Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 20 dari 10071 ayat untuk Seketika itu [Pencarian Tepat] (0.002 detik)
Pindah ke halaman: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Mrk 8:25) (full: ORANG ITU ... MELIHAT. )

Nas : Mr 8:25

Penyembuhan di Betsaida adalah kejadian satu-satunya ketika Yesus menyembuhkan secara berangsur-angsur. Peristiwa ini menunjukkan bahwa tidak semua penyembuhan harus terjadi dalam seketika karena dalam kasus tertentu kemenangan kuasa ilahi atas penyakit akan terjadi secara bertahap.

(0.69) (Kej 2:17) (jerusalem: pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat) Pengetahuan itu merupakan milik khusus Allah. Dengan berbuat dosa manusia berusaha merebut hal itu bagi dirinya, Kej 3:5,22. Yang dimaksudkan dengan pengetahuan itu bukanlah pengetahuan akan segala-galanya yang tidak lagi dimiliki manusia setelah berdosa. Tidak dimaksudkan pula kemampuan membeda-bedakan baik dan jahat di bidang kesusilaan. Kemampuan itu sudah dimiliki manusia sebelum berdosa dan tidak dapat tidak diberikan kepada makhluk yang berakal. Pengetahuan itu harus diartikan sebagai kemampuan untuk sendiri menentukan apa yang baik dan apa yang jahat, lalu berlaku sesuai dengan penentuan itu. Jadi pada pokoknya pengetahuan itu berakhir bahwa manusia menuntut otonomi di bidang kesusilaan. Dengan demikian manusia ingin meniadakan kedudukannya sebagai makhluk, bdk Yes 5:20, dan merebut kedudukan Allah. Maka dosanya pada pokoknya dosa kesombongan. Pemberontakan manusia terhadap Penciptanya secara kongkrit diungkapkan sebagai pelanggaran suatu perintah Allah yang dilambangkan oleh buah yang terlarang itu
(0.62) (Ayb 2:6) (full: IA DALAM KUASAMU. )

Nas : Ayub 2:6

Allah mengizinkan Iblis mendatangkan penderitaan lagi atas Ayub sebab baik komitmen Ayub sepenuhnya kepada Allah tidak dapat dibuktikan ataupun usaha Allah untuk menebusnya dari dosa tidak dapat ditunjukkan dengan efektif tanpa penderitaan yang tidak semestinya dialamai.

  1. 1) Ujian iman seorang benar melalui penderitaan semacam ini bermakna besar, karena yang dipertaruhkan adalah nama Allah di dalam pergumulan rohani terbesar sepanjang zaman, yaitu pertentangan di antara Allah dengan Iblis.
  2. 2) Rasul Petrus, yang menulis dari perspektif PB, mengatakan, "... kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan. Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu -- yang jauh lebih tinggi nilainya daripada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api -- sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya" (1Pet 1:6-7).
(0.57) (Zef 3:20) (endetn: (itu))

ditambahkan.

(0.54) (Yoh 9:1) (sh: Sehat adalah berkat, sakit adalah kutuk? (Sabtu, 23 Januari 1999))
Sehat adalah berkat, sakit adalah kutuk?

Perdebatan dan penolakan yang terjadi tampaknya tidak membuat Yesus diam dan tak berbuat apa-apa. Tatkala Ia dan murid-murid-Nya berjumpa dengan seorang buta sejak lahir, Ia bertindak mengadakan mukjizat, menyembuhkan si buta. Halangan apapun tidak melunturkan kasih-Nya untuk menolong orang yang menderita. Secara ajaib setelah mata si buta dijamah Yesus, orang itu taat dan segera membasuh dirinya di kolam Siloam. Seketika itu ia pun dapat melihat. Tidak dapat dibayangkan betapa luapan gembira dan sukacita yang dialami si buta yang sekarang dapat melihat.

Ketaatan dan mukjizat. Tanpa membasuh mata di kolam Siloam pun sebenarnya Tuhan Yesus bisa mencelikkan mata si buta. Yang Yesus pentingkan dalam peristiwa ini adalah ketaatan. Ketaatan yang dibarengi rasa syukur kepada Tuhan memegang peranan penting, tidak hanya di saat kita membutuhkan pertolongan-Nya, tetapi di setiap saat. Mukjizat terjadi karena ketaatan terhadap firman Tuhan. Si buta yang celik matanya, mensyukuri pertolongan Tuhan. Ia tidak takut menghadapi orang-orang yang meragukan kesembuhan yang telah dialaminya.

Renungkan: Berbahagialah orang yang mempertahankan ketaatan karena percaya.

Doa: Ya, Tuhan, celikkanlah mata rohaniku untuk dapat setiap saat mensyukuri kasih-Mu kepadaku.

(0.53) (Mrk 7:31) (sh: Di dalam kesunyian (Sabtu, 15 Maret 2003))
Di dalam kesunyian

Kita ada di dalam dunia ini tanpa bisa memilih untuk tidak ada. Meskipun kita adalah manusia yang bebas untuk memilih, tetapi kita tak bisa lari dari hal-hal yang dipilihkan untuk kita oleh kehidupan.

Yesus berangkat lagi ke Danau Galilea. Ada seorang yang tuli dan gagap dibawa kepada-Nya -- kemungkinan bahwa ia tidak bisu dan tuli sejak lahir, tetapi ia pernah menderita sakit suatu waktu dalam kehidupannya. Orang-orang membawanya kepada Yesus supaya Ia memberkatinya -- dan mereka tercengang karena Yesus bukan hanya memberkati orang itu, tetapi juga menyembuhkannya!

Demonstrasi yang dilakukan Yesus menunjukkan modus yang berbeda dari biasanya. Ia bisa saja berkata-kata dan orang itu sembuh seketika. Namun, di sini ia memakai jari dan ludah-Nya untuk menyembuhkan orang tersebut. Dalam tradisi Yunani dan Yahudi, ludah dianggap memiliki kekuatan menyembuhkan. Yesus ingin meyakinkan orang itu akan kekuasaan-Nya. Tentu saja, perintah agar telinganya terbukalah yang memulihkan orang itu -- ia berbicara dengan baik.

Kontras dengan ahli-ahli Taurat yang banyak berbicara dan aktif, orang ini diam dalam kesunyian dan pasif. Namun, di dalam kesunyian ia menemukan Allah. Kita menemukan satu hal yang penting di sini, bahwa keagamaan dan doktrin-doktrin serta peraturan-peraturan kaku adalah suatu penghalang bagi kita untuk menjadi naif, penghalang bagi Allah untuk hadir menyentuh keberadaan kita sekarang dan di sini. Yesus menunjukkan bahwa keterlemparan orang itu ke dalam kehidupan dan ke dalam penyakitnya, serta iman yang melampaui doktrin, menjadi bagian dari kehidupan yang perlu kita jalani sehari-hari.

Renungkan: Saat ini mungkin Anda hanya bisa pasrah menerima realitas kehidupan yang kadang memuakkan. Dalam kesunyian dan iman, biarlah Allah menghampiri Anda.

(0.50) (2Sam 13:23) (sh: Dendam. (Senin, 29 Juni 1998))
Dendam.

Dendam Absalom, saudara kandung Tamar, terus membara. Perbuatan Amnon memperkosa Tamar tidak dapat diterima oleh Absalom. Dendam ini telah tersimpan dua tahun lamanya. Setelah sekian lama, datanglah kesempatan baik untuk menuntaskan dendam lama. Amnon dan saudara-saudaranya, para anak raja, berkumpul untuk bersukacita karena Absalom mengadakan pengguntingan bulu domba. Saat itu dianggap saat yang tepat untuk melampiaskan dendam. Pembunuhan menjadi puncak dendam.

Takut. Setelah dendam terbalaskan, hati puas seketika. Rasa malu yang diakibatkan oleh Amnon telah terbayar. Orang yang begitu dibenci sekarang telah mati di tangannya. Sukacita datang. Tetapi sukacita ini tidak bertahan lama. Muncullah rasa takut. Absalom takut atas perbuatannya sendiri menghabisi nyawa saudara ayahnya, Amnon.Takut karena telah melakukan dosa membunuh. Takut siapa tahu saudara Amnon akan mendendam dan membalasnya juga. Dendam dan pembalasan tidak pernah menghasilkan sukacita, melainkan rasa takut dan dosa.

Renungkan: Tuhan Yesus bukan saja menyelamatkan kita dari kuasa dosa yang kita buat, tetapi juga dari luka pahit kemarahan dan kebencian terhadap orang yang jahat terhadap kita.

Doakan: Orang yang sedang mendendam orang lain.

(0.50) (Bil 1:20) (sh: Allah mempersiapkan umat (Kamis, 5 Agustus 1999))
Allah mempersiapkan umat

Dua belas suku Israel dihitung dalam perikop ini. Semua anggota suku mereka, khususnya semua orang muda, pria yang berusia di atas dua puluh tahun, di luar anak-anak, wanita, dan pria lanjut usia, berjumlah lebih dari 600.000 jiwa. Apakah artinya? Apabila kita melihat ke masa lalu, yaitu ketika janji Allah di berikan kepada Abraham, maka hal ini menunjukkan Kemahakuasaan Allah yang sanggup mewujudkan janji-Nya bahwa keturunan Abraham sudah menjadi sebuah bangsa.

Allah yang tertib dan berencana. Di balik seluruh perjalanan umat Israel; ada Allah yang merencanakan dan mengkoordinasikan kehendak-Nya dengan tertib melalui para nabi dan hamba-hamba-Nya. Keadaan ini mau tidak mau menuntut umat untuk mengakui kepemimpinan (baca: kedaulatan) Allah atas mereka. Dengan demikian pelaksanaan sensus itu menyingkapkan kesetiaan dan kuasa Tuhan yang sanggup memelihara umat-Nya secara ajaib. Sekalipun sesungguhnya Allah mampu dan berkuasa melakukan atau membuat apa saja dalam waktu seketika; tetapi Ia tetap mempunyai rancangan yang terencana dan rapi. Hal ini menyatakan bahwa Allah tidak pernah merencanakan sepotong-sepotong dalam hidup seseorang/bangsa, tetapi rencana Allah terencana rapi dan bersifat kekal.

(0.48) (Ul 10:8) (bis: Di gunung itu)

Di gunung itu, atau pada waktu itu.

(0.48) (Mal 2:15) (bis: Bukankah ... wanita itu)

Bukankah ... wanita itu: Kemungkinan besar itu artinya.

(0.48) (Bil 5:22) (ende: Amin)

Isteri itu menjetudjui kutuk bersjarat itu.

(0.48) (Hak 18:16) (endetn: itu)

diperbaiki sedikit. Hibrani tidak pakai: "itu".

(0.47) (Kis 5:1) (sh: Hormati Tuhan (Rabu, 18 Juni 2003))
Hormati Tuhan

Kisah Ananias dan Safira merupakan salah satu kisah paling tragis yang dicatat di Alkitab. Tragis karena beberapa penyebab. Pertama, kita menyaksikan amarah dan hukuman Tuhan yang langsung dan seketika dijatuhkan kepada orang berdosa. Tidak kepalang tanggung, Tuhan menetapkan hukuman mati kepada suami-istri ini. Kedua, tragis karena dosa mereka "nampaknya" relatif "kecil" dibanding dengan dosa yang diperbuat oleh anak Tuhan lainnya seperti Daud yang berzinah dan membunuh Uria atau Petrus yang menyangkal Tuhan. Ananias dan Safira "hanya" berbohong. Reaksi sepintas kita adalah hukuman yang diterima Ananias dan Safira tidaklah sebanding dengan dosa mereka. Ketiga, peristiwa ini tragis karena terjadi di tengah-tengah gemuruh hidup berkemenangan yang sedang melanda umat Kristen mula-mula.

Secara kronologis, kisah ini didahului oleh turunnya Roh Kudus, kemudian khotbah Petrus yang diikuti oleh pertobatan 3000 orang (ps. 2); Petrus dan Yohanes menyembuhkan orang lumpuh dan keberanian mereka berbicara di hadapan Mahkamah Agama (ps. 3 dan 4); serta gambaran tentang kehidupan orang Kristen mula-mula yang membagi harta kepunyaannya dengan sesama (ps. 4). Tiba- tiba, di tengah semua luapan karya Tuhan yang menakjubkan itu, kita menyaksikan luapan kemarahan Tuhan yang mematikan. Sungguh mencengangkan dan menakutkan!

Kisah Ananias dan Safira memperlihatkan keseriusan Allah dengan dosa. Tuhan menghendaki agar kita pun bersikap serius -- tidak main-main -- dengan dosa. Jika Ia tampak lunak pada kasus pelanggaran yang lain, itu dikarenakan kasih karunia-Nya yang besar. Seharusnya kita semua mengalami nasib yang sama seperti Ananias dan Safira, sebab "upah dosa ialah maut" (Rm. 6:23).

Renungkan: Jangan mempermainkan Tuhan, kelunakan-Nya bukanlah pertanda kelemahan-Nya.

(0.46) (1Sam 4:3) (bis: TUHAN)

TUHAN, atau Peti itu.

(0.46) (Yes 47:7) (ende: itu)

ialah gelagat.

(0.44) (Kis 12:18) (sh: Akhir kehidupan seorang diktator (Kamis, 10 Juli 2003))
Akhir kehidupan seorang diktator

Kekuasaan ada batasnya. Selama hidup Herodes telah banyak menyebarkan ketakutan dan bencana ketimbang ketentraman dan kedamaian di dalam kerajaannya. Nyawa manusia begitu murah tidak ada harganya apa-apa. Pengawal-pengawal yang menjaga Petrus dibunuh karena Petrus lolos dari penjara. Semua orang harus takluk dan taat kepada sang raja. Bahkan ia diangkat ke atas melampaui tahta yang di dudukinya, karena rakyat menganggap bahwa suara Herodes adalah suara Allah. Tekanan bertubi-tubi membuat manusia tidak lagi mengenal batas. Membuat manusia tidak lagi peka membedakan kekuasaan Allah dan kekuasaan manusia, sehingga tidak lagi memiliki kesadaran tentang hal-hal yang boleh dilakukan dan hal-hal tidak boleh dilakukan. Kekuasaan dan sanjungan bertubi-tubi juga membuat manusia berada di tempat yang paling rawan. Herodes menjadi tidak hormat dan tunduk pada Allah. Justru ia ingin merebut wilayah dan kekuasan Allah. Apa yang terjadi? Seketika itu juga malaikat Tuhan menamparnya, dan akhirnya mati dimakan cacing-cacing. Itulah akhir kehidupan seorang diktator.

Besarnya kekuasaan atau pengaruh seseorang dalam gereja tidak akan pernah dapat membatasi kehadiran Allah. Herodes bisa mati, kebesaran manusia harus berakhir, tetapi firman Allah tetap tersebar dan bertumbuh di segala tempat. Firman Allah tidak akan berakhir. Kebesaran dan kejayaan manusia bisa berakhir. Tetapi kejayaan dan kekuasaan firman Allah akan terus bertumbuh, selalu baru, dan aktual.

Renungkan: Ketika Herodes menyebarkan bencana dan ketakutan, maka firman Allah menyebarkan damai dan cinta kasih kemana-mana tempat. Itulah sebuah kebenaran yang memberikan ketenangan hati bagi setiap orang yang di cengkeram oleh tirani dan kesewenangan.

(0.40) (2Sam 1:18) (bis)

Sebuah terjemahan kuno: nyanyian itu. Ibrani: busur (panah) itu.

(0.40) (Mrk 10:11) (bis: terhadap istrinya yang pertama itu)

terhadap istrinya yang pertama itu: atau dengan wanita itu.

(0.40) (Kis 8:26) (bis: Jalan itu sepi)

Jalan itu sepi: atau Jalan itu tidak dipakai lagi sekarang.

(0.40) (2Sam 24:17) (ende)

Malaekat itu ialah tenaga ilahi jang menimpakan wabah sampar itu.



TIP #01: Selamat Datang di Antarmuka dan Sistem Belajar Alkitab SABDA™!! [SEMUA]
dibuat dalam 0.05 detik
dipersembahkan oleh YLSA