Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 181 - 200 dari 318 ayat untuk apa yang adil AND book:[1 TO 39] (0.000 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.23) (Ayb 21:7) (full: MENGAPA ORANG FASIK TETAP HIDUP. )

Nas : Ayub 21:7

Ayub mempersoalkan ketidakadilan hidup ini, khususnya kemakmuran, keberhasilan, dan kebahagiaan banyak orang fasik. Mazm 73:1-28 membahas masalah teologi ini. Kadang-kadang yang "murni hatinya" justru "kena tulah" (Mazm 73:1,14), sedangkan yang fasik makmur dan "kesakitan tidak ada pada mereka" (Mazm 73:3-5). Allah menanggapinya dengan menyatakan kesudahan hidup orang benar dan orang jahat (Mazm 73:16-28). Pada akhirnya, Allah akan dengan adil memperbaiki segala hal dan memberikan kepada setiap orang sesuai dengan perbuatannya dan kasihnya akan kebenaran (Rom 2:5-11). Yang fasik tidak akan luput dari hukuman, dan yang benar pasti akan dibenarkan dan diberi pahala (Rom 2:5-11; Wahy 2:10).

(0.23) (Yes 62:6) (full: PENGINTAI-PENGINTAI ... TIDAK AKAN PERNAH BERDIAM DIRI. )

Nas : Yes 62:6

Allah telah menugaskan para pengintai di tembok-tembok Sion, yaitu para nabi dan pemohon syafaat setia yang tidak pernah berhenti berdoa bagi penetapan kerajaan Allah di bumi dan kemuliaan Yerusalem. Demikian pula, orang percaya PB harus membiasakan diri untuk bersyafaat tanpa henti bagi penetapan kerajaan Allah dan pemerintahan Kristus yang adil di seluruh bumi

(lihat cat. --> Mat 6:10).

[atau ref. Mat 6:10]

Segala sesuatu yang kita ketahui menjadi kehendak Allah, kita harus senantiasa berseru kepada-Nya dan "jangan biarkan Dia tinggal tenang" (ayat Yes 62:7) sehingga Dia melaksanakan segala sesuatu yang dijanjikan-Nya.

(0.23) (Yeh 34:23) (full: MENGANGKAT SATU ORANG GEMBALA ATAS MEREKA. )

Nas : Yeh 34:23

Gembala ini ialah Yesus sang Mesias, seorang keturunan Daud (bd. Mazm 89:5,21,30; Yer 23:5-6). Ia menggembalakan umat Allah sebagai imam, nabi dan raja yang benar. Dia adalah "gembala yang baik" (Yoh 10:14) yang menyerahkan nyawa-Nya untuk domba (Yoh 10:1-18; 1Yoh 3:1; bd. 1Pet 2:25; 5:4). Di masa depan, apabila umat Allah telah dikembalikan ke negeri mereka, Mesias akan mendirikan kerajaan-Nya yang damai sejahtera dan adil

(lihat cat. --> Yeh 34:25 berikut).

[atau ref. Yeh 34:25]

(0.23) (Mzm 26:1) (jerusalem: Doa mohon dibenarkan oleh TUHAN) Ratapan orang yang tidak bersalah ini berdekatan dengan Maz 7 dan Maz 17. Dalam deritanya pemazmur minta tolong pada Allah, justru oleh karena tidak bersalah, bdk 1Ra 8:32. Pertolongan itu kiranya menyatakan bahwa pendoa seorang yang suci dan benar, bdk Maz 18:21-28; 59:4; Ayu 31:6. Sesudah seruannya kepada Tuhan, Maz 26:1, pendoa mengemukakan ketidaksalahannya, Maz 26:2-8, yang kiranya mendorong Tuhan untuk bertindak, Maz 26:9-11. Maz 26:12 sudah mendahulukan hasil doa itu dan berupa nazar.
(0.23) (Pkh 5:10) (jerusalem) Bagian ini mengecam bukannya orang kaya (yang dicela para nabi), tetapi kekayaan sendiri, entah diperoleh dan dipergunakan secara tidak adil atau secara lain. Kekayaan sekali-kali tidak menjamin hidup dan kebahagiaan. Kecaman itu berdekatan dengan pendirian Injil, bdk Mat 6:19-21,24,25-34. Pikiran-pikiran bagian ini adalah l.k. sbb: uang (kekayaan) terbagi-bagi dengan kurang baik, Pengk 5:9, kerap kali diboroskan saja, Pengk 5:10, sukar diperoleh, Pengk 5:11, dan berat rasanya kalau hilang, Pengk 5:12-16. Maka sebaik-baiknya orang menghabiskan uang saja. Lalu disajikan tiga contoh: Kekayaan yang beralih tangan dengan tidak dimanfaatkan, Pengk 6:1-2; orang yang menjadi kaya tetapi tidak menikmatinya dan bahkan tidak dikubur semestinya, Pengk 6:3-6; orang miskin yang berlagak orang kaya, Pengk 6:7-11; kesimpulannya, Pengk 6:12.
(0.23) (Ayb 34:17) (ende)

Maknanja: Seorang hakim jang tak adil tidak menghukum si djahat, oleh sebab ia menerima uang suap. Ijob berpendapat, bahwa Allah tak adil. Tetapi ini tak mungkin, sebab, kalau demikian halnja, maka Ijob djuga dapat melepaskan dirinja dengan melepaskan dirinja dengan memberi uang suap kepada hakimnja, Allah.

(0.22) (Mzm 119:1) (sh: Taurat Tuhan sumber kebahagiaan (Minggu, 26 Mei 2002))
Taurat Tuhan sumber kebahagiaan

Karena tidak taat terhadap Taurat Tuhan, umat harus menjalani penghukuman dan dibuang ke Babel. Di sana mereka menyadari getirnya kehidupan tanpa Taurat (ayat 6). Kesadaran itu menuntun pemazmur untuk melihat bahwa kebahagiaan yang sempurna hanya diperoleh dari kehidupan yang taat kepada Taurat Tuhan (ayat 1,2)Mengapa Taurat menjadi sumber kebahagiaan? Sebab Taurat dan ketetapan Tuhan merupakan jalan-jalan Allah yang tidak membuat malu siapa pun yang menaatinya (ayat 5), yang membuat hidup seseorang bersih (ayat 9). Karenanya, hukum-hukum dan ketetapan Taurat jangan dilihat sebagai daftar ketetapan moral, melainkan dilihat sebagai pernyataan keadilan Allah (ayat 7) yang membawa damai sejahtera (syalom). Kata-kata “hukum-hukum-Mu yang adil”, jika dilihat dari akar bahasa Ibraninya dapat juga berarti “hukum-hukum-Mu yang benar”. Dengan demikian, hukum itu berakar pada keb enara n Allah sebagai fondasi kerajaan Allah yang merupakan sumber kebenaran yang membahagiakan.

Berbagai hukum dan ketetapan Taurat dalam Alkitab adalah bentuk-bentuk konkret dari kebenaran Allah yang hakiki yang dari konteks satu ke konteks lain bisa mengambil bentuk berbeda, namun sepenuhnya berakar pada kebenaran hakiki yang kekal dari Allah.

Renungkan: Untuk berpegang pada Taurat Tuhan, kesadaran saja tidaklah cukup. Dibutuhkan komitmen untuk tekun dan setia mengerti Taurat dan mengenal Tuhan (ayat 8,15,16), komitmen untuk belajar Taurat Tuhan dan bersedia menerima ajaran-Nya (ayat 12), komitmen untuk merenungkan (ayat 15), menggemarinya, (ayat 16) lalu kemudian membagikannya.

(0.22) (Yeh 23:22) (sh: Dampak-dampak penyimpangan (Selasa, 11 September 2001))
Dampak-dampak penyimpangan

Nabi Yehezkiel yang menerima panggilan sebagai seorang penjaga atau pengawas umat Allah, dengan penuh kesungguhan mengumumkan vonis Tuhan. Oleh karena Allah Maha Adil, maka Israel harus dihukum. Hanya oleh karena kesabaran Allah yang besar saja, maka Dia masih dapat mentolerir bangsa yang sudah bobrok itu sekian lamanya, tetapi Yehezkiel membawa pesan bahwa kesabaran Allah terhadap bangsa Israel akhirnya tiba pada batas-Nya. Oleh karena Israel melupakan dan membelakangi Tuhan, sekarang mereka sendiri yang harus menanggung akibat persundalan dan kemesumannya.

Penghakiman Allah tidak dapat dihapuskan (ayat 12:22, 27); penghakiman-Nya tidak dapat dihindari. Sabda-Nya: "Aku tidak akan merasa sayang kepadamu dan tidak akan kenal belas kasihan, tetapi Aku akan membalaskan kepadamu selaras dengan tingkah lakumu dan perbuatan-perbuatanmu yang keji. Maka kamu akan mengetahui, bahwa Akulah TUHAN". (ayat 7:4-27; 22:14). Waktu penghakiman tidak dapat diulur lagi (ayat 9:10; 24:14).

Allah dengan begitu gamblang dan transparan memaparkan dosa-dosa Israel, untuk menunjukkan betapa jijiknya perselingkuhan yang mereka perbuat. Namun hal ini bukan berarti Allah hanya terusik oleh dosa umat-Nya saja, melainkan sebagai sinyal Allah yang menginginkan umat-Nya merasa malu, menyesal, lalu bertobat. Amat disayangkan karena berulangkali respons dari umat Tuhan ketika menerima teguran-Nya adalah justru semakin mengingkari-Nya, sehingga tangan Allah harus menurunkan hukuman keras yang tidak terhindarkan.

Ada dampak-dampak dosa yang dapat kita lihat dari pernyataan Allah, "Aku akan dan Aku akan..." Namun untuk apakah hukuman itu? Jawabnya ada di ayat 49, yakni agar umat kembali kepada ikatan perjanjian-Nya, dengan mengakui bahwa Tuhan adalah Allah mereka.

Renungkan: Berani berbuat, berani menanggung risiko. Seharusnya setiap Kristen menganut motto ini di dalam hidupnya. Setiap perbuatan pasti membuahkan hasil yang mewajibkan setiap diri kita untuk memetiknya. Oleh karena itu, sebelum berbuat sesuatu, pikirkanlah terlebih dahulu apa akibatnya. Dosa bukan sekadar pelanggaran tapi pengingkaran terhadap janji setia-Nya

(0.22) (Hos 8:1) (sh: Lain di mulut lain di hati (Rabu, 10 November 2004))
Lain di mulut lain di hati

Pernah melihat gambar pria dan wanita yang berangkulan, sementara itu seorang wanita lain duduk di samping pria itu? Ternyata dengan tangan yang satu lagi (lewat belakang tentunya), jari pria itu menggenggam jemari wanita lain itu.

Inilah yang dilakukan Israel terhadap Tuhannya. Bagaikan sepasang kekasih, Israel mengeluarkan kata-kata, "Aku mengasihi Engkau." Akan tetapi, pada saat yang sama Israel berselingkuh dengan ilah lain (ayat 4) dan melakukan berbagai tindak kejahatan (ayat 3). Israel mengabaikan pengajaran dan perintah Tuhan (ayat 1, 12) dengan cara berbuat semau mereka sendiri (ayat 4-6). Mereka juga menodai hubungan dengan Tuhan secara memalukan dan menjijikkan. Itu sebabnya, Tuhan menolak dan merendahkan ibadah mereka (ayat 11a, 13). Ibadah lahiriah itu hanya menambah panjang daftar dosa mereka (ayat 11b) sebab tidak disertai ketaatan (ayat 12). Maka menurut Tuhan, apa yang mereka lakukan adalah ibarat mereka sedang menabur angin, sehingga mereka akan menuai puting beliung. Artinya, karena Israel sedang menabur dosa maka mereka akan menuai kehancuran dan penghukuman-Nya (ayat 7). Kehancuran Israel akan menjadi kenyataan ketika Raja Asyur menghancurkan mereka tahun 722-723 sM (ayat 2Raj. 17:7-23). Asyur dan Mesir adalah dua negara adi kuasa yang silih berganti menjadi andalan Israel. Namun, yang terjadi, justru Israellah yang dihancurkan oleh Asyur.

Tuhan adalah kekasih Israel yang menuntut kesetiaan mereka, dan akan menghakimi Israel bila Israel "berselingkuh" dengan ilah lain. Demikian juga, hari ini Tuhan meminta kita memelihara komitmen kesetiaan total kepada Tuhan Yesus Kristus. Ia telah lebih dulu mengasihi dan berkorban demi pengampunan kita. Tunjukkan kesetiaan kita ini melalui perbuatan. Buktikan komitmen itu dengan hidup yang bersih, jujur, dan adil.

Tekadku: Aku harus menyatakan kesetiaanku dengan tidak mengantikan kedudukan Tuhan di hati. Aku akan menjauhi andalan-andalan selain Tuhan. Singkirkan bukan saja dosa-dosa kasar dan besar, tetapi juga dosa-dosa terselubung yaitu kerohanian semu, kemunafikan, ketergantungan pada diri sendiri.

(0.22) (Mzm 58:1) (sh: Allah yang memberi keadilan di bumi (Kamis, 4 Oktober 2001))
Allah yang memberi keadilan di bumi

Mazmur 58 tidak mencatat suatu peristiwa penting di dalam sejarah, namun dari tinjauan isinya menunjukkan suasana kepahitan dari sebuah pemerintahan yang penuh kelaliman.

Mazmur ini dimulai dengan satu pertanyaan tajam yang ditujukan kepada para penguasa yang bertindak menghakimi manusia. Banyak ahli berpendapat bahwa para penguasa ini mungkin saja menerima gelar atau kehormatan setara dengan Allah, bila dibandingkan penggunaan kata yang dipakai menghadap Allah, menghadap imam-imam, atau menghadap hakim-hakim (Kel. 21:6; 22:8, 9; Ul. 17:8-13), lalu mengaitkannya dengan penguasa-penguasa masyarakat dalam Kel. 22:28. Dalam hal ini para penguasa berarti mereka yang kedudukannya sama tinggi dengan Allah dan melaksanakan hak menghakimi. Dan pemazmur sedang menelanjangi segala perbuatan mereka (ayat 4-6).

Pemazmur mohon agar Allah menjatuhkan 3 rangkap hukuman kepada para penguasa yang mencintai kelaliman. Pertama, pemazmur meminta agar mereka dibuat tidak berdaya (ayat 7) lalu dilenyapkan dari muka bumi (ayat 8a). Kedua, pemazmur memohon agar keadaan mereka yang sebenarnya dinyatakan, berkenaan dengan kefanaan mereka dan kerapuhan mereka, kemudian sehubungan dengan kejahatan yang sudah mengental di dalam diri mereka (ayat 8b, 9a). Ketiga, pemazmur menginginkan agar mereka disingkirkan bahkan dengan suatu penyingkiran yang mutlak sehingga seolah-olah mereka tidak pernah ada, seperti periuk yang dilanda api (ayat 9b, 10). Di penghujung mazmur ini, tampaklah kepuasan yang diperoleh orang benar, yang ditebus Allah, yang dipandang benar oleh-Nya ketika kejahatan dilenyapkan oleh Allah (ayat 12).

Mazmur ini secara keseluruhan menyatakan bahwa pada akhirnya semua manusia akan mengamini, bahwa hanya Allah yang dapat mengadili dengan adil (ayat 12) dan semua mulut akan mengaku bahwa pengadilan Allah tidak terelakkan (Flp. 2:9-11).

Renungkan: Kristen setiap hari berhadapan dengan kasus-kasus yang ringan dan yang pelik. Seringkali di dalam desakan kepenatan kita tergoda untuk bertindak sebagai hakim. Hari ini kita diingatkan kembali bahwa kita dapat menyerahkan seluruh perkara kita kepada Hakim Semesta Alam yang Maha Adil.

(0.22) (Yes 5:8) (sh: Celakalah kamu"! (Selasa, 22 September 1998))
Celakalah kamu"!

Ucapan "celaka" adalah teriakan pedih atau derita yang bila datang dari Tuhan berarti hukuman yang membawa malapetaka. Tujuh celaka diteriakkan terhadap berbagai kejahatan berikut: 1) memperluas tanah milik dengan merampas milik orang lain (ayat 8-10); 2) kehidupan mengikuti nafsu tanpa mempedulikan Tuhan (ayat 11-17); 3) biasa berbuat jahat sambil menginjak hukuman Allah (ayat 18-19); 4) menyebut yang baik jahat, dan yang jahat baik (ayat 20); 5) bergantung pada kebijaksanaan diri bukan penyataan Tuhan (ayat 21); dan 6) tidak menjalankan tugas-tugas pemerintahan dengan takut akan Tuhan (ayat 22-24).

Standar siapa? Keenam kejahatan yang mengundang murka Allah itu jelas adalah kelakuan sosial yang memutarbalikkan standar Allah. Orang yang bertindak adil dan benar pada dasarnya adalah orang yang takut akan Allah dan tunduk kepada standar Allah sendiri. Dosa-dosa yang dicela Allah ini sampai saat ini adalah dosa-dosa "biasa", karena lazim dilakukan orang banyak. Itu menegaskan kepada kita, bahwa untuk menjalani hidup yang sesuai standar Allah adalah hal yang berat sebab melawan arus. Meski sukar dan berat, itulah satu-satunya jalan yang membuat kita bisa tidur nyenyak, dalam damai.

Renungkan: Mencari kehendak Tuhan dan bergantung pada-Nya adalah kebutuhan kita tiap saat dalam hidup ini!

(0.22) (Kej 21:1) (sh: Janji Allah digenapi secara adil (Senin, 10 Mei 2004))
Janji Allah digenapi secara adil

Manusia cenderung hanya peduli pada dirinya sendiri atau kelompoknya, dan tidak peduli tentang orang lain. Christianto Wibisono lewat tulisannya di Suara Pembaruan Selasa, 6 Januari 2004 mengritik masyarakat pers Indonesia yang baru menyuarakan protesnya kepada pemerintah dan TNI karena terbunuhnya Ersa Siregar, reporter senior RCTI di NAD. Sementara ketika ratusan sipil di NAD selama darurat militer II menjadi korban perang, tidak ada protes berarti dari para wartawan. Mereka baru ribut ketika rekan mereka yang menjadi korban.

Bacaan kita hari ini mengungkapkan kepedulian Allah kepada keluarga pilihan, Abraham dan Sara, juga kepada Hagar dan Ismael yang dibuang oleh mereka. Allah menggenapi janji kepada Abraham mengenai ahli warisnya. Ishak adalah penggenapan janji itu (ayat 1-7). Ya, Abraham sendiri tega mengusir Hagar dan Ismael, karena merasa kepentingan keluarganya terancam. Allah tidak demikian. Allah tidak pilih kasih. Allah tidak melupakan Hagar dan Ismael. Sesuai dengan janji-Nya kepada Hagar pada saat Ismael masih dalam kan-dungan (Kej. 16:7-12), di padang gurun Bersyeba Allah melindungi dan memelihara mereka (ayat 17-21). Bahkan Allah menjanjikan Ismael menjadi bangsa yang besar (ayat 18). Kepedulian Allah jauh melampaui kasih manusia.

Kita belajar dari sikap Allah ini untuk peduli kepada orang lain, jangan hanya berpusat kepada diri sendiri dan kelompok kita. Bahwa Allah peduli kepada kita sampai memberi penyataan anugerah-Nya seharusnya membuat kita lebih mempedulikan orang lain. Karena, sesungguhnya siapakah kita? Apakah lebihnya kita daripada orang lain, yang adalah sesama kita?

Untuk ditindaklanjuti: Adakah orang yang tersisihkan oleh karena ego kita? Tunjukkan kasih Allah kepadanya melalui kepedulian Anda yang konkret dan praktis!

(0.22) (2Raj 9:8) (full: SEGENAP KELUARGA AHAB AKAN BINASA. )

Nas : 2Raj 9:8

Allah menyebabkan runtuhnya keluarga Ahab karena mereka tetap keras kepala dan tidak mau bertobat dari penyembahan berhala dan kemurtadannya sehingga merusak seluruh bangsa Israel (bd. Rom 2:5-6). Hukuman Allah yang adil atas rumah Ahab (pasal 2Raj 10:1-36), putranya Yoram (ayat 2Raj 9:22-26; lih. 1Raj 21:19) dan istri Ahab, Izebel (ayat 2Raj 9:30-37) menunjukkan bahwa Allah pasti akan menghukum semua orang yang menuntun umat-Nya kepada ketidakbenaran. Alkitab dengan jelas mengajarkan bahwa Allah akan memberikan setiap orang upah sesuai dengan perbuatannya (Rom 2:6; bd. 2Tim 4:14), dan bahwa akan ada "penderitaan dan kesesakan menimpa setiap orang yang berbuat jahat" (Rom 2:9).

(0.22) (1Taw 21:14) (full: TUHAN MENDATANGKAN PENYAKIT SAMPAR. )

Nas : 1Taw 21:14

Daud mengakui dosanya, bertobat dengan sungguh-sungguh, dan diampuni (ayat 1Taw 21:8). Namun Allah melaksanakan hukuman badani atas dirinya dan rakyat Israel. Kenyataan bahwa sering kali dosa menerima hukuman ilahi bahkan setelah pengakuan dosa dan pengampunan adalah prinsip alkitabiah yang muncul berkali-kali

(lihat cat. --> 2Sam 11:2;

lihat cat. --> 2Sam 12:13).

[atau ref. 2Sam 11:2; 12:13]

Dengan membiarkan anak-anak-Nya yang tidak taat menderita dampak-dampak badani dari dosa, Allah menghormati hukum-Nya, mempertahankan kekuasaan-Nya sendiri, memurnikan umat-Nya, dan menujukkan diri-Nya sebagai Penguasa yang adil.

(0.22) (Mi 4:1) (full: PADA HARI-HARI YANG TERAKHIR. )

Nas : Mi 4:1

Mikha bernubuat tentang waktu itu ketika Allah akan memerintah seluruh dunia.

  1. 1) Waktu itu akan menjadi masa damai sejahtera, kebahagiaan dan kesalehan. Allah akan dihormati dan disembah bukan oleh Israel saja, tetapi oleh semua bangsa di dunia.
  2. 2) "Gunung rumah Tuhan" (yaitu, Yerusalem) akan menjadi pusat pemerintahan Allah. Kerajaan Allah yang akan datang ini akan dimulai ketika Kristus kembali untuk membinasakan semua kejahatan dan mendirikan pemerintahan-Nya yang adil di bumi

    (lihat cat. --> Wahy 20:4).

    [atau ref. Wahy 20:4]

(0.22) (Zef 3:3) (full: PEMUKANYA ... HAKIMNYA ... NABINYA ... IMAMNYA. )

Nas : Zef 3:3-4

Inilah empat golongan utama kepemimpinan Yehuda. Allah menghukum para pemimpin rohani ini karena lalai memelihara kekudusan dan keadilan.

  1. 1) Para pemuka dan hakim memutarbalikkan hukum dan menggunakan kedudukan mereka secara tidak adil untuk memperoleh uang dan harta bagi diri sendiri.
  2. 2) Para nabi mengubah berita Allah supaya memperoleh popularitas dan dukungan.
  3. 3) Para imam mencemarkan rumah Allah dengan melanggar ketetapan-ketetapan-Nya dan hidup mesum.
  4. 4) Kita harus menolak pemimpin-pemimpin yang bertoleransi atau memajukan keduniawian dan kebejatan atas nama Allah dan mengganti mereka dengan pemimpin dan orang awam yang bersikeras bahwa standar-standar Allah yang kudus harus ditaati. Standar-standar Allah tidak boleh direndahkan untuk menyesuaikan diri dengan dosa-dosa para pemimpin tertentu

    (lihat art. SYARAT-SYARAT MORAL PENILIK JEMAAT).

(0.22) (Yer 22:20) (jerusalem) Nubuat ini melawan raja Yoyakhin yang juga disebut Konya, Yer 22:24. Nabi terlebih dahulu, Yer 22:20-23 berkata kepada kota Yerusalem yang diperorangkan. Kejadian-kejadian pada th 598 oleh nabi diartikan sebagai hukuman yang adil, sehingga kota tidak perlu mengeluh dan meratap.
(0.22) (Hab 1:2) (jerusalem: Berapa lama lagi) Atas nama umat, bdk Yer 10:23-25; 14:2-9,19-22; Yes 59:9-14, nabi mengeluh pada Tuhan, Hab 1:2-4,12-17, oleh karena kemalangan yang melanda umat. Keluhuran itu agak serupa dengan mazmur-mazmur ratapan dan beberapa bagian kitab Yeremia. Kalau diambil dari konteksnya keluhan pertama dapat berhubungan dengan pergolakan dalam masyarakat Yahudi sendiri. Tetapi mengingat Hab 1:12-17 jelaslah nabi berpikir kepada penindasan umat Allah oleh orang Kasdim (Babel). Soal nabi ialah: Bagaimana Allah yang adil dan baik hati (serta kudus, Hab 1:13) dapat membiarkan orang fasik menjadi jaya/ Sebab seorang kafirlah yang berkuasa sedangkan bangsa Yehuda, kalaupun berdosa, tetap "benar' oleh karena mengenal Allah sejati. Masalah itu hendaklah dipecahkan oleh Tuhan sendiri, bdk Hab 2:1.
(0.22) (Ul 28:15) (sh: Dahsyatnya hukuman Allah atas dosa (Minggu, 11 Juli 2004))
Dahsyatnya hukuman Allah atas dosa

Allah adil. Orang yang bermain dengan dosa dan mengkhianati perjanjian dengan-Nya harus menanggung akibatnya. Tidak ada yang luput dari hukuman Allah. Hukuman ini diuraikan dalam tiga bagian besar, yaitu 15-46,47-57,58-68. Sedangkan kutuk di bagian ini disusun sbb.: Pemaklumatan kutuk (ayat 15-19), dilanjutkan dengan penjabaran kutukan yang akan menimpa Israel yang makin lama makin berat dan dahsyat (ayat 20-44). Ditutup dengan kesimpulan (ayat 45-46; band. 15). Kutuk yang dijabarkan di ayat 20-44 meliputi: Pertama, berbagai malapetaka alam yang akan menimpa bangsa Israel (ayat 20-24). Kedua, kumpulan kutukan yang disusun secara bertolakbelakang (ayat 25-37): berupa kekalahan dan kematian akibat peperangan dengan musuh (ayat 25-26 dan 32-37), yang menimbulkan berbagai sakit penyakit dan membawa kepada kegilaan (ayat 27-31). Ketiga, kutukan terhadap segala usaha agraris bangsa Israel yang mengakibatkan kegagalan panen dan bahkan berhutang kepada orang asing (ayat 38-44). Semua kutuk ini merupakan hukuman yang akan menimpa bangsa Israel diakibatkan oleh pelanggaran perjanjian bangsa Israel dengan Tuhan.

Syukur kepada Allah. Kita yang percaya kepada Tuhan Yesus tidak lagi harus menanggung kutukan dosa. Dia sudah menanggungnya di kayu salib. Bila kita mengkhianati Dia lagi, itu sama saja dengan tidak menghormati karya-Nya di kayu salib.

Camkanlah: Saat kita sengaja bermain dengan dosa, Yesus seakan mengalami lagi siksa kayu salib!

(0.22) (1Raj 18:40) (full: MENYEMBELIH MEREKA DI SANA. )

Nas : 1Raj 18:40

Perhatikan hal-hal berikut mengenai pembunuhan nabi-nabi Baal ini:

  1. 1) Hukuman mati mereka itu adil karena dilaksanakan sesuai dengan hukum Musa (Ul 13:6-9; 17:2-5). PB tidak memiliki perintah semacam itu; tindakan kekerasan terhadap nabi palsu dilarang (Mat 5:44), sekalipun Allah memerintahkan untuk menolak dan memisahkan diri dari mereka (Mat 24:23-24; 2Kor 6:14-18; Gal 1:6-9; 2Yoh 1:7-11; Yud 1:3-4;

    lihat art. GURU-GURU PALSU).

  2. 2) Tindakan Elia terhadap para nabi palsu itu menunjukkan murka Allah atas mereka yang berusaha untuk menghancurkan iman dan warisan rohani umat pilihan-Nya, juga mengungkapkan kasih dan kesetiaan Elia bagi Allah. Jadi, roh dan hatinya selaras dengan Allah; kepekaan moral dan rohaninya marah sekali karena Israel secara tragis meninggalkan Allah perjanjian mereka, Yang telah mengasihi dan menebus mereka.
  3. 3) Pembunuhan para nabi palsu itu juga menunjukkan perhatian mendalam bagi orang Israel yang sedang dibinasakan secara rohani oleh agama palsu. Yesus memiliki sikap yang sama (Mat 23:1-39; juga lih. Luk 19:27), demikian pula Paulus (Gal 1:6-9;

    lihat cat. --> Gal 1:9).

    [atau ref. Gal 1:9]

    Selanjutnya, perhatikan bahwa murka Allah akan dicurahkan atas semua orang yang keras kepala dan tidak mau bertobat "pada hari waktu mana murka dan hukuman Allah yang adil akan dinyatakan" (Rom 2:5; bd. Rom 11:22; Wahy 19:11-21; 20:7-10).


TIP #16: Tampilan Pasal untuk mengeksplorasi pasal; Tampilan Ayat untuk menganalisa ayat; Multi Ayat/Kutipan untuk menampilkan daftar ayat. [SEMUA]
dibuat dalam 0.07 detik
dipersembahkan oleh YLSA