Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 20 dari 81 ayat untuk Demikian juga AND book:[1 TO 39] AND book:5 (0.002 detik)
Pindah ke halaman: 1 2 3 4 5 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Ul 19:11) (jerusalem: membenci sesamanya) Dengan demikian maksud hati orang dimasukkan ke dalam hukum pidana, bdk juga Bil 35:20-23.
(0.91) (Ul 29:14) (jerusalem: aku mengikat perjanjian) Lebih jelas dari pada dalam nas-nas lain Musa tampil di sini sebagai perantara perjanjian. Rumus inti perjanjian itu tercantum dalam Ula 29:13; bdk Ula 26:16+, Ula 29:14-15 memperluas ikatan perjanjian begitu rupa sehingga juga mengenai mereka yang tidak hadir. Dengan demikian perjanjian itu diberi nilai tetap.
(0.89) (Ul 1:35) (full: TIDAK SEORANG PUN ... AKAN MELIHAT NEGERI YANG BAIK. )

Nas : Ul 1:35

Semua orang Israel yang tidak bersedia memasuki tanah yang dijanjikan

(lihat cat. --> Ul 1:26 sebelumnya)

[atau ref. Ul 1:26]

dengan demikian tidak diizinkan memasukinya. Ketidaktaatan sering kali menyedihkan karena mungkin mengakibatkan kehilangan kesempatan yang tidak dapat diubah dan juga hukuman ilahi.

(0.88) (Ul 9:5) (full: BUKAN KARENA ... KEBENARAN HATIMU. )

Nas : Ul 9:5

Israel memiliki tanah Kanaan bukan sebagai pahala atas kesetiaan mereka pada masa lalu. Sebaliknya, tanah itu menjadi milik mereka karena karunia Allah yang berlandaskan kasih dan kemurahan-Nya. Sekalipun demikian, Musa mengingatkan umat itu bahwa kesinambungan pemilikan tanah itu tergantung kepada ketekunan mereka dalam iman dan ketaatan kepada Allah; jikalau bangsa Israel hidup fasik seperti orang Kanaan, maka mereka juga akan diusir dari tanah (Ul 30:15-20). Dengan kata lain, kasih dan kemurahan Allah dalam mengaruniakan tanah itu bukan tanpa syarat; jikalau mereka meninggalkan Tuhan dan melupakan firman-Nya, mereka pasti akan binasa juga (Ul 8:11,14,19-20; bd. Ul 11:22-28).

(0.88) (Ul 15:1) (sh: Pembebasan (Minggu, 18 Mei 2003))
Pembebasan

Pada Tahun Sabat berbagai tindakan pembebasan harus umat lakukan. Pertama, penghapusan utang. Kedua, pembebasan para budak. Dengan bertindak demikian, umat turut serta di dalam mewujudkan kemurahan Allah. Murah hati (ayat Demikian+juga+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A5&tab=notes" ver="">6-8), memancarkan kesadaran akan kemurahan Allah yang lebih dulu telah memberkati umat dengan limpah. Kebaikan membebaskan orang yang memperhamba diri sebab ketidakberdayaan memancarkan kesadaran bahwa Allah adalah Pembebas yang telah memberi kebebasan dengan melimpah (ayat Demikian+juga+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A5&tab=notes" ver="">15). Pengakuan bahwa Allah adalah sumber segala berkat juga dinyatakan dalam korban sulung (ayat Demikian+juga+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A5&tab=notes" ver="">19-23).

Dalam sejarah manusia, mungkin tidak pernah ada zaman seperti zaman ini dimana berbagai kebaikan bendawi dapat kita nikmati berkat kemajuan teknologi, komunikasi, dlsb. Adalah kenyataan getir bahwa justru di zaman yang semakmur ini juga tengah terjadi cabikan besar antara kaum berpunya dan kaum papa. Ketidakpedulian terhadap sesama selalu seiring dengan keserakahan, yang pada intinya adalah penyembahan berhala materi. Orang Kristen selayaknya berbeda. Bertuhankan Allah, bukan benda, orang Kristen tidak saja tahu menikmati segala berkat Allah, tetapi juga tahu bersyukur kepada sang Pemilik berkat. Tidak terbelenggu oleh benda, orang Kristen tahu menghargai dan mengasihi manusia dan menempatkan benda di kedudukan semestinya.

Renungkan: Karena Allah sendiri telah memberikan buah hati-Nya sendiri demi keselamatan kita, kita sepatutnya berpola hidup melepas bukan merebut.

Bacaan Untuk Minggu Paskah 5

Kisah Para Rasul 9:26-31; 1Yohanes 3:18-24; Yohanes 15:1-8; Mazmur 22:25-31

Lagu: Kidung Jemaat 288

(0.87) (Ul 9:7) (sh: Menerobos lingkaran setan (Jumat, 9 Mei 2003))
Menerobos lingkaran setan

Ada sebagian orang yang percaya bahwa manusia pada dasarnya tidak dapat berubah. Benarkah demikian?

Perjalanan sejarah bangsa Israel menunjukkan bahwa memang perubahan itu sulit. Mereka berdosa, dihukum Tuhan, menyesal, berseru kepada Allah, dilepaskan dari hukuman. Namun, siklus itu berulang-ulang seperti lingkaran setan yang tiada habis- habisnya. Musa mengingatkan bangsa Israel bahwa mereka tidak henti-hentinya berdosa sejak keluar dari Tanah Mesir. Kalau ada satu tempat di mana Israel seharusnya taat kepada Tuhan, tempat itu adalah di Gunung Horeb karena di sana mereka telah bertemu secara pribadi dengan Tuhan, telah melihat bahwa Ialah satu- satunya Allah, dan telah diperintahkan untuk tidak menyembah allah lain. Namun, mereka justru menyeleweng. Sebagai pemimpin besar, Musa dan Harun menunjukkan kualitas mereka dengan menunjukkan berkorban demi orang-orang yang dipimpinnya, dan berdoa syafaat empat puluh hari empat puluh malam!

Bangsa Israel tidak juga bertobat. Empat kali mereka menggusarkan Allah (ayat Demikian+juga+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A5&tab=notes" ver="">22-24). Di Tabera, mereka mengeluh tanpa alasan yang jelas. Allah menurunkan api untuk menghukum mereka (Bil. 11:1- 3). Di Masa mereka mengeluh karena kekurangan air. Di Kibrot- Taawa mereka marah kepada Allah karena ingin makan daging. Tidak ada perubahan dalam diri mereka. Doa syafaat Musa setelah peristiwa anak lembu emas menunjukkan keagungan jiwanya (ayat 25-29). Di dalam pelayanan doanya terlihat juga beberapa kebenaran penting. Selain mengingatkan Israel tentang karya- karya besar Allah, doa Musa juga mengandung keyakinan yang terwujud dalam bentuk mengingatkan bahwa Allah akan bertindak sesuai dengan kemuliaan diri-Nya terhadap Israel.

Renungkan: Teroboslah ketidakpercayaan Anda dengan mengingat janji penyertaan Allah yang teguh.

(0.86) (Ul 3:12) (sh: Ketika maksud hati tak sampai (Minggu, 27 April 2003))
Ketika maksud hati tak sampai

Dalam perjalanan bangsa Israel di padang gurun, kita sudah melihat bahwa keinginan mereka untuk "lebih baik kami mati" (Bil. 20:3) telah diizinkan Allah terjadi. Generasi padang gurun telah hancur lenyap dari muka bumi. Kita juga melihat bahwa kehendak hati bangsa Israel yang terus-menerus melawan Allah memang terpenuhi, tetapi itu semua merupakan tragedi yang membawa penghukuman belaka.

Setelah wilayah-wilayah taklukkan dari Sihon dan Og didaftarkan, mulailah dilakukan pembagian wilayah-wilayah tersebut di antara dua dan setengah suku Israel, yaitu Ruben dan Gad dan setengah suku Manasye. Namun demikian, ada syarat yang perlu dipenuhi oleh suku-suku itu agar mereka bisa tetap tinggal di sebelah timur Sungai Yordan (ayat Demikian+juga+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A5&tab=notes" ver="">18-20), yaitu semua yang gagah perkasa haruslah ikut berperang.

Musa berbicara kepada Yosua, memberikan semangat kepadanya agar jangan takut dan maju berperang. Yosua telah melihat pekerjaan Allah dengan matanya sendiri -- tidak ada keraguan, dan ia menerima penyertaan yang sama dari Allah. Musa juga berbicara kepada Allah (ayat Demikian+juga+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A5&tab=notes" ver="">23-26a). Ia meminta kepada Allah agar diizinkan menyeberangi Sungai Yordan. Namun, keputusan Allah bulat. Musa tidak mendapatkannya. Sebuah tragedi? Tidak. Kehendak Tuhan tidak pernah merupakan tragedi. Itulah yang terbaik bagi manusia! Dengan ketaatan kepada Tuhan, Musa menjadi teladan bagi seluruh bangsa Israel.

Renungkan: "Jadilah kehendak-Mu, di bumi seperti di surga" (Mat. 6:10).

(0.86) (Ul 8:1) (sh: Menerobos kemapanan (Rabu, 7 Mei 2003))
Menerobos kemapanan

Banyak orang sering mengaitkan kesalehan dengan kemakmuran. Cara pikir mereka sederhana: orang yang saleh akan makmur, sedangkan orang yang berdosa akan menderita. Ini ada benarnya, tetapi tidak selalu demikian. Namun, pada umumnya semua orang ingin mendapatkan kemakmuran dan dengan demikian mereka menjaga kesalehan. Sayang sekali, sering kali kemakmuran yang mereka dapatkan justru menggiring mereka masuk ke dalam sistem yang akhirnya membuat mereka tidak dapat lagi menjaga kesalehan. Kemakmuran itu menjadi sebuah kutukan.

Bangsa Israel diingatkan terus-menerus untuk menjadi setia, bergantung kepada Allah, bukan hanya agar mereka hidup, tetapi juga agar mereka bisa beranak cucu sehingga tanah perjanjian itu dapat dikuasai sepenuhnya. Melalui perjalanan yang amat panjang di padang gurun, Allah telah mengajar bangsa Israel agar memahami bahwa mereka tidak bisa bergantung pada kekuatan alam dan bangsa-bangsa lain untuk hidup, tetapi pada janji pemeliharaan Allah sendiri. Kesesakan dan disiplin yang dialami bangsa Israel menjadi berkat besar bagi mereka.

Bangsa Israel akan mendapatkan kemakmuran, dan hati mereka seharusnya "memberkati" Allah, bersyukur kepada-Nya karena tanah yang begitu berlimpah dan juga karena mereka boleh mendapatkannya. Namun, sekali lagi Musa memperingatkan bangsa Israel agar tidak lupa diri ketika mereka sudah masuk ke tanah itu, sudah mapan dengan ternak yang berkembang biak, sistem hidup sudah terbentuk rapi, dan kebahagiaan senantiasa tergapai. Israel harus terus mengingat suasana padang gurun ketika mereka tidak dapat hidup tanpa Tuhan. Jika mereka melupakan itu semua, hukuman dan ketidakberkatan menanti mereka!

Renungkan: Ketika kemapanan mengancam Anda terjebak dalam sistem yang berdosa, Allah akan mendobraknya.

(0.85) (Ul 2:24) (sh: Menjadi ditakuti (Jumat, 25 April 2003))
Menjadi ditakuti

Dalam sebuah masyarakat, kita bisa menjadi sangat bingung karena pemerintahan ternyata kadang-kadang identik dengan terorisme. Pemerintah bisa saja menjadi teroris bagi masyarakatnya agar para pejabat bisa terus duduk di sana. Ini adalah sebuah horokrasi, sebuah pemerintahan horor.

Bangsa Israel telah melewati tiga bangsa pertama untuk menuju ke sebelah timur Sungai Yordan. Mereka kini akan melewati Sihon, melewati Wadi Arnon. Allah menyatakan agar mereka bangkit karena Ia menyerahkan bangsa itu kepada mereka. Orang-orang Amori dari kerajaan Sihon bukanlah saudara bangsa Israel dan mereka tidak dijanjikan tanah oleh Allah. Penyerangan oleh bangsa Israel terjadi karena mereka juga menolak memberikan jalan lewat. Dengan demikian, berhaklah bangsa Israel menyerang balik dan merebut tanah mereka.

Yang perlu kita catat di sini adalah kenyataan bahwa Tuhanlah yang mengeraskan hati Raja Sihon sehingga dengan bebal ia menolak untuk memberikan jalan kepada orang Israel. Melalui cara itu, Allah memberikan izin kepada bangsa Israel untuk menghancurkan bangsa tersebut. Hal ini juga terjadi dengan kasus Firaun ketika ia dikeraskan hatinya oleh Allah saat bangsa Israel akan keluar dari Tanah Mesir.

Kemenangan pun diberikan Tuhan (ayat Demikian+juga+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A5&tab=notes" ver="">33). Di sini dimensi teologis dan duniawi beririsan, dimensi yang tidak kelihatan dan dimensi yang kelihatan. Allahlah yang berada di balik segala sesuatunya. Israel pun masih taat kepada Tuhan untuk tidak melanggar hak-hak orang Amon. Maka, bangsa-bangsa akan takut kepada bangsa Israel. Bukan karena mereka teroris, tetapi karena mereka taat kepada Allah yang mahakasih.

Renungkan: Kekuasaan yang didasarkan pada terorisme dilandaskan di atas pasir yang lembek. Hanya kekuasaan yang dari Tuhan didirikan di atas batu karang yang kokoh.

(0.85) (Ul 6:13) (sh: Untuk diingat dan dilakukan dalam keluarga (Minggu, 4 Mei 2003))
Untuk diingat dan dilakukan dalam keluarga

Orang tua Israel memiliki tanggung jawab yang besar dalam proses pendidikan agama bagi anak-anak mereka (ayat Demikian+juga+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A5&tab=notes" ver="">20-21). Mereka harus mengajarkan kepada anak-anak bagaimana cara Tuhan menyatakan diri-Nya kepada Israel dan apakah yang diperintahkan- Nya bagi mereka.

Anak-anak Israel haruslah memahami bahwa melalui sejarah bangsa mereka, Tuhan menyatakan diri-Nya kepada Israel; [1] mereka memiliki pengalaman bersama Tuhan di saat Ia membebaskan Israel (ayat Demikian+juga+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A5&tab=notes" ver="">21); [2] mereka menyaksikan penghakiman Tuhan di saat Ia mencelakakan Mesir (ayat Demikian+juga+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A5&tab=notes" ver="">22); dan [3] mereka menerima janji serta rencana Tuhan dengan memiliki negeri (ayat Demikian+juga+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A5&tab=notes" ver="">23). Anak-anak Israel haruslah memahami bahwa Tuhan juga menyatakan diri-Nya melalui firman-Nya. Ia memberikan ketetapan-ketetapan yang kepadanya Israel harus berpegang (ayat Demikian+juga+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A5&tab=notes" ver="">24).

Anak-anak Israel haruslah memahami bahwa Tuhan menetapkan mereka untuk: [1] bersungguh-sungguh menjaga dan berpegang pada perintah-Nya karena melaluinya Tuhan akan memelihara mereka (ayat Demikian+juga+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A5&tab=notes" ver="">17,23-24); [2] melakukan apa yang benar dan baik di mata Tuhan (ayat Demikian+juga+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A5&tab=notes" ver="">18-19); serta [3] terus menceritakan kepada anak cucu mereka bagaimana Tuhan melepaskan mereka dari Mesir (ayat 20-22). Dengan demikian maka iman kepada Tuhan akan terus terpelihara dalam komunitas orang percaya.

Renungkan: Mengingat perbuatan Tuhan di masa lampau serta menjalani firman- Nya merupakan hal-hal mendasar bagi kita kini juga.

Bacaan Untuk Minggu Paskah 3

Kisah Para Rasul 3:12-19; 2Yohanes 3:1-7; Lukas 24:36b-48; Mazmur 4

Lagu: Kidung Jemaat 397

(0.85) (Ul 16:21) (sh: Pengabdian mutlak (Rabu, 21 Mei 2003))
Pengabdian mutlak

Menyembah patung atau apa pun yang diperlakukan sebagai ilah, pasti akan membangkitkan amarah Allah yang teramat besar. Kasih Allah sedemikian besar, menuntut pengabdian mutlak tak mendua hati. Menyembah sesuatu yang bukan Allah adalah menyangkali Allah. Tindakan itu kekejian sebab selain melawan Allah juga merusakkan maksud baik Allah bagi manusia. Pelanggaran ini berakibat kematian.

Dalam Perjanjian Lama orang yang melanggar hukum Allah pasti akan mati. Mati di sini dapat diartikan dalam dua pengertian: [1] putus hubungan dengan Allah, [2] mati dalam pengertian tidak hidup lagi atau kehilangan nyawa. Dalam perikop ini dipakai pengertian kedua. Namun, sebelum hukuman mati itu dijatuhkan si terdakwa harus diperiksa dengan saksama dan harus dikuatkan oleh keterangan dua atau tiga orang saksi (ayat Demikian+juga+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A5&tab=notes" ver="">6). Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya fitnah seperti yang dialami Nabot.

Bagi kita penerapan hukuman mati itu terasa kejam. Tetapi pada waktu itu, hukuman mati sangat relevan dengan keadaan Israel. Sebab ketika firman ini disampaikan kepada umat, umat sedang gencar- gencarnya mempraktikkan kepercayaan bangsa-bangsa Kanaan, tanpa memedulikan Allah. Karena itu hukuman mati setimpal untuk mereka yang menyembah ilah-ilah lain. Walaupun demikian, di balik pemberlakuan hukum ini Allah bertindak adil. Ia tidak hanya menghukum tetapi juga menyelamatkan. Dalam minggu-minggu Paskah ini kita sedang merenungkan makna kematian dan kebangkitan Yesus. Kematian dan kebangkitan Yesus adalah wujud dari keadilan dan kebenaran Allah. Mengimani Paskah berwujud pada memberlakukan penyelamatan dan keadilan Allah dalam komitmen hidup yang utuh kepada Allah maupun dalam mengupayakannya lewat kesaksian dan perbuatan.

Renungkan: Semakin bulat komitmen orang pada Allah semakin berani ia memberlakukan kebenaran dalam hidupnya.

(0.85) (Ul 9:1) (sh: Menerobos kesombongan (Kamis, 8 Mei 2003))
Menerobos kesombongan

Kecenderungan orang selalu berpikir bahwa jika ia melakukan sesuatu untuk Tuhan, maka Tuhan akan memberikan imbalannya. Di sini jelaslah satu hal: manusia terlalu memiliki harga diri yang tinggi sehingga tidak siap menerima sesuatu tanpa melakukan apa- apa. Dengan kata lain, manusia tidak pernah siap untuk menjadi seperti pengemis di hadapan Allah yang mahakaya. Manusia masih merasa bisa membayar Tuhan -- dan dengan demikian bisa menyombongkan dirinya.

Seruan berikutnya kepada bangsa Israel adalah kembali dengan formulasi syema yang terkenal -- dengarlah Israel. Artinya, dengarlah untuk taat! Mereka perlu mendengarkan dan mengamini bahwa Tuhan akan mengerjakan dengan pasti suatu perkara besar. Bahkan Allah juga memberikan jaminan sebagai satu-satunya Allah yang berkuasa. Ialah yang akan berperang bagi bangsa Israel. Itu semua akan dilakukan Allah karena Allah telah berjanji kepada bapa-bapa leluhur Israel, dan Ia tidak pernah berdusta.

Bahaya lain yang akan dihadapi bangsa Israel, adalah kesombongan. Mereka bisa berpikir bahwa karena kesetiaan dan karena kebaikan merekalah maka mereka mendapatkan semua kebahagiaan itu. Musa menyatakan bahwa bukan demikian kebenarannya. Allah memberikan tanah itu karena janji-Nya yang berdaulat kepada para bapa leluhur, bukan karena kesetiaan mereka -- karena mereka sebenarnya tegar tengkuk. Ini kelihatannya bertentangan dengan apa yang sudah kita baca sebelumnya bahwa ketaatan adalah syarat agar mereka dapat menaklukkan Kanaan (lih. mis., Demikian+juga+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A5&tab=notes" ver="">4:1; 6:18-19). Syarat itu berlaku mulai saat ini (lih. Demikian+juga+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A5&tab=notes" ver="">10:16, BIS). Ketaatan adalah sesuatu yang harus, namun itu bukan alasan mengapa Allah memberikan Kanaan kepada mereka.

Renungkan: Semua yang baik yang kita terima dalam hidup ini adalah karena anugerah Tuhan semata. Berkat Tuhan tidak bisa kita beli dengan kebaikan kita!

(0.85) (Ul 25:11) (sh: Tidak jujur dalam bisnis (Selasa, 6 Juli 2004))
Tidak jujur dalam bisnis

Masyarakat Israel adalah masyarakat yang diatur oleh Hukum Taurat pemberian Allah. Hukum Taurat mengatur perilaku mereka sehari-hari. Salah satu perilaku itu diwujudkan dengan hidup jujur terhadap sesamanya.

Peraturan di ayat Demikian+juga+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A5&tab=notes" ver="">13-16 diberikan guna mengatur transaksi dagang agar dilakukan dengan jujur. Kejujuran dalam transaksi dagang ditekankan pada penggunaan batu timbangan dan efa. Batu timbangan adalah alat untuk mengukur berat. Sedangkan efa adalah alat untuk mengukur volume. Pedagang yang tidak jujur menggunakan batu timbangan yang lebih berat dari seharusnya agar mendapatkan lebih banyak. Misalnya, ia membeli 100 kg beras. Dengan batu timbangan yang beratnya 1.05 kg, ia mendapatkan 105 kg beras. Ketika ia menjual beras itu, ia menggunakan batu timbangan yang lebih ringan (ayat 0,95 kg). Dengan demikian pembeli dirugikan setengah ons setiap kilonya. Demikian pula pedagang yang tidak jujur menggunakan efa yang lebih besar untuk mendapatkan jerami lebih banyak, namun ia menjual jerami itu dengan menggunakan efa yang lebih kecil. Praktik seperti ini mungkin lazim kita temui pada masa kini di pasar.

Tindakan berdagang yang tidak jujur seperti ini dilarang oleh Hukum Taurat dengan dua alasan: Pertama, adalah "supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan kepadamu oleh TUHAN Allahmu" (ayat Demikian+juga+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A5&tab=notes" ver="">15). Penipuan dalam jangka panjang tidak dapat ditutupi. Bila ketahuan, si penipu akan kehilangan kepercayaan dari pelanggannya dan hidup tidak sejahtera. Masyarakat dan bangsa menjadi rusak bila ketidakjujuran merajalela. Kedua, orang yang berbuat curang adalah kekejian di hadapan Tuhan, oleh karena itu Ia akan menghukum setiap tindakan ketidakjujuran yang dilakukan oleh umat-Nya. Tuhan menuntut orang Kristen untuk hidup jujur, bukan hanya jujur dalam perdagangan saja tetapi juga jujur dalam segala tindakan sehari-hari.

Camkanlah: Tuhan tidak senang terhadap ketidakjujuran. Hidup tidak jujur menyebabkan Anda tidak menjadi berkat bagi orang lain.

(0.85) (Ul 33:13) (sh: Kebahagiaanku (Rabu, 21 Juli 2004))
Kebahagiaanku

Di zaman yang materialistis, manusia mengejar kelimpahan materi karena adanya asumsi bahwa kelimpahan tersebut menentukan kebahagiaan hidup seseorang. Sebaliknya tanpa kecukupan secara materi maka kebahagiaan tidak mungkin diraih. Benarkah kecukupan materi menjadi sumber kebahagiaan yang sejati? Mari kita bersama mencermati apa yang diungkapkan bagian ini mengenai kebahagiaan (ayat Demikian+juga+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A5&tab=notes" ver="">26-29).

Melanjutkan perikop sebelumnya, Musa memberkati suku-suku lainnya (ayat Demikian+juga+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A5&tab=notes" ver="">13-25). Penutup dari berkat-berkat ini ditujukan kepada bangsa Israel keseluruhan (ayat Demikian+juga+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A5&tab=notes" ver="">26-29). Pada bagian penutup ini, Musa menyebut bangsa Israel berbahagia. Ia menjelaskan alasan bangsa Israel berbahagia serta apa arti kebahagiaan itu.

Pertama, Musa abdi Allah itu menyebut mereka dengan sebutan "Yesyurun" yang berarti bangsa yang benar. Dengan demikian bangsa Israel adalah orang-orang yang dibenarkan, bukan hanya benar di hadapan manusia tapi terutama di hadapan Allah.

Kedua, mereka memiliki Allah yang tiada duanya. Allah Israel adalah Allah yang hidup, tidak seperti ilah-ilah yang disembah oleh bangsa lain yang ada di sekitar mereka. Dia juga Allah yang kehadiran-Nya nyata di tengah-tengah bangsa Israel sebagai penolong dan tempat perlindungan yang abadi terhadap musuh-musuh di sekeliling mereka (ayat Demikian+juga+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A5&tab=notes" ver="">26-27).

Ketiga, yang paling membahagiakan adalah bahwa di atas muka bumi ini tidak ada bangsa seperti bangsa Israel, suatu bangsa yang dipilih oleh Tuhan untuk menjadi saluran datangnya keselamatan bagi dunia ini (ayat Demikian+juga+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A5&tab=notes" ver="">29).

Dengan demikian kita belajar bahwa kebahagiaan tidak hanya bergantung kepada materi atau hal-hal fisik saja, melainkan pada kehadiran Allah dalam hidup ini. Bagaimanakah Anda memberi arti bagi "kebahagiaan" dalam hidup Anda? Apakah yang menjadi tolok ukur dalam menyebut Anda berbahagia? Berdasarkan uraian di atas dapatkah Anda mengukur kebahagiaan hidup Anda saat ini?

Renungkan: Sudahkah Anda memiliki harta yang terindah dan tidak ternilai yaitu Allah sendiri?

(0.85) (Ul 34:1) (sh: Lukisan hidup (Kamis, 22 Juli 2004))
Lukisan hidup

Perikop ini berbicara tentang kematian Musa. Mungkin kita pernah mendengar pepatah yaitu "Gajah mati meninggalkan gading. Harimau mati meninggalkan belang. Manusia mati meninggalkan hutang". Bagaimana dengan Musa? Kenangan dan pengaruh macam apa yang ia tinggalkan sesudah kematiannya?

Tuhan tidak mengizinkan Musa memasuki tanah perjanjian karena ia gagal mempercayai Tuhan (Bil 20:12). Tuhan masih mengizinkan Musa naik ke atas gunung Nebo dan melihat negeri perjanjian itu (ayat Demikian+juga+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A5&tab=notes" ver="">1-4). Musa mati dalam keadaan mata yang belum kabur dan kekuatan yang belum hilang (ayat Demikian+juga+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A5&tab=notes" ver="">5-8). Ia meninggal dalam usia 120 tahun. Bangsa Israel berkabung atas kematiannya selama 30 hari. Ini adalah peringatan kematian yang panjang, karena biasanya hanya selama 7 hari. Hal ini membuktikan bahwa Musa adalah seorang nabi Tuhan yang agung yang pernah hidup di Israel. Namun demikian, sekaligus kita diingatkan bahwa bukan Musa dan Taurat dapat membawa orang masuk ke dalam perhentian kekal. Hanya sang Pemimpin hidup sejati, sang Hidup itu sendiri yang dapat menuntun kita masuk ke tanah perjanjian kekal. Ialah Yesus Kristus, dan Injil-Nya yang berkuasa mengubah hidup. Hidup Musa seperti goresan di atas kanvas yang menghasilkan sebuah lukisan indah. Dari penggembala domba Allah menjadikannya pemimpin umat dan penyampai perjanjian dan hukum Allah. Semua yang ia sampaikan tentang kepemilikan Allah atas Israel bukan teori, tetapi penghayatan hidupnya sendiri. Ia dan Pentateukh (lima kitab Musa) seolah menjadi satu, sebab Allah sungguh hidup di dalamnya. Tidak inginkah kita juga menjadi manifestasi kebenaran dan kemuliaan-Nya dalam tiap goresan hidup kita hari lepas hari?

Hidup kita bagaikan lukisan, musik, karya seni indah yang berpotensi mempengaruhi banyak orang dan kelak memainkan peran dalam liturgi yang memuliakan Allah. Firman dan Roh-Nya akan membentuk kita kepada kualitas hidup demikian.

Tekadku: Aku rindu hidupku menjadi lukisan karya Allah yang indah, supaya melalui hidupku orang menemukan Allah.

(0.85) (Ul 6:4) (jerusalem: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa) Kadang-kadang kalimat ini mau diterjemahkan sbb: Yahwista (TUHANlah) Allah kita, hanya Yahwe semata-mata. Kalau demikian maka diri dan hanya berbakti kepada Dia semata-mata, tanpa menyangkal bahwa ada allah-allah lain yang boleh dipilih bangsa-bangsa lain. Tetapi ungkapan Ibrani itu benar-benar menyatakan monoteisme: Tidak ada Allah selain Yahwe (TUHAN). Ula 6:4 ini menjadi awal doa "syema" (dengarkanlah), yang tetap sebuah doa yang paling digemari orang Yahudi yang saleh. Sepanjang sejarah umat Israel kepercayaan akan Allah Yang Maha esa itu semakin tajam dan terus-menerus berkembang maju. Sekaligus semakin diperinci juga keyakinan bahwa Israel adalah bangsa terpilih dan lagi kepercayaan akan perjanjianpun semakin tebal, Kej 6:18; 12:1+; Kej 15:1+. Adanya allah-allah lain di zaman dahulu tidak pernah secara langsung dibenarkan. Tetapi semakin Allah yang hidup, Ula 5:26+, satu-satunya Penguasa dunia maupun umatNya ditekankan Kel 3:14+; 1Ra 8:56-60; 18:21; 2Ra 19:15-19; Sir 1:8-9; Ams 4:13; 5:8; Yes 42:8; Zak 14:9; Mik 1:1-2, semakin ditegaskan pula bahwa allah-allah lain tidak ada, Wis 13:10; 14:13; Yes 40:20+; Yes 41:21+.
(0.85) (Ul 11:1) (sh: Sumber kekuatan (Minggu, 11 Mei 2003))
Sumber kekuatan

Musa kembali memberikan nasihat agar bangsa Israel mencintai Tuhan dan menaati perintah-perintah-Nya. Mengapa Musa tidak bosan mengulang-ulang hal ini? Mengapa bangsa Israel seperti anak terbelakang mental yang harus diajarkan berulang-ulang kali? Karena perintah ini teramat penting, dan karena memang bangsa Israel sering melupakan hal yang esensial ini.

Musa menyatakan bahwa bangsa Israel perlu menaati hukum-hukum tersebut bukan karena pengalaman generasi terdahulu saja, tetapi karena mereka sendiri telah mengalami pemeliharaan Allah, mengalami kekuasaan dan kebesaran Allah. Mereka juga diingatkan akan hukuman yang keras bagi mereka yang menantang otoritas Tuhan (ayat Demikian+juga+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A5&tab=notes" ver="">6, bdk. Bil. 16).

Perintah-perintah itu akan menjadi kekuatan bagi mereka untuk memasuki tanah yang begitu berlimpah (ayat Demikian+juga+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A5&tab=notes" ver="">8). Tanah Kanaan adalah tanah yang bergantung dari hujan, tidak seperti Tanah Mesir yang bergantung dari Sungai Nil. Ketika bangsa Israel sungguh-sungguh taat maka kebergantungan mereka kepada Tuhan akan sungguh memberikan berkat kepada mereka. Perintah untuk mencintai Allah dengan demikian menjadi sumber kekuatan dan sumber kehidupan. Kehidupan nyata bangsa Israel langsung memancarkan atau tidak memancarkan fakta bahwa mereka umat dari Allah satu-satunya yang sejati.

Renungkan: Dalam kesulitan hidup Anda, ingatlah bahwa itulah kesempatan menyatakan bahwa Anda mencintai Tuhan dengan segenap hati -- dan bahwa Dialah sumber kekuatan dan kehidupan sejati.

Bacaan Untuk Minggu Paskah 4

Kisah Para Rasul 4:8-12; 1Yohanes 3:1-3; Yohanes 10:11-18; Mazmur 23

Lagu: NKB 128

(0.84) (Ul 1:1) (sh: Belajar dari sejarah (Selasa, 22 April 2003))
Belajar dari sejarah

Bangsa Israel telah berkeliling-keliling padang gurun selama empat puluh tahun. Banyak kesalahan yang telah mereka lakukan, banyak hukuman yang telah mereka tanggung. Akhirnya kini mereka sampai di sebelah timur Sungai Yordan dan siap memasuki Tanah Kanaan. Musa pun berbicara dengan emosi yang kuat kepada bangsa Israel. Ia menginginkan agar mereka tidak mengulangi kesalahan yang sama dengan memberontak kepada Tuhan. Musa menyampaikan pidatonya dengan mengingatkan bangsa Israel akan sejarah, bukan hanya sejarah mereka, tetapi sejarah mereka di tangan Tuhan. Dengan mengingat masa lalu, Musa memberikan fondasi yang kuat bagi mereka untuk melangkah menapaki waktu.

Hanya 11 hari sebenarnya perjalanan dari Gunung Sinai menuju Kadesy. Sayang, kebebalan bangsa Israel membuat mereka harus balik arah dan menunda tiga puluh delapan tahun untuk masuk ke Tanah Kanaan. Namun demikian, Tuhan telah berjanji, bahkan bersumpah kepada nenek moyang mereka (ayat Demikian+juga+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A5&tab=notes" ver="">8) bahwa mereka akan mendapatkan tanah perjanjian itu. Tidak ada sumpah yang lebih dapat dipercaya daripada sumpah Tuhan.

Dalam perjalanan waktu, hari demi hari telah mereka lalui bersama Tuhan, dalam pergumulan, dalam sukacita, dalam kemarahan, dalam kebergantungan. Apa yang perlu mereka pelajari dari sejarah? Tuhan tidak pernah meninggalkan mereka. Kenyataan bahwa Musa kemudian membentuk pasukan-pasukan sesuai usul Yitro menunjukkan bahwa ada organisasi yang kuat dalam masyarakat Israel, bukan hanya sipil, tetapi juga militer. Sebenarnya Tuhan telah mempersiapkan bangsa Israel sedemikian rupa. Segalanya telah tersedia -- hanya hati mereka yang masih tertinggal di Mesir.

Renungkan: Biarkanlah sejarah membaca kehidupan Anda -- biarkanlah sejarah menunjukkan bahwa kehidupan Anda ada di dalam tangan Tuhan yang baik!

(0.84) (Ul 1:41) (sh: Menggunakan kekuatan (Kamis, 24 April 2003))
Menggunakan kekuatan

Seperti seorang anak muda yang baru belajar mengendarai mobil, yang tidak bisa mengendalikan gas dengan baik, demikian pula manusia tidak bisa mengendalikan kekuasaan yang dimilikinya. Ialah yang dikendalikan oleh kekuasaan itu.

Itu pula yang terjadi dengan bangsa Israel. Mereka telah dihukum Tuhan karena pengeluhan, ketidakpercayaan, dan kekhawatiran mereka. Akhirnya mereka menjadi berani, mereka kini merasa bahwa mereka siap. Mereka merasa telah memiliki kekuatan, kekuasaan untuk menghancurkan musuh. Sayang sekali, mereka sekali lagi menunjukkan pemberontakan dengan cara yang terbalik. Tuhan tidak hadir beserta mereka, mereka pasti akan kalah. Namun, mereka tidak mendengarkan Tuhan, mungkin karena menyesal telah melawan Tuhan. Sayang sekali, dengan melakukan penyerangan itu, mereka kembali melawan Tuhan. Akhirnya mereka hancur, kalah, dan mereka menangis.

Mulai Demikian+juga+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A5&tab=notes" ver="">2:2, setelah tiga puluh delapan tahun, mereka akhirnya diizinkan Tuhan untuk berangkat ke utara, ke sebelah timur Sungai Yordan. Kini mereka harus melewati 5 bangsa. Tiga yang pertama, Edom, Moab, dan Amon akan mereka lewati dengan damai. Ini juga menjadi satu janji bahwa jikalau Tuhan memberikan tanah kepada bangsa-bangsa lain, maka bangsa Israel pun akan mendapatkan tanah miliknya. Hanya, mereka tidak boleh menggunakan kekuatan dan kekuasaan mereka melebihi hak mereka.

Dalam Demikian+juga+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A5&tab=notes" ver="">2:18, suatu era baru tiba, era ketika generasi yang lama telah mati (ayat Demikian+juga+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A5&tab=notes" ver="">14-15). Kematian mereka jelas bukan hanya karena usia, tetapi sebagian dari mereka mendapatkan hukuman Tuhan. Akhir yang mengenaskan.

Renungkan: Batas segala sesuatu dalam kehidupan manusia adalah kehendak Allah. Gunakan kekuatan dan kekuasaan Anda dengan bertanggung jawab.

(0.84) (Ul 12:20) (sh: Tentang ibadah (Rabu, 14 Mei 2003))
Tentang ibadah

Allah menciptakan kita agar kita beribadah kepada-Nya. Dengan demikian, sikap dan tindakan ibadah merupakan bagian tak terpisahkan dari kemanusiaan kita. Ibadah juga tidak terpisahkan dari hubungan antara kita dengan Allah. Kita dapat mengatakan bahwa ibadah adalah sebuah barometer dari kehidupan rohani seseorang. Bagaimana ia beribadah kepada Allah menunjukkan kualitas dari kehidupan spiritualnya.

Bangsa Israel telah diminta untuk memperhatikan bahwa mereka hanya boleh memberikan kurban persembahan di satu tempat -- ibadah telah disentralisasikan. Ini menjadi amat penting khususnya nanti ketika zaman raja-raja bangsa Israel terus-menerus jatuh ke dalam kesalahan yang sama, menyembah Allah bukan di tempat yang seharusnya. Dalam konteks zaman raja-raja, kita bisa mengatakan bahwa Allah menetapkan Silo dan kemudian Yerusalem sebagai tempat pusat ibadah.

Kini Musa berbicara lagi secara mendetail mengenai penyembelihan yang sifatnya bukan korban. Jikalau bangsa Israel sudah memiliki wilayah yang lebih luas, maka akan sulit bagi mereka untuk datang menyembelih hewan makanan ke satu tempat sentral. Maka, mereka boleh menyembelih hewan untuk dimakan di daerah mereka masing-masing, namun peraturan mengenai darah tetap diberlakukan. Peraturan tentang darah ini menunjukkan bahwa manusia harus menghargai kehidupan dan mengakui bahwa mereka tidak layak mengambil kehidupan dari diri seseorang.

Di bagian akhir pasal ini, kita melihat bahwa sekali lagi bangsa Israel diingatkan agar tidak terjerat ke dalam perangkap penyembahan berhala. Umat Israel harus beribadah dengan cara dan motivasi yang ditetapkan Allah. Ibadah kepada Allah harus tepat 100%.

Renungkan: Seberapa seriuskah ibadah bagi Anda? Jika hidup ini adalah ibadah, seberapa akuratkah Anda mempersembahkan diri di hadapan Allah?



TIP #23: Gunakan Studi Kamus dengan menggunakan indeks kata atau kotak pencarian. [SEMUA]
dibuat dalam 0.05 detik
dipersembahkan oleh YLSA