(1.00) | (Mzm 37:6) | (jerusalem: kebenaranmu) Dengan memberkatinya Allah menyatakan orang benar sebagai orang benar yang diberi haknya |
(0.97) | (Mzm 4:6) | (jerusalem: cahaya wajahMu) Ini sebuah ungkapan alkitabiah yang lazim, bdk Bil 6:25; Ams 16:15; Dan 9:17, dan kerap kali dipakai dalam kitab Mazmur, Maz 31:17; 67:2; 119:135. Kiasan itu berarti: kebaikan, kerelaan, kemurkaan hati Allah ataupun raja. Wajah adalah bagian luar barang, Maz 104:30; Kej 2:6, dll khususnya manusia. Pada wajah orang nampaklah perasaan dan pikiran hatinya, Kej 4:5; 31:2, dll. Ada kalanya "wajah" searti dengan diri orang. Maz 42:6+,Maz 42:11; 43:5, dll, dan kehadiran orang; khususnya kehadiran Allah disebut "wajahNya" yang tertuju kepada manusia. Oleh karena manusia tidak tahan melihat Allah, Kel 33:20+; Kel 34:29-35, maka hanya dengan arti lemah dan setengah-setengah saja Allah membuat cahaya-cahayaNya bersinar, bdk Maz 31:17; 44:4; 80:4, dll. Dengan cara yang sama perlu diartikan ungkapan "mencari wajah Allah, Maz 24:6; 27:8+; Ayu 33:26; Ams 5:4+. Artinya ialah: menghadap kehadiran Allah, teristimewa di bait Allah. Orang-orang Kristen kemudian disebut "anak-anak cahaya", Luk 16:8; Yoh 8:12+; 1Te 5:5; Efe 5:8. |
(0.95) | (Mzm 52:5) | (jerusalem: Tetapi Allah....) Dengan bahasa kiasan digambarkan kematian mendadak orang fasik yang dihukum Allah, padahal orang benar hidup terus. |
(0.95) | (Mzm 118:19) | (jerusalem: gerbang kebenaran) Ialah pintu gerbang bait Allah yang hanya terbuka bagi orang benar, bdk Maz 15; 24:3-4. |
(0.94) | (Mzm 22:6) | (jerusalem: Tetapi) Maz 22:5-6 mengingatkan bagaimana Allah dahulu selalu menolong umat dan orang benar, padahal sekarang rupanya Ia tidak mau menjawab sehingga membiarkan saja orang benar yang percaya kepadaNya. |
(0.94) | (Mzm 23:3) | (jerusalem: jalan yang benar) Ialah jalan rata, aman sentosa untuk kawanan domba |
(0.94) | (Mzm 97:7) | (jerusalem: berhala-berhala) Harafiah: kesia-siaan, bdk Maz 96:5+ |
(0.92) | (Mzm 17:2) | (jerusalem: penghakiman) Ialah penghakiman yang kiranya akan memutuskan hukum dengan membenarkan pendoa, sebab Tuhan tahu segala sesuatunya sehingga tak mungkin ditipu (mataMu kiranya melihat apa yang benar). |
(0.92) | (Mzm 19:12) | (jerusalem: kesesatan) Ialah kesalahan dan kekhilafan yang tidak disengaja dan sadar. Juga orang benar sering bersalah secara demikian. Pemazmur meminta supaya diampuni juga apa yang tidak disadarinya. |
(0.92) | (Mzm 51:19) | (jerusalem: korban bakaran....) Ini sebuah keterangan liturgis yang ditambah belakangan hari. - Di Yerusalem yang sudah dibangun kembali korban-korban akan bernilai, sebab dipersembahkan oleh orang benar. |
(0.90) | (Mzm 19:8) | (jerusalem: mata bercahaya) Artinya: mata (=manusia)dapat melihat (secara rohani) dengan baik dan tepat apa yang baik dan benar. Bdk Maz 13:4+. |
(0.90) | (Mzm 75:6) | (jerusalem: peninggian itu) Ialah peninggian dalam penghakiman. Hanya Tuhan semata-mata yang mampu meninggikan orang benar terhadap "pembual". Tidak perlu mencari di timur, barat atau selatan (padang gurun). |
(0.90) | (Mzm 86:11) | (jerusalem: jalanMu) Bdk Maz 27:11+ |
(0.90) | (Mzm 92:10) | (jerusalem: tanduk) Bdk Maz 18:3+ |
(0.90) | (Mzm 118:15) | (jerusalem: sorak-sorai) |
(0.89) | (Mzm 56:8) | (jerusalem: menghitung-hitung) Sengsara orang benar seolah-olah dicantumkan pada "rekening" yang nanti (berupa hukuman) akan dibayar kepada musuh orang benar |
(0.89) | (Mzm 71:7) | (jerusalem: tanda ajaib) Kata Ibrani yang dipakai tidak diketahui artinya. Dalam terjemahan Indonesia ini dimengerti sbb: Pertolongan Tuhan dan anugerah lainnya membuat pendoa menjadi seseorang yang menarik perhatian dan dikagumi. terjemahan lain.... tanda ajaib, namun Engkaulah.... Kalau demikian maka artinya mungkin sbb: Orang benar yang mendapat kemalangan mengherankan orang lain (sebab orang benar semestinya diberkati Tuhan); atau: kemalangan itu diartikan sebagai tanda murka Allah. |
(0.89) | (Mzm 141:5) | (jerusalem) Naskah Ibrani dalam ayat-ayat ini begitu sukar dimengerti, sehingga terjemahannya dikirakan saja. |
(0.88) | (Mzm 14:1) |
(sh: Siapa yang benar? (Selasa, 18 Februari 2003)) Siapa yang benar?Kata orang, tidak sulit mencari orang baik. Stok orang baik di dunia masih tersedia banyak. Yang sulit adalah mencari orang yang benar, orang yang memperjuangkan kebenaran, dan yang menegakkan kebenaran. Keadaan inilah yang paling tidak sedang kita rasakan sekarang ini di Indonesia. Orang baik, yang suka menyumbang, yang dermawan, yang suka menolong orang lain memang banyak, tetapi kebanyakan juga sarat dengan tujuan/muatan politis kepentingan diri/kelompoknya alias tidak tulus. Pemazmur pun melihat sekeliling dirinya dan menemukan betapa sedikitnya, atau -- di luar dirinya dan orang percaya -- tidak ada orang benar. Tanda-tanda orang benar tidak ada pada dunia ini, yaitu mengakui Allah dalam hati dan perbuatan mereka (ayat 1), berakal budi dan mencari Allah (ayat 2), hidup setia, bermoral dan berbuat baik (ayat 3), berbuat yang benar dan tidak menindas umat Tuhan (ayat 4) serta tidak menghina orang yang tertindas (ayat 6). Namun, pemazmur tidak pesimis melihat semuanya ini karena ia mengetahui bahwa Allah beserta dengan orang benar, betapa pun jumlah mereka sedikit, dan hukuman akan menimpa orang bebal (julukan bagi orang yang 'tidak benar') dengan kejutan yang besar (ayat 5). Juga, Tuhan akan memulihkan umat Tuhan yang tertindas, dan mendatangkan keselamatan bagi mereka (ayat 7). Mazmur ini menuturkan kepada kita bahwa kebebalan menjadi dosa asal segala kejahatan dan penindasan oleh yang berkuasa dan kuat atas yang lemah dan miskin, penyangkalan atas kekuasaan Tuhan dan kehadiran-Nya yang menuntut dan mengadili perbuatan kita. Oleh sebab itu, apabila kita menganggap diri kita "tuan", maka dengan segera akan terjadi penindasan terhadap sesama kita. Renungkan: "Apakah yang kuat dan berkuasa akan terus menindas yang lemah dan miskin?" Tidak, karena Allah menyertai angkatan "orang benar". Jawaban Allah ini tidak akan menumbuhkan iman kita apabila kita terlibat dalam permainan penindasan ini. |