Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 41 - 60 dari 79 ayat untuk Ruang (0.001 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.15) (1Raj 6:14) (sh: Dana dan daya (Jumat, 4 Februari 2000))
Dana dan daya

Banyak Kristen bersedia memberikan uangnya untuk suatu pelayanan, bahkan beberapa dari mereka bersedia memberikannya dalam jumlah besar. Namun, jika diminta bantuan berupa waktu, tenaga, pikiran, dan pertimbangan, sedikit yang menyatakan kesediaannya, dengan 1001 macam alasan. Bahkan ada kesan bahwa dengan memberikan uang itu sudah lebih dari cukup, kita bisa melibatkan orang lain yang "tidak mampu" memberikan persembahan uang untuk menangani hal yang lain. Karena itu, disadari atau tidak, dalam gereja ada satu kesan bahwa ada kelompok yang khusus memberikan persembahan uang dan ada kelompok lain yang bekerja mati-matian.

Tidak demikian dengan Salomo. Ia mengeluarkan biaya yang begitu besar untuk melapisi seluruh tembok dalam dan berbagai perkakas yang ada dalam Bait Allah dengan emas. Diperkirakan jumlah emas yang dipergunakan adalah 25 ton yang bernilai sekitar 1,8 triliun rupiah. Jumlah yang sangat fantastis. Salomo tidak hanya mengeluarkan dana, ia pun mengerahkan waktu, daya, segala kemampuan, dan kepandaian untuk merancang Bait Allah dan segala ornamennya, sehingga semuanya mengandung makna kebenaran rohani yang dalam, yang diyakini oleh Salomo dan seluruh bangsa Israel.

Bila kita melihat rantai emas yang melintang di depan pintu masuk ruang maha kudus, menandakan bahwa ruangan ini tidak bisa dimasuki oleh sembarang orang. Kemudian dua kerub besar dengan sayap yang besar, yang ditempatkan tepat menghadap pintu masuk ruang maha kudus, melambangkan kekudusan Allah yang tak terhampiri. Menghadap takhta Allah bukanlah perkara yang mudah, harus mengikuti aturan-aturan yang Allah tetapkan. Pemahaman ini berdasarkan konsep bahwa kerub selalu dihubungkan dengan takhta dan pemerintahan Allah, dan merupakan penjaga jalan menuju Taman Eden (Kej. 3:24). Salomo melakukan semuanya ini karena ia sudah merasakan kasih Allah; dan ia pun mengasihi Allah, sehingga dana dan daya ia kerahkan sebagai manifestasi atas kasih dan imannya kepada Dia.

Renungkan: Tidak ada alasan bagi Kristen untuk membatasi secara sengaja persembahan kepada Tuhan. Seperti Salomo, kita pun harus mewujudkan iman dan kasih kita dalam wujud dana dan daya yang kita miliki bagi kemuliaan Allah.

(0.15) (Yoh 18:12) (sh: Masuk ke dalam rencana Allah (Selasa, 26 Maret 2002))
Masuk ke dalam rencana Allah

Yohanes tidak saja melukiskan bagaimana Yesus berangsur-angsur mengalami penderitaan dan penghinaan. Ia juga menegaskan bahwa semua yang Yesus alami terjadi sesuai dengan kehendak Allah di surga demi tergenapinya rencana-Nya di bumi ini. Dalam bagian ini, Yesus dibawa menghadap pengadilan dua imam besar: Kayafas yang merekayasa untuk membunuh Yesus dan Hanas mertuanya (ayat 12-13). Kemungkinan besar mereka berkumpul di tempat yang sama dan dalam kesempatan berturutan Yesus dibawa menghadap kedua orang itu. Dengan menegaskan nasihat Kayafas, Yohanes tidak saja mengemukakan kegelapan hati pemimpin agama waktu itu, tetapi juga bahwa secara tidak langsung Kayafas telah menubuatkan prinsip penggantian yang Yesus kerjakan melalui kematian-Nya (ayat 14). Yang jahat dalam maksud manusia telah menjadi sumber keselamatan dari Allah bagi orang-orang yang dikasihi-Nya.

Tanpa maksud membanding-banding, Yohanes melukiskan kisah penyangkalan Petrus. Sang murid yang tak mau disebut namanya dan yang tampaknya lebih banyak diam dibandingkan Petrus justru adalah yang memiliki keberanian untuk mengikuti Yesus sampai ruang dalam proses persidangan (ayat 15). Sementara Petrus, yang rupanya menghindari ruang persidangan itu supaya tidak berjumpa dengan para pengawal atau pembesar yang mungkin bisa menjeratnya pada penyangkalan, justru terjerat ke dalam rentetan penyangkalan hanya oleh pertanyaan seorang anak perempuan. Suatu pelajaran penting dapat kita petik dari kisah ini. Jika ingin berani dan setia mengikuti Yesus, kita tidak boleh mengikut Yesus sambil mengambil jarak. Ikutilah Dia dengan sepenuh hati dan sedekat mungkin. Kelak kita akan mengerti bahwa mengambil risiko menderita bersamanya adalah jalan terbaik agar iman dan kesetiaan kita teruji dan mendewasa.

Renungkan: Dalam sejarah gereja dikenal moto: darah martir membuka jalan bagi peluasan misi Injil. Akhir-akhir ini banyak Kristen dan Gereja di Indonesia yang menderita aniaya. Bagaimana sebaiknya pola pikir kita? Memikirkan bagaimana mencari perlindungan dan keamanan? Atau melihat keajaiban Allah yang memurnikan iman kita dan membuka jalan bagi penggenapan rencana-Nya lebih luas melalui semua peristiwa itu?

(0.14) (Mzm 150:1) (full: PUJILAH ALLAH. )

Nas : Mazm 150:1

Pujian yang benar kepada Allah tidak akan terbatas pada ruang ibadah saja (ayat Mazm 150:1-2,6). Kita dapat sungguh-sungguh memuji Allah hanya bila kita melihat kebesaran dan kebaikan-Nya, serta mengingat dan merenungkan segala sesuatu yang telah dilakukan oleh-Nya dalam penciptaan dan penebusan serta kehidupan pribadi kita. Dengan demikian pujian merupakan suatu tanggapan berkuasa dari hati yang mengungkapkan sukacita, ucapan syukur, dan kerinduan untuk bersekutu dengan Tuhan kita. Selain memuji Allah dengan nyanyian dan alat musik kita di tempat ibadah, kita dapat memuji Allah dengan hidup yang penuh kasih dan sukacita (1Yoh 4:19), dengan iman di dalam Kristus (Yoh 1:7), dengan kemenangan atas kuasa-kuasa Iblis (Ef 6:10-18), dengan kelaparan rohani untuk kerajaan dan kebenaran-Nya (Mat 6:33), dengan pengabdian kepada Firman-Nya (pasal Mazm 119:1-176), dengan kasih Allah yang dicurahkan ke dalam hati kita oleh Roh Kudus (Rom 5:5), dengan pemberitaan Injil-Nya (Rom 1:16), dan dengan pengharapan akan kedatangan-Nya kembali yang tidak lama lagi (Tit 2:13;

lihat art. PUJIAN).

(0.14) (Kel 37:1) (sh: Lambang Penyertaan Allah. (Rabu, 24 September 1997))
Lambang Penyertaan Allah.

Tabut Perjanjian melambangkan tuntunan, perlindungan bagi Israel yang datang dari hadirat Tuhan. Tabut itu menegaskan bahwa Allah hadir bersama mereka. Karena melambangkan Allah sendiri, benda itu kudus, ditempatkan di bagian terdalam Kemah Suci, yaitu di ruang maha kudus. Bahkan orang Lewi sekalipun tidak boleh melihatnya. Syukurlah kini Kristus telah mempersekutukan kita dengan Allah.

Meja Roti Sajian. Meja itu dibuat sangat indah, dilengkapi dengan pinggan, cawan, dan kendi. Semua itu dipakai untuk persembahan. Karena roti adalah makanan Israel tiap hari, meja sajian itu melambangkan ungkapan iman dan syukur mereka atas pemeliharaan Tuhan bagi kebutuhan mereka sehari-hari. Semua kebutuhan kita berasal dari Tuhan, berarti semua tenaga, pikiran, keberhasilan kita pun datang dari Tuhan. Dengan apakah hendak kita ungkapkan iman dan syukur kita atas keterlibatan-Nya dalam seluruh segi kehidupan kita?

Renungkan: Begitu banyak hal dan syarat rohani bagi ibadah yang tak mungkin kita penuhi. Hanya Kristus yang mampu membukakan kemungkinan itu.

Doa: Seluruh hidupku ini, kuduskanlah ya Tuhan. Jadikanku sepenuhnya milik-Mu, agar aku mampu memuliakan Nama-Mu.

(0.14) (Bil 2:1) (sh: Masuk akal (Jumat, 6 Agustus 1999))
Masuk akal

Apakah Tuhan bekerja secara misterius? Bisa dikatakan demikian! Artinya, cara kerja Tuhan seringkali tak terduga dan tak terpikirkan manusia. Namun, bukan berarti cara kerja Tuhan tak masuk akal. Sensus dan peraturan lokasi perkemahan Israel semata-mata menunjukkan bahwa Tuhan menggunakan prinsip manajemen yang mendasar. Hidup bersama lebih dari 600.000 jiwa di padang belantara memerlukan ketertiban, dan untuk itu dibutuhkan peraturan. Bukankah cara kerja Allah ini sangat masuk akal? Hanya dalam keadaan yang sulit diduga oleh pikiran manusia! Tetapi, untuk menyatakan kehendak dan rencana-Nya, Tuhan lebih sering memakai cara yang masuk akal.

Akal yang tunduk. Ada dua reaksi ekstrim dalam hal penggunaan akal. Pertama, menolak sumbangsih akal dan menganggapnya sebagai musuh iman. Penggunaan akal disamakan dengan "tidak rohani". Kedua, mengagungkan akal dan menutup ruang untuk keajaiban Tuhan. Sesungguhnya akal adalah pemberian Tuhan dan baik adanya. Pakailah akal seluas-luasnya dalam melaksanakan tugas kita sehari-hari. Namun harus diingat, segala pemberian Tuhan harus tunduk pada pemberi-Nya.

Renungkan: Pelaksanaan pelayanan memerlukan manajemen (kemampuan akal) yang baik, yang selaras dengan iman Kristen.

(0.14) (Hak 20:29) (sh: Bukan sekadar kemarahan. (Sabtu, 8 November 1997))
Bukan sekadar kemarahan.

Suku-suku Israel memerangi suku Benyamin bukan sekadar bermodalkan kemarahan. Mereka maju melawan suku Benyamin dengan strategi yang matang. Mula-mula mereka memancing Benyamin untuk keluar kota (ayat 31). Kemudian mereka berbuat seolah mereka kalah (ayat 33). Karena lengah dan karena merasa sudah menang, Benyamin menjadi tidak siaga, akhirnya terpencar dan terpukul kalah. Tetapi kekalahan Benyamin bukan saja disebabkan oleh strategi perang suku-suku Israel tetapi karena Tuhan menghukum mereka (ayat 35).

Mengalahkan dunia ini. Bila perang secara fisik memerlukan strategi dan keandalan kekuatan yang tinggi, lebih lagi perang rohani. Tentu saja kita tidak dipanggil untuk memusnahkan orang yang melakukan kejahatan. Kita dipanggil untuk mengalahkan kecenderungan jahat dalam diri kita sendiri, baru melalui kehidupan yang benar kita mempersempit ruang gerak dan pengaruh kejahatan dalam dunia sekitar kita. Namun perang moral dan spiritual itu sangat berbahaya. Itu sebabnya kita harus dikuduskan oleh Roh Allah dan memanfaatkan semua kekuatan rohani yang telah Allah sediakan.

Renungkan: Perang rohani sekecil apapun tak dapat kita menangkan tanpa Tuhan.

(0.14) (2Sam 19:40) (sh: Benih-benih pertengkaran. (Senin, 13 Juli 1998))
Benih-benih pertengkaran.

Strategi yang Daud lancarkan beberapa waktu menjelang kepulangannya ke Yerusalem tidak sepenuhnya berhasil dengan baik. Masing-masing orang Israel dan Yehuda merasa pihak merekalah yang paling berhak atas raja. Saling curiga, iri, dan kesombongan telah menjadi benih pertengkaran dan permusuhan yang merusak persatuan dan kesatuan mereka. Meski mereka berasal dari satu keluarga, ternyata rukun bersatu adalah hal yang sulit diwujudkan. Penyebab utamanya ialah pengalaman masa lalu yang dicemari dosa tidak sungguh diselesaikan dalam kasih karunia Tuhan.

Wajar. Terjadinya konflik atau pertengkaran dalam suatu komunitas adalah wajar, karena itu merupakan bagian dari dinamika kehidupan berkomunitas. Dalam dinamika itu keragaman pendapat justru akan memperluas wawasan berpikir. Tetapi jika pertengkaran itu berlarut dan menjurus pada permusuhan yang dijiwai perasaan benci, iri dan ambisi memenangkan diri sendiri maka cepat atau lambat perpecahan pun akan terjadi dan pasti akan sungguh menghancurkan.

Renungkan: Bangunlah sebuah ruang dalam hati Anda, tempat Anda berjumpa Allah beroleh hikmat dan kendali diri.

Doa: Engkau telah mendoakan agar kami menjadi satu hingga dunia percaya. Tolong kami Tuhan, untuk memperjuangkannya.

(0.14) (Mzm 96:1) (sh: Nyanyian berita keselamatan. (Senin, 9 November 1998))
Nyanyian berita keselamatan.

Apakah selama ini nyanyian gerejani hanya dinyanyikan dalam kegiatan beribadah saja? Bila benar, bukankah itu berarti membatasi makna ilahi yang terkandung di dalamnya? Peranan nyanyian sungguh penting dan selayaknyalah tidak dibatasi ruang lantun nyanyian tersebut. Mazmur ini bahkan menunjukkan bahwa kepada bangsa-bangsa dan setiap orang di antara segala suku bangsa dikabarkan tentang keselamatan yang dari Tuhan melalui nyanyian dan sorak-sorai. Bahkan seruan "nyanyikanlah" adalah satu bentuk perintah, sehingga perlu ditaati. Nyanyian Kristiani seumpama hembusan angin yang meniup jilatan api yang merembet luas ke mana-mana yang mengiringi maju kebangunan rohani di berbagai zaman dan tempat.

Berhiaskan kekudusan. Melalui puji-pujian kita diajak untuk sujud menyembah dan membawa persembahan kepada Tuhan yang agung mulia. Artinya kita datang merendahkan diri di hadapan Allah, berhiaskan kekudusan. Namun, mungkinkah hidup kudus pada masa kini? Memang mustahil dengan usaha sendiri, tetapi syukur kepada Allah. Kristuslah harapan kita (Ibr. 13:12), yang menebus, membenarkan dan menguduskan kita (1Kor. 1:30).

Doa: Ya, Tuhan Yesus jadikanlah nyanyian kami suatu berkat bagi yang belum mengenal Engkau.

(0.14) (Mzm 150:1) (sh: Pujilah Tuhan di mana saja (Rabu, 29 September 1999))
Pujilah Tuhan di mana saja

Menurut pemazmur, memuji Tuhan tidak dibatasi ruang dan waktu, atau tergantung situasi. Ajakan pemazmur untuk memuji Allah dalam tempat-Nya yang kudus tentu ditujukan kepada umat-Nya yang setiap saat mengunjungi Bait Allah. Pemazmur menegaskan bahwa memuji Allah tidak hanya terjadi di Bait Allah, tetapi di langit (cakrawala) dan di bumi (ayat 1). Hal ini tidak berarti bahwa umat setiap saat harus mengucapkan kata-kata "haleluya" dan "puji Tuhan", tetapi lebih dari itu ialah memuji Tuhan melalui kuasa yang dimiliki seseorang, melalui jabatan yang disandang seseorang, melalui keahlian atau kepandaian seseorang.

Memuji Tuhan karena kemahakuasaan-Nya. Ajakan pemazmur untuk memuji Tuhan ialah karena Allah perkasa, agung, dan hebat. Perkasa, agung, dan hebatnya Allah itu dialami umat dalam pengalaman hidup mereka: memperoleh pengampunan dan pengenalan akan Allah.

Memuji Allah dengan peralatan musik. Pemazmur juga mengajak kita untuk memahami bahwa memuji Tuhan tidak hanya dapat dikumandangkan dengan alat-alat musik tertentu. Semua yang memperdengarkan bunyi yang indah dapat digunakan untuk memuji Tuhan. Namun musik yang paling indah yang dapat diperdengarkan ialah kehidupan umat Allah sendiri.

Renungkan: Jadikanlah sendi-sendi kehidupan Anda alunan musik yang indah bagi Allah!

(0.14) (Yoh 19:16) (sh: Pergumulan salib (Jumat, 2 April 1999))
Pergumulan salib

Di atas salib, Yesus berjuang antara hidup dan mati. Di atas salib, masa depan umat manusia dan dunia sedang dipertaruhkan. Namun, beberapa meter dari tempat itu, para prajurit sedang santai mengisi waktu senggang, memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan, hanya untuk mendapatkan sebuah jubah ungu. Apakah pergumulan salib tidak menyentuh hati mereka? Ataukah mereka tidak peduli terhadap apa yang terjadi di sekeliling mereka? Masa depan umat manusia dan dunia terletak pada pergumulan Yesus di atas salib! Apakah kita merasakan getaran pergumulan salib itu dalam hidup kita?

"Aku haus" Tubuh yang mampu mengorbankan segala-galanya untuk orang lain, ternyata adalah tubuh yang rapuh, yang haus seperti juga manusia yang haus. Ia yang berkata "barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi" (Yoh. 6:35); Ia yang bersabda "barangsiapa yang minum air yang Ku berikan ini, ia tidak akan haus selama-lamanya"; sekarang Dia berteriak "Aku haus". Tahukah kita bahwa kita memiliki Tuhan dan Juruselamat yang dimensi-dimensi-Nya tak dapat dibandingkan dengan ukuran ruang seluas apapun dari alam raya ciptaan-Nya ini?

Renungkan: Kita tak akan pernah dapat tuntas memahami penderitaan Yesus. Tetapi yang pasti, di balik peristiwa itu ada misteri kasih yang tak terselami.

(0.14) (Kis 7:1) (sh: Stefanus sang 'apologetik' (Sabtu, 5 Juni 1999))
Stefanus sang 'apologetik'

Ketika tuduhan dilancarkan di hadapan Mahkamah Agama (Kis. 6:11), Stefanus melakukan pembelaan. Bukan untuk membela dirinya, tetapi membela Injil yang diberitakannya. Ia menguraikan tokoh-tokoh di dalam Perjanjian Lama: Abraham (2-8); Yusuf (9-16); Musa (17-43); dan Daud (45-50). Dengan menghubungkan keempat tokoh kunci dalam sejarah Israel ini, Stefanus menekankan bahwa kehadiran Allah yang Maha Tinggi tidak dibatasi oleh ruang tertentu. Hal ini sama sekali tidak menunjukkan bahwa Stefanus menghujat Allah, sebaliknya justru menunjukkan sikap hormat kepada Allah yang melebihi para Sanhedrin. Allah yang ada di dalam Perjanjian Lama adalah Allah yang hidup, yang terus bergerak dan bekerja untuk memanggil, membimbing, dan memimpin umatNya.

Kristen 'apologetik' masa kini. Kristen masa kini mungkin mempunyai keyakinan Injil seperti yang dimiliki Stefanus. Namun apakah pemahamannya tentang firman Tuhan sama dengan Stefanus? Pembelaan Stefanus berdasarkan pemahaman firman Tuhan yang menyeluruh. Kristen masa kini harus pula memiliki pemahaman yang demikian, sehingga melalui kebenaran sejati yang diutarakan mampu membungkam mulut orang-orang yang menentang kebenaran Injil Kristus.

Doa: Tuhan, ajarku untuk memahami kebenaran-Mu secara menyeluruh.

(0.12) (Im 11:1) (sh: Kebiasaan Rohani (Jumat, 13 September 2002))
Kebiasaan Rohani

Kebiasaan rohani menurut pemahaman kebanyakan kita adalah hal-hal seperti pergi ke gereja, memuji Tuhan, berdoa, membaca Alkitab. Tidak terpikirkan oleh kita bahwa kebiasaan makan adalah kebiasaan rohani juga. Oleh karena itu tidak heran jika sulit bagi kita memahami arti rohani bagian ini.Lebih-lebih karena dalam Perjanjian Baru pengaturan tentang makanan haram dan halal ini telah dibatalkan (Kis. 10), kita cenderung menganggap bagian ini tidak relevan.

Peraturan-peraturan yang Tuhan Allah berikan kepada umatNya dalam bagian ini sebenarnya sederhana saja. Ada jenis binatang yang boleh dimakan, dan dipakai juga untuk kurban-kurban; ada jenis binatang yang tidak boleh dimakan karena diperhitungkan najis. Mengapa yang satu dianggap yang lain najis, tidak Allah jelaskan. Jadi tidak dapat kita dogmakan bahwa alasannya karena kesehatan, atau karena ada binatang-binatang yang najis itu yang dipakai dalam penyembahan berhala. Lebih tepat kalau kita akui saja bahwa kita tidak tahu apa sebabnya. Sebab yang lebih dalam terletak pada kehendak Allah sendiri yang sesudah memberi umatNya peraturan tentang jalan masuk ke persekutuan denganNya melalui kurban-kurban, kini mengajarkan tentang kebiasaan-kebiasaan yang menanamkan

Kepekaan tentang kudus tidak kudus dalam kehidupan umat.

Kehidupan kita terdiri dari kebiasaan-kebiasaan. Kebiasaan makan, kebiasaan tidur dan bangun, kebiasaan kerja, kebiasaan yang berhubungan dengan hobi, dlsb. Kita cenderung beranggapan bahwa kebiasaan-kebiasaan itu tidak perlu dikaitkan dengan soal-soal rohani. Akibatnya kehidupan kita terbagi kedalam dua ruang terpisah: aspek rohani dan aspek sehari-hari yang tidak rohani. Bagian firman ini mengingatkan bahwa kita tidak bisa hidup terbelah dua demikian. Kebiasaan-kebiasaan kita dari rumah sampai kekantor, dari pribadi sampai komunal, ddari rumah makan sampai kerumah ibadah, harus serasi dan sepenuhnya mengekspresikan kemuliaan Tuhan.

Renungkan: Kristus menyelamatkan dan membebaskan kita agar kita boleh bebas memuliakan Dia dengan segenap hidup kita.

(0.12) (Ul 13:1) (sh: Tolak tegas kesesatan (Kamis, 15 Mei 2003))
Tolak tegas kesesatan

Firman Tuhan hari ini keras mengingatkan Israel, juga umat Tuhan masa kini untuk menolak semua godaan yang datang dari berbagai pihak untuk menyembah ilah-ilah lain (ayat 1,6,12). Pada masa itu agama Kanaan memang sering membuat orang terpesona oleh tanda-tanda ajaib yang dikaitkan dengan kegiatan dewa Baal. Pada masa kini, berbagai kepercayaan magis seperti mencari jimat atau ramalan dari dukun, atau bahkan mencampuri ajaran Kristen dengan unsur takhyul tadi, termasuk dosa yang ditentang keras oleh Allah. Mengapa? Sebab banyak atau sedikit kesesatan itu, tetap membuat kita tidak fokus kepada Allah dan akan berakhir pada berbagai akibat merusak dalam hidup ini.

Firman ini memerintahkan umat menyingkirkan tiga kelompok orang. Pertama, para nabi palsu yang mengundang orang untuk sesat. Kedua, anggota keluarga yang memperkenalkan kesesatan. Ketiga, kelompok orang yang melakukan kesesatan. Ketiga pihak ini harus dihukum mati (ayat 5,9,15). Dengan cara itu Israel memperlihatkan kesetiaan mereka kepada Allah (ayat 18). Konteks kita masa kini tentu berbeda. Kita tidak diminta untuk menyingkirkan pihak-pihak seperti itu secara fisik. Pemerintahan Allah atas hati, pikiran, kehendak, perasaan kita membuat kita mengikuti pimpinan Allah untuk memperkecil wilayah kejahatan dan kesesatan dengan doa dan sikap hidup. Sikap hidup yang sepenuhnya menaati firman Allah itu sendiri akan berdampak menelanjangi dan memperkecil ruang gerak kesesatan.

Hanya Yahwe yang telah memberi keluaran, maka Israel hanya boleh menyembah Dia saja. Hanya Yesus yang hidup-mati-bangkit-Nya memberi kita keluaran baru dan membuat kita mengenal Allah sebagai Bapa. Sebab itu, kita tidak boleh membiarkan suara siapa pun mengubah kesetiaan kita kepada-Nya.

Renungkan: Bagi Dia yang telah memberi segalanya, layak kuberikan segenap hati dan hidupku.

(0.12) (1Raj 6:1) (sh: Memberi yang terbaik (Sabtu, 31 Juli 2004))
Memberi yang terbaik

Bila ada kesempatan untuk memberikan sesuatu kepada kepala negara, apa yang akan Anda persiapkan untuk diberikan kepadanya? Pasti Anda akan memberikan sesuatu yang terbaik, yang layak diberikan bagi seorang kepala negara. Mengapa kita ingin memberikan yang terbaik kepada kepala negara? Karena dia adalah kepala negara dan dia layak untuk mendapatkan yang terbaik.

Dalam perikop ini, kita menemukan bahwa Salomo ingin mendirikan Bait Suci bagi Allah. Apa tujuan dari membangun Bait Allah? Pertama, Bait Suci adalah simbol otoritas keagamaan umat Israel. Bait Suci adalah cara Allah untuk memusatkan penyembahan di Yerusalem, tujuannya adalah untuk memastikan kepercayaan mereka benar dan generasi mendatang dipelihara dalam kebenaran. Kedua, Bait Suci adalah simbol kehadiran Allah di tengah-tengah umat Israel (ayat 13). Bait Suci menjaga umat Israel untuk fokus kepada 10 hukum Allah yang diletakkan dalam Bait Suci (ruang mahakudus). Ketiga, Bait Suci adalah tempat berdoa sebagai penyembahan kepada Allah.

Salomo ingin memberikan yang terbaik bagi Allah sehingga ia membangun Bait Suci dengan memperhatikan kualitas keindahan dan kesempurnaan dari bahan yang berkualitas terbaik. Tujuannya untuk menghormati Allah dan untuk menarik orang lain menyembah-Nya. Suatu hal yang luar biasa telah dikerjakan Salomo dalam memberikan yang terbaik bagi Allah.

Di tengah-tengah zaman yang cenderung untuk menuntut berkat (materi) dari Allah, kita belajar dari Salomo tentang memberi yang terbaik bagi Allah. Ini merupakan perbuatan yang melawan arus zaman dan seharusnya menjadi semangat bagi setiap orang Kristen.

Sudahkah Anda memberikan yang terbaik bagi Tuhan? Pemberian yang terbaik tidak berarti harta benda saja, melainkan dapat memberi waktu, ide, tenaga, doa serta segala sesuatu yang diperlukan bagi pekerjaan-Nya.

Renungkan: Pemberian yang terbaik dimulai dengan taat kepada firman-Nya lalu mulailah berkarya dalam Allah!

(0.12) (2Raj 15:1) (sh: Nilai identitas dan panggilan hidup manusia (Rabu, 7 Juni 2000))
Nilai identitas dan panggilan hidup manusia

Pernahkah Anda membayangkan jika tiba-tiba hidup Anda menjadi tidak berguna bagi siapa pun, sebab Anda tidak mempunyai ruang gerak, akses, dan kontak dengan dunia luar. Anda hanya hidup untuk dan dengan diri Anda sendiri. Padahal Anda mempunyai kemampuan, kekayaan, dan kedudukan. Bila hanya untuk beberapa hari mungkin kita akan menikmatinya. Namun jika berlangsung untuk waktu yang lama hingga kematian menjemput, betapa tragisnya hidup Anda.

Kehidupan demikianlah yang dijalani Azarya. Ia memerintah di Yehuda selama 52 tahun. Namun nampaknya di tengah perjalanan pemerintahannya, ia harus masuk ke tempat pengasingan karena tulah kusta dari Allah. Sehingga anaknya Yoram ditunjuk sebagai kepala istana dan menjalankan pemerintah atas Yehuda. Suatu keadaan yang sangat tragis. Azarya yang masih mempunyai identitas diri dan panggilan hidup sebagai raja Yehuda, tidak mampu mengaktualisasikan dirinya dan menunaikan panggilan hidupnya. Secara kejiwaan Azarya pasti mengalami tekanan dan kontradiksi sebab ketidakmampuannya untuk berkiprah di dalam pemerintahan bukan disebabkan karena ia tidak mempunyai kemampuan atau kepiawaian. Namun norma dan tatanan masyarakat yang membatasi, yang membelenggu, bahkan yang mengamputasi seluruh hak untuk mengaktualisasi diri, untuk berkarya, dan untuk memberikan kontribusi kepada masyarakat umat pilihan Allah.

Apa dosa Azarya sehingga ia harus kena tulah dan menanggung konsekuensi yang sedemikian berat? Dalam 2Taw. 26:16-23 dikisahkan bahwa ia kena tulah kusta karena ia berdosa dalam hal merampas hak para imam. Dengan bertindak demikian ia telah mengintervensi dan membatalkan ketetapan Allah. Ia membuat para imam menjadi tidak berguna dan kehilangan identitas serta panggilan hidupnya.

Renungkan: Dalam dunia moralitas yang ditetapkan Allah, siapa yang bersalah pasti dihukum. Tidak peduli apakah dia raja, nabi, rakyat biasa, maupun pejabat. Hukuman yang diberikan pun bukan berdasarkan amarah atau kebencian, tetapi bersifat mendidik. Selama dalam pengasingan, Azarya pasti menyadari dan menyesali dosa-dosanya. Sebab ia sendiri merasakan bagaimana rasanya menjadi orang yang tidak berguna karena hak, identitas, dan panggilan hidupnya dirampas.

(0.12) (Mzm 11:1) (sh: Tuhan Perlindunganku (Sabtu, 4 Januari 2003))
Tuhan Perlindunganku

Menjadi orang Kristen di Indonesia ternyata banyak musuhnya. Orang tidak senang gereja maju, lalu meneror dan membakarnya. Orang tidak senang orang Kristen berhasil, lalu memfitnah atau mempersulit ruang geraknya. Kalau Anda adalah salah seorang yang sedang menghadapi ancaman dan tekanan dari musuh-musuh Kristen, kepada siapakah Anda akan mencari pertolongan?

Mazmur 11 merupakan pernyataan keyakinan si pemazmur. Walaupun orang-orang fasik membenci bahkan berupaya menghancurkan dirinya (ayat 2), sampai seakan-akan tidak ada yang dapat dilakukannya untuk menyelamatkan dirinya (ayat 3), pemazmur percaya kepada Tuhan sebagai tempat perlindungannya. Bagaimana mungkin tetap percaya kepada Allah dalam kesulitan hidup? Pertama, sebab Tuhan adalah mahatahu. Ia tahu siapa yang fasik, siapa yang benar (ayat 4-5). Kedua, Tuhan itu adil (ayat 7a), Ia menghukum orang fasik (ayat 6), tetapi berkenan kepada orang benar (ayat 7b). Jadi, pemazmur dapat mempertaruhkan hidupnya kepada Tuhan karena ia tahu Tuhan pasti membela dirinya yang benar terhadap orang fasik yang jahat.

Di awal tahun 2003 ini, sepertinya situasi tidak semakin baik bagi Kristen di Indonesia. Namun, keyakinan bahwa Tuhan adil dan akan membalaskan kejahatan orang seharusnya membuat kita bertahan dan berserah kepada Tuhan. Pada saat yang tepat, Tuhan akan bertindak menyelamatkan kita. Percaya kepada Tuhan tidak membuat kita menjadi tidak realistis seperti orang hidup dalam dunia mimpi. Dekat Tuhan kita tidak hanya akan terlindung aman, tetapi kita juga akan beroleh ketajaman melihat dan membaca zaman yang makin jahat ini.

Renungkan: Tuhan membalas setiap orang yang fasik dengan hukuman, dan yang benar dengan kehidupan. Dalam persekutuan, atau permusuhankah Anda terhadap Tuhan?

(0.12) (Mzm 48:1) (sh: Allah, Kota Bentengku (Kamis, 12 Februari 2004))
Allah, Kota Bentengku

Kebanggaan Israel adalah Yerusalem, ibu kota negara mereka, dan Bait Allah yang berdiri di Bukit Sion, di Yerusalem tersebut. Yerusalem dengan Bait Allahnya adalah lambang kehadiran Allah sebagai Raja mereka. Selama Yerusalem dan Bait Allahnya ada, maka mereka meyakini bahwa Allah juga hadir menyertai dan memberkati mereka (ayat 2-4).

Pemazmur menggubah puisinya itu melalui pengalaman menyaksikan bagaimana bangsa-bangsa lain yang jauh lebih kuat daripada Israel tidak mampu mengalahkannya dalam peperangan demi peperangan karena Allah hadir di tengah-tengah Israel (ayat 5-9). Sebagai akibatnya kehadiran Allah di tengah-tengah Israel juga telah menimbulkan kemashyuran-Nya sampai ke seluruh bumi (ayat 11).

Maka sekarang, pemazmur mengajak umat Tuhan untuk memuji dan membesarkan Allah yang senantiasa hadir di tengah-tengah mereka. Biarlah pengalaman di masa lampau akan kehadiran dan kesetiaan Allah menjadi pengharapan bagi generasi-generasi kemudian, yaitu bahwa Allah akan tetap hadir di tengah-tengah mereka sepasti kota yang berbenteng teguh itu berdiri (ayat 13-15).

Memang, sekarang kita sebagai umat Perjanjian Baru tidak lagi melihat kehadiran kota Yerusalem dan Bait Allahnya sebagai kehadiran Allah atas umat-Nya masa kini. Kita diajak oleh Tuhan Yesus untuk mengimani Allah yang hadir tidak dibatasi ruang dan waktu (Yoh. 4:21), tetapi Allah yang menyatakan kehadiran-Nya sebagai Roh (ayat 24). Yang dibutuhkan untuk menyembah Allah sedemikian adalah roh kita sendiri dan hidup kita yang melakukan kebenaran. Dengan kata lain, Allah hadir dan memberkati setiap orang yang rohnya menyembah Dia, dan hidupnya mengamalkan kebenaran-Nya.

Renungkan: Di mana saja, kapan saja, pada saat kita mengakui Allah dan melaksanakan kehendak-Nya, Dia hadir menyatakan perkenan dan pemeliharaan-Nya atas kita.

(0.12) (Yes 3:1) (sh: Ketika Tuhan mengambil (Kamis, 9 Oktober 2003))
Ketika Tuhan mengambil

Dalam hidup ini, kita kadang mengalami kehilangan. Bisa disebabkan oleh sesuatu di luar kendali, seperti bencana alam atau karena ketidakadilan yang menimpa kita. Atau bisa juga terjadi karena kelalaian dan dosa kita. Jika yang terakhir merupakan kasusnya, kita tak mampu berbuat apa-apa karena kita hanya bisa menyesali segala perbuatan kita.

Begitulah kasus yang akan menimpa Yehuda. Mereka sudah melawan Tuhan, menentang Tuhan dengan dosa-dosa mereka. Tuhan memberikan nubuat melalui Yesaya bahwa Ia akan mengambil segala-galanya dari kehidupan bangsa Yehuda. Kehancuran Yehuda itu nyata jelas dengan hal-hal dahsyat yang akan menghantam umat Allah: [1] orang-orang yang masih belum bisa memimpin akan menjadi hakim, tua-tua, dan raja mereka (ayat 4); [2] manusia akan memakan sesamanya dan strata sosial menjadi berantakan (ayat 5); [3] kepemimpinan akan menjadi kosong -- tidak ada yang mau menjadi pemimpin dalam situasi yang hancur-lebur seperti itu (ayat 6-7). Kenyataan bahwa mereka disamakan dengan Sodom menunjukkan bahwa kehancuran tidak terelakkan.

Mulai ayat 13, suasana beralih ke dalam ruang sidang. Yahweh menjadi hakim dan jaksa yang mengajukan kasus melawan Yehuda. Yang menjadi lawan dalam persidangan itu adalah para penatua dan raja Yehuda, para pemimpin. Jelas sekali bahwa kehancuran Yehuda dimulai oleh para pengambil keputusan. Mereka berlaku tidak adil kepada orang-orang miskin. Namun, sekarang umat Allah pun telah berdosa. Karena itu, Allah akan mengambil kemegahan, kecantikan, keperkasaan, dan menggantikan semua itu dengan kehinaan yang tiada tara. Harinya jelas: "pada hari itu!"

Renungkan: Seorang rabi Yahudi tertawa ketika melihat Yerusalem yang telah hancur. Alasannya: kalau Yahweh yang Mahabaik menggenapi nubuat penghukuman, bukankah Ia akan lebih lagi menggenapi janji keselamatan-Nya?

(0.12) (Yer 37:11) (sh: Lari dari tanggung jawab adalah tindakan destruktif (Senin, 7 Mei 2001))
Lari dari tanggung jawab adalah tindakan destruktif

Ketika pengepungan tentara Babel berhenti untuk sementara, Yeremia berusaha meninggalkan Yerusalem menuju ke daerah Benyamin untuk mengurus pembagian warisan di antara kaum keluarganya. Namun di pintu gerbang Benyamin, ia ditangkap oleh kepala penjaga dan dituduh mau menyeberang ke pihak Babel.

Khotbah Yeremia yang terus-menerus menyerukan agar orang- orang Yehuda menyerah kepada Babel telah menimbulkan kebencian terhadap Yeremia di hati para patriot bangsa. Dalam kemarahannya, mereka dan para pembantu raja memukul Yeremia dan menjebloskannya ke dalam ruang cadangan air di bawah tanah yang sudah diubah menjadi penjara. Ketika mempunyai kesempatan untuk bertemu dengan raja Zedekia, Yeremia tetap menyerukan berita yang sama dari Tuhan yaitu bahwa Babel akan menghancurkan Yerusalem karena itu ia tetap mendorong Zedekia untuk menyerah kepada Babel. Akibatnya ia tetap di penjara namun bukan di bawah tanah tapi di pelataran penjagaan. Reaksi para patriot bangsa itu sangat khas. Dalam keadaan stress karena kepungan tentara Babel, mereka justru menyalahkan Yeremia dan tidak menyadari bahwa situasi dan kondisi yang terjadi saat ini adalah tanggung jawab mereka karena tidak mau menaati firman Allah.

Menyalahkan orang lain adalah salah satu respons yang paling sia-sia dan menghasilkan kehancuran bagi diri sendiri dalam situasi dan kondisi apa pun. Satu- satunya respons yang benar dan bertanggungjawab adalah melihat dengan sejujur-jujurnya akar masalahnya, berani bertanggungjawab dan mengambil langkah-langkah perbaikan yang tepat dan benar. Bangsa Yehuda tetap menolak untuk bertanggungjawab atas tindakannya yang mendatangkan penghukuman Allah lewat tangan Nebukadnezar. Mereka menyalahkan Yeremia serta melampiaskan kemarahan dan frustasinya kepada Yeremia.

Renungkan: Lari dari tanggung jawab lalu mencari kambing hitam adalah respons yang akrab dengan hidup kita, baik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara maupun dalam kehidupan pribadi. Itu adalah respons yang tidak sehat dan justru bersifat destruktif sebab tidak pernah akan ada harapan untuk perbaikan, kecuali jika seseorang mau bertanggungjawab atas setiap tindakan yang ia lakukan sendiri.

(0.12) (Yeh 43:1) (sh: Kemuliaan Allah kembali ke Bait Suci (Minggu, 25 November 2001))
Kemuliaan Allah kembali ke Bait Suci

Inilah klimaks dari seluruh penglihatan yang diterima Yehezkiel yaitu bahwa kemuliaan Allah yang meninggalkan Bait Suci akibat dosa umat-Nya (ayat 10:18-20) kini kembali ke Bait Suci yang baru. Melalui pintu gerbang timur kemuliaan Allah meninggalkan Bait Suci yang lama (ayat 10:19). Melalui pintu gerbang timur pula kemuliaan Allah kembali (ayat 43:2, 4). Karenanya,penglihatan ini menyatakan pengampunan Allah yang akan memulihkan kembali umat-Nya.

Allah sendiri menyatakan bahwa Bait Suci adalah tempat takhta dan tapak kaki-Nya (ayat 7). Dalam gambaran Kemah Suci, ruang mahakudus adalah tempat Allah bersemayam dengan tutup pendamaian dan tabut perjanjian sebagai takhta serta tempat meletakkan tapak kaki-Nya. Jelas di sini Allah menyatakan perkenanan-Nya untuk kembali menjadi raja atas Israel.

Segala kenajisan Israel akan disingkirkan karena raja mereka adalah Allah yang kudus. Dinding yang melingkupi kompleks Bait Suci memisahkan segala kenajisan tersebut dari kesucian Allah yang hadir dalam hidup mereka (ayat 7b-9). Yehezkiel disuruh menggambarkan rancangan Bait Allah yang baru agar umat Israel yang sudah sadar akan keberdosaan mereka, melalui gambar itu, diingatkan akan dan diajar tentang kekudusan Allah yang mereka sembah. Mereka diingatkan untuk melakukan dengan setia segala hukum Allah. Sungguh suatu hal yang indah karena Allah tidak lagi mengingat dosa-dosa mereka, dan dengan penuh kasih membimbing mereka ke kehidupan yang baru.

Renungkan: Allah tetap mengasihi umat-Nya yang sering gagal dan berdosa. Sebuah rencana agung untuk menyelamatkan manusia dari dosa telah digenapi-Nya di dalam kematian dan kebangkitan Yesus Kristus.

PA 3: Yehezkiel 39:11-29

Nubuat tentang penyerangan Gog atas Israel yang sedang melakukan pembaharuan merupakan suatu pukulan yang sangat mengejutkan bagi mereka. Nubuat ini merupakan bunyi peringatan yang sungguh menakutkan. Namun demikian, nubuat ini juga memberikan jaminan kepada Israel bahwa mereka akan bertahan dan mampu melewati berbagai tantangan berat yang menyertai proses pemulihan mereka. Melalui peristiwa ini, Tuhan memperkenalkan Diri-Nya sebagai pribadi yang kudus dan mengendalikan sejarah bangsa-bangsa. Suatu saat Tuhan akan menyatakan kemenangan-Nya yang final terhadap yang jahat.

Pertanyaan-pertanyaan pengarah:

1. Apa yang akan terjadi pada Gog dan khalayak ramai (ayat 11- 16)? Bagaimana kekalahan mereka digambarkan (ayat 17-20)?

2. Apakah yang dilakukan Israel terhadap mereka (ayat 11-16)? Apakah tujuan dari tindakan masyarakat Yahudi ini (ayat 12, 14, 16)? Berkaitan dengan sifat Tuhan yang seperti apakah hal ini perlu dilakukan (ayat 38:16, 23; 39:7, 25, 27)?

3. Apakah yang dinyatakan Tuhan kepada Israel melalui kekalahan Gog (ayat 22, 28)? Apakah yang dinyatakan Tuhan kepada bangsa-bangsa dalam peristiwa ini (ayat 21, 23, 24)? Apakah alasan Tuhan membawa Israel ke pembuangan dan memulihkannya kembali?

4. Apakah yang dilakukan Tuhan kepada Israel ketika mereka berubah setia terhadap Tuhan (ayat 23)? Selaras dengan apakah hal ini dilakukan (ayat 24)? Apakah yang dikerjakan Tuhan dalam proses pemulihan umat-Nya (ayat 29)?

5. Sifat-sifat Tuhan apakah yang dinyatakan melalui pembuangan dan pemulihan Israel, serta kekalahan Gog (ayat 38:16, 23; 39:7, 12, 21, 25, 27)?

6. Melalui pelajaran hari ini kita dapat melihat bahwa kekudusan Tuhan harus dipelihara dalam kehidupan umat-Nya (ayat 11-16); Allah mendatangkan penghukuman bagi mereka yang meremehkan- Nya (ayat 17-20) dan memukul serta menyembuhkan umat yang dikasihi-Nya (ayat 21-24, 25-29). Bagaimanakah seharusnya Anda menghormati kekudusan Tuhan dalam rumah tangga, pekerjaan, pelayanan, pergaulan, dan hobby Anda?



TIP #21: Untuk mempelajari Sejarah/Latar Belakang kitab/pasal Alkitab, gunakan Boks Temuan pada Tampilan Alkitab. [SEMUA]
dibuat dalam 0.10 detik
dipersembahkan oleh YLSA