Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 13 dari 13 ayat untuk Seraya (0.000 detik)
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (1Taw 18:15) (bis: Sausa)

Sausa: Dalam 2Sa 8:17 ia disebut Seraya.

(0.44) (1Kor 15:10) (full: KASIH KARUNIA ALLAH. )

Nas : 1Kor 15:10

Kasih karunia adalah kehadiran dan kasih Allah melalui Yesus Kristus yang diberikan kepada orang percaya oleh Roh Kudus, seraya menyampaikan kepada mereka rahmat, pengampunan, dan kuasa Allah untuk melakukan kehendak-Nya (Yoh 3:16; Fili 2:13; 1Tim 1:15-16;

lihat art. IMAN DAN KASIH KARUNIA).

(0.31) (2Sam 8:17) (jerusalem: Zadok bin Ahitub....) Menurut 1Sa 22:20 silsilah itu seharusnya: Zadok dan Abyatar bin Ahimelekh bin Ahitub. Rupanya naskah asli dengan sengaja dirubah supaya imam Zadok mendapat moyang yang pantas (imam), oleh karena ia sebenarnya tidak termasuk keturunan imam itu, bdk juga 1Ta 6:8,52-53. Sesungguhnya Zadok "orang baru" di kalangan para imam, Kemudian ia menyisihkan Abyatar, 1Ra 2:26-27 sehingga nubuat mengenai keturunan Eli digenapi, 1Sa 2:30-36. Keturunan Zadok sajalah yang menjadi imam di Yerusalem hingga masa pembuangan
(0.31) (Yer 51:36) (sh: Visi Yeremia (Kamis, 31 Mei 2001))
Visi Yeremia

Pesan terakhir jauh berbeda dari pesan-pesan sebelumnya. Allah akan menghukum Babel dengan cara menjungkirbalikkan semua kekuatan dan kemampuan yang mereka miliki hingga mereka habis termasuk sistem keagamaan mereka (38-44). Namun yang menarik untuk diperhatikan adalah waktu pemberitaan dan perintah khusus yang diberikan kepada bangsa Yehuda.

Berita ini disampaikan pada tahun keempat pemerintahan Zedekia yaitu sekitar tahun 594 s.M. Pada tahun itu persekongkolan untuk memberontak kepada Babel muncul (lih. pasal 27). Zedekia terlibat dalam persekongkolan itu karena itu ia harus mempertanggungjawabkannya dan meyakinkan Nebukadnezar bahwa rakyat Yehuda tidak terlibat dalam persekongkolan itu. Ketika ia pergi ke Babel (59), Yeremia menggunakan kesempatan itu untuk menitipkan pesannya melalui Seraya yang adalah saudara Barukh (lih. 32:12) dan memerintahkan Seraya mencari kesempatan untuk membacakannya kepada orang Yehuda. Mengapa?

Firman yang diterima Yeremia (46-51:45) menguatkan dan memampukan Yeremia untuk tetap berjalan dalam kehendak Allah yaitu tunduk kepada Babel. Firman itu juga memampukannya untuk melihat realita lain di balik realita yang kasat mata seperti penderitaan dalam pembuangan. Karena itu ia rindu agar bangsanya yang sedang dalam pembuangan - menaati kehendak Allah - mendapatkan berkat seperti dirinya. Namun Yeremia juga berpikir jauh ke depan (70 tahun ke depan). Ia kuatir bahwa bangsanya yang sudah hidup mapan di Babel (lih. 29:5-7 yang dikirim sebelum berita ini) menjadi terlena dan melupakan identitas mereka sebagai bangsa pilihan Allah, sehingga ketika penghukuman atas Babel tiba mereka kehilangan visi dan hanya memikirkan kesejahteraan pribadi (46-57).

Renungkan: Kualitas kepemimpinan Yeremia yang tinggi terpapar jelas dari uraian di atas. Ia mempunyai visi yang jauh ke depan tidak hanya bagi kesejahteraan bangsanya namun juga kerohanian, nasionalisme, serta kesatuan bangsanya, dan berusaha menggunakan kesempatan yang ada untuk merealisasikan visinya. Apa yang akan terjadi jika mereka yang dalam pembuangan melupakan identitasnya karena kemapanan sosial ekonomi serta terjadi asimilasi dengan bangsa lain? Negara dan gereja kita membutuhkan seorang pemimpin seperti Yeremia.

Pengantar Kitab Yakobus

Surat Yakobus agak sulit dibuat garis besarnya karena banyak topik di dalamnya. Nampaknya surat ini menyerupai satu khotbah berseri yang masing-masing topiknya nampak tidak saling berkesinambungan. Topi-topik dalam surat ini berubah-ubah secara tiba-tiba namun biasanya didahului dengan kata-kata seperti ‘saudara-saudaraku’ (1:2, 19; 2:1, 14; 3:1; 4:11; 5:7, 19), ‘jadi sekarang’ (4:13; 5:1), atau dengan sebuah pertanyaan (4:1; 5:13). Meskipun demikian, tema menonjol dari surat ini adalah iman yang hidup harus dimanifestasikan melalui perbuatan aktif.

Penulis, waktu, dan tujuan penulisan Surat ini ditulis oleh Yakobus, saudara Yesus Kristus kira-kira pada tahun 49 M dan ditujukan kepada Kristen Yahudi yang tersebar karena penganiayaan. Jadi surat ini berfungsi sebagai surat penggembalaan atau surat yang berisi pesan-pesan singkat.

Tema-tema utama: Kristologi. Yakobus tidak membahas Kristologi seperti Paulus. Ia menitikberatkan pada penerapan doktrin ini dalam kehidupan sehari-hari. Yesus sebagai Tuhan (1:1) dan yang dimuliakan (2:1) merupakan dasar bagi kehidupan moralitas yang murni dan berkomitmen penuh. Etika kristen berdasarkan pandangan yang tinggi tentang Kristus. Iman dan perbuatan. Ketaatan kepada hukum bukanlah ketaatan terlepas dari iman. Surat ini menyebutkan kata iman sekitar 16 kali dan hampir semuanya terdapat dalam 2:14-26. Dalam pasal lain, iman adalah dasar penting bagi doa (1:6; 5:15). Iman juga titik awal menuju kedewasaan dan kesempurnaan (1:3- 4). Urutan hubungan antara iman dan kedewasaan inilah yang ditekankan oleh Yakobus yang kemudian ditegaskan dalam 2:18. Ini merupakan progres dari apa yang sudah dilihat Yakobus yaitu iman (titik awal), perbuatan (kehidupan yang taat kepada Yesus karena iman di dalam- Nya), dan kematangan (tujuan dari kesempurnaan dan keutuhan di dalam karakter Yesus). Istilah perbuatan dalam surat ini berbeda dengan apa yang dimaksud oleh Paulus. Paulus menggunakan kata ini untuk menunjuk pada tindakan hukum sebagai dasar agar benar di hadapan Allah. Sedangkan Yakobus menggunakan kata ini untuk menunjuk kepada perbuatan moral yang mengalir dari iman yang murni – perbuatan yang senantiasa ditekankan oleh Paulus juga.

(0.25) (Kol 3:17) (full: SEGALA SESUATU YANG KAMU LAKUKAN DENGAN PERKATAAN ATAU PERBUATAN. )

Nas : Kol 3:17

Alkitab memberikan prinsip-prinsip umum yang mengizinkan orang percaya yang dipimpin oleh Roh untuk menentukan betulnya atau salahnya hal-hal yang tidak disebut dengan jelas di dalam Firman Allah. Dalam segala sesuatu yang kita katakan, lakukan, pikirkan, atau nikmati, kita harus mengajukan pertanyaan berikut:

  1. 1) Dapatkah hal itu dilakukan untuk kemuliaan Allah (1Kor 10:31)?
  2. 2) Dapatkah hal itu dilakukan "dalam nama Tuhan Yesus" seraya memohon berkat-Nya atas kegiatan itu

    (lihat cat. --> Yoh 14:13)?

    [atau ref. Yoh 14:13]

  3. 3) Dapatkah hal itu dilakukan sementara kita dengan sungguh-sungguh mengucap syukur kepada Allah?
  4. 4) Apakah hal itu suatu tindakan bersifat Kristen (1Yoh 2:6)?
  5. 5) Apakah hal itu akan melemahkan keyakinan yang sungguh-sungguh dari orang Kristen lainnya

    (lihat cat. --> 1Kor 8:1)?

    [atau ref. 1Kor 8:1]

  6. 6) Apakah akan melemahkan keinginan saya akan hal-hal rohani, Firman Allah, dan doa (Luk 8:14;

    lihat cat. --> Mat 5:6)?

    [atau ref. Mat 5:6]

  7. 7) Apakah hal itu akan melemahkan atau menghalangi kesaksian saya bagi Kristus (Mat 5:13-16)?
(0.25) (Ayb 17:1) (sh: Bolehkah membela diri? (Minggu, 12 Desember 2004))
Bolehkah membela diri?

Kepada siapa anak Tuhan yang menderita boleh berpaling? Tentu kepada Allah, apalagi jika penderitaan itu terjadi bukan karena dosa-dosanya.

Ayub yakin bahwa penderitaannya itu diakibatkan Tuhan menekan dirinya, bukan karena kesalahannya. Sementara para sahabatnya terus menyalahkan dan memojokkan dia. Sekarang Ayub melanjutkan lagi keluhannya terhadap para sahabatnya seraya meminta pembelaan Allah. Ayub percaya Ia akan membela dirinya karena yang dikatakan teman-temannya itu salah. Ayub berani meminta Tuhan menjamin kebenaran dirinya dan menyatakan para sahabatnya bersalah, sebab mereka telah memfitnah dia (ayat 3-5). Di sini Ayub meminta kepada Tuhan agar tudingan dosa itu dibalikkan kepada mereka. Oleh karena, tuduhan itu tidak terbukti, maka merekalah yang harus ganti dituduh! Jadi, walaupun keadaan Ayub yang dituding berdosa itu membuat orang lain menganggap dia hina (ayat 6), bahkan orang jujur tidak dapat mengerti dirinya (ayat 8), namun sebagai orang benar, Ayub tak tergoyahkan (ayat 9). Maka Ayub mengajukan argumentasi ke sahabatnya yang berubah menjadi lawannya itu (ayat 10).

Bagi Ayub, kalau ia menyerah kepada tuduhan, itu sama dengan menyerahkan harapannya kepada dunia orang mati, maka ia akan tenggelam dan habis (ayat 13). Sebaliknya, karena Ayub yakin akan ketidakbersalahannya dalam penderitaan, dan percaya akan keadilan Tuhan, maka ia berjuang membela dirinya.

Renungkan: Anak Tuhan tidak perlu membela diri ketika dituduh, karena Kristus sudah membelanya.

(0.25) (Mat 27:32) (sh: Pertarungan dahsyat. (Jumat, 10 April 1998))
Pertarungan dahsyat.

Sesungguhnya tak seorang pun mampu menyelami betapa dahsyat penderitaan dan pertarungan yang Yesus tanggung. Sesudah pergumulan semalam suntuk di Getsemani, kini ia digiring ke bukit tengkorak, Golgota, tempat penghukuman terkeji yang pernah dikenal sejarah manusia. Seraya tersiksa, ia diolok dan disakiti dengan diberi anggur empedu. Ia dihina dengan ditelanjangi, dan jubah ungu-Nya diundi para prajurit. Tetapi lebih dari itu, semua orang menyuarakan suara terakhir Iblis, yang mengolok Dia agar turun menyelamatkan diri-Nya.

Ditolak Allah. Sepanjang hidup-Nya Yesus selalu disertai Allah. Sikap dan tindakan-Nya selalu berkenan kepada Allah, sebab Ia taat penuh kepada kehendak dan firman-firman-Nya. Bila demikian, mengapa ketika Ia mati, Allah meninggalkan Dia? Berbagai kejadian yang orang Yahudi artikan sebagai akhir zaman terjadi waktu itu: gempa bumi, bukit batu terbelah, gelap gulita, kubur terbuka, orang mati bangkit. Apa gerangan yang terjadi? Bukan kematian biasa yang terjadi. Kematian yang seharusnya dialami pada hari penghakiman akhir kelak, itulah yang sedang Yesus tanggung. Untuk kita!

Renungkan: Iblis telah berusaha kuat menghalangi Yesus menerima salib, kini pun merintangi manusia memeluk iman salib Yesus.

(0.25) (Kis 3:1) (sh: Kebutuhan utama (Rabu, 26 Mei 1999))
Kebutuhan utama

Menjelang waktu sembahyang, Petrus dan Yohanes menuju Bait Allah. Di depan pintu gerbang, seorang laki-laki lumpuh duduk meminta sedekah kepada setiap orang yang hendak masuk ke Bait Allah; termasuk kepada Petrus dan Yohanes. Bagaimana respons Petrus? Dengan jujur dikatakan bahwa ia tidak mempunyai emas dan perak (baca= uang), namun ia tahu kebutuhan yang sesungguhnya dari orang yang lumpuh ini. Maka Petrus menyembuhkannya dalam nama Yesus. Karena terlalu bergembira, orang itu melompat-lompat kegirangan seraya memuji-muji Allah. Itulah reaksi spontan yang tak dapat dibendung oleh siapa pun yang mengalami kuasa Ilahi.

Pertolongan yang tepat. Pengemis yang lumpuh itu memang membutuhkan uang. Tetapi Petrus melihat bahwa sesungguhnya yang paling dibutuhkannya adalah kesembuhan. Dalam "nama Yesus" Petrus memenuhi kebutuhan tersebut. Apa yang sudah pernah kita lakukan bagi orang-orang yang menderita dan minta pertolongan? Dari kisah ini kita belajar memiliki kepekaan memahami kebutuhan orang-orang yang menderita di sekitar kita. Mereka bukan hanya membutuhkan materi, tetapi juga kesembuhan rohani. Doakanlah mereka.

Doa: Tuhan Yesus, berikanlah kepada kami kepekaan terhadap kebutuhan jiwa orang lain, dan bukan hanya memenuhi kebutuhan material.

(0.25) (Why 14:6) (sh: Tuaian di bumi (Minggu, 10 November 2002))
Tuaian di bumi

Dari bukit Sion, penglihatan beralih ke bumi. Ketiga malaikat muncul. Malaikat pertama, mengumandangkan seruan pertobatan seraya membentangkan Injil kepada umat manusia. Malaikat kedua, mengumumkan keruntuhan Babel, simbol perikehidupan yang rusak moral, yang telah meracuni bangsa-bangsa dengan ketidakbermoralan. Malaikat ketiga, mengumumkan nasib akhir para pengikut dan penyembah sang binatang, yakni siksa neraka di hadapan Anak Domba dan malaikat-malaikat-Nya. Pengumuman itu merupakan suatu penghiburan bagi orang-orang kudus yang sedang berjuang di muka bumi karena iman mereka (ayat 13).Menyusul, penglihatan mengenai penuaian di bumi. Muncul dua sosok. Yang pertama seperti Anak Manusia bermahkota emas—yang dimaksud adalah Kristus—bersabit tajam, dan menurut waktu yang telah ditentukan Allah, Ia menuai. Artinya, masa dispensasi Ilahi telah berakhir. Sang Anak Manusia mengumpulkan orang-orang yang memiliki tanda nama-Nya dan nama Bapa-Nya di dahi mereka.

Sosok yang kedua, yakni malaikat, memiliki corak peran yang agak berbeda dalam penuaian itu. Muncul dari Bait Suci sorgawi dan bersabit tajam. Ia memotong buah-buah anggur yang sudah masak dan melemparkannya ke dalam kilangan besar yang merupakan lambang murka Allah. Itulah murka Allah sepenuhnya, bukan lagi sekadar malapetaka peringatan. Kali ini meliputi segenap umat manusia yang tidak termasuk milik Sang Anak Manusia.

Renungkan:
Bagi para pengikut setia Kristus, kematian maupun perjumpaan dengan Kristus pada kedatangan-Nya kembali merupakan penghiburan besar.

(0.22) (Kej 9:1) (sh: Satu lagi kesempatan untuk manusia dari Allah! (Selasa, 11 Februari 2003))
Satu lagi kesempatan untuk manusia dari Allah!

Manusia diberikan satu lagi kesempatan untuk memulai sesuatu yang baru dari awal. Kesempatan dari Allah tersebut seharusnya menjadi cambuk yang menyakitkan bagi kita. Betapa tidak, Allah yang telah kita kecewakan, malah melimpahkan semarak berkat-Nya. Allah tidak hanya memberi kesempatan, tetapi juga menitipkan ciptaan baru-Nya itu kepada kita. Sungguh suatu penghormatan yang luar biasa!

Perikop ini dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama, ayat 1-7, yang memuat tentang mandat Allah kepada Nuh untuk menghuni, menguasai, dan memelihara bumi. Uraian ini tampaknya merupakan pengulangan dari pasal 1:1-2:4a, tentang riwayat penciptaan. Pertama, perintah untuk memenuhi bumi (ayat 1,7) dan janji Allah untuk membuat ciptaan lain tunduk kepada manusia (ayat 2), tepat seperti yang telah ucapkan Allah kepada Adam di pasal 1:28. Kedua, Allah memberi jaminan bahwa Ia akan mempertahankan kelangsungan hidup mereka (ayat 5). Ketiga, Allah tetap mengklaim bahwa manusia adalah gambar Allah (ayat 6), merupakan penegasan ulang dari pasal 1:26-27. Manusia masih diberi kehormatan untuk menyandang gambar Allah.

Bagian kedua adalah ayat 8-17. Pada bagian ini, Allah memanggil segala makhluk hidup (ayat 9,10) untuk mengadakan perjanjian dengan Dia dalam alam ciptaan yang sudah dipulihkan. Isi perjanjian adalah bahwa Allah berjanji untuk tidak mendatangkan lagi air bah (ayat 11). Janji yang ditandakan dengan pelangi "busur" (ayat 12) ini mengandung pengertian bahwa seakan-akan Allah meletakkan senjata-Nya seraya mengumumkan damai. Pelangi melambangkan kasih pemeliharaan Sang Pencipta yang melingkupi (melengkung) di atas segala ciptaan.

Renungkan: Allah yang telah menjadikan kita, sekalipun kita menolak-Nya, masih tetap mengasihi kita.

(0.22) (Ayb 27:1) (sh: Memperjuangkan kebenaran (Rabu, 22 Desember 2004))
Memperjuangkan kebenaran

Tidak sedikit para tokoh iman kristiani, seperti: Paulus, Petrus, Yohanes, Stevanus, Galileo Galilei, Marthin Luther King, dll. yang divonis hukuman mati atau dibunuh akibat kesalahan yang tidak dilakukannya.

Pada nas ini, Ayub memperjuangkan kebenarannya yaitu menyatakan dirinya tak bersalah (ayat 5). Meskipun, para sahabatnya telah bersepakat menyatakan penderitaan Ayub adalah karena ia telah berdosa. Untuk memperjuangkan kebenarannya itu, Ayub membuat suatu pernyataan yang mencengangkan. Ia mengajukan permohonan naik banding kepada Allah. Pernyataan Ayub di ayat 2 tentang Allah yang hidup, "yang tidak memberi keadilan kepadaku, yang memedihkan hatiku", bukanlah merupakan pernyataan menantang Allah. Sebaliknya ia menyerukan pernyataan keprihatinannya yang mempertanyakan kebijaksanaan Allah, berkaitan dengan penderitaan yang menimpa dirinya.

Melalui ucapan ini sebenarnya Ayub ingin mengungkapkan dua hal: Pertama, Ayub merasakan kenyataan bahwa hidup telah berlaku tidak adil terhadapnya. Hal ini diukur Ayub dari kehidupan orang fasik yang akan memperoleh nasib sial karena telah ditetapkan Allah (ayat 13-19). Akan tetapi, Ayub bukanlah orang fasik. Namun, mengapa hidupnya diperlakukan Allah sama seperti hidup orang fasik? Kedua, Ayub menyatakan bahwa ia benar di hadapan Allah. Dan sekalipun Ayub harus menanggung penderitaan, Ayub tetap mengikrarkan keteguhan imannya, Ayub bertekad akan tetap hidup dalam kebenaran Allah seraya menjaga kemurnian hatinya (ayat 6).

Setiap orang berhak untuk memperjuangkan kebenaran bagi dirinya sendiri. Akan tetapi, sebelum Anda melakukan hal itu, instrospeksi diri dulu bahwa Anda tidak melakukan kesalahan yang dituduhkan. Jauh lebih baik, jika bukan kebenaran diri saja yang diperjuangkan. Melainkan hendaknya kita juga berani menyatakan kebenaran firman Allah yang dituangkan dalam perbuatan, perkataan, dan pemikiran kita.

Ingatlah: Jangan gentar untuk memperjuangkan kebenaran, apalagi yang bersumber dari firman Allah karena Ia di pihak kita.

(0.22) (Yun 3:1) (sh: Jangan mengulangi kesalahan (Sabtu, 15 Desember 2001))
Jangan mengulangi kesalahan

Pertobatan bukan hanya penyesalan; pertobatan adalah perubahan. Konon, sebelum bertobat, Agustinus hidup dalam dosa bersama wanita yang bukan istrinya. Karena Tuhan mendengar doa ibunya, Monika, dan berbelas kasihan kepada Agustinus, maka ia bertobat. Ketika suatu hari Agustinus berjalan-jalan di pasar, wanita yang pernah dikencaninya memanggil-manggil namanya, "Agustinus! Agustinus!" Mendengar namanya dipanggil, tiba-tiba Agustinus berlari menjauh seraya berseru, "Aku bukan Agustinus! Bukan Agustinus!" Agustinus menyatakan bahwa Agustinus yang lama sudah tidak ada lagi.

Tuhan memberikan kesempatan kedua kepada Yunus. Kali ini Yunus taat. Ketika ia memberitakan peringatan Tuhan, sesuatu yang mengejutkan terjadi, terutama buat Yunus, yaitu bahwa seluruh rakyat Niniwe beserta rajanya menanggapi pemberitaan tersebut dan bertobat!

Sekali lagi kita melihat bagaimana keindahan pertobatan yang terangkai dalam suatu kebenaran, yaitu bahwa pertobatan terjadi karena Tuhan berinisiatif; Ialah yang "mengunjungi" Niniwe dan menyampaikan peringatan-Nya; Ialah yang mencari manusia, bukan sebaliknya. Kedua, pertobatan tidak akan terjadi jika manusia tidak mau mendengarkan suara Tuhan. Rakyat Niniwe masih menaruh hormat kepada Tuhan; Ketiga, pertobatan ditunjukkan melalui perubahan nyata. Raja Niniwe meminta rakyatnya untuk "berbalik dari tingkah lakunya yang jahat...". Banyak keadaan yang melahirkan penyesalan. Misalnya, penyesalan yang muncul sebagai akibat rasa malu, rasa takut, dan rasa bersalah. Namun, pertobatan tidak harus dilandasi oleh ketiga perasaan ini sebab sudah seyogianyalah pertobatan timbul dari (a) kesadaran akan kesalahan, (b) keinginan untuk melakukan yang benar di hadapan Tuhan, dan (c) tindakan nyata untuk mewujudkannya.

Renungkan: Sebagian aspek dari manusia lama kita memerlukan waktu untuk berubah. Ada yang memerlukan waktu singkat, ada juga yang memerlukan waktu panjang. Karena itu, jangan menyerah dan berkata, "Saya tidak mungkin berubah!" Itu bisikan Iblis yang harus kita lawan.

(0.19) (Flp 2:3) (full: DENGAN RENDAH HATI. )

Nas : Fili 2:3

Karena umat manusia yang telah jatuh dalam dosa berpembawaan egosentris, maka dunia kurang menghormati sifat rendah hati. Akan tetapi, Alkitab, yang berisi pandangan yang berpusat kepada Allah dalam hal umat manusia dan keselamatan, sangat mementingkan sifat rendah hati.

  1. 1) Bersifat rendah hati berarti bahwa kita menyadari kelemahan-kelemahan kita dan dengan lekas akan menghormati Allah dan orang lain atas hal-hal yang kita kerjakan (Yoh 3:27; 5:19; 14:10; Yak 4:6).
  2. 2) Kita harus rendah hati karena kita adalah makhluk hina (Kej 18:27) dan berdosa, terlepas dari Kristus, (Luk 18:9-14) dan tak dapat membanggakan apa pun (Rom 7:18; Gal 6:3) kecuali bermegah di dalam Tuhan (2Kor 10:17). Kita harus mengandalkan Tuhan untuk menjadi orang yang berguna dan dapat menghasilkan buah. Kita tak dapat melakukan apa-apa yang baik tanpa pertolongan Allah dan bantuan orang lain (Mazm 8:5-6; Yoh 15:1-16).
  3. 3) Allah tinggal bersama orang yang hidup dengan rendah hati (Yes 57:15; Mi 6:8). Allah memberi kasih karunia lebih besar kepada orang yang rendah hati, tetapi menentang orang sombong (Yak 4:6; 1Pet 5:5). Anak-anak-Nya yang paling giat melayani Tuhan "dengan segala rendah hati" (Kis 20:19)
  4. 4) Sebagai orang percaya kita harus hidup dengan rendah hati terhadap orang lain, seraya menganggap mereka lebih penting daripada diri kita sendiri (bd. Rom 12:3).
  5. 5) Lawannya kerendahan hati adalah kesombongan, suatu perasaan yang berlebih-lebihan tentang kepentingan diri dan harga diri di dalam seseorang yang percaya akan kebaikan, keunggulan, dan prestasinya sendiri. Kecenderungan yang tak terelakkan dari sifat manusia dan dunia adalah ke arah kesombongan bukan kerendahan hati (1Yoh 2:16; bd. Yes 14:13-14; Yeh 28:17; 1Tim 6:17).


TIP #31: Tutup popup dengan arahkan mouse keluar dari popup. Tutup sticky dengan menekan ikon . [SEMUA]
dibuat dalam 0.05 detik
dipersembahkan oleh YLSA