Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 20 dari 526 ayat untuk Apa yang AND book:[40 TO 66] AND book:42 (0.003 detik)
Pindah ke halaman: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Luk 1:45) (jerusalem: Tuhan) Ialah Allah. Terjemahan lain: Dan berbahagialah ia yang telah percaya, bahwa akan terlaksana apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan.
(0.97) (Luk 16:12) (jerusalem: harta orang lain) Yang dimaksudkan ialah kekayaan yang selalu di luar diri orang sendiri
(0.97) (Luk 23:31) (jerusalem) Kalau orang membakar kayu hidup (ialah Yesus) yang tidak boleh dibakar, apa gerangan akan dibuat dengan kayu kering (ialah mereka yang sesungguhnya bersalah)?
(0.96) (Luk 11:41) (jerusalem: berikanlah isinya sebagai sedekah) Teks ini sukar dimengerti. Terjemahan lain: berikanlah apa yang kamu miliki sebagai sedekah.
(0.96) (Luk 11:49) (jerusalem: hikmat Allah berkata) Bdk Ams 8. Apa yang dimaksudkan di sini ialah kehendak Allah sebagaimana diterangkan oleh Yesus.
(0.94) (Luk 16:8) (jerusalem: dengan cerdik) Menurut kebiasaan yang dibiarkan saja di Palestina seorang bendahara boleh meminjamkan sebagian dari barang milik majikannya. Seorang bendahara tidak diberi gaji. Supaya mendapat upahnya ia dibiarkan saja memalsukan dalam kwitansinya banyaknya barang yang dipinjamkan. Waktu barang pinjaman itu dikembalikan ia menuntut banyaknya yang tercantum dalam kwitansinya. Perbedaan antara apa yang benar-benar dipinjamkan dan apa yang menurut kwitansi palsu dituntut kembali dianggap sebagai upah bendahara. Bendahara dalam perumpamaan ini agaknya hanya menuntut kembali apa yang benar-benar dipinjamkan. Dengan mengurangi banyaknya barang yang tercantum dalam kwitansinya (yang dipalsukan dahulu) ia hanya melepaskan untung yang menurut kebiasaan dapat diperolehnya dan tidak merugikan majikannya. Maka "ketidak-jujuran" (Luk 16:8) bendahara tidak terletak dalam mengurangi banyaknya barang yang tercantum dalam kwitansi. Ini suatu tindakan cerdik yang dapat dipuji oleh majikannya. Ketidak-jujuran terletak dalam salah urusnya dahulu yang menyebabkan ia dipecat; Luk 16:1.
(0.93) (Luk 6:39) (jerusalem) Apa yang dikatakan oleh Mat 15:14 tentang orang Farisi, oleh Lukas diterapkan pada murid-murid Yesus. Hal yang sama terjadi dalam Luk 6:43-45.
(0.93) (Luk 12:49) (jerusalem: api) Api ini bukanlah lambang peperangan rohani yang ditimbulkan oleh kedatangan Yesus (Luk 12:51-53 memang menyarankan pengartian itu) dan bukan pula lambang Roh Kudus. Sebaliknya apa yang dimaksudkan ialah api yang membersihkan dan membakar hati orang; api itu perlu dinyalakan di kayu salib. Pikiran yang sama terungkap dengan kata-kata lain dalam Yoh 12:32.
(0.92) (Luk 24:13) (sh: Jangan  hanya jadi pengamat dan reporter. (Senin, 24 April 2000))
Jangan  hanya jadi pengamat dan reporter.

Di Indonesia sekarang ini banyak muncul pengamat-pengamat baik politik,    ekonomi, dan reporter mediamasa. Para pengamat bukanlah orang    sembarangan, mereka mempunyai kemampuan untuk menguraikan dan    menganalisa permasalahan secara tajam. Para reporter pun tidak    kalah hebatnya, sebab mampu untuk memburu sumber berita yang    otentik untuk disajikan kepada masyarakat secara lengkap dan    menarik. Pada umumnya mereka itu kebanyakan adalah penonton yang    berada di luar gelanggang. Mereka tidak ikut merasakan yang    mereka analisa dan laporkan, dan hidup mereka juga tidak    terpengaruh.

Inilah gambaran dari dua orang murid Yesus yang menuju ke    Emaus. Mereka membicarakan dan menganalisa seluruh peristiwa    yang berhubungan dengan Yesus hingga kebangkitan-Nya. Waktu yang    dipergu-nakan untuk diskusi ini cukup panjang mengingat jarak    Emaus ke Yerusalem adalah 7 mil dan ditempuh dengan berjalan    kaki. Bahkan mereka bisa melaporkan peristiwa kebangkitan    Kristus secara lengkap kepada "Yesus" yang tidak mereka kenali.    Namun apa yang mereka bicarakan, diskusikan dan laporkan    ternyata tidak mempunyai makna apa-apa bagi kehidupan mereka.    Mereka masih berduka (ayat 17). Seolah-olah mereka hanya sebagai    penonton (ayat 17). Mengapa demikian?

Mereka mempunyai pengharapan yang salah terhadap misi Yesus    (ayat 21). Mereka hanya terpusat kepada kebutuhan fisik. Mereka tidak    memahami sifat dari 'peperangan' yang sedang dimasuki oleh    Kristus. Karena itu apa yang Yesus alami merupakan kehancuran    dari pengharapan mereka. Mereka pun tidak mempunyai pemahaman    yang menyeluruh atas kebenaran firman Tuhan yang tertulis (ayat 27).    Pemahaman mereka hanya sepotong-sepotong. Sesungguhnya jika    mereka mempunyai pemahaman firman Tuhan tertulis secara benar    dan menyeluruh, maka apa yang mereka analisa dan laporkan sudah    cukup membawa mereka pada pemahaman siapakah Yesus. Dengan    demikian apa yang Ia alami akan memberikan dampak positif bagi    kehidupan mereka.

Renungkan: Sudah berapa kali Anda memperingati hari    Kebangkitan-Nya? Apakah selama ini Anda hanya cakap sebagai    pengamat dan reporter ataukah kebangkitan-Nya membawa    pengharapan bagi kehidupan Anda?

(0.92) (Luk 21:5) (jerusalem) Dalam Luk 17:22-37 Lukas dengan menuruti salah satu sumbernya sudah membicarakan Kedatangan Yesus yang mulia di akhir zaman. Di sini Lukas menuruti Markus tetapi menggabungkannya dengan sumber lain lagi. Apa yang dibicarakan di sini ialah kemusnahan Yerusalem dan ini tidak tercampur dengan kesudahan dunia, seperti yang terjadi pada Matius, bdk Mat 24:1+; Luk 19:44+.
(0.92) (Luk 10:38) (sh: Hanya satu yang perlu! (Selasa, 17 Februari 2004))
Hanya satu yang perlu!

Kenal dan memiliki hubungan cukup dekat dengan Yesus tidak dengan sendirinya membuat orang tahu apa yang harus dilakukan terhadap Yesus. Kecenderungan kodrati pun tidak cukup dapat diandalkan untuk orang menunjukkan sesuatu yang berkenan di hati Yesus. Itu yang terjadi dalam kisah ini dengan Marta. Ketika Yesus singgah di rumah Marta dan Maria, segera saja Marta mengungkapkan perhatiannya kepada Yesus dengan menyibukkan diri melayani Yesus (ayat 40). Karena hanya ia seorang yang sibuk sedang Maria tidak, Marta menegur Yesus yang tidak menganjurkan Maria membantu Marta (ayat 40).

Salahkah perbuatan Marta? Apa sebab Yesus tidak menegur Maria, sebaliknya malah menegur Marta? Apabila keduanya adalah perbuatan yang ditujukan terhadap Yesus, apa kelebihan perbuatan Maria sehingga mendapat penilaian lebih dari Yesus? Pertanyaan-pertanyaan ini mau tidak mau muncul dari merenungkan bagian ini. Sebenarnya Tuhan Yesus tidak menyalahkan Marta dan menganggap kesibukan melayaninya salah. Pelayanan Marta dapat dianggap baik juga, namun dalam penilaian Yesus tindakan Maria adalah yang terbaik sebab ia memperhatikan hal yang ia perlu.

Kisah ini mendesak kita untuk memeriksa apa yang kita utamakan dalam kita mengikut Yesus. Baik melakukan perbuatan baik demi Yesus maupun memelihara hubungan intim dengan Yesus dalam doa dan perenungan firman, keduanya baik dan penting. Prioritas kita orang modern adalah seperti Marta yang mengutamakan kegiatan. Yesus menginginkan prioritas sebaliknya. Mengapa? Sebab dengan duduk di kaki Yesus dan mendengarkan Yesus, kita sedang berpesta rohani bersama Yesus. Hanya apabila kita selalu lebih dulu mendengarkan suara Yesus kita akan memiliki prioritas hidup yang benar dan mengerti tindakan-tindakan apa harus kita ambil.

Renungkan: Ingatlah: Kita sungguh tidak tahu apa yang menyenangkan hati Tuhan kecuali kita selalu memberi telinga bagi suara-Nya.

(0.92) (Luk 7:18) (sh: Keraguan-pertanyaan-jawaban (Kamis, 22 Januari 2004))
Keraguan-pertanyaan-jawaban

Ketika kita melihat seseorang dan diberitahu bahwa dia adalah seorang direktur sebuah perusahaan, maka respons kita bisa percaya atau tidak.

Ketika Yohanes mendengar bahwa apa yang dilakukan oleh Yesus tidak seperti apa yang Yohanes beritakan dalam Lukas 3:15-17, Yohanes meragukan apakah Yesus adalah Mesias yang dinanti-nantikan Israel. Jika Yesus benar adalah Mesias, mengapa tidak ada pembebasan bagi bangsa Israel yang sedang dijajah oleh Romawi, dan juga bagi dirinya yang sedang dalam penjara? Mengapa yang Yesus lakukan hanya menyembuhkan dan mengusir roh jahat? Keraguan Yohanes ini muncul karena konsep Mesias (yang orang Israel miliki dan dia mengerti) adalah Mesias yang memiliki suatu kekuatan dan kuasa yang luar biasa untuk membebaskan mereka dari penjajahan Romawi. Oleh karena itu Yohanes bertanya kepada Yesus melalui 2 orang muridnya, “Engkaukah yang akan datang itu ataukah kami harus menantikan seorang yang lain?” (ayat 19).

Yesus menjawab pertanyaan itu dengan fakta dan kalimat. Secara fakta Yesus sedang menyembuhkan banyak orang dari penyakit, penderitaan dan mengusir roh-roh jahat (ayat 21). Lalu, Yesus mengkalimatkan apa yang sedang Ia perbuat. “buta melihat; lumpuh berjalan; kusta tahir; tuli mendengar; mati dibangkitkan”(ayat 22). Jawaban Yesus dalam ayat 22 ini, mengacu kepada apa yang diberitakan oleh Yesaya 35:5, bahwa tanda-tanda kesembuhan merupakan suatu tanda dari hadirnya Mesias dalam dunia ini. Jawaban Yesus tidak menyalahkan Yohanes atas keragu-raguannya. Jawaban Yesus justru menguatkan iman Yohanes dan mengkonfirmasikan siapa diri-Nya yang sesunguhnya, Mesias Anak Allah.

Renungkan: Tuhan tidak pernah memberikan jawaban yang mengecewakan anak-anaknya yang bertanya kepada-Nya bahkan dalam kondisi yang krisis seperti Yohanes, Tuhan tidak memberikan jawaban yang mengecewakan. Puji Tuhan.

(0.91) (Luk 2:8) (sh: Yang terendah untuk yang termulia (Minggu, 26 Desember 1999))
Yang terendah untuk yang termulia

Mengapa Lukas perlu menuliskan kejadian yang tercatat dalam perikop ini? Jawabannya terletak pada kata kunci di daerah itu (1). Kelahiran Yesus terjadi di tempat yang terpencil dan jauh dari keramaian orang. Untuk lebih memperkuat fakta itu dan meningkatkan kredibilitasnya (nama baik), maka berita itu perlu diteruskan kepada orang-orang yang berada dekat daerah itu dan masih "terjaga" secara penuh (tidak tidur atau baru bangun dari tidur). Orang-orang yang memenuhi kriteria tersebut adalah para gembala, yang ketika itu sedang menjaga kawanan ternak di daerah itu. Mereka yang merupakan sekelompok orang yang dianggap paling rendah dalam tatanan sosial pada waktu itu telah dipilih Allah untuk menjadi saksi atas peristiwa terbesar dalam sejarah manusia. Jadi, dengan demikian siapa pun kita, Allah dapat memakai-Nya untuk maksud mulia-Nya.

Respons yang lebih baik. Lukas menggambarkan kontradiksi yang indah antara respons kebanyakan orang dan Maria terhadap berita Injil. Lukas dengan indah menggunakan kata untuk mengkontraskan hal tersebut. Orang banyak memberikan respons yang spontan dan terheran-heran, sedangkan Maria merenungkannya. Banyak di antara kita sering mengungkapkan secara emosional dan spontan dalam meresponi suatu berita kesukaan. Namun biasanya ungkapan emosional itu akan cepat sirna karena tidak diikuti dengan perenungan. Keadaan ini akan mengurangi minat kita memahami karya besar Allah. Sudah semestinyalah minat tersebut berakar seperti yang diperlihatkan oleh Maria yaitu pengkontemplasian (perenungan) atas apa yang sudah Allah lakukan dan apa artinya bagi manusia.

Renungkan: Mengimani apa yang sudah Allah lakukan dalam kehidupan umat manusia secara umum dan dalam kehidupan kita secara khusus tidak dapat diimani hanya dengan mengutamakan perasaan. Menghayati dan memahami karya Allah yang Maha Besar melibatkan seluruh keberadaan kita: pikiran, pengetahuan, perbuatan, dan perkataan. Hidup yang mulia bukan karena kemampuan kita, tetapi karya Allah.

(0.91) (Luk 15:17) (full: IA MENYADARI KEADAANNYA. )

Nas : Luk 15:17

Sebelum orang yang hilang dapat datang kepada Allah, mereka harus melihat kedudukan mereka yang sesungguhnya sebagai budak dosa dan terpisah dari Allah (ayat Luk 15:14-17). Mereka harus dengan rendah hati kembali kepada Bapa, mengaku dosanya dan bersedia untuk melakukan apa saja yang diminta oleh Bapa (ayat Luk 15:17-19). Pekerjaan menyadarkan orang yang hilang ini merupakan karya Roh Kudus (Yoh 16:7-11).

(0.91) (Luk 23:34) (jerusalem) Meskipun beberapa naskah penting tidak memuat ayat ini, namun perlu dipertahankan sebagai asli
(0.91) (Luk 24:49) (jerusalem: apa yang dijanjikan) Ialah Roh Kudus, bdk Kis 1:4-5; Kis 2:33,39; Gal 3:14,22; Gal 4:6; Efe 1:13; Yoh 1:33+.
(0.91) (Luk 11:1) (sh: Yang terutama dalam hidup Kristen. (Rabu, 22 Maret 2000))
Yang terutama dalam hidup Kristen.

Hal yang utama dan yang pertama dalam kehidupan Kristen adalah memberikan Allah    kesempatan untuk berbicara kepada kita. Hal yang utama dan yang    kedua adalah Kristen harus berbicara kepada-Nya. Kita harus    berdoa, karena tujuan terpenting dalam hidup kita tidak dapat    dicapai tanpa doa. Apa saja yang terpenting dan yang paling    perlu dalam hidup kita? Seperti sebuah perjalanan panjang, kita    senantiasa berjalan ke depan. Apakah tujuan hidup kita? Apa yang    seharusnya menjadi ambisi utama kita?

Dalam Doa Bapa Kami kita menemukan jawabannya, yaitu bahwa    kepentingan Allah harus diutamakan (ayat 2). Kita berdoa agar nama-    Nya dikuduskan, yaitu dikhususkan sebagai  yang paling suci,    paling bernilai, dan paling mulia. Nilai kehidupan manusia tidak    akan dihargai secara pantas kecuali jika manusia memandang Nama-    Nya sebagai yang paling berharga dan merupakan sumber dari    seluruh nilai yang benar. Kepentingan pribadi merupakan hal    utama yang kedua yang dipintakan dalam doa yaitu dengan urutan    kebutuhan fisik, moralitas dan rohani (ayat 3-4). Yesus tidak    menyangkal bahwa kebutuhan fisik merupakan kebutuhan dasar    manusia. Setelah kebutuhan fisik, kita perlu pengampunan untuk    masa lalu kita dan terlepas dari pencobaan di masa yang akan    datang. Kita perlu pengampunan dan bimbingan-Nya setiap hari    seperti kita perlu berkat jasmani-Nya tiap hari juga.

Inilah prioritas yang benar dalam doa kita. Namun Yesus tidak    berhenti sampai di sini, Ia menambahkan permintaan lain dalam    doa yang akan menyatakan secara lebih nyata lagi apa prioritas    utama kita dan perhitungan kita tentang apa yang paling penting    dalam hidup ini, yaitu Roh Kudus. Yesus memahami bahwa murid-    murid-Nya selama hidup di dunia ini akan mengalami segala macam    pencobaan, masalah, dan marabahaya, yang selain membahayakan    hidupnya juga dapat menggoyahkan imannya. Itulah sebabnya Ia    mengajarkan bahwa Allah Bapa sudah siap memberikan yang terbaik    bagi anak-anak-Nya yaitu Roh Kudus jika mereka memintanya dengan    sungguh. Meminta karunia Roh Kudus bukanlah suatu peristiwa yang    terjadi sekali dalam hidup.

Renungkan: Dalam kehidupan di negara kita sekarang ini yang    segala sesuatunya sangat tidak pasti, di mana Kekristenan terus-    menerus di bawah ancaman, hal apakah yang senantiasa Anda minta    kepada Allah?

(0.91) (Luk 18:1) (sh: Doa dan apa yang di dalam hati dan pikiran Anda. (Rabu, 5 April 2000))
Doa dan apa yang di dalam hati dan pikiran Anda.

Banyak Kristen seringkali menolak apabila diminta untuk memimpin doa    baik dalam suatu ibadah, persekutuan, atau pertemuan-pertemuan    ibadah lainnya. Alasan mereka bermacam-macam, salah satunya    adalah mereka malu bila doanya didengar oleh orang lain karena    kata-katanya tidak bagus. Bila kita teliti alasan itu, maka kita    dapat menyimpulkan bahwa keengganan mereka itu dapat dimaklumi.    Dari kata-kata yang diucapkan dalam doa mereka, secara tidak    disadari sebetulnya mengungkapkan apa yang ada di dalam hati dan    pikiran. Dengan kata lain, hakikat doa adalah memancarkan    mengenai sikap kepada dan keyakinan kita akan Allah.

Dua perumpamaan yang Yesus ajarkan juga berhubungan dengan    hakikat doa. Dalam perumpamaan yang pertama (ayat 1-8), permasalahan    yang diajukan bukannya seorang Kristen harus berteriak kepada    Allah agar dibela. Namun permasalahannya adalah ketika Kristen    berteriak kepada Allah dan Ia tidak menjawab dan tidak bertindak    apa-apa, maka hatinya tergoda untuk memutuskan, tidak perlu    meminta kepada Allah karena Ia tidak memperhatikan. Namun    perintah Kristus sangat jelas yaitu bahwa Kristen harus berdoa    dengan tidak jemu-jemu. Berhenti berdoa berarti kita meragukan    kebaikan dan pemeliharaan Allah.

Perumpamaan yang kedua (ayat 9-14) juga menyatakan bahwa doa    disadari atau tidak mengungkapkan apa yang kita pikirkan tentang    diri kita sendiri. Hal ini dapat merupakan sesuatu yang salah    seperti yang diungkapkan dalam doa seorang Farisi. Lalu,    bagaimanakah kita seharusnya berdoa secara benar dan dikenan    Tuhan? Kita sudah belajar dalam "Doa Bapa Kami" tentang doa yang    benar seperti yang diajarkan oleh Yesus sendiri. Namun ada satu    hal yang perlu kita ingat yaitu bahwa dalam doa kita, harus    terungkap sikap ketergantungan kita secara tulus kepada Allah,    seperti sikap seorang anak kecil yang bergantung total kepada    orangtuanya.

Renungkan: Perumpamaan ini tidak dimaksudkan untuk mendukung    mereka yang tidak malu berdoa di depan umum. Sebaliknya    perumpamaan ini mempertegas bahwa doa bukanlah suatu hal yang    dapat disepelekan.  Oleh karena itu kita harus belajar berdoa    dengan serius yaitu  doa yang berkenan di hadapan-Nya.

(0.90) (Luk 1:1) (sh: Bagaimana dan mengapa mengetahui kebenaran? (Sabtu, 21 Desember 2002))
Bagaimana dan mengapa mengetahui kebenaran?

Prolog Injil Lukas memberitahukan kepada kita tentang apa tujuan penulisan Injil ini, yaitu agar Teofilus yang di sebut ’yang mulia’ (ayat 1) mengetahui kebenaran dari pengajaran yang diterimanya. Untuk tujuan ini, setelah melakukan semacam riset (ayat 3), maka Lukas menulis Injilnya.Bila besar kemungkinan Teofilus terbantu untuk mengetahui kebenaran dari berita Injil ini, narasi pembuka dari kisah kelahiran Kristus mengisahkan hal yang sebaliknya. Zakharia sulit untuk mengetahui dan mempercayai pemberitaan dari malaikat Gabriel, yang sebenarnya adalah jawaban doanya (ayat 13), dan kabar baik (ayat 19) yang seharusnya membuatnya gembira (ayat 14). Karena kekurangpercayaannya, Zakharia justru harus "mengalami langsung" pembuktian kebenaran tersebut. Ia menjadi bisu sampai saat "semuanya terjadi" (ayat 20). Sikap ini kontras dengan Elisabet, istrinya. Perhatian khusus Lukas kepada kaum wanita sebagai para pemberita kebenaran dan murid yang baik tercermin pada catatannya tentang sikap Elisabet yang langsung mengakui bahwa apa yang terjadi adalah perbuatan Tuhan (ayat 25).

Pada akhirnya memang perbuatan Tuhanlah yang menjadi penentu bagaimana manusia dapat mengetahui, dan karenanya bersukacita karena (ayat 14) kebenaran. Ini tampak pertama-tama di dalam nas ini melalui pengutusan malaikat Gabriel kepada Zakharia untuk memberitahukan rencana Allah bagi anak mereka Yohanes. Yang kedua dan yang terpenting adalah persiapan inkarnasi Kristus melalui pengutusan Yohanes Pembaptis. Yohanes dikhususkan Allah dalam cara mirip seorang nazir walaupun ia bukan nazir (ayat 15, bdk. Bil. 6:3). Ia juga memiliki misi khusus: mempersiapkan umat seperti yang dinubuatkan PL (ayat 16-17, bdk. Mal. 4:5-6) bagi inkarnasi Kristus, yang adalah kabar gembira dan kebenaran terakbar.

Renungkan:
Kepenuhan hidup hanya akan tercapai bila hidup itu didasari oleh kebenaran. Selidikilah apa yang Anda jadikan dasar kebenaran dalam hidup sehari-hari Anda, apakah akal sehat manusia semata atau kebenaran yang berasal dari Allah.

(0.90) (Luk 17:1) (sh: Pelayanan Kristen dan resep manjur bagi seorang pelayan (Senin, 3 April 2000))
Pelayanan Kristen dan resep manjur bagi seorang pelayan

Para Rasul agak takut dan bimbang ketika menghadapi tugas pelayanan yang akan diserahkan kepada mereka. Tugas mereka tidak ringan. Di dalam pelayanan mereka akan menghadapi penyesat- penyesat. Konflik yang akan mereka hadapi dalam kehidupan jemaat juga tak kalah rumitnya. Ada kemungkinan mereka akan mengalami sakit hati atau bahkan mengalami penderitaan fisik. Sikap yang harus ditunjukkan oleh para Rasul adalah mengampuni dengan tidak terbatas. Cara pengampunan yang diperintahkan oleh Yesus sangat berbeda dengan tradisi orang Yahudi (Mat. 5:38-44). Oleh karena itu, mereka memohon agar imannya ditambahkan. Dan jawaban yang diberikan oleh Yesus sangat melegakan yaitu bahwa iman yang hanya sekecil biji sesawi pun sebetulnya mempunyai kuasa yang sangat besar.

Kuasa iman yang besar bisa menimbulkan sombong rohani. Karena itulah Kristus pun kemudian memberikan pengajaran yang lebih lanjut tentang sikap mereka terhadap Allah, yaitu mengenai kerendahan hati (ayat 7-10). Sikap ini harus dimanifestasikan melalui tindakan yang tidak mengharapkan pujian atau terima kasih, karena mereka sebetulnya hanyalah hamba-hamba Allah. Apa yang harus mereka lakukan adalah kewajiban mereka. Sikap kerendahhatian ini juga harus dimanifestasikan melalui perbuatan dan tindakan yang memuliakan Allah seperti yang didemonstrasikan oleh satu dari 10 orang kusta (ayat 11-19). Setelah melihat bahwa dirinya sembuh, ia kembali kepada Kristus bukan sekadar mengucapkan terimakasih, namun untuk memuliakan Allah.

Bila uraian di atas kita rangkumkan maka akan tergambar bahwa pelayanan Kristen bukanlah pelayanan yang mudah karena akan menemui tantangan dan serangan terhadap ajaran maupun dirinya secara pribadi. Namun demikian ia tidak boleh begitu saja meninggalkan pelayanannya, karena kedudukannya hanyalah seorang hamba. Apa yang ia kerjakan merupakan suatu kewajiban yang tidak bisa dibantah. Ia tidak bisa menentukan apa, kapan, dan bagaimana ia akan melakukan pelayanan. Semuanya harus berpusat kepada-Nya.

Renungkan: Seorang pelayan juga tidak boleh melakukan segala sesuatu bagi kepopuleran dan keuntungan dirinya. Semuanya semata-mata bagi kemuliaan-Nya.



TIP #35: Beritahu teman untuk menjadi rekan pelayanan dengan gunakan Alkitab SABDA™ di situs Anda. [SEMUA]
dibuat dalam 0.09 detik
dipersembahkan oleh YLSA