(1.00) | (Yun 1:1) |
(full:
) Penulis : Yunus Tema : Luasnya Kasih Sayang Allah yang Menyelamatkan Tanggal Penulisan: + 760 SM Latar Belakang Yunus, yang namanya berarti "merpati", diperkenalkan sebagai putra Amitai (Yun 1:1). Ia disebut dalam 2Raj 14:25 sebagai
Jadi, orang Farisi salah ketika mengatakan bahwa tidak pernah ada nabi dari Galilea (Yoh 7:52). Pelayanan nubuat Yunus terjadi tidak lama sesudah masa pelayanan Elisa (bd. 2Raj 13:14-19), bertumpang-tindih dengan masa pelayanan Amos (bd. Am 1:1) dan diikuti oleh pelayanan Hosea (bd. Hos 1:1). Sekalipun kitab ini tidak menunjukkan penulisnya, sangat mungkin penulis itu Yunus sendiri. Pertobatan Niniwe sebagai tanggapan terhadap pemberitaan Yunus sangat mungkin terjadi pada masa pemerintahan salah seorang dari dua raja Asyur:
Tujuan Kitab ini tampaknya ditulis dengan tiga tujuan:
Tetapi berbeda dengan Niniwe, Israel telah menolak nabi-nabi Allah dan tawaran-Nya untuk bertobat dan menerima kemurahan-Nya. Survai Kitab Yunus mengisahkan panggilan sang nabi untuk pergi ke Niniwe dan tanggapannya. Pasal Yunus+1&tab=notes" ver="">1 (Yun 1:1-17) menceritakan ketidaktaatan Yunus pada mulanya serta hukuman Allah sesudah itu. Yunus tidak pergi ke timur laut ke Niniwe, malah naik kapal yang berlayar ke barat ke Tarsis (di Spanyol), tujuan terjauh yang mungkin ke arah yang berlawanan dengan kehendak Allah. Tidak lama kemudian Yunus menghadapi tindakan balasan Allah dalam bentuk badai besar di Laut Tengah, dipermalukan karena ketahuan para pelaut sehingga dibuang ke laut. Dengan takdir Tuhan telah tersedia seekor "ikan besar" yang siap menyelamatkan hidupnya. Pasal Yunus+1&tab=notes" ver="">2 (Yun 2:1-10) mengisahkan doa Yunus dari ruangan unik di dalam perut ikan, ketika ia bersyukur kepada Allah karena menyelamatkan hidupnya, berikrar untuk menaati panggilan Allah, lalu dimuntahkan oleh ikan itu ke darat. Pasal Yunus+1&tab=notes" ver="">3 (Yun 3:1-10) mengisahkan kesempatan kedua bagi Yunus untuk pergi ke Niniwe dan pemberitaan amanat Allah kepada penduduk kota itu. Dalam peristiwa kebangunan rohani satu kota yang paling mengesankan dalam sejarah, raja Niniwe menyerukan agar seluruh kota berpuasa dan bertobat, sehingga mereka diselamatkan dari hukuman Allah. Pasal Yunus+1&tab=notes" ver="">4 (Yun 4:1-11) berisi keluhan Yunus kepada Allah karena meluputkan kota yang memusuhi Israel ini. Dengan menggunakan pohon jarak, seekor cacing dan angin timur, Allah mengajarkan nabi-Nya yang marah-marah bahwa Dia senang menyediakan kasih karunia-Nya bagi setiap orang, bukan hanya Israel dan Yehuda. Ciri-ciri Khas Empat ciri utama menandai kitab ini.
Penggenapan Dalam Perjanjian Baru Yesus menyamakan diri-Nya dengan Yunus, "Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus. Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan tiga hari tiga malam, demikian juga Anak Manusia akan tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam. Pada waktu penghakiman, orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan menghukumnya juga. Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat setelah mendengar pemberitaan Yunus, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih daripada Yunus!" (Mat 12:39-41). Keterandalan Sejarah Kitab Ini Para teolog liberal dan orang tidak percaya memandang kitab ini sebagai kisah khayal yang dibuat antara abad ke-5 sehingga abad ke-3 SM yang dimaksudkan untuk menentang nasionalisme Yahudi yang sempit dalam Yudaisme pasca pembuangan. Menurut pandangan ini, kitab Yunus tidak berisi peristiwa-peristiwa sejarah yang aktual. Akan tetapi, bagian lain PL menyebut Yunus sebagai nabi yang diakui dari abad ke-8 SM (2Raj 14:25). Dalam PB, Yesus sendiri mengacu kepada Yunus
Jelaslah, Yesus memandang kitab ini sebagai dapat diandalkan dari segi sejarah; memandang kitab ini secara lain bukan saja menyatakan bahwa kita mempunyai Alkitab yang bisa salah, tetapi juga Juruselamat yang bisa salah. |
(0.81) | (Yun 2:10) |
(full: MEMUNTAHKAN YUNUS KE DARAT.
) Nas : Yun 2:10 Sejauh ini dalam kisah Yunus telah terjadi tujuh mukjizat: Allah
|
(0.65) | (Yun 4:1) |
(full: SANGAT MENGESALKAN HATI YUNUS.
) Nas : Yun 4:1 Yunus marah karena Allah memutuskan untuk mengampuni orang Niniwe; ia tidak ingin Allah menyelamatkan musuh Israel ini.
|
(0.64) | (Yun 1:16) | (jerusalem: mengikrarkan nazar) Penulis menekankan betapa lurus hati dan saleh awak kapal itu. Mereka kesal hati oleh karena Yunus mendurhaka terhadap Tuhan, Yun 1:10; merekapun takut kalau-kalau berdosa terhadap Tuhan dengan melemparkan Yunus ke dalam laut, Yun 1:14; setelah menyadari kekuasaan Tuhan mereka beribadat kepadaNya, Yun 1:15-16. |
(0.62) | (Yun 4:1) |
(sh: Sekali lagi, belas kasihan Allah! (Selasa, 15 Juli 2003)) Sekali lagi, belas kasihan Allah!Yunus marah oleh karena Allah mengampuni orang Niniwe. Doanya penuh berisi ungkapan kemarahan (ayat Yunus+1&tab=notes" ver="">2-3). Ia merasa bahwa sikap Allah terhadap orang Niniwe adalah suatu kekeliruan yang fatal. Bagaimana boleh Allah mengampuni bangsa yang menjadi ancaman bagi umat-Nya sendiri! Allah pasti telah salah bertindak. "Aku protes Tuhan, dan lebih baik aku mati daripada hidup melihat tindakan Allah yang salah" (ayat Yunus+1&tab=notes" ver="">3). Kira-kira demikianlah isi protes Yunus yang mengklaim bahwa kota seperti Niniwe tidaklah sepantasnya hidup di dunia ini. Kemudian Yunus meninggalkan kota itu sambil menantikan apa yang akan terjadi terhadapnya, sebab ia beranggapan bahwa doa protesnya layak didengar Allah dan keputusan-Nya yang keliru harus dibatalkan atau paling tidak harus ditinjau kembali. Barangkali seandainya kita adalah seseorang yang memiliki otoritas, maka protes seperti yang disampaikan oleh Yunus ini akan diabaikan begitu saja. Tetapi lain halnya dengan Allah. Ia berusaha memahami hati Yunus dan mencoba memberi pengertian melalui suatu pelajaran yang lembut. "Layakkah engkau marah karena pohon jarak itu?" firman Allah kepada Yunus (ayat Yunus+1&tab=notes" ver="">9). Ternyata jawaban Yunus masih tetap seperti semula yakni marah sampai mati. Apakah sikap Yunus ini merupakan suatu dendam tak berujung karena tak termaafkan? Sepertinya memang demikian. Kemudian firman Allah yang berikutnya menyatakan kepada Yunus bahwa belas kasihan Allah kepada bangsa yang berdosa sangat besar, dan sangat jauh berbeda bila dibandingkan dengan manusia berdosa (seperti Yunus) yang membenci sesamanya. Kitab Yunus ini tampaknya tidak hanya mau menyatakan universalitas kasih Allah tetapi juga menyingkapkan keberdosaan manusia termasuk umat Allah sendiri. Renungkan: Di hadapan anugerah Allah, tidak sepatutnya kita beranggapan bahwa diri kita lebih baik dari pada orang lain. |
(0.60) | (Yun 1:17) |
(full: DATANGLAH SEEKOR IKAN BESAR MENELAN YUNUS.
) Nas : Yun 1:17 Allah menyediakan seekor ikan besar, mungkin ikan paus yang besar, untuk menyelamatkan nyawa Yunus. Secara ajaib Allah memelihara Yunus tetap hidup selama tiga hari dalam perut ikan.
|
(0.57) | (2Raj 14:25) | (jerusalem: nabi Yunus) Nama nabi itu dibubuhkan pada kitab Yunus, meskipun sebenarnya tidak bersangkutan dengan nabi itu. |
(0.56) | (Yun 2:1) |
(full: BERDOALAH YUNUS.
) Nas : Yun 2:1-10 Inilah doa Yunus mohon kelepasan dari kematian dan ucapan syukurnya sesudah itu.
|
(0.55) | (Yun 1:3) | (jerusalem: Tarsis) Bdk 1Ra 10:22+; Maz 48:8+. Dalam pandangan orang Ibrani Tarsis terletak di ujung bumi. Sejumlah mungkin Yunus mau melarikan diri buat meluputkan diri dari tugas yang diserahkan kepadanya. |
(0.54) | (Yun 1:3) |
(full: YUNUS ... MELARIKAN DIRI.
) Nas : Yun 1:3 Yunus melarikan diri dari panggilan Allah, menolak untuk memberitakan amanat Allah kepada orang Niniwe karena takut mereka akan bertobat dan lolos dari hukuman Allah
(lih. "Yun 4:2";
lih. "Yun 4:2"). [atau ref. Yun 4:1-2]
|
(0.53) | (Yun 1:4) |
(full: ANGIN RIBUT.
) Nas : Yun 1:4 Allah mengirim badai besar di Laut Tengah untuk meyakinkan Yunus agar menaati panggilan-Nya. Karena ketidaktaatan Yunus, nyawa para pelaut di kapal itu terancam bahaya. Jikalau kita tidak sepenuhnya mengabdi kepada Allah dan kehendak-Nya bagi hidup kita, keluarga kita dan orang lain akhirnya akan menderita juga. |
(0.49) | (Yun 1:1) |
(sh: Tuhan belum selesai (Kamis, 13 Desember 2001)) Tuhan belum selesaiBagi orang Israel, Niniwe merupakan simbol kekejaman bangsa Asyur. Ke sanalah Tuhan mengutus Yunus untuk memberitakan peringatan Tuhan, peringatan yang membukakan peluang bertobatnya bangsa yang kejam itu. Bagaimana respons Yunus? Menolak dan tidak rela! Ia berbalik arah dan pergi berlayar menuju Tarsis. Ia mengira dapat melarikan diri dari Tuhan. Bukankah ini suatu perkiraan yang keliru? Jika Yunus tidak rela melaksanakan tugas dari Tuhan, Tuhan pun tidak rela Yunus berbalik arah. Ia segera bertindak. Ia mengirimkan badai, yang oleh masyarakat saat itu diyakini sebagai akibat dosa terhadap Tuhan. Lalu, para pe-numpang kapal memutuskan untuk mengundi siapakah yang bertang-gung jawab atas malapetaka ini. Undian jatuh pada Yunus dan ia pun mengakui dosanya. Ia meminta mereka melemparnya ke laut agar ben-cana ini berlalu. Yunus berpikir, inilah akhir perjalanan hidupnya: be-rangkat sebagai nabi yang dipakai Tuhan, berakhir sebagai pelarian yang dibuang Tuhan; sekali lagi perkiraan yang keliru. Tuhan malah mengi-rimkan seekor ikan besar untuk menyelamatkan Yunus dari kematian. Melalui perikop ini, kita belajar dua hal. Pertama, mata Tuhan tertuju pada semua bangsa, tidak hanya pada satu bangsa. Berbeda dengan kita yang selalu mengarahkan mata hanya kepada orang-orang tertentu; biasanya yang kita sukai, hormati, dan baik kepada kita. Tidak mudah untuk membagikan kasih Tuhan kepada orang yang tidak kita sukai, tidak kita hormati, dan tidak baik kepada kita. Tuhan meminta Yunus, dan juga kita, untuk mengasihi mereka yang tidak layak kita kasihi. Kedua, Tuhan belum selesai dengan kita. Diri kita adalah seum-pama bangunan yang masih belum selesai. Tuhan akan terus membentuk kita meski kadang kita melawan-Nya. Seperti Yunus, kita pun masih diberikan kesempatan menerima uluran tangan-Nya. Adakalanya Tuhan harus mengirimkan "badai" untuk menyadarkan kita. Tetapi, di tengah badai sekalipun, Ia tetap mengirimkan "ikan" untuk menyelamatkan kita. Renungkan: Tuhan ingin agar kita memiliki mata-Nya dan hati-Nya. Maukah kita masuk ke dalam proses belajar mengasihi? Mari kita menyediakan diri kita senantiasa untuk dibentuk oleh Tuhan. |
(0.49) | (Yun 1:1) |
(sh: Kebencian mengorbankan segalanya (Sabtu, 12 Juli 2003)) Kebencian mengorbankan segalanyaDi zaman sekarang ini banyak orang berlomba-lomba mengklaim bahwa dirinya telah dipanggil Allah untuk menjadi pelayannya. Bentuk panggilan itu pun bermacam-macam. Ada yang merasa dipanggil secara langsung, melalui mimpi, melalui peristiwa-peristiwa, dlsb. Tetapi umumnya rata-rata orang yang merasa terpanggil itu selalu memberi respons positif. Bahkan ada yang rela meninggalkan pekerjaan -- yang dianggap sekuler -- untuk bekerja penuh waktu sebagai pendeta. Tetapi berbeda dengan Yunus. Ia justru melarikan diri meskipun telah mendapat panggilan yang jelas (ayat Yunus+1&tab=notes" ver="">3). Diduga bahwa Yunus bersikap demikian karena ia mengetahui bahwa Kota Niniwe dihuni oleh orang-orang jahat, yang telah menghancurkan bangsanya (ayat Yunus+1&tab=notes" ver="">2). Penolakan ini menggambarkan bahwa Yunus sangat membenci Niniwe. Bahkan dia rela membiarkan orang lain sebagai korban. Perhatikanlah betapa para awak kapal dan semua penumpang mengalami ketakutan yang luar biasa, bahkan semua muatan kapal harus dibuang (ayat Yunus+1&tab=notes" ver="">4-5). Ketika undian jatuh kepada Yunus, ia mengakui bahwa dirinyalah penyebab malapetaka itu, dan karenanya dia rela dibuang ke laut (ayat Yunus+1&tab=notes" ver="">12). Respons para awak kapal? Mereka tidak membuangnya tetapi berusaha mendayung kapal ke darat agar semua penumpang selamat (ayat Yunus+1&tab=notes" ver="">13). Usaha ini tidak berhasil, sehingga tidak ada jalan lain kecuali harus membuang Yunus ke laut. Kebencian dapat membuat seseorang menolak panggilan Allah, bahkan dapat membuat orang lain menjadi menderita. Yunus yang mengenal Allah membenci Niniwe, sebagai bangsa kafir dan jahat; Sebaliknya, para awak kapal, yang adalah orang-orang kafir justru bertindak lain: tidak mengenal Allah tetapi percaya bahwa Allah Israel berkuasa atas alam (ayat Yunus+1&tab=notes" ver="">13). Renungkan: Kebencian membawa hasil yang merugikan, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain. |
(0.49) | (Yun 3:1) |
(sh: Belas kasihan Allah (Senin, 14 Juli 2003)) Belas kasihan AllahKejahatan Niniwe sampai di telinga Allah. Tetapi sebelum melaksanakan hukuman, Allah hendak memperingatkan mereka. Untuk itu Yunus diutus kembali. Yunus hanya menyampaikan berita penghukuman yang akan Allah jatuhkan, dan sama sekali tidak menyinggung agar mereka bertobat dari tingkah langkah mereka yang jahat (ayat Yunus+1&tab=notes" ver="">4). Hal ini menunjukkan bahwa kesediaannya adalah karena terpaksa. Ia memang lebih mengharap bangsa itu dihukum daripada bertobat dan diampuni. Tetapi yang di luar harapan Yunus justru terjadi. Bukan hanya raja dan rakyat yang berkabung tetapi juga binatang peliharaan. Ada lagi hal lain yang mengejutkan dan yang kelak akan membuat Yunus protes kepada Allah. Di luar harapan Yunus, ternyata Allah menyesal ketika melihat pertobatan orang Niniwe. Karenanya Ia tidak jadi membinasakan mereka (ayat Yunus+1&tab=notes" ver="">10). Dilibatkannya binatang peliharaan untuk berkabung dan berpuasa mungkin dapat mengindikasikan bahwa orang Niniwe sendiri tidak yakin bahwa Allah akan sudi mengampuni mereka (ayat Yunus+1&tab=notes" ver="">7-8). Itulah sebabnya ada kemungkinan bahwa penyesalan Allah adalah sesuatu yang tidak diduga oleh orang Niniwe. Sepertinya cerita ini banyak berisi hal-hal yang tidak terduga. Di satu sisi Yunus tidak menduga bahwa orang Niniwe akan meresponi pemberitaannya, dan di lain sisi orang Niniwe sendiri tidak menduga bahwa Allah akan merespons perkabungan mereka. Benarlah firman Tuhan yang disampaikan oleh nabi Yesaya: "Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba (Yes. 1:18)." Renungkan: Allah tidak pernah menolak mereka yang menyesali dosanya. Sekalipun kita merasa bahwa kita sudah sangat jauh dari Tuhan, tetapi sesungguhnya Ia tidak pernah berlambat-lambat untuk mendengar seruan umat-Nya. |
(0.47) | (Mat 12:39) | (jerusalem: tanda nabi Yunus) dalam Mat 16:4 Matius tidak menjelaskan manakah tanda itu (seperti dijelaskannya dalam Mat 12:40). Dalam Luk 11:29-30 tanda nabi Yunus itu tidak lain kecuali pemberitaan Yesus: Ini menjadi suatu tanda bagi orang sezamanNya, seperti Yunus menjadi tanda bagi penduduk Niniwe. Pengartian kedua ini memberi latar belakang juga Mat 12:41. Namun pengartian kedua ini agaknya kurang tepat. Sebab pemberitaan Yesus yang sedang terjadi tidak dapat dinubuatkan sebagai kejadian di masa depan dan dalam tradisi Yahudi nabi Yunus terkenal karena secara ajaib diselamatkan dan bukan karena pewartaannya di Niniwe yang tidak begitu menyenangkan orang Yahudi. Walaupun pengartian yang diberikan Mat 12:40 baru kemudian ditambahkan, namun justru penafsiran itulah yang lebih dekat dengan maksud Yesus dari pada penafsiran yang diberikan Lukas. Secara samar-samar Yesus menubuatkan kejayaanNya nanti (kebangkitan). Adapun Markus menghilangkan nabi Yunus, oleh karena berpendapat bahwa tidak dapat dimengerti sidang pembacanya, Mar 8:12+ |
(0.44) | (Yun 1:7) |
(full: MARILAH KITA BUANG UNDI.
) Nas : Yun 1:7 Para pelaut mungkin memasukkan beberapa potongan kayu atau batu yang bertanda ke dalam sebuah wadah lalu salah satu kayu/batu diambil. Allah mengatur undian itu dan Yunus kena sebagai orang yang bersalah. |
(0.44) | (Yun 1:12) |
(full: CAMPAKKANLAH AKU KE DALAM LAUT.
) Nas : Yun 1:12 Kesediaan Yunus untuk mati demi keselamatan para pelaut menunjukkan betapa besar rasa bersalahnya karena tidak menaati Allah dan karena membahayakan jiwa mereka. |
(0.42) | (Yun 2:1) |
(sh: Kasih setia Tuhan (Minggu, 13 Juli 2003)) Kasih setia TuhanBila kita hanya membaca pasal pertama, tentu kita berpikir bahwa kisah Yunus berakhir menyedihkan. Karena menolak kehendak Allah, ia harus menanggung risiko mati. Kita lalu menarik kesimpulan bahwa setiap orang yang berani menentang Tuhan harus siap berhadapan dengan risiko hidup berakhir tragis. Kita memang tidak boleh bermain-main dengan kehendak Allah. Kisah Yunus masih berlanjut karena rencana Allah masih harus dilakukannya. Ia tidak mati sebab Allah mengutus ikan besar untuk menelan Yunus kemudian memuntahkannya ke darat (ayat Yunus+1&tab=notes" ver="">2:10). Di dalam perut ikan itu -- di dalam kondisi yang bila terjadi pada orang lain pasti merupakan pengalaman maut -- lahirlah doa pertobatan dan syukur (ayat Yunus+1&tab=notes" ver="">4-9). Itulah keajaiban kasih setia dan anugerah Allah. Di dalam kedalaman samudera raya dan kegelapan maut dalam perut ikan, hidup dari Allah bekerja. Pengalaman ini juga kelak dipakai oleh Tuhan Yesus untuk secara terbatas melukiskan pengalaman-Nya memasuki dunia maut demi untuk memberi hidup kita manusia-manusia pendosa. Kekuatan hidup dalam kisah Yunus dan dalam kurban Kristus, adalah bukti nyata kasih Allah untuk orang berdosa. Kasih itu masih terus bergulir dalam tindakan-tindakan misioner sepanjang zaman. Renungkan: Kasih Allah yang luar biasa yang kita alami tidak pernah berdiri lepas dari maksud kekal Allah mengasihi dunia ini. Jangan hanya berhenti pada menikmati, teruskan dengan berbagi kasih Allah dengan sesama.
2Raja-raja; 4:8-16; Roma 6:1-11; Matius 10:37-42; Mazmur 89:1-4,15-18 Lagu: Kidung Jemaat 370 |
(0.41) | (Yun 1:2) |
(full: PERGILAH KE NINIWE.
) Nas : Yun 1:2 Yunus dipanggil Allah untuk mengingatkan Niniwe tentang hukuman-Nya atas kota itu karena dosa-dosa mereka. Niniwe adalah ibu kota Asyur, suatu bangsa yang amat fasik, kejam dan dursila (lih. Nah 1:11; 2:12-13; Nah 3:1,4,16,19). Israel membenci orang Asyur dan memandang mereka sebagai ancaman besar. |
(0.38) | (Ob 1:1) |
(full:
) Penulis : Obaja Tema : Hukuman atas Edom Tanggal Penulisan: + 840 SM Latar Belakang Penulis kitab yang pendek ini ialah seorang nabi bernama Obaja; di dalam kitab ini, keturunan dan keterangan lain tentang hidupnya tidak diberikan. Nama "Obaja" cukup umum, dan berarti "hamba Tuhan"; 12 atau 13 orang dalam Alkitab memakai nama ini (mis. 1Raj 18:3-16; 2Taw 17:7; 2Taw 34:12-13). Apakah Obaja yang menulis kitab ini disebut di lain tempat dalam PL tergantung pada tanggal nubuatnya. Karena tidak disebutkan seorang raja, kita tidak mengetahui dengan pasti tanggal penulisan kitab ini. Satu-satunya fakta sejarah yang disinggung dalam teksnya ialah saat orang Edom bersukacita atas suatu penyerbuan Yerusalem, dan bahkan ikut serta dalam menjarahnya (ayat Ob 1:11-14); akan tetapi, tidak jelas penyerbuan mana terhadap Yerusalem yang dimaksudkan Obaja. Ada lima penyerbuan penting sepanjang zaman PL:
Sebagian besar ahli percaya bahwa Obaja bernubuat pada masa (2) atau (5). Kebinasaan Yerusalem oleh Nebukadnezar kelihatannya kurang mungkin dari keduanya karena tidak disebut tentang kebinasaan seluruh Yerusalem atau diangkutnya penduduknya ke dalam pembuangan. Nabi yang lain ketika mengacu kepada kebinasaan Yerusalem selalu memperkenalkan musuh itu sebagai Nebukadnezar dan Babel, bukan hanya "orang-orang luar" dan "orang-orang asing" (ayat Ob 1:11). Demikianlah peristiwa yang mengakibatkan nubuat Obaja sangat mungkin yang kedua di atas, ketika pasukan Filistin dan Arab menjarah Yerusalem. Menjelang terjadinya peristiwa ini, orang Edom (yang dikuasai Yerusalem) telah berhasil membebaskan diri (2Taw 21:8-10). Sukacita mereka atas kejatuhan Yerusalem tidak lama sesudah itu dapat dipahami. Karena masa pemerintahan Yoram adalah 848-841 SM, dan karena penjarahan Yerusalem telah terjadi ketika Obaja menulis, maka 840 SM merupakan tanggal yang mungkin bagi penulisan kitab ini. Sebagian dari latar belakang nubuat ini mengingatkan kembali pada Kej 25:19-34; Kej 27:1--28:9 yaitu persaingan berkepanjangan di antara Esau (bapak orang Edom) dan Yakub (bapak ke-12 suku Israel). Sekalipun kita membaca dalam kitab Kejadian tentang perdamaian kedua saudara ini (Kej 33:1-20), kebencian di antara keturunan mereka sering kali menimbulkan pertempuran sepanjang sejarah alkitabiah (bd. Bil 20:14-21; 1Sam 14:47; 2Sam 8:14; 1Raj 11:14-22). Sesuai dengan sejarah permusuhan mereka, orang Edom bersukacita karena kesulitan Yerusalem. Tujuan Kitab nubuat ini ditulis
Obaja menubuatkan hasil akhir dari tindakan Allah: bagi orang Edom -- kebinasaan; bagi umat Allah Israel -- pembebasan pada hari Tuhan yang akan datang. Survai Kitab Obaja terdiri atas dua bagian utama. Di dalam bagian pertama (ayat Ob 1:1-14), Allah mengungkapkan melalui sang nabi ketidaksenangan-Nya dengan Edom dan menuntut pertanggungjawaban karena dosa-dosa mereka, khususnya dosa kesombongan (karena perlindungan geografis) dan dosa sukacita atas jatuhnya Yehuda. Hukuman Allah yang diramalkan akan mendatangi mereka, dan sang nabi tidak menawarkan harapan untuk penangguhan berdasarkan ajakan untuk bertobat dan berbalik kepada Tuhan; mereka akan dimusnahkan untuk selama-lamanya (ayat Ob 1:10). Bagian kedua (ayat Ob 1:15-21) bernubuat tentang kedatangan hari Tuhan ketika Edom dan semua musuh Allah akan dibinasakan, sedangkan umat Allah diselamatkan dan kerajaan-Nya menang. Ciri-ciri Khas Empat ciri utama menandai nubuat Obaja.
Penggenapan Dalam Perjanjian Baru Walaupun PB tidak secara langsung mengacu kepada Obaja, sengketa di antara Esau dan Yakub yang mendasari kitab ini juga diuraikan dalam PB. Paulus menunjuk kepada persaingan Esau-Yakub dalam Rom 9:10-13, tetapi melanjutkannya dengan mengingatkan kita akan berita pengharapan Allah: semua yang bertobat dari dosa-dosa mereka, Yahudi atau bukan Yahudi, dan berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan (Rom 10:9-13; Rom 15:7-12). |