Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 20 dari 296 ayat untuk bagi mereka AND book:[40 TO 66] AND book:44 (0.003 detik)
Pindah ke halaman: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Kis 12:10) (jerusalem: bagi mereka) Teks barat menambahkan: Mereka menurun ketujuh anak tangga itu dan...
(0.88) (Kis 18:6) (jerusalem: mengebaskan debu dari pakaiannya) Isyarat ini berarti memutuskan hubungan
(0.86) (Kis 13:42) (jerusalem: mereka diminta) Var: mereka menganggap baik.
(0.85) (Kis 4:32) (sh: Gereja yang dipenuhi Roh Kudus (Minggu, 30 Mei 1999))
Gereja yang dipenuhi Roh Kudus

Para rasul mengabaikan larangan Sanhedrin, dan mereka tetap bersaksi dengan keberanian dan semangat (31, 33). Kasih karunia Allah yang melimpah-limpah menguatkan mereka untuk tetap menyaksikan kebangkitan Yesus (33). Gereja mula-mula yang dipenuhi Roh Kudus, nyata melalui perkataan dan perbuatan; pelayanan dan kesaksian; kasih kepada sesama anggota dan kesaksian bagi dunia luar. Apa yang digambarkan dalam perikop ini merupakan kejadian kedua setelah kisah dalam pasal bagi+mereka+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A44&tab=notes" ver="">2:42-47. Sumbernya sama yaitu Roh Kudus yang memenuhi, menguasai dan menggerakkan. Hal ini tampak pada keseimbangan kerja Roh Kudus di dalam gereja mula-mula.

Komunisme Kristen? Ada sebagian pihak yang menggunakan perikop ini untuk mendukung paham komunisme Kristen. Apakah memang demikian? Kita bisa melihat tiga pokok penting dari bagian ini. Pertama, adanya sikap yang radikal terhadap harta yang dimiliki oleh mereka. Semua harta mereka dianggap milik bersama (32b). Secara hukum dan fakta mereka masih memiliki barang mereka, namun mereka memutuskan untuk menganggap bahwa harta-harta mereka bisa dipakai oleh saudara-saudara lain yang membutuhkan. Kedua, sikap radikal mereka telah memimpin mereka pada tindakan pengorbanan untuk orang lain (34b-35). Ketiga, sikap radikal dan pengorbanan ini berdasarkan prinsip persamaan sehingga terjaminnya distribusi yang merata (35b). Ketiga pokok pikiran di atas memberikan penekanan tentang dua hal yaitu tidak seorang pun kehilangan hak atas harta yang mereka miliki (paham komunis) dan setiap Kristen lebih mementingkan kebutuhan saudara mereka daripada harta mereka (paham Kristen).

Barnabas sang teladan. Gereja terus bersatu dalam iman, kasih dan kesaksian yang luar biasa, sehingga dunia sekeliling dapat merasakannya. Barnabas adalah contoh seorang tokoh yang patut diteladani. Nilai-nilai yang sudah ditunjukkan oleh si anak penghiburan ini haruslah menjadi prinsip bagi gereja sekarang di dalam sikap mereka terhadap harta dan umat.

(0.85) (Kis 4:23) (sh: Keputusan Tuhan dan kesetiaan untuk bertekun (Senin, 16 Juni 2003))
Keputusan Tuhan dan kesetiaan untuk bertekun

Para murid Tuhan menghadapi dilema besar: memberitakan Injil dan merisikokan diri untuk ditangkap atau tidak memberitakan Injil dan hidup aman. John Bunyan pernah menghadapi dilema yang serupa dan ia memilih untuk memberitakan Injil walau ia harus dipenjarakan tiga kali selama bertahun-tahun. Pendeta Wang Ming Tao juga merisikokan hidupnya tatkala komunisme menguasai Tiongkok.

"Setia sampai mati" adalah tema sentral kristiani. Kita masih ingat pengalaman Sadrakh, Mesakh, dan Abednego yang dengan berani menolak menyembah patung yang didirikan Nebukadnezar. Itu pulalah yang dilakukan oleh Petrus, Yohanes, serta murid Tuhan yang lainnya. Mereka tidak berhenti memberitakan Injil meski maut membayangi mereka.

Melalui sikap dan keputusan para tokoh iman dan para murid untuk terus memberitakan Injil meskipun berisiko kehilangan nyawa, kita belajar tentang dua hal penting. Pertama, mereka yakin bahwa yang mereka lakukan adalah hal yang sudah ditentukan Allah. Sehingga yang mereka perjuangkan adalah bagaimana agar hidup dan pekerjaan mereka menjadi pujian bagi Allah. Kedua, mereka mengandalkan kekuatan Allah melalui doa. Dalam doa keyakinan mereka diteguhkan, iman mereka dikuatkan untuk tekun bersaksi. Ketiga, yakin bahwa orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi, dan bermalam dalam naungan-Nya akan memperoleh kepastian dan ketenangan (bdk. Mzm. 91). Memang tidak selalu anak Tuhan memiliki keberanian untuk bersaksi karena mungkin kita akan kehilangan banyak kesempatan bagi masa depan kita. Tetapi apakah sikap seperti itu yang sudah Allah tentukan untuk kita lakukan?

Renungkan: Manusia dapat dipenjarakan tetapi berita Injil tidak bisa dipenjarakan.

(0.84) (Kis 23:12) (sh: Kristen dan plot jahat dunia (Selasa, 4 Juli 2000))
Kristen dan plot jahat dunia

Setelah penglihatan yang menguatkan dialami Paulus (11), perkembangan yang terjadi di dalam masyarakat justru sebaliknya, menjadi sangat genting bagi keselamatan Paulus. Orang-orang Yahudi semakin bernafsu membunuh Paulus, bahkan sekarang di bawah perlindungan pemerintah Romawi.

Mereka rela mengutuk diri sendiri dan bersumpah tidak makan dan minum sebelum membunuh Paulus. Artinya mereka bersedia mati karena dikutuk Allah atau karena kelaparan jika tidak dapat membunuh Paulus. Itu merupakan janji yang wajar bagi seorang Yahudi sejati untuk mempertahankan kekudusan Allah. Mereka pun menghalalkan segala cara untuk membunuh Paulus. Mereka meminta pihak Saduki untuk membujuk pihak Romawi mempertemukan Paulus dengan mereka lagi (15). Namun itu hanyalah siasat licik, agar mereka memperoleh kesempatan lagi untuk mendekati Paulus dan membunuhnya. Rencana mereka sungguh `sempurna', matang, dan dapat dikatakan pasti berhasil. Orang Saduki lebih marah kepada Paulus daripada orang Farisi karena masalah kebangkitan orang mati.

Situasi ini sangat kritis bukan sekadar bagi jiwa Paulus, namun terlebih lagi bagi perkembangan dan penyebaran berita Injil. Apakah Allah sanggup memenuhi janji-Nya untuk membawa Injil-Nya kepada seluruh bangsa, khususnya Roma melalui Paulus? Ternyata Allah tidak hanya sanggup menggagalkan rencana yang matang dan canggih dari komplotan orang-orang Yahudi, namun juga mempermalukan mereka. Betapa tidak, skenario pembunuhan yang terencana rapi dan begitu tertutup bahkan kepala pasukan pun tidak dapat menciumnya dan yang melibatkan orang-orang dari elit politik dan agama, gagal justru karena seorang anak muda yang memberikan kontribusi sangat luar biasa bagi perkembangan Injil. Penyingkapan plot maut yang spektakuler ini merupakan kesaksian providensia Allah yang menjamin karya keselamatan-Nya dapat terealisasi. Meski demikian, keterlibatan manusia pun penting.

Renungkan: Perkembangan dan penyebaran Injil di Indonesia pun tidak bisa dihentikan hanya dengan membakar gereja atau membunuh Kristen. Namun Kristen tetap perlu menyatukan keberanian dengan kecerdikan agar dapat terhindar dari kematian syahid yang belum waktunya.

(0.84) (Kis 27:14) (sh: Suarakan pengharapan dari tempat yang tepat (Minggu, 20 Agustus 2000))
Suarakan pengharapan dari tempat yang tepat

Pengharapan rakyat Indonesia untuk mendapatkan kehidupan sosial ekonomi yang lebih layak terasa semakin sirna. Mereka nampaknya semakin putus asa sehingga semakin tidak terkontrol dan nekad melakukan tindakan brutal demi sesuap nasi. Adakah pengharapan bagi mereka? Adakah yang dapat dilakukan oleh gereja Tuhan?

Dalam perjalanannya ke Roma, Paulus berada dalam situasi dimana tidak ada lagi pengharapan untuk hidup. Kapal yang ditumpangi oleh Paulus dan orang-orang seperjalanan-nya diombang-ambingkan selama 3 hari 3 malam oleh angin badai. Kegelapan total menyelimuti mereka. Seluruh muatan kapal harus dibuang agar kapal tidak tenggelam. Akibatnya mereka harus menahan lapar berhari-hari. Dalam kondisi yang sedemikian kritis dan panik, Paulus berdiri dengan keteguhan dan keyakinan penuh menyuarakan pengharapan kepada mereka yang sudah ada di penghujung maut. Apa isi pengharapan itu (22, 26)? Apakah mereka mempercayainya (27-29)? Yang lebih indah lagi, mereka tidak hanya mempercayai pengharapan itu, namun mereka juga mau mendengarkan dan menuruti saran Paulus (31-32). Mereka akhirnya selamat dari amukan badai.

Mengapa mereka menjadi percaya dan menurut kepada Paulus? Ada beberapa faktor. 1. Paulus bersama-sama mereka merasakan ancaman maut. Ia tidak hanya berteori saja tapi mereka semua bisa melihat bahwa Paulus pun menghadapi dan mengalami hal yang sama. 2. Paulus percaya penuh akan janji Allah bahwa ia akan pergi menghadap Kaisar (24). 3. pengharapan Paulus dibangun berdasarkan keyakinan yang tumbuh karena hubungan yang erat dengan Allah (23).

Renungkan: Gereja harus menjadi sama dengan masyarakat yang miskin. Ini tidak berarti bahwa gereja harus menjadi miskin. Namun maukah gereja, di tengah-tengah kemiskinan ini tetap menyuarakan pengharapan Injil?

Bacaan untuk Minggu ke-10 sesudah Pentakosta

1Raja-raja 3:5-12 Roma 8:26-30 Matius 13:44-52 Mazmur 119:129-136

Lagu: Kidung Jemaat 256

Pemahaman Alkitab 7 -- Amsal 26:12-32

Menjadi Kristen seringkali disamakan dengan menjadi orang yang aneh dan asing. Karena kehidupannya tiba-tiba harus terpisah dari masyarakat sekitarnya secara radikal. Ia menjadi alergi bahkan menentang hal-hal yang tidak berbau 'kekristenan'. Ia berusaha memaparkan kelemahan dan kekurangan ajaran agama lain dengan tujuan agar ia dapat 'memenangkan' jiwa. Hasilnya? Anda dapat melihat sendiri. Kristen disalahkan bahkan dimusuhi. Bagaimana dengan Paulus?

Pertanyaan-pertanyaan penolong:

1. Apakah tujuan Paulus pergi ke Damsyik (10-11 bdk. bagi+mereka+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A44&tab=notes" vsf="TB" ver="">22:4)? Apa dengan 'kuasa penuh dan tugas dari imam-imam kepala' Paulus dan tujuannya tidak dapat dihentikan (13-14)? Berdasarkan apa yang terjadi dalam perjalanan (14), kuasa penampakan Yesus tidak sekadar menghentikan perjalanan Paulus namun Yesus ingin mengungkapkan kepadanya siapa dia di hadapan Allah dan apa arti hidupnya bagi Allah dan sesama manusia. Jelaskan!

2. Paulus diperintahkan ke Damsyik, ditetapkan menjadi pekabar Injil, dan melakukan pekerjaan yang ada di ayat bagi+mereka+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A44&tab=notes" vsf="TB" ver="">18. Perubahan apa yang terjadi dalam hidup Paulus?

3. Ayat bagi+mereka+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A44&tab=notes" vsf="TB" ver="">19: Bagaimana Paulus menjalankan amanatnya yang baru? Apa arti bahwa hidup Paulus yang memberi manfaat bagi manusia itu diberikan kepada semua bangsa (20)? Bagaimana ini mencerminkan sikap Paulus terhadap semua manusia?

4. Apakah pernah Paulus menyinggung atau menghina kepercayaan orang lain (22-23)? Bagaimana Anda melihat sikap toleransi beragama yang diperlihatkan oleh Paulus?

5. Apa jawaban Paulus kepada Festus (25-26)? Adakah ini berarti bahwa ajaran yang Paulus beritakan adalah ajaran yang sehat dan terbuka terhadap kritik siapa pun? Jelaskan! Bagaimana jawaban Agripa mendukung ajaran Paulus ini (28)?

6. Apa sudah selayaknya respons Festus dan Agripa kepada Paulus (31-32)? Jelaskan! Apa yang diungkapkan oleh respons mereka tentang kehidupan Paulus sebagai anggota masyarakat pemeluk satu kepercayaan, warga negara sebuah negara, dan sekaligus penginjil?

7. Di tengah masyarakat yang sangat tidak ramah terhadap kekristenan, bagaimana Anda menjadi Kristen yang berguna bagi masyarakat?

(0.84) (Kis 2:37) (sh: Menerima pengampunan dan karunia Roh Kudus (Selasa, 25 Mei 1999))
Menerima pengampunan dan karunia Roh Kudus

Setelah Petrus dengan panjang lebar menjelaskan perbuatan-perbuatan Allah yang ajaib dan KeMesiasan Yesus; maka pada kesempatan berikutnya ia mengimbau mereka untuk bertobat dan mengajak mereka untuk memberi diri dibaptis dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Melalui pertobatan dan baptisan dalam nama Tuhan Yesus, orang berdosa akan memperoleh pengampunan dan karunia Roh Kudus (ay. bagi+mereka+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A44&tab=notes" ver="">38) Jadi, tanpa pertobatan tidak akan ada pengampunan dosa dan karunia Roh Kudus.

Prinsip persekutuan. Khotbah dan imbauan Petrus begitu menyentuh hati sehingga mereka menyerahkan diri untuk dibaptis. Mereka inilah yang memulai persekutuan orang-orang percaya. Secara bergilir mereka berkumpul di rumah-rumah, memuji Allah, bertekun dalam pengajaran, dan berdoa. Tidak hanya itu, mereka juga membudayakan kebiasaan saling berbagi, perjamuan kasih dan menaikkan pujian kepada Allah. Kegiatan bersekutu ini menjadi berkat bagi semua orang hingga jumlah orang bertobat semakin hari semakin bertambah. Bagaimana dengan persekutuan kita? Apakah persekutuan yang kita adakan menjadi berkat bagi orang di sekitar kita?

Renungkan: Semangat bersekutu akan menjadi berkat bagi banyak orang, bila diimbangi dengan sikap hidup Kristiani yang sungguh.

(0.84) (Kis 20:20) (full: TIDAK PERNAH MELALAIKAN APA YANG BERGUNA BAGI KAMU. )

Nas : Kis 20:20

Paulus memberitakan apa pun yang dinilainya bermanfaat dan diperlukan untuk keselamatan para pendengarnya. Para pelayan Injil harus setia menyampaikan seluruh kebenaran Allah. Mereka tidak boleh berusaha memuaskan selera sidang pendengar atau memajukan ketenaran mereka. Bahkan jikalau mereka perlu menegur, mengajar ajaran yang menantang prasangka atau menyampaikan prinsip alkitabiah yang bertentangan dengan keinginan sifat berdosa, pengkhotbah yang setia akan menyampaikan seluruh kebenaran untuk kebaikan kawan dombanya (mis. Gal 1:6-10; 2Tim 4:1-5).

(0.83) (Kis 4:23) (sh: Gereja yang berdoa (Sabtu, 29 Mei 1999))
Gereja yang berdoa

Takut, panik dan segera mencari perlindungan adalah tindakan wajar yang akan dilakukan seseorang bila berada dalam tekanan dan ancaman. Namun reaksi dan tindakan ini tidak terjadi pada jemaat mula-mula ketika mendengar berita ancaman Sanhedrin -- berita yang dibawa oleh Petrus dan Yohanes. Hal pertama yang mereka lakukan ialah berdoa. Alkitab menggambarkan bahwa gereja mula-mula tidak hanya berperan sebagai gereja yang berani memberitakan firman Tuhan, tetapi juga tekun berdoa. Bagi jemaat mula-mula, ancaman penguasa dunia tidak ada artinya karena mereka memiliki Allah, Sang Pencipta yang kedaulatan-Nya mengatasi penguasa dunia.

Bagaimana Gereja Berdoa? Gereja mula-mula dalam doa permohonannya tidak satu pun meminta keselamatan fisik atau meminta Allah menghukum mereka yang mengancam. Permohonan mereka adalah agar Allah melihat keadaan mereka (29a); agar Allah memberikan keberanian kepada mereka (29b); dan agar kuasa Allah semakin dinyatakan dengan mukjizat dan tanda-tanda (30). Allah menjawab doa mereka. Allah memenuhi mereka dengan Roh Kudus dan memberikan keberanian memberitakan firman dengan berani. Gereja yang berdoa adalah gereja yang mengarahkan jemaatnya pada misi Kristus.

(0.83) (Kis 13:2) (full: BERIBADAH ... DAN BERPUASA. )

Nas : Kis 13:2

Orang Kristen yang dipenuhi dengan Roh sangat peka terhadap komunikasi Roh ketika berdoa dan berpuasa

(lihat cat. --> Mat 6:16).

[atau ref. Mat 6:16]

Mungkin komunikasi dari Roh Kudus ini datang melalui ucapan nubuat (bd. ayat Kis 13:1).

(0.83) (Kis 15:14) (full: BANGSA-BANGSA LAIN ... MEMILIH SUATU UMAT DARI ANTARA MEREKA. )

Nas : Kis 15:14

Rencana Allah bagi zaman ini ialah mengangkat dari semua bangsa suatu umat yang dipisahkan bagi nama-Nya. Tubuh Kristus ini, yang diambil dari sistem dunia dewasa ini, mempersiapkan diri selaku pengantin perempuan Kristus (Wahy 19:7-8).

(0.83) (Kis 22:1) (sh: Sensitifitas Paulus di masyarakat pluralis (Sabtu, 1 Juli 2000))
Sensitifitas Paulus di masyarakat pluralis

Paulus menghadapi massa yang mengamuk tanpa dukungan otoritas dari institusi mana pun, melainkan dengan rangkaian pembelaan, agar melaluinya ia dapat merengkuh, merangkul, dan menuntun mereka kepada keselamatan. Karena itu, Paulus sangat berhati-hati dan sensitif terhadap kepercayaan dan prasangka orang-orang Yahudi. Caranya? Paulus mengidentifikasikan dirinya dengan mereka. Pengidentifikasian ini meliputi kesamaan etnis dan pewaris tradisi Yahudi dengan menyebut mereka sebagai `saudara-saudara dan bapa-bapa', dan penggunaan bahasa, sebab di dalamnya terkandung nilai-nilai kebudayaan, semangat kebangsaan, dan patriotisme. Hasilnya mereka 'makin tenang' (3).

Di samping itu, pengidentifikasian Paulus juga mencakup bidang yang paling hakiki bagi bangsa Yahudi yakni hukum Taurat. Ia dengan lantang menyatakan bahwa ia lahir, dibesarkan, dan dididik secara Yahudi ortodoks. Karena itu ia sangat fanatik terhadap hukum Taurat dan Allah. Sebagai aplikasinya, ia menjadi penganiaya pengikut jalan Tuhan. Pengidentifikasian yang dilakukan Paulus tuntas dan menyeluruh, sampai pemakaian istilah pun diperhatikan, seperti istilah jalan Tuhan sebagai pengganti 'pengikut Yesus' sebab nama 'Yesus' mungkin akan membangkitkan emosi mereka kembali.

Tindakan Paulus ini sangat berhasil karena dapat menenangkan amarah mereka. Bahkan ketika Paulus mengungkapkan peristiwa pertobatannya secara mendetail mereka tidak menjadi emosi. Sebab ia menegaskan bahwa pertobatannya bukan karena keinginannya sendiri, melainkan intervensi wahyu Allah dan ada seorang Yahudi yang saleh dan disegani sebagai saksi yang sah yaitu Ananias. Namun ketika Paulus berbicara tentang misinya kepada bangsa-bangsa lain, meledaklah amarah mereka. Sebab di mata mereka, membuat orang asing menjadi Kristen tanpa menjadi orang Yahudi terlebih dahulu merupakan suatu penghinaan. Itu sama dengan mengatakan Yahudi dan non-Yahudi adalah sederajat karena mereka dapat datang kepada Allah hanya melalui Kristus.

Renungkan: Paulus dibenci dan hendak dibunuh bukan karena reputasi pribadinya tetapi karena Injil Kristus. Demikian pula hai Kristen, jika Anda harus dibenci oleh masyarakat sekitar, biarlah itu karena Injil yang Anda yakini dan bukan karena pribadi dan ulah tingkah Anda.

(0.83) (Kis 26:18) (full: TUGAS ILAHI PAULUS. )

Nas : Kis 26:18

Ayat ini menjadi pernyataan terbaik mengenai apa yang dikehendaki Yesus dari pemberitaan Injil kepada yang terhilang.

  1. 1) "Untuk membuka mata mereka". Mata rohani dari yang terhilang telah dibutakan Iblis terhadap realitas keadaan mereka yang terhilang dan binasa serta terhadap kebenaran Injil (2Kor 4:4). Hanya pemberitaan Yesus Kristus dengan kuasa Roh Kudus akan membuka pengertian mereka (bd. 2Kor 4:5; Ef 1:18).
  2. 2) "Supaya mereka berbalik ... dari kuasa Iblis kepada Allah." Iblis adalah penguasa dunia ini sehingga semua orang di luar Kristus berada di bawah penguasaan dan perbudakannya. Roh Iblis bekerja dalam semua orang berdosa, yaitu, "di antara orang-orang durhaka" (Ef 2:2). Pemberitaan Injil dengan kuasa Roh Kudus akan membebaskan mereka dari kuasa Iblis serta membawa mereka ke dalam kerajaan Kristus (lih. Kol 1:13; 1Pet 2:9).
  3. 3) "Supaya mereka ... memperoleh pengampunan dosa." Pengampunan dosa diperoleh melalui iman kepada Kristus yang dilandaskan atas kematian-Nya sebagai korban di kayu salib.
  4. 4) "Mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang yang dikuduskan." Orang yang telah diampuni, dilepaskan dari kekuasaan dosa dan Iblis, didiami oleh dan dibaptis dalam Roh Kudus telah dipisahkan dari dunia. Sekarang ia hidup bagi Allah dalam persekutuan dengan semua orang yang diselamatkan karena iman kepada Kristus.
(0.83) (Kis 15:22) (sh: Bijaksana dan peka (Senin, 12 Juni 2000))
Bijaksana dan peka

Itulah penilaian seorang tokoh kristen tentang surat yang dibuat oleh para rasul di Yerusalem kepada jemaat-jemaat non-Yahudi di luar Yerusalem. Oleh karena itu tidaklah heran bila akhirnya jemaat-jemaat itu mendapat berkat dari surat tersebut (31). Itu juga merupakan kunci sukses dari pengimplementasian keputusan pertemuan di Yerusalem. Para pemimpin sering kali menganggap bahwa setelah kesepakatan dibuat maka selanjutnya adalah tugas bawahan untuk melaksanakannya. Padahal untuk memahami suatu keputusan tidaklah mudah, mereka harus menafsir dan menjabarkan sendiri ke dalam bentuk-bentuk yang lebih praktis. Itulah sebabnya di tingkat bawahan, kesalah-pahaman dan konflik sering terjadi.

Para rasul agaknya memahami hal ini. Karena itulah mereka mengambil berbagai langkah untuk menjamin suksesnya pengimplemen-tasian kesepakatan Yerusalem, agar kesatuan Kristen tidak hanya terjadi di kalangan para rasul, namun juga seluruh Kristen dimana pun mereka berada. Mereka memberikan informasi yang jelas dan tuntas kepada jemaat-jemaat tentang keputusan Yerusalem, secara tertulis dan lisan melalui orang-orang yang berkualitas (22), untuk menjamin kesahihan dan keobyektifan informasi. Kemudian mereka menegaskan posisi mereka tentang tuntutan sunat (24).

Penegasan ini penting bagi Kristen di Antiokhia sebagai suatu konfirmasi dan peneguhan atas doktrin yang sudah mereka yakini selama ini. Dan itu tidak dilakukan hanya dengan pernyataan lisan, namun keputusan Roh Kudus. Allah melegitimasi keputusan itu karena itulah keputusan resmi dan berlaku bagi semua jemaat di sepanjang zaman. Bagaimanakah dampak yang ditimbulkan? Setelah jemaat Antiokhia membaca surat itu dan bertemu dengan para utusan rasul dari Yerusalem, mereka bersuka cita, terhibur, dan dikuatkan (31-32). Ini merupakan bukti bahwa keputusan dan pengimplementasiannya telah dilakukan secara bijak dan sehat. Ini merupakan bukti bahwa gereja mula-mula mempunyai manajemen yang baik.

Renungkan: Manajemen yang sehat sebuah gereja manapun antar gereja memang diperlukan, agar jemaat mengalami penghiburan, sukacita, penguatan, dan tetap dipersatukan dalam menghadapi segala macam tantangan dan ancaman yang semakin meranggas.

(0.82) (Kis 14:19) (sh: Musuh terus menguntit (Jumat, 20 Mei 2005))
Musuh terus menguntit


Para saksi Kristus harus berhati-hati terhadap sikap pemujaan orang karena orang dapat menyalahtafsirkan kuasa Allah yang menyertai pelayanan Injil. Kita pun harus terus siaga terhadap para musuh Injil, yaitu mereka yang tidak saja menolak Injil, tetapi juga membenci kita.

Situasi yang dialami Paulus dan Barnabas sangat membingungkan bahkan mendekati kacau. Di satu pihak orang datang berbondong-bondong dan tanpa dapat dikontrol menyembah dan mempersembahkan korban kepada mereka (ayat bagi+mereka+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A44&tab=notes" ver="">18); di lain pihak para musuh Injil menghasut orang banyak itu untuk berbalik melawan Paulus dan Barnabas. Dari suasana euforia tiba-tiba berubah ke amuk masa. Mereka bahkan dilempari batu sedemikian rupa sehingga dikira sudah mati (ayat bagi+mereka+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A44&tab=notes" ver="">19). Di tengah himpitan dua emosi berbeda yang silih berganti dan derita lemparan batu, mereka mampu bangkit dan berjalan ke kota lain (ayat bagi+mereka+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A44&tab=notes" ver="">20). Dapat kita simpulkan bahwa bukan saja mereka telah dipakai Tuhan berbuat mukjizat melainkan mereka pun kini mengalami mukjizat. Meski musuh menguntit terus, penyertaan Allah justru semakin nyata dalam pengalaman pelayanan para hamba-Nya.

Perjalanan Paulus selanjutnya menarik untuk kita simak. Ia pergi ke Derbe, lalu kembali ke Listra, Ikonium dan Antiokhia. Mereka tidak saja menginjili dan memenangkan banyak orang bagi Kristus. Mereka juga memperhatikan pelayanan tindak lanjut yang memastikan para petobat baru itu mantap dalam iman mereka dan bertumbuh ke arah Kristus (ayat bagi+mereka+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A44&tab=notes" ver="">22). Perjalanan misi pertama Paulus ini sungguh kaya dengan prinsip yang dapat kita pegang dan terapkan dalam bersaksi pada masa kini. Yaitu: setia kepada berita Injil; peka akan konteks pendengar; mengandalkan kuasa Allah; siaga terhadap musuh Injil; memelihara status hamba Allah secara benar; dan mengalami terus perlindungan Allah.

Doakan: Para pemberita Injil agar tetap setia melangkah mengikuti Yesus meskipun dibenci musuh dan dihadang penderitaan.

(0.82) (Kis 15:6) (sh: Anugerah yang menyelamatkan (Minggu, 22 Mei 2005))
Anugerah yang menyelamatkan


Apakah tradisi, upacara, dan peraturan agama bisa dijadikan syarat untuk manusia mendapatkan anugerah Allah? Bolehkah kemurahan keselamatan-Nya ditanggapi sebagai milik bangsa tertentu saja? Pertanyaan-pertanyaan ini ternyata sudah setua usia gereja di dunia ini.

Persidangan para pemimpin jemaat di Yerusalem mengenai harus tidaknya orang Kristen nonyahudi disunat, dimulai dengan ketidaksepakatan di antara mereka sendiri. Sampai akhirnya Petrus pun berbicara. Pertama, Petrus mengingatkan bahwa melalui dirinya Allah menyatakan keselamatan kepada bangsa-bangsa lain dengan memberikan Roh Kudus kepada mereka. Berarti Allah menghendaki agar bangsa-bangsa lain pun diterima menjadi umat-Nya (ayat bagi+mereka+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A44&tab=notes" ver="">7-8). Terlebih lagi Injil pun telah disambut mereka dan mukjizat-Nya juga dinyatakan-Nya di tengah-tengah mereka (ayat bagi+mereka+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A44&tab=notes" ver="">12). Karena Allah telah menyucikan hati mereka dengan iman maka orang percaya Yahudi pun harus menerima mereka menjadi bagian umat Allah.

Kedua, ketika umat Yahudi percaya pada Yesus sebagai Mesias mereka dibebaskan dari tuntutan Hukum Taurat yang tidak mampu mereka tanggung. Jadi, mereka pun diselamatkan oleh kasih karunia Allah (Rm. 6:14). Dengan demikian orang percaya nonyahudi yang sudah percaya pada Allah pun tidak seharusnya dituntut melaksanakan Hukum Taurat itu (ayat bagi+mereka+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A44&tab=notes" ver="">10-11).

Iman kepada Yesus Kristus adalah syarat seseorang diterima Allah menjadi umat-Nya, bukan karena ia berhasil memenuhi syarat-syarat agamawi. Pengorbanan Yesus bagi kita adalah harga penebusan dosa yang terbayar lunas dan tidak dapat dibatalkan. Hari ini gereja dan orang Kristen harus terbuka menerima siapa pun yang mengaku percaya kepada Yesus Kristus sebagai saudara seiman.

Renungkan: Oleh karena kita telah menerima kepastian anugerah keselamatan maka marilah kita menghargainya dan dengan setia melakukan firman-Nya.

(0.82) (Kis 16:25) (sh: Penderitaan yang tidak sia-sia (Sabtu, 28 Mei 2005))
Penderitaan yang tidak sia-sia


Ada dua penyebab derita dalam pelayanan yaitu diri sendiri dan akibat bersaksi. Menderita karena bersaksi berarti Tuhan mengizinkan Iblis menghambat pelayanan. Dalam kendali Tuhan, penderitaan itu justru memajukan pekabaran Injil karena menghasilkan pertumbuhan iman pewarta Injil dan membuka hati pendengar Injil.

Sikap Paulus dan Silas ketika menghadapi penderitaan dalam pelayanan bukan bersungut-sungut dan menyesali panggilan Tuhan. Sebaliknya, mereka memuliakan Tuhan dengan puji-pujian (ayat bagi+mereka+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A44&tab=notes" ver="">25). Kita tidak tahu pasti apa pujian yang mereka nyanyikan. Ada dua bagian surat Paulus yang bercerita tentang Kristus dengan makna teologis yang dalam, yaitu Kolose 1:15-20 dan Filipi 2:6-11. Keduanya merupakan kutipan nyanyian Kristen purba. Mungkin nyanyian inilah yang dipujikan Paulus dan Silas. Melalui nyanyian, Paulus dan Silas menyaksikan iman mereka bahwa Tuhan berdaulat atas apa pun yang terjadi dalam hidup mereka.

Iman ini terbukti ketika Tuhan mengirimkan gempa bumi yang membongkar semua belenggu para tahanan dan membuka seluruh pintu penjara, mereka tidak memanfaatkannya sebagai kesempatan untuk melarikan diri (ayat bagi+mereka+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A44&tab=notes" ver="">28). Sikap mereka itu menjadi kesaksian yang membuat kepala penjara dan seisi rumahnya bertobat (ayat 30-34). Sebaliknya Paulus memanfaatkan peristiwa pemenjaraan mereka untuk melindungi jemaat Filipi agar tidak mengalami hal serupa. Mereka menuntut permintaan maaf dari para pejabat kota yang sudah menganiayanya. Hal ini dimungkinkan sebab sebagai warga negara Roma, mereka berhak memperoleh perlakuan adil dalam hukum (ayat 35-40).

Saat Anda sedang menderita karena melayani Tuhan, ingatlah bahwa ketekunan dan kesetiaan Anda merupakan kesaksian bagi orang lain. Upah dari kesaksian penderitaan Anda adalah jiwa-jiwa yang bertobat.

Renungkan: Orang yang menabur firman dengan cucuran air mata akan menuai jiwa-jiwa baru dengan sukacita.

(0.82) (Kis 17:10) (sh: Sikap hati terhadap Injil (Senin, 30 Mei 2005))
Sikap hati terhadap Injil


Mengapa ada orang merespons Injil lalu bertobat, sebaliknya ada pula orang yang menutup diri terhadap Injil? Jawabnya terletak pada sikap hati seseorang!

Bila sebagian orang Yahudi di Tesalonika menutup diri terhadap Injil sehingga mereka membenci kekristenan, maka orang-orang Yahudi di Berea sebaliknya. Mereka memang tidak langsung percaya, namun mereka tidak menolak. Mereka justru menyelidiki Perjanjian Lama untuk mengetahui apakah ajaran Paulus benar. Sikap hati seperti itu membawa dampak ganda. Pertama, kebenaran tentang Yesus dalam Injil mereka terima sehingga pertobatan pun terjadi (ayat bagi+mereka+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A44&tab=notes" ver="">12a). Kedua, kesediaan menerima Injil menjadi kesaksian bagi orang-orang non Yahudi. Akibatnya orang-orang nonyahudi pun menjadi percaya dan bertobat (ayat bagi+mereka+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A44&tab=notes" ver="">12b). Sayangnya, sukacita ini terusik oleh perbuatan oknum dari Tesalonika. Provokasi mereka menjadikan penduduk Berea curiga akan maksud Paulus memberitakan Injil (ayat bagi+mereka+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A44&tab=notes" ver="">13). Mungkin orang percaya Berea mengetahui peristiwa di Tesalonika, sehingga mereka pun mengungsikan Paulus. Paulus akhirnya meninggalkan Berea, namun Silas dan Timotius tetap tinggal untuk membina kerohanian mereka (ayat bagi+mereka+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A44&tab=notes" ver="">14). Ini membuktikan kesungguhan hati orang percaya Berea yang rindu untuk bertumbuh dalam Tuhan.

Banyak orang menyambut Injil bila disampaikan sebagai janji pengampunan dan berkat semata-mata. Karena itu, saat kita mengabarkan Injil hendaknya juga disertai penggalian firman yang benar dan tepat. Para pendengar Injil harus mendengar perintah untuk bertobat sebelum mendapatkan anugerah keselamatan. Dengan demikian akan nyata sikap hati yang sesungguhnya, yaitu apakah terbuka untuk bertobat dan mau diselamatkan atau menolak Injil dan mencemooh kebenaran.

Berdoa: Mohonlah agar Roh Kudus menyiapkan hati orang yang akan Anda injili hari ini, supaya mereka terbuka dan menerima kebenaran.

(0.82) (Kis 21:27) (sh: Paulus satu tingkat di bawah Yesus (Jumat, 30 Juni 2000))
Paulus satu tingkat di bawah Yesus

Pernyataan ini bukan dimaksudkan untuk merendahkan Yesus sebagai Tuhan dan Kristus, atau untuk mentuhankan manusia Paulus, melainkan untuk mengungkapkan bahwa Paulus telah meneladani Kristus dengan setia, hingga melalui saat-saat yang paling sulit dalam hidupnya yaitu peristiwa penangkapannya di Bait Allah. Karena itulah pernyataan ini hendaknya dilihat dari peristiwa penangkapan Paulus di Bait Allah. Mulai dari peristiwa penangkapan Paulus, tuduhan yang dijatuhkan atasnya, sikap orang banyak terhadap dirinya, hingga sikap Paulus terhadap orang-orang yang telah menganiaya dan apa yang dialami, mengingatkan kita tentang Kristus. Di dalam tubuh dan hidupnya, Paulus telah berhasil mencerminkan pribadi Yesus yang adalah Manusia sejati, manusia yang sesuai dengan gambar dan citra Allah.

Permintaannya untuk berbicara kepada orang banyak yang telah menangkap, menganiaya, bahkan akan melenyapkannya, mengungkap-kan kematangan pribadi seorang hamba Tuhan dan kesiapannya untuk taat dan setia hingga mati (23-24). Betapa tidak, tuduhan maut yang dijatuhkan atasnya sangat ironis. Paulus yang pergi ke Bait Allah untuk mentahirkan diri sebagai bukti bahwa ia menghargai tradisi dan kepercayaan Yahudi, malah dituduh menghina bangsa Yahudi dan kepercayaan mereka. Padahal hukuman atas dakwaan itu adalah mati tanpa perlu pengadilan. Itulah sebabnya mereka langsung memukuli Paulus, sehingga jika tidak diselamatkan oleh pasukan Romawi, ia pasti mati. Dari tuduhan mereka Paulus mengetahui secara pasti bahwa jiwa mereka berada dalam bahaya besar. Mereka menganggap bahwa merekalah umat Allah karena mereka memelihara hukum Taurat dan beribadah di Bait Allah di Yerusalem (28). Padahal sebenarnya mereka bukan umat Allah yang akan diselamatkan Allah. Paulus tidak hanya merisaukan jiwa mereka namun Paulus juga mengidentifikasikan dirinya dengan mereka dengan mengatakan 'Aku adalah orang Yahudi' (39).

Renungkan: Inilah Paulus yang penuh dengan kasih Ilahi. Seperti Kristus ketika di kayu salib Ia memikirkan pengampunan bagi orang-orang yang menyiksanya dan Ia juga mengidentifikasikan diri-Nya dengan penjahat yang akan dibawa ke Firdaus. Sudah sedekat manakah Anda meneladani Kristus?



TIP #28: Arahkan mouse pada tautan catatan yang terdapat pada teks alkitab untuk melihat catatan ayat tersebut dalam popup. [SEMUA]
dibuat dalam 0.08 detik
dipersembahkan oleh YLSA