Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 181 - 200 dari 686 ayat untuk Kisah 1:8* (0.002 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.28) (Kis 5:1) (sh: Hormati Tuhan (Rabu, 18 Juni 2003))
Hormati Tuhan

Kisah Ananias dan Safira merupakan salah satu kisah paling tragis yang dicatat di Alkitab. Tragis karena beberapa penyebab. Pertama, kita menyaksikan amarah dan hukuman Tuhan yang langsung dan seketika dijatuhkan kepada orang berdosa. Tidak kepalang tanggung, Tuhan menetapkan hukuman mati kepada suami-istri ini. Kedua, tragis karena dosa mereka "nampaknya" relatif "kecil" dibanding dengan dosa yang diperbuat oleh anak Tuhan lainnya seperti Daud yang berzinah dan membunuh Uria atau Petrus yang menyangkal Tuhan. Ananias dan Safira "hanya" berbohong. Reaksi sepintas kita adalah hukuman yang diterima Ananias dan Safira tidaklah sebanding dengan dosa mereka. Ketiga, peristiwa ini tragis karena terjadi di tengah-tengah gemuruh hidup berkemenangan yang sedang melanda umat Kristen mula-mula.

Secara kronologis, kisah ini didahului oleh turunnya Roh Kudus, kemudian khotbah Petrus yang diikuti oleh pertobatan 3000 orang (ps. 2); Petrus dan Yohanes menyembuhkan orang lumpuh dan keberanian mereka berbicara di hadapan Mahkamah Agama (ps. 3 dan 4); serta gambaran tentang kehidupan orang Kristen mula-mula yang membagi harta kepunyaannya dengan sesama (ps. 4). Tiba- tiba, di tengah semua luapan karya Tuhan yang menakjubkan itu, kita menyaksikan luapan kemarahan Tuhan yang mematikan. Sungguh mencengangkan dan menakutkan!

Kisah Ananias dan Safira memperlihatkan keseriusan Allah dengan dosa. Tuhan menghendaki agar kita pun bersikap serius -- tidak main-main -- dengan dosa. Jika Ia tampak lunak pada kasus pelanggaran yang lain, itu dikarenakan kasih karunia-Nya yang besar. Seharusnya kita semua mengalami nasib yang sama seperti Ananias dan Safira, sebab "upah dosa ialah maut" (Rm. 6:23).

Renungkan: Jangan mempermainkan Tuhan, kelunakan-Nya bukanlah pertanda kelemahan-Nya.

(0.28) (Kis 13:26) (sh: Kabar baik-buruk (Senin, 16 Mei 2005))
Kabar baik-buruk


Bersaksi dan menginjil itu tidak mudah. Kita harus setia kepada Yesus Kristus dan karya-Nya, juga memelihara kepekaan akan kondisi dan kebutuhan pendengar. Bila kedua hal itu tidak seimbang, kita dapat tergelincir pada kekeliruan. Entah kita akan ngotot menyaksikan hal yang tidak dipahami pendengar, atau kita akan sangat disukai pendengar karena yang kita sampaikan sesuai dengan pemahaman mereka.

Penginjilan ternyata adalah bercerita. Bercerita yang menarik melibatkan imajinasi. Inilah yang dilakukan Paulus saat ia memaparkan kisah hidup, kematian, dan kebangkitan Yesus secara gamblang. Cara Paulus menceritakan kisah Yesus luar biasa sebab menyentuh hati dan ingatan pendengar secara mendalam (ayat 27-34). Bercerita yang menarik tentu juga harus jujur, tanpa tendensi membela atau menghakimi siapa pun. Ini yang dilakukan Paulus waktu ia memaparkan segala penderitaan yang telah Yesus tanggung. Kedua unsur bercerita ini saja belum cukup tanpa diikuti dengan makna cerita itu menurut Allah. Menyampaikan makna kisah Yesus itulah inti berita Injil Paulus (ayat 35,38-39). Itu yang seharusnya menjadi ciri kesaksian kita pada masa kini. Injil adalah tawaran Allah agar manusia bersedia diselamatkan. Di akhir ceritanya, Paulus menantang pendengarnya untuk merespons Injil dengan benar (ayat 40-41).

Kisah Injil adalah cerita tentang kebaikan Allah terhadap manusia itu kabar baik. Namun, jangan abaikan sisi lain, yaitu adanya peringatan bagi pendengar agar tidak mengabaikan kebaikan Allah karena akan berakibat buruk. Itulah sisi buruk yang harus ikut diceritakan saat bersaksi. Karena itu, bersaksi lebih daripada sekadar bercerita. Bersaksi karena kasih kepada Allah dan manusia berarti memperhadapkan orang kepada Allah dan mendesaknya untuk menentukan sikap terhadap Allah dengan segala konsekuensinya.

Renungkan: Pertimbangan maksud Allah dan nasib kekal manusia haruslah mengalahkan segala hal yang merintangi kita untuk bersaksi.

(0.25) (2Raj 2:1) (ende)

Bagian ini memuat beberapa tjeritera mengenai nabi Elisja', jang berasal dari kalangan tjanterik2 nabi2, dan semula bersendiri, kemudian dihimpun dan dimasukkan kedalam kitab Radja2 oleh si Pengarang.

Tjorak tjeritera2 ini populer. Meskipun kisah Elisja' agak serupa dengan kisah Elija, malah peristiwa2 seringkali sedjadjar, namun tokoh ini sangat berbeda dengan Elija. Ia lebih adjaib dan sangat tjampur tangan dalam urusan negara dan ia sangat "patriotik". Tetapi Elisja'djauh dibelakang Elija sebagai tokoh agama. Elisja' mengepalai sematjam tarekat "nabi" atau "tjanterik nabi". Nabi2 itu ialah orang jang membaktikan dirinja sama sekali kepada agamanja, ibadat dan kebaktian Jahwe, hidup ber-kelompok2 dan rupa2nja menjendiri. Sebenarnja mereka kadang2 bertindak sebagai pesuruh Allah, tetapi bukanlah oleh sebab mereka "tjanterik2 nabi". Anugerah itu selalu suatu pilihan pribadi, jang tak dapat disampaikan kepada seorang selain oleh Jahwe sendiri.

(0.25) (Rut 2:12) (full: DI BAWAH SAYAP-NYA ENGKAU DATANG BERLINDUNG. )

Nas : Rut 2:12

Ayat ini adalah ayat kunci kitab ini. Bahkan di tengah-tengah kemurtadan besar sementara masa hakim-hakim, Allah melindungi orang yang mencari Dia dengan kepercayaan sungguh dan iman yang mengabdi (bd. Mazm 17:8; 36:8; 63:8). Kisah Rut merupakan kisah pemeliharaan dan persediaan Allah dalam kehidupan semua orang yang percaya kepada-Nya dan mengikuti jalan-jalan-Nya. Sebagaimana Abraham menanggapi panggilan Allah dengan iman, demikian pula kepercayaan Rut kepada Tuhan membuatnya meninggalkan tanah air dan keluarganya untuk mengikuti maksud penebusan Allah (bd. Kej 12:1-4).

(0.25) (2Raj 5:1) (full: NAAMAN. )

Nas : 2Raj 5:1

Kisah Naaman menunjukkan pemeliharaan Allah (ayat 2Raj 5:1-14), kuasa dan kasih karunia-Nya yang menyelamatkan (ayat 2Raj 5:15-19), dan hukumannya atas dosa (ayat 2Raj 5:20-27). Yang menonjol dalam kisah ini ialah kebenaran bahwa kasih karunia dan keselamatan Allah tidak terbatas pada Israel, tetapi bahwa Ia ingin menunjukkan belas kasihan kepada bangsa bukan Israel dan menuntun mereka untuk mengenal Allah yang esa dan benar (lih. Luk 4:18-19,25-27).

(0.25) (Kej 24:1) (jerusalem) Kisah mengenai pernikahan Ishak dengan Ribka berasal dari tradisi Yahwista. Dalam tradisi itu ceritera ini mengakhiri riwayat Abraham. Kej 24:1-9 mengandalkan bahwa Abraham sedang menghadapi ajalnya, bdk Kej 47:29-31. Kisah asli agaknya berkata juga tentang kematian Abraham. Tetapi dalam sadurannya yang terakhir berita tentang kematian Abraham dihilangkan, supaya Kej 25:1-6 dapat ditambahkan. Selain itu dalam ceritera ini terdapat juga bekas-bekas penyaduran yang lain: Ribka menurut Kej 24:48 adalah anak Nahor, saudara Abraham. Berita ini sesuai dengan Kej 29:5. Tetapi menurut tradisi lain Ribka adalah anak Betuel, Kej 25:20; 28:2,5, bin Nahor, Kej 22:22-23. Atas dasar tradisi itu Betuel disebut dalam Kej 24:15,24,47,50, meskipun sebenarnya Laban bertindak sebagai kepala keluarga. Laban sendiri adalah saudara Ribka, Kej 24:29, dan anak Nahor, Kej 29:5 (Ibrani).
(0.25) (Kej 32:22) (jerusalem) Kisah yang aneh yang pasti berasal dari tradisi Yahwista ini menceritakan tentang Yakub dan Allah yang beradu kekuatan. Pergumulan itu mula-mula tampaknya dimenangkan Yakub. Setelah menyadari bahwa lawannya bukan manusia biasa melainkan tokoh ilahi, maka Yakub menuntut dari padaNya berkat. Kitab suci sendiri di sini mencegah diri dari menyebut nama TUHAN. Lawan Yakub itu juga tidak mau memberitahukan namanya. Pengarang suci memanfaatkan sebuah ceritera kuno guna menerangkan asal-usul nama Pniel yang menurut pengarang berasal dari kata peni'el, artinya: wajah Allah. Melalui kisah ini pengarang mau menjelaskan juga asal-usul nama Israel. Dan dengan demikian pengarang memberi ceriteranya suatu makna keagamaan: Moyang Israel tidak mau melepaskan Allah dan memaksa dari padaNya sebuah berkat yang mewajibkan Allah terhadap semua orang yang setelah Yakub mangkat menyebut dirinya dengan namanya Israel. Dengan demikian peristiwa itu kemudian dapat diartikan sebagai ibarat pergumulan batin dan berhasilnya doa yang dipanjatkan kepada Allah dengan tekun (Hieronimus, Origenes).
(0.25) (Kel 1:1) (jerusalem) Dalam bab 1 ini diceritakan sedikit tentang kehidupan kelompok-kelompok orang Israel di negeri Mesir. Kel 1:1-5 berasal dari tradisi Para Imam, sedangkan Kel 1:6-14 agaknya berasal dari tradisi Yahwista dan Kel 1:15 dst dari tradisi Elohista. Kehidupan kelompok-kelompok itu di negeri Mesir hanya diperhatikan pengarang suci sejauh berhubungan dengan sejarah penyelamatan yang hendak dituliskannya. Oleh karena itu pengarang hanya mencatat bahwa keluarga-keluarga keturunan Yakub makin bertambah besar jumlahnya dan bahwa mereka ditindas di negeri Mesir. Dengan kedua catatannya ini pengarang menyiapkan kisah mengenai keluaran Israel dari Mesir serta kisah mengenai diikatnya perjanjian di gunung Sinai. Di mana tempat kedua peristiwa itu dalam rangka sejarah dunia pada umumnya sudah dibahas dalam pengantar.
(0.25) (Hak 6:11) (jerusalem) Dalam bagian ini diurutkan sebuah kisah tentang panggilan Gideon, Hak 6:11-17 (ceritera ini diteruskan dalam Hak 6:36-40) dan sebuah kisah mengenai dibukanya sebuah tempat kudus, Hak 6:18-24, yang mengingatkan ceritera-ceritera serupa yang tercantum dalam kitab Kejadian; cerita itu berkata tentang suatu penampakan Allah, mengenai sebuah amanat keselamatan dan dimulainya ibadat di tempat itu. Malaikat TUHAN Hak 6:11, disebut TUHAN dalam Hak 6:14,16 dan Hak 6:23. Dalam Hak 6:22 Gideon menyamakan saja Malaikat TUHAN dengan TUHAN sendiri, bdk Kej 16:7+.
(0.25) (1Sam 9:1) (jerusalem) Ceritera ini tidak berhubungan dengan yang sebenarnya. Kisah ini berasal dari Rama dan memberi kesan bahwa Saul diurapi menjadi raja di masa mudanya tetapi pengurapannya dirahasiakan sama seperti halnya dengan Daud, 1Sa 9:16. tetapi seorang raja selalu diurapi justru pada waktu ia mengambil alih kekuasaan. Sudah pasti bahwa Saul diurapi, 1Sa 24:7,11; 26:9; 26:9,11,16,23; 2Sa 1:14-15, dan mungkin sekali ia diurapi oleh Samuel. Tetapi hal-ihwal pengurapannya kita tidak mengetahuinya. Seluruh kisah ini berpusatkan Saul. Samuel tampil di dalamnya bukan sebagai hakim melainkan selaku nabi yang secara kebetulan bertemu dengan Saul. Lembaga kerajaan memang dikehendaki Tuhan. Sebab raja pertama dipilih Tuhan sendiri.
(0.25) (2Raj 19:9) (jerusalem: Tirhaka) Tirhaka adalah seorang Firaun Mesir yang termasuk wangsa kerajaan Mesir yang ke-25. Ia berasal dari Etiopia dan karenanya di sini disebut "raja Etiopia" (Kusy). Ia memerintah pada th 690-664 seb Mas dan lahir pada th 715 atau sebelumnya. Maka dalam th 701 ia belum raja dan belum cukup berumur untuk dapat memimpin tentara. Ada yang mengemukakan hipotesa sbb: Kisah Suci menderetkan dan menggabungkan dua kisah mengenai dua penyerbuan yang dilancarkan raja Sanherib. Yang satu terjadi pada th 701 dan kisahnya tercantum dalam "Tawarikh Sanherib". Penyerbuan kedua terjadi dalam th 689-688. Tidak ada satu dokumen Asyurpun yang berceritera tentang penyerbuan kedua itu. Kalau orang hanya mau menerima adanya satu penyerbuan saja, yaitu pada th 701, maka disebutkannya Tirhaka dalam Kitab Suci mesti dianggap kekeliruan. Penulis keliru oleh karena Tirhaka terkenal sebagai penyerbu dan perebut yang unggul.
(0.25) (2Taw 32:1) (jerusalem: Setelah peristiwa.... itu) Catatan pendek dalam 2Raja-raja mengenai pembaharuan yang diadakan oleh Hizkia diperkembangkan oleh si Muwarikh menjadi sebuah kisah panjang dan terperinci, sebaliknya, kisah 2Raja-raja mengenai peristiwa-peristiwa lain yang terjadi di masa pemerintahan Hizkia, oleh si Muwarikh sangat dipersingkat (bab 32). Namun ia masih sempat menambah sebuah catatan mengenai persiapan militer yang diadakan Hizkia menjelang serangan dari pihak raja Sanherib, 2Ta 32:3 dst. Si Muwarikh meluhurkan Hizkia sebagai seorang raja berani dan tekad, yang memberi hati kepada rakyatnya dengan mengajak supaya mereka mengandalkan Tuhan, 2Ta 32:7-8. Cara bicara Hizkia itu mengingatkan cara bicara nabi Yesaya dalam kitab Raja-raja.
(0.25) (Bil 22:2) (ende)

Kisah jang pandjang ini sebenarnja terdiri atas dua tradisi jang bertjampur, jakni tradisi J dan tradisi E. Kadang-kadang kedua tradisi itu masih dapat dipisahkan, tetapi kadang-kadang sama sekali lebur mendjadi satu. Tjampuran tsb. mengakibatkan tjerita tidak selalu melantjar. Tjerita ini bersifat hikajat rakjat, berisi kebenaran dan dongengan bertjampur-baur sedemikian rupa, sehingga sukar dapat dikatakan dimana sedjarah berbitjara, dimana chajal angkat bitjara.

(0.25) (Hak 9:1) (ende)

Tjeritera jang pandjang ini menentang pemerintahan jang berbentuk keradjaan. Itu membawa keruntuhan baik untuk si radja maupun untuk orang2 jang melantik radja itu (Hak 9:15). Kisah ini kuno sekali dan menjatakan pula bagaimana Israil bersahabat dengan penduduk Sikem jang bukan orang2 Israil. Gide'on sudah sedikit banjak berkuasa di Sikem (Hak 9:17-18). Radja Abimelek merebut sendiri martabatnja dan dengan itu dihadapkan dengan para hakim dipanggil Jahwe.

(0.25) (1Taw 8:1) (ende)

Disini disadjikan sekali lagi suku Binjamin (dan tempat tinggalnja), oleh sebab si penjusun mau membitjarakan Jerusjalem, jang dianggap sebagai kota suku Binjamin, dan lagi pula oleh sebab Sjaul, pendahulu Dawud, termasuk kedalam suku ini. Demikianlah si penjusun sampai kepangkalan untuk kisahnja, jakni kisah mengenai pahlawannja jang paling besar ialah Dawud. Dalam daftar ini banjak hubungan antara suku (djuga suku2 asing) digambarkan dengan istilah keturunan dan kekerabatan.

(0.25) (Kej 30:18) (full: ALLAH TELAH MEMBERI UPAHKU. )

Nas : Kej 30:18

Pernyataan Lea bahwa Allah telah memberinya upah karena telah memberikan budaknya kepada Yakub mencerminkan perasaannya sendiri dan bukan sikap Allah. Kisah ini hanya menyampaikan perkataan oleh Lea. Allah membiarkan situasi ini untuk sesaat dan bekerja melalui pernikahan Yakub

(lihat cat. --> Kej 29:28).

[atau ref. Kej 29:28]

(0.25) (Ezr 4:23) (full: DENGAN KEKERASAN MEREKA MEMAKSA ... MENGHENTIKAN PEKERJAAN. )

Nas : Ezr 4:23

Neh 1:3 memberikan keterangan lebih terinci tentang apa yang dilakukan musuh orang Yahudi untuk menghalangi pembangunan kembali tembok kota. Ayat ini mengakhiri kisah penganiayaan oleh orang Samaria

(lihat cat. --> Ezr 4:5).

[atau ref. Ezr 4:5]

(0.25) (Mrk 4:2) (full: PERUMPAMAAN. )

Nas : Mr 4:2

Yesus sering kali mengajar dengan memakai perumpamaan. Sebuah perumpamaan ialah suatu kisah sederhana dari kehidupan sehari-hari yang menyatakan kebenaran tentang Kerajaan Allah bagi orang yang hatinya sudah siap untuk mendengar dan menyembunyikan kebenaran itu bagi mereka yang hatinya tidak siap (bd. Yes 6:9-10;

lihat cat. --> Mat 13:3).

[atau ref. Mat 13:3]

(0.25) (Kej 2:18) (jerusalem: penolong baginya) Kisah mengenai diciptakannya perempuan, Kej 2:18-24, agaknya berasal dari sebuah tradisi tersendiri. Dalam Kej 2:16 manusia ialah laki-laki dan perempuan, dan demikianpun halnya dalam Kej 3:24 dan Kej 5:1-3 yang melanjutkan Kej 2:17. Maka dapat disimpulkan bahwa Allah memberikan perintahNya kepada laki-laki maupun kepada perempuan.
(0.25) (Kej 27:1) (jerusalem) Kisah yang berasal dari tradisi Yahwista ini memuji kelicikan Yakub. Tetapi dalam sadurannya yang terakhir ceritera ini secara halus mengurangi pujian itu dan berbalik mencela perbuatan licik Ribka dan menaruh kasihan kepada Esau. Penipuan yang dalam rangka akhlak yang masih kurang maju diceritakan itu secara rahasia diabdikan kepada rencana Allah yang dengan bebas memilih Yakub dan mengutamakan dari Esau, Kej 25:23; bdk Mal 1:2 dst; Rom 9:13.


TIP #35: Beritahu teman untuk menjadi rekan pelayanan dengan gunakan Alkitab SABDA™ di situs Anda. [SEMUA]
dibuat dalam 0.10 detik
dipersembahkan oleh YLSA