Kami menderita kelaparan, sehingga kulit kami membara seperti perapian.

Lalu Nebukadnezar mendekati pintu perapian itu dan berseru, "Sadrakh, Mesakh dan Abednego, hamba-hamba Allah Yang Mahatinggi! Keluarlah dari perapian itu!" Maka keluarlah mereka.

Emas dan perak diuji di perapian, tetapi hati orang diuji oleh TUHAN.

Emas dan perak diuji dalam perapian; orang dikenal dari sikapnya terhadap pujian.

Waktu itu bulan sembilan, dan raja sedang duduk di depan perapian di istana musim dinginnya.

Barangsiapa tidak mentaati perintah ini, akan langsung dilemparkan ke dalam perapian yang menyala-nyala."

dan barangsiapa yang tidak mematuhi perintah itu akan dilemparkan ke dalam perapian yang menyala-nyala.

Demikianlah, ketiga orang yang terikat erat itu jatuh ke dalam perapian yang menyala-nyala itu.

Karena perintah raja itu begitu keras, maka perapian itu telah dipanaskan dengan luar biasa sehingga nyala api membakar mati orang-orang yang mengangkat Sadrakh, Mesakh dan Abednego ke dekat perapian.

Jika Allah yang kami sembah sanggup menyelamatkan kami dari perapian yang menyala-nyala itu dan dari kuasa Tuanku, pasti Ia melakukannya.

Seperti perak dilebur di dalam perapian, begitu pula mereka akan dilebur di Yerusalem. Maka tahulah mereka bahwa Aku, TUHAN, telah melepaskan kemarahan-Ku ke atas mereka."

Maka meluaplah amarah Raja Nebukadnezar terhadap Sadrakh, Mesakh dan Abednego, sehingga wajahnya menjadi merah padam. Ia memerintahkan supaya perapian dibuat tujuh kali lebih panas daripada biasanya.

Lalu ia menyuruh beberapa orang yang sangat kuat dari tentaranya untuk mengikat Sadrakh, Mesakh dan Abednego, serta melemparkan mereka ke dalam perapian yang menyala itu.

Segera ketiga orang itu pun diikat erat dalam keadaan berpakaian lengkap, yaitu dengan kemeja, jubah, topi dan pakaian lainnya, lalu dilemparkan ke dalam perapian yang menyala-nyala itu.

Kelompok penyanyi yang satu lagi berbaris di atas tembok menuju ke kiri, dan aku mengikutinya bersama-sama dengan sebagian dari rakyat. Kami berbaris melalui Menara Perapian sampai ke Tembok Lebar.

"Hai manusia fana, orang-orang Israel itu tidak berguna bagi-Ku. Mereka ibarat sampah logam campuran, seperti tembaga, timah, besi dan timah hitam yang tersisa setelah perak dimurnikan di dalam perapian.

Nah, sekarang, bersediakah kamu untuk sujud dan menyembah patung itu pada waktu musik berbunyi? Jika kamu tidak mau, kamu akan langsung dilemparkan ke dalam perapian yang menyala-nyala. Dan dewa manakah yang akan sanggup menyelamatkan kamu dari kuasaku?"

Maka sekarang, Aku, TUHAN Yang Mahatinggi, mengatakan kepada mereka bahwa mereka sama seperti logam yang tidak berguna itu. Sebagaimana bijih perak, perunggu, besi, timah hitam dan timah putih dimasukkan ke dalam perapian untuk dimurnikan, begitu pula mereka akan Kukumpulkan dan Kubawa ke Yerusalem. Kemarahan-Ku yang hebat akan meleburkan mereka seperti api meleburkan bijih-bijih logam.

Sabda-Mu adalah pelita bagi langkahku, cahaya untuk menerangi jalanku.

Dan kalau nampaknya baik bahwa saya pergi juga dengan mereka, maka saya akan pergi bersama mereka.