahkan pada bagian bawah mezbah. Tanduk yang juga melambangkan kekuatan itu, dapat dipegang oleh orang yang memberikan persembahan sebagai tanda bahwa ia berlin-dung penuh pada kemurahan Allah. Itulah kebenaran yang dilam-bangkan dalam upacara pemberian korban bakaran. Manusia yang berdosa hanya patut diupah dengan maut, karena itu perlu korban agar dapat berdamai dengan Allah. Kata pendamaian dalam bahasa Iberaninya ialah _kippurim_ dari kata _khapar_ artinya "menutupi". Allah menutupi dosa-dosa kita setelah korban tebusan dibayarkan.

Dari dalam ke luar. Sejauh ini kita temui pola pembangunan Kemah Sembahyang yang bergerak dari dalam ke luar. Pertama dibuat Tabut Perjanjian, lalu kandil. Kemudian kita diajak memi-liki dulu pemandangan menyeluruh terkait, yaitu pembangunan seluruh bagian Kemah Sembahyang. Sesudah itu pembuatan mezbah, demikian seterusnya. Selain gerak dari dalam ke luar, kita temui juga bahwa rinci bahan-bahan yang dipakai berangsur menurun dari bahan-bahan yang mulia dan mahal, ke bahan-bahan yang lebih sederhana dan murah. Jelas lambang apa yang dimaksudkan itu. Yang harus terutama diperhatikan, yang menjadi pusat seluruh kehidupan umat Allah ialah kehadiran Allah sendiri. Pusat hidup itulah yang harus dibangun sepenuh pengabdian dan pengorbanan.

Hari ini kita mensyukuri Hari Kemerdekaan RI. Kemerdekaan itu adalah karunia Tuhan yang diberikan-Nya melalui proses sejarah yang tidak mudah. Untuk memampukan kita mengisi dan menata kehidupan kemerdekaan bangsa kita, kita harus mulai dari pusatnya yaitu pemerintahan Allah atas hidup dan bangsa kita.

(0.43) (Bil 29:23) (sh: Beragam jumlah korban bakaran (Jumat, 19 November 1999))
Beragam jumlah korban bakaran

Perayaan hari raya pondok daun sungguh meriah, bahkan tidak sedikit jumlah hewan yang dikorbankan. Apabila dihitung dengan nilai rupiah pada saat ini, mungkin jutaan rupiah terbakar habis dalam api. Apakah ini suatu pemborosan? Bangsa Israel diajar untuk menghitung berkat Allah melalui setiap persembahan yang mereka lakukan, karena berkat Allah melebihi jumlah korban bakaran yang mereka persembahkan. Orang yang mengutamakan harta, sulit menghitung berkat Allah, karena berkali-kali mempertimbangkan berapa besarnya persembahan yang akan diberikan kepada Tuhan. Apabila menyadari betapa besarnya Tuhan sudah memberkati diri mereka, pasti mereka akan belajar bersyukur dan dengan sukacita rela memberikan persembahan kepada Tuhan.

Ketaatan mendorong ibadah yang benar. Pengenalan umat kepada Allah mendorong hati untuk taat. Pengenalan dan ketaatan ini pula yang dapat mendorong umat menyatakan ibadah yang benar.

Renungkan: Ketaatan bersumber pada iman; yaitu percaya dan mau melakukan seluruh firman Allah yang telah didengar. Ketaatan yang benar melahirkan ibadah yang benar. Jadi dapat dikatakan sikap hidup ibadah yang benar bersumber dari pengenalan yang benar kepada siapa kita beribadah.

(0.38) (Yeh 43:13) (sh: Ukuran dan pentahbisan mezbah (Senin, 26 November 2001))
Ukuran dan pentahbisan mezbah

Kemuliaan Allah telah hadir kembali di Bait Suci. Yang penting sekarang adalah bagaimana ibadah pada Allah diwujudkan. Salah satu unsur penting adalah mezbah karena mezbah merupakan tempat ibadah manusia dinyatakan dan perkenanan Allah pada manusia diungkapkan. Mezbah (ayat 13- 17) adalah tempat kasih dan pengampunan Allah dinyatakan pada manusia. Ayat 18-27 menguraikan upacara pentahbisan mezbah. Yang boleh mempersembahkan kurban bakaran kepada Allah di atas mezbah ini adalah imam-imam Lewi keturunan Zadok (ayat 19). Sebelum mezbah digunakan untuk upacara kurban bakaran, harus dilakukan dahulu upacara penyucian mezbah (ayat 18b- 20). Upacara ini dilakukan selama tujuh hari berturut-turut, dengan mengurbankan seekor lembu jantan muda, seekor kambing jantan yang tidak bercela, dan seekor domba jantan yang tidak bercela, sebagai kurban penghapus dosa. Setelah itu, mulai hari kedelapan, para imam dapat menjalankan tugasnya mempersembahkan kurban bakaran dan kurban keselamatan dari umat.

Persembahan kurban bisa memiliki fungsi penyucian dosa, yaitu memperdamaikan orang berdosa dengan Allah yang suci, sebelum ia dapat menghampiri Allah dan berkenan kepada-Nya. Fungsi berikutnya adalah untuk menyatakan syukur atas anugerah pengampunan dan atas segala berkat yang diterima orang tersebut. Ketiga, persembahan kurban adalah suatu persekutuan umat dengan Allah, persekutuan yang dimungkinkan karena adanya pengampunan dan respons ucapan syukur. Kita patut bersyukur karena Kristus sudah menggenapkan ritual Taurat ini melalui pengurbanan-Nya di kayu salib. Dia sudah menjadi kurban penghapus dosa dan kurban pendamaian. Melalui Dia juga kita menaikkan syukur, dan dipersekutukan dengan Allah Bapa.

Renungkan: (a) Mezbah melambangkan sukacita Allah menerima ibadah umat- Nya. Ia kembali ke Bait-Nya untuk bersekutu dengan manusia, (b) Allah sendiri membuka jalan dan menyediakan sarana untuk ibadah manusia yang berkenan kepada-Nya. Manusia berdosa tidak dapat menghampiri Allah dengan usahanya sendiri. Ibadah yang diperkenan Allah dimungkinkan oleh pengurbanan Kristus.

(0.38) (2Sam 24:24) (full: KORBAN BAKARAN DENGAN TIDAK MEMBAYAR APA-APA. )

Nas : 2Sam 24:24

Ucapan Daud mengungkapkan kebenaran bahwa nilai sesungguhnya dari persembahan, pelayanan, dan hidup kita di hadapan Allah diukur terutama dengan pengorbanan dan harga yang terlibat. Penyangkalan diri dan kesediaan untuk menderita karena kebenaran adalah prinsip-prinsip kerajaan Kristus (Mat 5:10-12; Mr 8:34; 10:21-27). Kekristenan tanpa pengorbanan tidaklah bernilai sama sekali (Yes 1:11).

(0.38) (Im 8:1) (jerusalem) Bab ini berupa ceritera mengenai pentahbisan Harun beserta anak-anaknya menyajikan tata upacara pentahbisan imam. Upacara itu merangkum: pemberian pakaian dan pengurapan, Ima 8:7-13, sebuah korban penghapusan dosa yang perlu untuk menguduskan mezbah, Ima 8:14-17, sebuah korban bakaran, Ima 8:18-21, dan akhirnya korban pentahbisan, Ima 8:22-35. Dalam bab 9 lalu dibicarakan bagaimana imam baru mulai bertugas. Upacara pengurapan aslinya hak istimewa raja, tetapi kemudian, yaitu di zaman bait Allah yang kedua, upacara itu dipindahkan kepada imam, bdk Kel 30:22. Di zaman dahulu tidak ada pentahbisan imam yang sebenarnya. Tugas imam sendirilah yang memasukkannya ke dalam bidang yang kudus.
(0.38) (2Taw 35:7) (jerusalem) Dengan panjang lebar dan secara terperinci si Muwarikh berceritera mengenai perayaan Paskah yang hanya tersinggung dalam 2Ra 23:21. Upacara dilangsungkan sesuai dengan tata upacara yang termaktub dalam Ula 16, tetapi ada beberapa tambahan yang agaknya diambil si Muwarikh dari tata upacara yang berlaku di zamannya sendiri. Orang-orang Lewi memegang peranan utama dalam upacara ini. Korban Paskah di sini disertai korban bakaran dan korban-korban keselamatan (bdk lembu-lembu dalam 2Ta 35:7,8,9; lihat 2Ta 35:12,14,16).
(0.35) (Kel 30:1) (sh: Mezbah ukupan. (Sabtu, 23 Agustus 1997))
Mezbah ukupan.

Mezbah ini dibuat dari kayu penaga. Hanya bila mezbah korban bakaran dilapis tembaga, mezbah ukupan dilapis emas. Mezbah ini diletakkan di dalam ruang kudus, di depan pintu masuk ke dalam ruang maha kudus. Ketika sedang berdoa di depan mezbah inilah, Zakharia ditemui malaikat (1:8-9,11">Luk. 1:8-9,11). Bara yang menyucikan bibir Yesaya dalam penglihatannya di Yesaya 6, juga adalah bara yang diambil dari mezbah ukupan ini.

Dupa yang berbau harum. Bau harum dupa di atas mezbah ukupan itu pastilah menutupi bau darah yang keluar dari mezbah korban bakaran. Tuhan menginginkan agar dupa harum itu terus ada sepanjang hari, pagi dan petang. Dupa harum itu melambangkan doa-doa yang senantiasa dipanjatkan kepada Allah. Doa, baik doa syukur maupun doa permohonan dan syafaat, adalah bagaikan dupa harum yang menyukakan hati Allah. Dengan doa, umat belajar mengutamakan dan mengandalkan Allah dalam segala sesuatu. Seperti halnya nafas, doa harus berlangsung terus menerus sepanjang hari. Setahun sekali tanduk-tanduk mezbah itu harus diolesi dengan darah korban penghapus dosa oleh Harun. Jelas, doa yang diterima Allah dilandaskan atas darah perjanjian, bukan kebaikan kita.

Doa: Dalam doa aku makin merasakan kehadiran-Mu, Tuhan.

(0.35) (Mrk 12:28) (sh: Yang seharusnya diutamakan: kasih! (Minggu, 6 April 2003))
Yang seharusnya diutamakan: kasih!

Sebagian saudara-saudari kita di Barat sudah berani memakai suatu istilah yang sangat jujur: church industry (terjemahan bebas: industri rohani). Makna istilah ini luas, dan tidak dengan sendirinya berkonotasi buruk. Bait Allah dengan berbagai institusinya seperti korban bakaran dan sembelihan juga adalah salah satu contoh "industri rohani" pada zaman Yesus. Semuanya dipakai Allah untuk menjadi berkat bagi umat-Nya. Tetapi semuanya juga terbuka kepada penyelewengan, ketika entah institusi korban bakaran, penerbitan SH, buku/kaset rohani dll. dilakukan semata hanya demi memenuhi kebutuhan religiositas belaka, baik yang bersifat formal ataupun emosional (atau malah cari untung!), dan bukan agar umat makin mengasihi Allah dan sesamanya dalam kasih yang sejati dan hidup.

Penyelewengan seperti ini yang berkali-kali dikecam para nabi, dan terakhir oleh Yesus sendiri (lht. pasal 7). Ini juga disadari oleh sang ahli Taurat. Hal yang paling utama adalah pengajaran yang dikutip dari Ul. 6:4-5, mengasihi Allah, dan mengasihi sesama, bukan pemuasan kebutuhan rohani yang emosional/formal. Lubang jebakan inilah yang mengintai Kristen masa kini. Kasih yang konsisten terhadap Allah dan manusia adalah yang terutama dalam hidup Kristen. Tanpanya, Kristen hanya akan menjadi pendusta rohani dan jauh dari Kerajaan Allah.

Renungkan: Tugas kita: mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran (I Yoh. 3:18).



TIP #18: Centang "Hanya dalam TB" pada Pencarian Universal untuk pencarian teks alkitab hanya dalam versi TB [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA