Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 15 dari 15 ayat untuk anak-anak sulung AND book:[1 TO 39] AND book:1 (0.003 detik)
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Kej 22:1) (jerusalem) Kisah ini lazimnya dikatakan berasal dari tradisi Elohista, namun di dalamnya terdapat pula beberapa unsur yang berasal dari tradisi Yahwista, Kej 22:11,14,15-18 dan nama Maria dalam Kej 22:11,14,15-18 dan nama Moria dalam Kej 22:2. Kisah ini barangkali disusun berdasarkan sebuah ceritera mengenai didirikannya sebuah tempat suci bangsa Israel, di mana berlainan dengan tempat-tempat suci milik orang Kanaan, tidak dipersembahkan korban berupa manusia. Dalam bentuknya sekarang kisah itu membenarkan hukum Israel mengenai tebusan anak sulung. Sama seperti buah bungaran dan anak sulung ternak, demikianpun anak sulung manusia adalah milik Allah. Tetapi anak sulung manusia tidak perlu disembelih sebagai korban, tetapi harus ditebus, Kej 13:11+. Karenanya kisah Kej 22 ini dapat dipandang sebagai ceritera yang bermaksud mengutuk pengorbanan anak-anak, Ima 18:21. Pengutukan itu berulang kali diungkapkan para nabi. Selebihnya kisah itu mengandung ajaran rohani yang lebih berharga, yaitu kepercayaan Abraham yang menjadi teladan kepercayaan sejati. Dalam peristiwa pengorbanan Ishak kepercayaan Abraham mencapai titik puncaknya. Para pujangga Gereja mengartikan pengorbanan Ishak sebagai pralambang sengsara Yesus, anak tunggal Allah.
(1.00) (Kej 38:24) (ende)

Tamar terbawa kepada kekuasaan Juda, sebagai djanda tidak beranak dari anak Juda jang sulung.

(0.88) (Kej 25:31) (ende)

Anak sulung berhak menerima bagian terbesar dari warisan, dan selain itu di Israel ia mewaris berkat Jahwe jang istimewa (lihat Ula 21:15-17).

(0.88) (Kej 49:4) (ende)

Sebenarnja Ruben selaku putera-sulung harus menerima berkat jang terutama. Tetapi berkat ini tidak akan terlaksana padanja, karena kelakuannja jang bersifat dosa (lihat Kej 35:22).

(0.83) (Kej 25:34) (ende)

Djuga disini Esau dilukiskan seperti orang jang kasar dan rakus. Ia sangat sedikit menghargai hak-hak istimewa anak sulung. Djadi ia tidak lajak menerima hak-hak itu. Dengan demikian perbuatan Jakub dibenarkan (lihat Ibr 12:16,17).

(0.78) (Kej 22:13) (ende)

Maksud tjerita ini adalah djuga: mendjelaskan bahwa Tuhan berhak atas anak sulung, baik manusia maupun binatang (Kel 22:28,29), akan tetapi tidak menghendaki pengorbanan kanak-kanak. Anak jang sulung harus ditebus dengan korban binatang (Kel 13:13; 34:19,20). Lihat Luk 2:23-24.

Djadi disini tertjantum suatu peringatan: melarang kebiasaan kafir mengorbankan kanak-kanak, seperti kemudian djuga terdjadi dalam kalangan umat Israel (2Ra 16:3; 21:6; 23:10; Yer 7:31; 19:5; Yeh 16:20; 20:31).

(0.77) (Kej 27:4) (ende)

Sebelum meninggal seorang ajah mewariskan berkatnja kepada anaknja jang sulung. Peristiwa ini suatu saat jang sangat resmi, dan berpengaruh besar atas kehidupan anak selandjutnja. Kedjadian istimewa, jang tidak dapat ditiadakan lagi (lihat ajat anak-anak%20sulung%20AND%20book%3A%5B1%20TO%2039%5D%20AND%20book%3A1&tab=notes" ver="ende">37-38)(Kej 27:37-38). Diantara umat Israel, pemberkatan sematjam itu mempunjai arti keagamaan chusus berhubung dengan djandji-djandji: pada saat ini Berkat Tuhan sendirilah jang disalurkan.

(0.77) (Kej 49:4) (jerusalem: yang terutama) Ruben, anak sulung Yakub, kehilangan hal kesulungannya sebagai hukuman atas dosa sumbangnya, Kej 35:22. Menurut Nyanyian Debora, Hak 5, suku Ruben masih cukup penting di zaman itu, tetapi menurut Berkat Musa, Ula 33:6, jumlah prajurit suku Ruben hanya kecil saja.
(0.74) (Kej 25:26) (ende)

Arti asli nama "Jakob" ialah: semoga Tuhan memberi perlindungannja. Disini nama ini dihubungkan dengan 'aqeb = tumit; dalam Kej 27:36 dengan 'aqab = menipu. Ketjerdikan Jakub dan keunggulannja terhadap Esau ternjata dari tjerita-tjerita berikutnja.

Mungkin maksud ajat ini ialah memberi keterangan, mengapa Jakub memperoleh hak-anak sulung. Boleh dikatakan ia lahir bersama-sama dengan Esau, djadi sedikit-sedikit djuga mempunjai hak itu.

(0.74) (Kej 37:21) (full: RUBEN. )

Nas : Kej 37:21

Ruben adalah putra sulung Yakub dan oleh karena itu seharusnya menjadi pemimpin saudara-saudaranya. Akan tetapi, perbuatannya yang tunasusila dengan Bilha

(lihat cat. --> Kej 35:22),

[atau ref. Kej 35:22]

membuatnya kehilangan kepemimpinan rohaninya yang efektif dan tidak bisa mempengaruhi saudara-saudaranya dengan baik (ayat Kej 37:22-29; bd. Kej 42:37-38).

(0.71) (Kej 37:21) (ende)

Disini kita berdjumpa dengan unsur-unsur dari dua tradisi. Menurut tradisi Utara (E) Ruben, anak Jakub jang sulung dibuang dalam sebuah perigi kering, kemudian diam-diam Ruben akan mengeluarkannja lagi (ajat anak-anak%20sulung%20AND%20book%3A%5B1%20TO%2039%5D%20AND%20book%3A1&tab=notes" ver="ende">21-24)(Kej 37:21-24). Sementara itu lalulah saudagar-saudagar dari Midian, jang mengetemukan Jusuf dan membawanja serta ke Mesir (ajat anak-anak%20sulung%20AND%20book%3A%5B1%20TO%2039%5D%20AND%20book%3A1&tab=notes" ver="ende">28-30)(Kej 37:28- 30).

Menurut tradisi Selatan (J) Juda-lah jang menjelamatkan Jusuf dan mengusulkan supaja Jusuf didjual kepada saudagar-saudagar bangsa Isjmael, jang kebetulan lalu (ajat anak-anak%20sulung%20AND%20book%3A%5B1%20TO%2039%5D%20AND%20book%3A1&tab=notes" ver="ende">25-27)(Kej 37:25-27).

(0.71) (Kej 38:8) (ende)

Pada bangsa Israel, seperti djuga halnja pada berbagai bangsa sekitarnja, terdapat kewadjiban perkawinan levirat (latin: "levir" = ipar). Kalau seorang suami meninggalkan tanpa mempunjai anak, kakak atau adiknja berwadjib mengambil iparnja mendjadi isterinja. Maksudnja ialah mengadakan keturunan bagi suami jang telah meninggal itu, dan dengan demikian mengabadikan namanja (lihat tjatatan pada Kej 37:35). Dalam keadaan sematjam itu anak laki-laki jang sulung dianggap sebagai anak sjah dan ahliwaris suami jang telah meninggal (lihat Ula 25:5-10; Mat 22:23 dsl.).

(0.71) (Kej 49:4) (full: TIDAK LAGI ENGKAU YANG TERUTAMA. )

Nas : Kej 49:4

Ruben merupakan anak sulung Yakub. Karena itu ia berhak memperoleh hak kesulungan dan kedudukan tertinggi dalam kepemimpinan, hormat, dan kuasa. Akan tetapi, kedudukannya sebagai pemimpin diambil alih karena perbuatannya yang bejat dengan istri ayahnya (Kej 35:22; Ul 27:20). Dengan kata lain, kegagalan sifat, yang terungkap dalam tindakan-tindakan berdosa yang serius, dapat menggeser untuk selama-lamanya seseorang dari kedudukan pemimpin

(lihat art. SYARAT-SYARAT MORAL PENILIK JEMAAT).

(0.68) (Kej 25:31) (full: HAK KESULUNGAN. )

Nas : Kej 25:31

Hak kesulungan (yaitu, hak yang dimiliki oleh anak sulung) terdiri atas:

  1. (1) kepemimpinan dalam ibadah dan keluarga;
  2. (2) bagian ganda dalam harta warisan (setidak-tidaknya di kemudian hari, bd. Ul 21:17); dan
  3. (3) hak memperoleh berkat perjanjian yang dijanjikan Allah kepada Abraham. Dengan menjual hak kesulungannya Esau menunjukkan bahwa dia memandang rendah berkat-berkat Allah dan janji-janji dari perjanjian. Ia bodoh ketika memilih kesenangan-kesenangan sesaat sebagai pengganti berkat-berkat jangka panjang. Jadi, ia "memandang ringan hak kesulungan" (ayat Kej 25:34; bd. Ibr 12:16). Yakub, pada pihak lain, menginginkan berkat-berkat rohani masa depan, dan dari dialah lahir kedua belas suku Israel.
(0.64) (Kej 4:1) (sh: Harga diri: sebuah kemewahan (Rabu, 5 Februari 2003))
Harga diri: sebuah kemewahan

Kita melihat sebuah perjalanan kebudayaan. Manusia mulai dengan telanjang. Lalu ia berpakaian untuk menutupi ketelanjangannya. Kini, ia perlu menghiasi dirinya dengan ornamen-ornamen untuk makin menutupi ketelanjangannya, yaitu harga diri. Harga diri itu mahal, karena didapatkan dengan harga darah Habel.

Bukankah sesuatu yang indah ketika Hawa melahirkan anak-anaknya? Pertama lahirlah Kain, kemudian Habel menyusul. Mereka berdua mempersembahkan kurban. Habel membawa kurban terbaik, hasil pertama dari apa yang dikerjakannya. Tidak demikian dengan Kain. Tidak diindikasikan bahwa Kain membawa hasil sulung dari apa yang diusahakannya. Maka, Allah menganggap baik apa yang diberikan Habel dan menolak Kain. Penolakan itu sakit. Kain tak mampu menahan emosi dan kebenciannya. Harga dirinya terlalu tinggi untuk membiarkan seorang Habel hidup. Pembunuhan pertama terjadi dalam sejarah manusia. Ketika Tuhan bertanya pun, ia menjawab Tuhan seenaknya. Tidak ada kasih lagi. Kehidupan di luar Eden memang sudah berbeda.

Kain tak bisa lari dari kenyataan. Disertai jaminan pemeliharaan dari Tuhan, Kain pergi. Kini, pakaian Kain dilumuri dengan harga diri yang membuatnya miskin. Apakah kematian Habel menjadi sia- sia? Mungkin iya, jika kita melihat nama "Habel" dalam bahasa Ibrani yang berarti "sia-sia" atau "sementara". Tetapi, sebenarnya tidak, karena Allah mendengar teriakan darah dari tanah itu. Kebenaran dan keadilan akan ditegakkan. Kalau darah Habel berteriak dengan keras dari tanah, terlebih lagi darah Yesus Kristus. Ia adalah korban tak berdosa, namun harus menanggung manusia berdosa. Darah-Nya akan berteriak bagi mereka yang dikasihi-Nya.

Renungkan: Hati-hati dengan harga diri Anda. Ia bisa merampas kasih dan kebahagiaan hidup Anda yang sejati.



TIP #12: Klik ikon untuk membuka halaman teks alkitab saja. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA