Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 20 dari 127 ayat untuk Hal itu AND book:47 (0.001 detik)
Pindah ke halaman: 1 2 3 4 5 6 7 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (2Kor 10:7) (ende: Kenjataan)

jaitu bahwa Kristus mendjalankan kuasaNja dalam dan dengan perantaraan Paulus. Kristus telah membuktikan itu dengan tanda-tanda. Umat harus insjaf akan hal itu.

(0.98) (2Kor 5:9) (ende)

Hal mati atau tidak mati tidak penting. Penting sadja memenuhi kehendak Allah. Itu sadja jang mendjadi ukuran kemuliaan pada pengadilan terachir.

(0.97) (2Kor 11:12) (ende)

Maksud kalimat ini agaknja seperti berikut. Para penentang dalam lubuk hatinja merasa kalah dengan keluhuran (kemegahan) Paulus dalam tidak menuntut bajaran itu, dan sebab itu ingin supaja ia mendjadi seperti mereka dalam hal menuntut sumbangan itu sebagai tanda keunggulan jang mereka banggakan.

(0.96) (2Kor 3:13) (ende)

Tentang hal berselubungnja wadjah Moses dapat kita batja dalam Exod. (II Mos) Kel 34:29-35. Paulus menafsirkan kedjadian itu sangat bebas sebagai suatu pelambang, bahwa hukum taurat tidak sederadjat dengan Indjil. Ia menerangkan bahwa Moses menutup wadjahnja jang bertjahaja itu, supaja orang-orang Israel djangan melihat bahwa tjahaja itu sedang susut dan akan hilang. Tjahaja ditafsirkan Paulus pula sebagai kemuliaan hukum taurat, dan penjelubungan itu sebagai tanda bahwa Moses tidak berani menjatakan segala rahasia hukum itu kepada rakjat, chususnja bahwa hukum itu tidak mutlak, hanja untuk sementara dan akan diganti dengan suatu hukum jang sempurna, djadi Moses sebenarnja menjelubungi hukum taurat.

(0.96) (2Kor 1:23) (ende)

Dengan sumpah rangkap Paulus menekankan, bahwa hanja kepentingan-kepentingan umat jang mendjadi alasan untuk menunda perkundjungannja. Hal itu didjelaskan lebih landjut dalam 2Ko 2:1-4 nanti.

(0.96) (2Kor 11:1) (ende: Kebodohan)

Istilah asli mendekati arti "kegila-gilaan". Maksudnja disini ialah: pembelaan diri dengan menondjolkan keutamaan dan keunggulan dirinja sendiri. Paulus merasa segan dan malu berbuat demikian, tetapi ia terpaksa meniru dalam hal itu para penentang untuk menginsjafkan umat.

(0.95) (2Kor 13:7) (jerusalem: tahan-uji) Percobaan yang akan menguji itu ialah kelakuan Paulus dan orang-orang Korintus nanti waktu Paulus mengunjungi jemaat itu, 2Ko 13:1. Paulus akan membuktikan bahwa Kristus bertindak melalui dirinya, 2Ko 13:3 dst. Percobaan itu akan merugikan jemaat, 2Ko 13:6, jikalau mereka tidak bertobat. Dengan tindakannya Paulus akan menang, 2Ko 13:7. Tetapi seandainya orang-orang Korintus bertobat maka Paulus nampak lemah, sedangkan mereka kuat, 2Ko 13:9. Paulus nampaknya mengalah dalam percobaan itu, 2Ko 13:7. Sebab orang memang dapat berkata bahwa ancaman-ancamannya hanya kata-kata melulu, bdk 2Ko 10:9, dst. Tetapi "kekalahan" semacam itu diterima Paulus dengan senang hati. Sebab hal itu sebenarnya merendahkan Paulus, tetapi memuliakan orang-orang beriman yang dikasihi itu.
(0.94) (2Kor 2:14) (ende: Dalam kemenanganNja)

Allah (sekedar) telah menang di Korintus dengan perantaraan surat Paulus, atau dengan perkataan lain: Paulus turut menang bersama dengan Allah. Itu beralasan berita Titus, bahwa surat Paulus jang keras telah berhasil. Tentang hal ini kita batja dalam 2Ko 7:5-9.

(0.94) (2Kor 9:2) (ende)

Paulus pernah memudji umat Korintus didepan orang Masedonia, bagaimana mereka dengan gembira menjambut usul dan adjakan Paulus dan segera mulai melaksanakannja. Tetapi oleh Titus rupanja diberitakan, bahwa kegiatan mereka sudah sangat kendur atau mati. Hal itu mendjadi alasan bagi Paulus mempertjontohkan umat Masedonia kepada umat Korintus, jaitu dalam surat ini 2Ko 8:1-5.

(0.94) (2Kor 11:4) (full: MEMBERITAKAN ... INJIL YANG LAIN. )

Nas : 2Kor 11:4

Pengajar-pengajar sesat mungkin mengatakan bahwa penyataan alkitabiah itu benar, tetapi pada saat yang sama mereka juga mengatakan bahwa mereka memiliki penyataan dan pengetahuan tambahan di luar yang alkitabiah yang setara dengan kekuasaan Alkitab dan absah bagi jemaat secara keseluruhan. Pengajaran palsu semacam itu biasanya mendatangkan suatu sinkretisme antara iman Kristen dengan agama-agama atau filsafat-filsafat lain. Hal ini akan mengakibatkan kesalahan berikut:

  1. 1) Penyataan yang dinyatakan sebagai sesuatu yang baru itu disejajarkan dengan kekuasaan penyataan alkitabiah yang asli dari rasul-rasul dalam Kristus.
  2. 2) Alkitab menjadi kurang penting dan Kristus menjadi urutan kedua setelah "orang kudus" atau pendiri suatu gerakan atau gereja tertentu.
  3. 3) Pengajar palsu itu menyatakan bahwa mereka memiliki pengertian yang lebih dalam atau eksklusif mengenai apa yang disebut sebagai "penyataan tersembunyi" dalam Alkitab.
(0.93) (2Kor 8:2) (full: KAYA DALAM KEMURAHAN. )

Nas : 2Kor 8:2

Dua pasal ini menyingkapkan prinsip-prinsip dan janji-janji penting yang menyangkut pemberian orang Kristen:

  1. 1) Kita ini milik Allah; apa yang kita punyai dipegang sebagai sesuatu yang dipercayakan Tuhan kepada kita (ayat 2Kor 8:5).
  2. 2) Kita harus membuat keputusan yang mendasar dalam hati kita untuk hidup bagi Allah dan bukan untuk uang (ayat 2Kor 8:5; Mat 6:24).
  3. 3) Kita memberi untuk menolong mereka yang membutuhkan bantuan (ayat 2Kor 8:14; 9:12; Ams 19:17; Gal 2:10;

    lihat art. PEMELIHARAAN ORANG MISKIN DAN MELARAT),

    meluaskan Kerajaan Allah (1Kor 9:14; Fili 4:15-18), menyimpan harta di sorga (Mat 6:20; Luk 6:32-35) dan belajar takut akan Tuhan (Ul 14:22-23).
  4. 4) Hal memberi itu harus menurut pendapatan kita (ayat 2Kor 8:3,12; 1Kor 16:2).
  5. 5) Hal memberi itu dipandang sebagai suatu bukti dari kasih kita (ayat 2Kor 8:24) dan harus dilakukan sebagai pengorbanan (ayat 2Kor 8:3) dan dengan sukarela (2Kor 9:7).
  6. 6) Dengan memberi kepada Allah, kita tidak saja menaburkan uang, melainkan juga iman, waktu, dan pelayanan. Dengan demikian kita akan menuai iman dan berkat yang lebih besar (ayat 2Kor 8:5; 9:6,10-12).
  7. 7) Ketika Allah menyediakan kelimpahan, itu adalah supaya kita dapat melipatgandakan perbuatan baik kita (2Kor 9:8; Ef 4:28).
  8. 8) Hal memberi meningkatkan penyerahan kita kepada Allah (Mat 6:21) dan mengaktifkan pekerjaan Allah dalam keadaan keuangan kita (Luk 6:38). Untuk lebih banyak keterangan mengenai pokok ini,

    lihat art. PERSEPULUHAN DAN PERSEMBAHAN.

(0.93) (2Kor 3:7) (sh: Taurat dan Injil. (Minggu, 06 September 1998))
Taurat dan Injil.

Hukum Taurat ditulis untuk menyadarkan orang akan dosa. Hukum itu tidak menyelamatkan sebab tak seorang pun yang memiliki hati yang murni tanpa cela dan yang mampu memenuhi secara sempurna tuntutan Taurat. Walaupun tak menyelamatkan, kemuliaan Allah tampak ketika Allah memberikan hukum itu melalui Musa (ayat Hal+itu+AND+book%3A47&tab=notes" ver="">7). Itu menunjukkan bahwa hukum Taurat adalah sabda Allah sendiri yang menyatakan sifat dan kehendak-Nya. Berita Injil lebih mulia daripada Taurat. Injil terjadi karena Kristus dalam kasih-Nya telah datang untuk menyelamatkan. Bila kemuliaan Taurat membuat orang tidak tahan di hadapan Allah, Injil justru membuat orang masuk dalam persekutuan dengan Allah (ayat Hal+itu+AND+book%3A47&tab=notes" ver="">9). Bila kemuliaan Taurat bersifat sementara, Injil bersifat kekal (ayat Hal+itu+AND+book%3A47&tab=notes" ver="">11).

Yang dapat membuka selubung. Orang Yahudi berpegang pada prinsip usaha menaati Taurat. Menurut Paulus, hati mereka masih terselubung seperti muka Musa yang baru turun dari Sinai (Kel. 34:33). Sebenarnya Kristus telah membuka selubung Taurat melalui kematian dan kebangkitan-Nya. Tetapi dalam pengalaman nyata dalam pelayanan, kita jumpai orang-orang yang tidak mengalami dampak Injil itu. Mengapa demikian? Karena berita keselamatan itu hanya dapat dimengerti dan bermanfaat bagi pembaca dan pendengarnya, bila mereka menyerah untuk dipimpin oleh Roh Kudus (ayat Hal+itu+AND+book%3A47&tab=notes" ver="">14-16). Hal yang rohani hanya dapat dipahami dan dialami bila orang memohon pertolongan Roh Allah. Apakah tiap kali Anda melayani Anda berdoa agar Roh menyingkapkan hati orang yang Anda layani? Apakah Anda mengingatkan mereka akan tanggungjawab mereka meresponi?

Renungkan: Daya yang besar untuk melayani Tuhan dengan benar lahir dari pengenalan yang jernih akan kemuliaan Injil dan dari persekutuan yang hidup dengan Kristus oleh Roh Kudus.

Doa: Kami berdoa bagi mereka yang hatinya masih terselubung terhadap berita keselamatan itu.

(0.93) (2Kor 10:4) (full: SENJATA KAMI DALAM PERJUANGAN. )

Nas : 2Kor 10:4

Peperangan kita ialah melawan kuasa rohani yang jahat (Ef 6:12). Oleh sebab itu, senjata duniawi seperti kecerdikan, bakat, kekayaan, ketrampilan berorganisasi, kefasihan bicara, propaganda, kharisma, dan kepribadian manusiawi tidaklah memadai untuk meruntuhkan benteng Iblis. Senjata satu-satunya yang memadai untuk membinasakan kubu-kubu Iblis, ketidakbenaran dan pengajaran yang palsu itu ialah senjata yang dikaruniakan Allah.

  1. 1) Senjata ini sangat ampuh oleh karena bersifat rohani dan berasal dari Allah. Di bagian lain, Paulus mencatat beberapa senjata ini: penyerahan kepada kebenaran, hidup yang benar, pemberitaan Injil, iman, kasih, pengharapan keselamatan, Firman Allah, dan doa yang tak berkeputusan (Ef 6:11-19; 1Tes 5:8). Dengan menggunakan berbagai senjata ini untuk melawan musuh, maka jemaat akan menang. Kehadiran dan kerajaan Allah akan dinyatakan dalam kuasanya untuk menyelamatkan orang berdosa, mengusir setan-setan, menguduskan orang percaya, membaptis dengan Roh Kudus dan menyembuhkan orang sakit

    (lihat art. TANDA-TANDA ORANG PERCAYA).

  2. 2) Gereja masa kini sering dicobai untuk menghadapi tantangan dunia dengan senjata duniawi, yaitu melalui hikmat manusia, filsafat, psikologi, hal-hal yang memikat, pertunjukan hiburan di gereja, dsb. Hal-hal ini sering berfungsi sebagai pengganti bagi kebiasaan pokok PB seperti doa yang bersemangat, pengabdian yang tak berkompromi kepada Firman Allah, dan pemberitaan Injil dalam kuasa. Senjata duniawi tidak dapat menghasilkan suatu kebangunan rohani Roh Kudus, karena senjata demikian tidak mungkin dapat membinasakan benteng-benteng dosa, melepaskan kita dari kuasa Iblis atau meruntuhkan nafsu jahat yang sedang merajalela dalam dunia sekarang. Jikalau kita memakai senjata duniawi, maka kita hanya akan menjadikan gereja duniawi dan memisahkannya dari senjata iman, kebenaran dan kuasa Roh. Menyedihkan sekali, sebab gereja sendiri kemudian akan dikalahkan oleh kuasa kegelapan dan keluarga-keluarga dalam jemaat akan diruntuhkan dan ditawan oleh kuasa-kuasa dunia.
(0.93) (2Kor 5:11) (sh: Motivasi dalam melayani. (Kamis, 10 September 1998))
Motivasi dalam melayani.

Motivasi orang dalam berbuat sesuatu dapat bermacam-macam. Ada yang ingin dipuji, mendapat keuntungan materil, mendapat kedudukan dan lain-lain. Motivasi Paulus melayani jelas: ia takut akan Tuhan dan kasih Kristus yang menguasainya (ayat Hal+itu+AND+book%3A47&tab=notes" ver="">11, 14). Perbuatan-perbuatannya bukan untuk memuji diri melainkan agar jemaat mendapat bahan dalam menjawab guru-guru palsu yang memegahkan diri (ayat Hal+itu+AND+book%3A47&tab=notes" ver="">12). Paulus tetap termotivasi melayani dengan membuang kepentingan diri sendiri, dan bercermin kepada Kristus (ayat Hal+itu+AND+book%3A47&tab=notes" ver="">15). Motivasi seperti itulah yang seharusnya berkobar di dalam dada setiap orang percaya!

Pelayanan itu apa? Pelayanan pekabaran Injil bukan sekadar menambah jumlah orang percaya atau mengajak orang mengganti imannya. Ada hal lain yang lebih penting disebutkan di sini, yakni mendamaikan setiap orang yang mendengar Injil itu dengan Kristus (ayat Hal+itu+AND+book%3A47&tab=notes" ver="">18). Untuk itu orang harus berbalik dari hidup lama dalam dosa dan masuk ke dalam hidup baru dalam Kristus (ayat Hal+itu+AND+book%3A47&tab=notes" ver="">17). Korban yang diberikan Kristus untuk pendamaian itu amat mahal (ayat Hal+itu+AND+book%3A47&tab=notes" ver="">21). Tahukah Anda bahwa begitu banyak orang hidup tanpa damai, karena tak mengenal pendamaian dengan Allah oleh Kristus?

Doa: Selidiki dan singkirkan motivasi pelayanan kami yang salah, Tuhan.

(0.92) (2Kor 7:2) (sh: Allah menyebabkan dukacita? (Minggu, 13 September 1998))
Allah menyebabkan dukacita?

Dukacita, dari Allah atau dari dunia? Mungkin kita bertanya bukankah Allah itu sumber keselamatan? Bukankah keselamatan itu berarti sukacita dan damai sejahtera? Bagaimana mungkin Allah menyebabkan dukacita? Hari ini Alkitab mengajak kita memahamai tempat dukacita dalam kehidupan umat yang ditegur keras oleh hamba Allah. Kalau Paulus menegur mereka dengan keras dalam suratnya pertama tentang berbagai hal yang tidak beres, bukan berarti Paulus mengecilkan mereka. Sebaliknya Paulus tetap bangga akan jemaat satu ini yang jelas adalah hasil pelayanannya juga (ayat Hal+itu+AND+book%3A47&tab=notes" ver="">2-4). Sebagai hamba Tuhan sejati, Paulus tak pernah akan melupakan berbagai dukungan yang telah diperlihatkan jemaat ini dalam keterlibatan mereka mendukung pelayanan Paulus (ayat Hal+itu+AND+book%3A47&tab=notes" ver="">5-7). Justru karena kasih dan merasa diri akrab itulah Paulus rela menimbulkan kepedihan dan dukacita dalam jemaat itu.

Suka mendukakan orang? Paulus tidak sadis, ketika ia bersuka bahwa jemaat Korintus itu mengalami dukacita yang dalam. Paulus bisa diumpamakan seorang ayah yang bersuka melihat teguran atau hajarannya atas kenakalan anaknya menghasilkan penyesalan yang tulus. Anugerah Tuhan tidak boleh diperlakukan secara obralan. Pengampunan Tuhan bagaikan kesembuhan yang hanya terjadi bila orang melalui proses pengobatan yang pedih, sakit, pahit.

Dalam pelayanan kita ingin segera melihat orang menyambut janji-janji Allah dengan sukacita. Itu tidak benar. Sukacita sejati karena mengalami pengampunan dan pemulihan dari Allah hanya diterima oleh mereka yang mengalami berbagai aspek pertobatan seperti: kesungguhan yang besar, keinginan berubah, kemarahan terhadap dosa, takut akan Allah, semangat yang benar, mengakui dosa sebagaimana adanya (ayat Hal+itu+AND+book%3A47&tab=notes" ver="">11).

Renungkan: Kasih sejati tidak lembek, membiarkan orang dalam dosa melainkan tegas menegur, menasihati, menyatakan kesalahan, membimbing dengan kuasa ilahi.

(0.92) (2Kor 10:5) (full: MENAWAN SEGALA PIKIRAN. )

Nas : 2Kor 10:5

Peperangan orang Kristen meliputi tindakan menyesuaikan segala pikiran kita dengan kehendak Kristus; kegagalan untuk melakukan hal itu akan menyebabkan kebejatan dan kematian rohani (Rom 6:16,23; 8:13). Pakailah empat langkah berikut ini untuk menaklukkan pikiran saudara kepada ketuhanan Kristus.

  1. 1) Sadarlah bahwa Allah mengetahui setiap pikiran dan tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi dari hadapan-Nya (Mazm 94:11; 139:2,4,23-24). Kita harus memberi pertanggungjawaban kepada Allah bagi pikiran, perkataan, dan perbuatan kita (2Kor 5:10; Pengkh 12:14; Mat 12:35-37; Rom 14:12).
  2. 2) Sadarlah bahwa pikiran kita merupakan medan pertempuran. Beberapa buah pikiran berasal dari kita sendiri, sedangkan lainnya datang secara langsung dari musuh kita. Menawan setiap pikiran menuntut peperangan melawan baik tabiat berdosa kita maupun kuasa roh-roh jahat (Ef 6:12-13; bd. Mat 4:3-11). Tolaklah dan lawanlah dengan gigih pikiran yang jahat dan yang tidak rohani dalam nama Tuhan Yesus Kristus (Fili 4:8). Ingatlah bahwa sebagai orang percaya, kita mengalahkan musuh kita oleh darah Anak Domba, oleh perkataan kesaksian kita, dan dengan terus-menerus mengatakan "Tidak!" kepada Iblis, pencobaan, dan dosa (Tit 2:11-12; Yak 4:7; Wahy 12:11; bd. Mat 4:3-11).
  3. 3) Bersikaplah tegas dalam memusatkan pikiran pada Kristus dan perkara sorgawi lebih daripada perkara duniawi (Fili 3:19; Kol 3:2), sebab pikiran yang dikendalikan oleh Roh itu adalah hidup dan damai sejahtera (Rom 8:6-7). Penuhilah pikiranmu dengan Firman Allah (Mazm 1:1-3; Mazm 19:8-15; 119:1-176) dan dengan perkara yang mulia, yang baik dan yang patut dipuji (Fili 4:8).
  4. 4) Berhati-hatilah selalu akan apa yang dilihat oleh matamu dan apa yang didengar oleh telingamu. Tolaklah dengan tegas untuk mengizinkan
    1. (a) matamu menjadi alat penyalur hawa nafsu (Ayub 31:1; 1Yoh 2:16), atau untuk
    2. (b) meletakkan hal-hal yang tidak patut dan jahat di depan matamu, baik itu berbentuk buku, majalah, gambar, siaran televisi, atau dalam kehidupan sehari-hari (Mazm 101:3; Yes 33:14-15; Rom 13:14).
(0.92) (2Kor 3:1) (jerusalem: surat pujian) Orang menegur Paulus oleh karena memuji dirinya sendiri, bdk 2Ko 5:12, pada hal pemberita-pemberita Injil lain membawa surat pujian dari jemaat-jemaat lain, bdk Kis 18:27. Paulus menjawab: hasil karya kerasulan, yaitu jemaat-jemaat yang didirikannya dan yang merupakan hasil karya Roh Kudus, menjadi surat pujiannya. Karena itu surat-surat pujian lain tidak perlu lagi, sama seperti perjanjian baru, yaitu perjanjian dalam Roh Kudus, sudah membuat perjanjian lama tidak berguna lagi (2Ko 3:4-17). Apa yang dikatakan Paulus di sini bukan hanya permainan kata saja, terutama jika para lawannya di Korintus adalah orang Kristen keturunan Yahudi yang membanggakan hukum Taurat.
(0.92) (2Kor 4:1) (sh: Menyampaikan firman secara murni. (Senin, 07 September 1998))
Menyampaikan firman secara murni.

Kerap kali hal itu amat sulit dilaksanakan. Kita sering merasakan adanya kesenjangan antara si pembawa firman dengan dunia. Ada yang membawakan firman dari bagian yang telah dipilihnya, agar menyenangkan pendengarnya. Bagian yang menyorot dosa, misalnya, disampaikan secara samar-samar. Rasul Paulus tidak mau berbuat demikian (ayat Hal+itu+AND+book%3A47&tab=notes" ver="">2), sebab ia telah merasakan kemurahan Allah untuk dirinya dan dilayakkan untuk melayani (ayat Hal+itu+AND+book%3A47&tab=notes" ver="">1). Karena ia sangat bergantung pada kemurahan Allah (ayat Hal+itu+AND+book%3A47&tab=notes" ver="">1), menolak motivasi dan perilaku tidak murni (ayat Hal+itu+AND+book%3A47&tab=notes" ver="">2), dan jernih menyampaikan firman (ayat Hal+itu+AND+book%3A47&tab=notes" ver="">3), maka ia memiliki keberanian nurani.

Mengapa terjadi pengerasan hati? Injil keselamatan yang disampaikan Paulus ternyata tidak selalu mendapat sambutan, karena hati sebagian pendengarnya dibekukan oleh ilah zaman (ayat Hal+itu+AND+book%3A47&tab=notes" ver="">4 = Iblis). Cengkeraman Iblis makin kuat dan dalam, sebab orang itu tak mau percaya pada Injil. Dalam zaman kemajuan ini banyak hati yang dibekukan oleh kesenangan dunia, kekayaan, persaingan bisnis, kekuasaan dan lain-lain. Hanya terang Kristuslah yang mampu menembus hati yang demikian sampai relung terdalam.

Renungkan: Manusia buta dan terpuruk, duduk dalam gelap dan tak mampu melihat cahaya surga kecuali anugerah dengan keadilan datang menjadi penolongnya (Bonaventura).

Doakan: Tuhan bukakanlah bagi yang telah beku hati terhadap Firman.

(0.91) (2Kor 7:1) (full: KARENA KITA SEKARANG MEMILIKI JANJI-JANJI ITU. )

Nas : 2Kor 7:1

Paulus dengan terang menjelaskan bahwa orang tidak dapat menerima janji-janji karunia Allah yang terdaftar dalam 2Kor 6:16-18 tanpa memiliki kehidupan yang terpisah dan kudus

(lihat art. PEMISAHAN ROHANI ORANG PERCAYA).

Hal ini menerangkan mengapa ada orang yang telah kehilangan sukacita Kristennya (Yoh 15:11), perlindungan ilahi (Yoh 17:12,14-15), jawaban doa (Yoh 15:7,16) dan rasa kehadiran Allah sebagai Bapa (Yoh 14:21,23). Berkompromi dengan dunia berarti kehilangan kehadiran dan janji Allah.

(0.91) (2Kor 6:11) (sh: Membuka hati. (Sabtu, 12 September 1998))
Membuka hati.

Hubungan baik dapat berubah menjadi permusuhan oleh salah paham atau kurang pengertian. Rasul Paulus mengalami ini. Jemaat Korintus ragu tentang kemurnian hati Paulus dalam Pekabaran Injil. Kecurigaan itu tercampur oleh kecenderungan jemaat menilai hamba Tuhan menurut penilaian duniawi (bdk. I Kor. 3). Rupa-rupanya ada sekelompok pengajar yang menjelek-jelekkan Paulus. Untuk mengatasi hal ini, Rasul Paulus mengajak jemaat membuka diri (ayat Hal+itu+AND+book%3A47&tab=notes" ver="">11-12). Sikap terbuka sangat diperlukan untuk mencegah salah paham, untuk menyatukan pandangan, sehingga kehidupan pelayanan dan kesaksian iman kita dapat berjalan dengan baik.

Hidup dalam kekudusan. Hidup kudus berarti hidup yang dikhususkan bagi Tuhan. Tujuan utama penyelamatan ialah agar orang dilepaskan dari dosa, dikeluarkan dari jalan-jalan hidup yang salah, dikhususkan dan dikuduskan bagi Tuhan saja. Dengan meninggalkan jalan hidup duniawi yang berontak melawan Allah, kita ada dalam posisi anak-anak Allah (ayat Hal+itu+AND+book%3A47&tab=notes" ver="">17-18). Dengan demikian, kita dimungkinkan memikul tanggungjawab dan peran yang besar bagi dunia, dan membuat dunia ini membuka hati kepada Allah dengan janji keselamatan-Nya.

Doa: Kiranya hati kami tertuju ke dunia bukan untuk berzinah rohani tetapi untuk mengasihi dengan kasih ilahiMu.



TIP #32: Gunakan Pencarian Khusus untuk melakukan pencarian Teks Alkitab, Tafsiran/Catatan, Studi Kamus, Ilustrasi, Artikel, Ref. Silang, Leksikon, Pertanyaan-Pertanyaan, Gambar, Himne, Topikal. Anda juga dapat mencari bahan-bahan yang berkaitan dengan ayat-ayat yang anda inginkan melalui pencarian Referensi Ayat. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA