Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 8 dari 8 ayat untuk bahasanya [Pencarian Tepat] (0.000 detik)
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Hos 14:9) (jerusalem) Ayat penutup ini merupakan suatu tambahan pada kitab Hosea. gaya bahasanya ialah gaya bahasa sastera kebijaksanaan, bdk Maz 107:43
(1.00) (Kis 19:23) (jerusalem) Bagian ini diambil dari sumber khusus; gaya bahasanya berbeda dengan gaya Lukas yang lazim. Oleh Lukas sendiri disisipkan ke dalam kisahnya mengenai pewartaan Injil di Efesus.
(0.67) (Kel 13:1) (jerusalem) Hukum mengenai anak sulung, Kel 13:1-2,11-16, ini merupakan sebuah sisipan yang gaya bahasanya mirip dengan gaya bahasa Ulangan. Hukum itu tidak bersangkutan dengan perayaan Paskah, tetapi dengan kematian anak sulung orang Mesir. Dalam "Kitab Perjanjian", Kel 22:29-30, hukum itu disajikan terlepas dari Paskah. Bdk Kej 22:1+.
(0.67) (Hak 20:14) (jerusalem) Baik dalam jalannya peristiwa maupun dalam gaya bahasanya ceritera mengenai pertempuran di Gibea serupa dengan ceritera tentang perebutan kota Ai, Yos 7-8. Rupanya bukan ceritera Yosua yang mempengaruhi ceritera Hakim, tetapi sebaliknya: pertempuran di Ai serta ceriteranya diciptakan berdasarkan ceritera mengenai pertempuran di Gibea, yang sungguh-sungguh terjadi, bdk Yos 7:2+.
(0.67) (Luk 24:12) (jerusalem) Meskipun kebanyakan naskah tidak memuat ayat-ayat ini, namun perlu dipertahankan sebagai asli. Gaya bahasanya adalah baik gaya bahasa Lukas maupun gaya bahasa Yohanes. Baik Lukas maupun Yohanes menggunakan tradisi yang sama. Dalam Luk 24:24 kunjungan Petrus ini disinggung dan disarankan bahwa Petrus tidak seorang diri pergi ke kubur Yesus.
(0.50) (Ayb 32:1) (jerusalem: Maka ketiga orang...) tiba-tiba (dalam bab 32-37) muncul seorang tokoh baru, Elihu, yang dalam pembicaraan Ayub dengan ketiga sahabatnya sekali-kali tidak tersinggung dan dalam bagian penutup kitab, bab 38-42, tokoh ini juga tidak berperan lagi. Dalam jalan pikirannya, peristilahan dan gaya bahasanya tokoh ini menyilang pembicaraan-pembicaraan lain yang tampil dalam kitab Ayub. Ada bagian dalam uraiannya yang mendahulukan apa yang nanti dikatakan Tuhan. Nampaknya pidato-pidato Elihu ini diselipkan ke dalam kitab Ayub setelah selesai dikarang: penulisnya lain dari penulis Ayub
(0.50) (Yeh 41:6) (jerusalem: Kamar-kamar tambahan) Kamar-kamar semacam itu ada juga bait Allah yang didirikan raja Salomo, 1Ra 6:5-6. Tidak jelas bagaimana susunan kamar-kamar itu dan tidak jelas pula dipakai untuk apa. Sementara ahli berpendapat bahwa kamar-kamar itu ialah khazanah bait Allah. Oleh karena gaya bahasanya berbeda, maka Yeh 41:5-15 oleh sementara ahli dianggap sebuah sisipan. Namun ayat-ayat ini terasa pada tempatnya dalam penggambaran bait Allah. Maksud ayat ini dalam naskah Ibrani sangat tidak jelas. Terjemahannya dikira-kirakan saja.
(0.29) (Kej 6:5) (jerusalem) Bagian kitab Kejadian ini menyatukan dua ceritera sejalan mengenai peristiwa yang sama. Ceritera pertama berasal dari tradisi Yahwista. Ia bergaya bahasa hidup dan berwarna-warni dan merangkum Kej 6:5-8; 7:1-5,7-10 (berupa saduran), Kej 6:12,16,17,22; 8:2-3,6-12,13,20-22. Ceritera lain berasal dari tradisi Para Imam. Bahasa dan rumusannya lebih tepat dan lebih dipikirkan masak-masak, tetapi gaya bahasanya kurang menarik. Ia merangkum Kej 6:9-22; 7:6-11,13-16,18-21,24; 8:1-2,3-5,13,14-19; 9:1-17. Penyadur yang menyatukan kedua ceritera itu mempertahankan corak khas masing-masing ceritera. ia sama sekali tidak berusaha menghilangkan beberapa perbedaan antara kedua tradisi tsb. Ada juga terpelihara beberapa ceritera mengenai air bah yang berasal dari Babel. Ceritera-ceritera itu menunjukkan berbagai persamaan yang menyolok dengan kisah yang tercantum dalam Alkitab. Ceritera Alkitab tidak bergantung pada ceritera-ceritera Babel secara langsung, namun bersumber pada tradisi asli itu berupa sebuah kemenangan akan satu atau beberapa banjir dahsyat yang pernah melanda lembah sungai Tigris dan Efrat. Lama kelamaan banjir itu dalam tradisi diperbesar sampai menjadi air bah yang melanda seluruh bumi. Hanya ceritera Kitab Suci memperkaya kisah rakyat aseli itu dengan ajaran mengenai keadilan dan kerahiman Allah dan dengan ajaran mengenai kedosaan manusia serta keselamatan yang dikaruniakan Allah kepada orang benar (bdk Ibr 11:7). Air bah merupakan penghakiman Allah dan mengibaratkan penghakiman di akhir zaman, Luk 17:26 dst; Mat 24:37 dst, sama seperti keselamatan yang dianugerahkan Allah kepada Nuh menjadi lambang keselamatan yang diperoleh manusia melalui baptisan, 1Pe 3:20-21.


TIP #30: Klik ikon pada popup untuk memperkecil ukuran huruf, ikon pada popup untuk memperbesar ukuran huruf. [SEMUA]
dibuat dalam 0.05 detik
dipersembahkan oleh YLSA