Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 20 dari 76 ayat untuk (18-20) Ia AND book:20 (0.001 detik)
Pindah ke halaman: 1 2 3 4 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Ams 19:18) (sh: Harus berani sebelum terlambat (Rabu, 9 Agustus 2000))
Harus berani sebelum terlambat

Sebagai orang-tua, mendisiplin anak adalah kewajiban yang tidak gampang. Karena emosi dan perasaan memberikan pengaruh yang besar. Ada orang-tua yang karena terlalu sayang kepada anaknya, mereka cenderung menuruti semua kemauan anaknya. Namun ada juga orang-tua yang karena terlalu kesal dan jengkel terhadap ulah anaknya yang sangat bandel hingga timbul rasa benci terhadap anaknya.

Ada 3 tindakan wajib yang harus dijalankan oleh orang-tua agar sang anak tumbuh menjadi seorang yang bijak di masa depannya, yaitu nasihat, didikan, dan hajaran (18, 20). Ketiga hal itu harus dilakukan oleh orang-tua selagi masih ada harapan dan kesempatan. Sebab orang-tua hanya memiliki hari ini bukan kemarin atau esok hari. Orang-tua juga tidak mungkin melahirkan anaknya kembali. Amsal memaparkan keadaan terlambat yang akan terjadi jika orang-tua tidak berani melakukan 3 tindakan wajib di atas. Pertama, anak-anak akan tumbuh menjadi manusia malas. Amsal menggambarkannya sebagai orang yang pilih kelaparan daripada melakukan sesuatu bagi dirinya sendiri (24). Kedua, anak-anak akan tumbuh menjadi manusia yang tidak bisa hidup menurut norma-norma masyarakat yang berlaku sebab ia mempunyai norma-norma dan nilai-nilai sendiri (26). Bagaimana masa depan anak-anak kita jika mereka tumbuh dan berkembang dengan 2 keadaan terlambat tadi. Lalu bagaimana masa depan bangsa dan negara kita? Namun jangan karena ketakutan dan demi harga diri si orang-tua sendiri, maka mereka mengharapkan suatu perubahan yang drastis dari sang anak. Mereka cepat sekali marah (19), jika sang anak tidak segera menampakkan perbaikan sikap dan tingkah laku. Sehingga mereka akhirnya memutuskan hukuman yang tidak lagi bertujuan untuk masa depannya namun untuk `menghancurkan' anaknya sendiri (18). Ingatlah bahwa anak juga perlu waktu untuk mempelajari sikap dan tindakan orang tua terhadapnya, disamping belajar untuk memperbaiki tingkah lakunya sendiri (25).

Renungkan: Sebagai orang-tua Kristen ada tugas yang paling utama yang harus dilakukan yaitu membimbing dan memimpin anak menuju kepada hidup. Karena itu 3 tindakan wajib orang-tua harus mempunyai tujuan agar anak-anak takut akan Tuhan (23).

(0.94) (Ams 30:10) (ende)

Kalimat ini harus dilengkapi, misalnja: terkutuklah ia.

(0.86) (Ams 10:7) (ende)

"menambah berkah" artinja:sesudah orang djudjur meninggal, ia akan diberkati, dipudji.

(0.85) (Ams 19:7) (jerusalem: Ia mengejar.... tidak ada lagi) Rupanya larik ini hanya sisa (sepatuh) dari sebuah pepatah yang separuhnya hilang, Naskah Ibrani secara harafiah diterjemahkan begini: Ia mengejar kata-kata; tetapi tidak ada.
(0.83) (Ams 11:29) (ende)

Siapa tak suka menerima tamu, dia sendiri akan ditolak orang2 lain.

Demikianlah ia dapat djatuh dalam kepapaan sampai harus mendjual dirinja sebagai budak.

(0.83) (Ams 19:2) (ende)

Maksudnja: Biarpun orang tak dihukum karenanja, tetapi ingin akan jang djahat sudah salah dan dosa. apalagi bila ia, terdorong oleh nafsunja, pun melakukan jang djahat itu.

(0.83) (Ams 8:3) (jerusalem: ia berseru dengan nyaring) Mungkin hikmat dibandingkan di sini dengan seorang tukang kelontong yang ke mana-mana menawarkan dan memujikan barang-barang kelontongnya.
(0.83) (Ams 18:19) (jerusalem) Dalam terjemahan Yunani ayat ini berbunyi sbb: Saudara yang tertolong adalah seperti kota yang diperkuat dan tinggi; kuatlah ia bagaikan tembok (kota) kerajaan.
(0.83) (Ams 31:25) (jerusalem: tertawa tentang hari depan) Artinya dengan kepercayaan dan keyakinan penuh ia menghadap masa mendatang bagi isi rumahnya dan juga masa depan yang ditentukan Allah untuk memberi ganjaran.
(0.83) (Ams 31:10) (sh: Istri yang cakap, keagungan suaminya (Jumat, 10 November 2000))
Istri yang cakap, keagungan suaminya

Nilai-nilai seorang istri yang cakap dari zaman ke zaman tidak berubah. Ribuan tahun lampau ketika Amsal ini ditulis hingga sekarang, nilai-nilai tersebut tetap harus dipertahankan. Bila nilai-nilai ini tidak lagi dianggap penting, maka rapuhlah kehidupan keluarga dan rusaklah nama suami sebagai kepala keluarga, karena peran istri dalam keluarga dan peran kaum wanita dalam masyarakat telah mengalami pergeseran.

Peran istri tidak sederhana, bila ia dapat menempatkan dirinya sebagai istri yang cakap, pengaruhnya sangat besar, baik bagi keluarganya maupun masyarakat. Di dalam keluarga ia adalah seorang istri yang berperan aktif di balik nama besar suaminya (23). Ia dipercaya suaminya karena tidak sekalipun ia berbuat yang jahat terhadap suaminya (11-12). Ia bangun lebih pagi dari suami dan anak- anaknya dan pandai menata semua pekerjaannya, sehingga ketika semua bangun, segala makanan telah tersedia (13-15, 27). Ia memelihara lingkungan rumahnya dengan keindahan agar keluarganya merasakan bahwa rumah mereka adalah tempat tinggal yang paling menyenangkan (16). Ia penuh perhatian kepada seluruh isi rumahnya, ia menyediakan dan memperlengkapi semuanya dengan apa yang mereka butuhkan, sehingga mereka tidak pernah terabaikan (21). Ia tidak pernah berpangku tangan, tetapi bekerja keras membantu kebutuhan keluarga dengan ketrampilan yang dimilikinya (17-19, 24). Ia berkata-kata dengan hikmat dan pengajaran yang lemah lembut, sehingga suami dan anak-anaknya tidak pernah menganggapnya remeh (26). Ia pun senantiasa menjaga penampilan dirinya agar selalu tampil menarik dan indah (22) sehingga hati suaminya tidak beralih kepada wanita lain dan keharmonisan keluarga terpelihara. Di tengah masyarakat, ia adalah seorang wanita yang bersosialisasi, memperhatikan kebutuhan masyarakat dan tidak segan-segan mengulurkan tangannya memberikan bantuan kepada mereka (20). Demikianlah ia merencanakan masa depan dengan begitu mantap, sehingga ia tidak kuatir akan apa yang terjadi pada masa mendatang (25). nilai-nilai luhur ini Masih perlu dipertahankan.

Renungkan: Istri yang cakap adalah ia menyadari bahwa ia merupakan permata bagi keluarganya, yang ikut mendukung keberhasilan suami dan anak- anaknya. Istri yang demikian tidak akan dianggap remeh oleh suami dan anak-anaknya.

Pengantar Kitab Nehemia

Kitab Nehemia memuat kelanjutan dari kisah kembalinya bangsa Yehuda dari pembuangan di Babel. Nama kitab ini memakai nama tokoh utamanya yaitu gubernur yang memerintah di Yerusalem, Nehemia. Sebagai seorang pejabat tinggi dalam kerajaan Persia pada zaman raja Artahsasta, Nehemia meminta kuasa atas daerah Yehuda sehingga ia dapat membangun kembali tembok Yerusalem. Ia tiba di Yehuda pada tahun 446 sM., sekitar 100 tahun setelah rombongan yang pertama pulang dari Babel. Nehemia membangkitkan semangat bangsa Yehuda untuk ikut bekerja dalam proyek yang ia kerjakan. Ia juga secara teguh bertahan melawan oposisi dari masyarakat sekitar Yehuda; akhirnya ia melihat bahwa kota suci Yerusalem kembali dikelilingi oleh tembok yang kokoh. Pada zaman purba, tembok kota melambangkan kekuatan dan keamanan suatu bangsa. Dengan bantuan Ezra, Nehemia juga berhasil mengembalikan peran hukum Taurat yang sudah dilupakan oleh bangsa itu. Beberapa saat kemudian, Nehemia kembali ke Persia untuk melaporkan kepada raja tentang proyek yang ia pimpin. Pasal terakhir kitab ini menceritakan bahwa Nehemia kembali ke Yerusalem untuk menjadi gubernur yang kedua kali sekitar tahun 433 sM. dan mengoreksi perbuatan-perbuatan dosa bangsa Yehuda. Kitab Nehemia sudah membuktikan sebagai salah satu buku favorit dalam Alkitab karena kitab ini mengingatkan kita bahwa seorang individu yang berkomitmen kepada Tuhan dapat memberikan dampak yang besar bagi masyarakat.

Karakteristik dan tema utama. Tema utama kitab ini adalah kedaulatan Allah di dalam karya-Nya melalui manusia yang bertanggungjawab menyelesaikan apa yang sudah Ia rencanakan, yaitu keselamatan umat-Nya. Penulis kitab mengembangkan tema ini dengan mengkhususkan pada masalah pembangunan dan pendedikasian ulang tembok Yerusalem (1:1-7:3; 12:27-43) serta mengem-balikan seluruh umat Allah - Israel - ke dalam perjanjian dengan Allah (Ia+AND+book%3A20&tab=notes" ver="">7:4-13:31).

Penulis. Ezra dan Nehemia dulunya merupakan satu kitab yang ditulis berdasarkan berbagai sumber sejarah, termasuk di dalamnya ingatan pribadi Ezra dan Nehemia. Menurut tradisi Yahudi, Ezra yang bertanggungjawab menyusun bahan-bahan sejarah itu menjadi satu kitab seperti yang kita miliki saat ini.

(0.82) (Ams 5:9) (ende)

Suami isteri tadi akan membalas dendam. Ia menuntut denda, jang harus diperoleh orang jang berdjinah dengan isterinja dengan susah-pajah sampai djatuh miskin. Disinipun tubuh dan daging itu ialah manusia seutuhnja, tetapi chususnja kedjasmaniannja. Dibidang ini ia akan menderita kepapaan.

(0.82) (Ams 6:26) (ende)

Maknanja: seorang pelatjur biasa berbahaja untuk semua orang, oleh sebab tersedia untuk siapapun, jang mau membajar. Tetapi seorang wanita, jang bersuami, lalu suka berdjinah, lebih berbahaja. Ia kan tak mentjari didjalan ini nafkahnja, seperti perempuan pelatjur, dan tak tersedia pun untuk si pembajar sadja. Melainkan ia sendiri memilih masanja, chususnja antara orang2 terkemuka.

(0.81) (Ams 4:22) (ende: kehidupan -- kesembuhan)

artinja semua matjam kebahagiaan, termasuk umur hidup jang pandjang dan kesedjahteraan.

(0.81) (Ams 27:19) (jerusalem) Maksud pepatah ini kurang jelas. Menurut terjemahan Indonesia ini maksudnya l.k. sbb: Manusia mengenal wajahnya dengan menatap cermin (air); begitu pula ia mengenal dirinya dengan menatap (menyelidiki) batinnya sendiri. Tetapi ayat ini juga dapat diterjemahkan sbb: Seperti air mencerminkan wajah, demikian hati manusia sama manusia. Maksudnya: seperti orang menemukan roman mukanya sendiri dalam cermin (air), demikian ia menemukan isi hatinya sendiri dalam hati orang lain (dengan meletakkannya di situ).
(0.80) (Ams 3:13) (sh: Berhikmat = berjalan dalam kehendak Allah (Kamis, 20 November 2003))
Berhikmat = berjalan dalam kehendak Allah

Dalam bukunya, Twice Pardoned, Harold Morris menyaksikan hidupnya. Sebagai seorang pemuda ia bergaul dengan teman-teman yang nakal. Hingga suatu saat, bersama dengan teman-temannya, Morris merampok sebuah gudang. Dalam peristiwa itu, penjaga gudang mati terbunuh. Morris dituduh sebagai penyebab kematian itu sehingga ia dijatuhi hukuman mati. Di saat-saat penantian eksekusi itu, ia menyerahkan hidupnya kepada Kristus dan Tuhan memberikan kesempatan padanya: ia mendapatkan grasi dan dibebaskan dari penjara. Sejak saat itu ia selalu menyaksikannya kepada anak-anak muda dan mengimbau mereka untuk bijaksana dalam memilih teman dan menentukan jalan hidup.Firman Tuhan mengingatkan kita tentang pentingnya hikmat. Hikmat lebih berharga daripada perak, emas dan permata (ayat Ia+AND+book%3A20&tab=notes" ver="">14-15). Hikmat memberikan kita kedamaian sehingga kita dapat tidur dengan nyenyak (ayat Ia+AND+book%3A20&tab=notes" ver="">24). Harold Morris mengakui, karena tidak berhikmatlah ia harus mendekam di penjara selama bertahun-tahun; ia telah membayar harga mahal untuk kecerobohannya. Firman Tuhan juga mengaitkan hikmat dengan penyertaan dan penjagaan Tuhan (ayat Ia+AND+book%3A20&tab=notes" ver="">3:25-26). Dengan kata lain, hikmat yang dimaksudkan di sini bukanlah hikmat manusiawi yang lepas dari jalur kehendak Allah. Hikmat bukanlah kecerdikan akal manusia yang mungkin bisa membebaskan kita dari masalah; sebaliknya, kadang hikmat membawa kita masuk ke dalam masalah namun kita tahu, bahwa itulah kehendak Allah. Hikmat memberi kita ketenangan sebab kita yakin bahwa kita berada dalam kehendak Allah. Secerdik apa pun akal kita dan seberapa besar pun keberhasilan kita lolos dari masalah, jika itu bukan jalan Tuhan, itu bukan hikmat dan di dalamnya tidak akan kita jumpai sentosa.

Renungkan: Tempat yang paling aman di dunia adalah di tengah kehendak Allah.

(0.80) (Ams 19:1) (sh: Alkitab memang untuk segala bidang (Selasa, 8 Agustus 2000))
Alkitab memang untuk segala bidang

Bagaimanakah respons Anda jika ada orang yang bersaksi bahwa Alkitablah satu-satunya yang dibutuhkan oleh semua manusia tanpa terkecuali? Jika Anda mengamini, dapatkah Anda menyebutkan satu alasan yang paling berkesan bagi Anda? Memang ada beberapa alasan, tapi yang ingin ditekankan oleh amsal kita hari ini adalah bahwa Alkitablah yang dibutuhkan oleh manusia sepanjang abad, sebab Alkitab selalu berbicara tentang kenyataan.

Di dalam dunia yang hampir segala sesuatunya diukur dengan uang, amsal dengan gamblang mengatakan bahwa menjadi orang miskin itu sangat tidak enak. Alasannya ia akan tetap pada tingkat kemiskinan jika beruntung, jika tidak ia akan merosot dari satu tingkat kemiskinan kepada kemiskinan yang lebih rendah. Coba bayangkan, jika seseorang tidak mempunyai relasi (7), bagaimana mungkin ia dapat memperbaiki tingkat kehidupannya? Untuk berkembang dan maju, seseorang pasti membutuhkan bantuan dan dukungan dari orang lain. Berbeda dengan orang kaya, ia dapat menjadi semakin kaya sebab banyak relasi yang dapat ia bangun (4, 6). Tidak ada yang dibanggakan dengan menjadi miskin, kecuali jika ia mempunyai kelakuan bersih (1). Tapi kebanggaan itu sebenarnya dapat dimiliki oleh semua orang. Karena itulah manusia tidak boleh malas dalam bekerja ataupun belajar (15), namun juga tidak boleh sembarang rajin (2), harus disertai dengan hikmat dan pengetahuan.

Perkawinan yang harmonis dan langgeng semakin langka. Perceraian bukan lagi peristiwa yang menggemparkan. Salah satu penyebab utamanya dipaparkan oleh amsal secara jelas yaitu istri yang tidak bijak (13). Karena itu mempunyai istri yang baik adalah anugerah yang sangat besar (14). Amsal tidak bermaksud meremehkan perempuan, justru sebaliknya amsal `mengagungkan' perempuan sebagai pihak yang mempunyai peranan penting bagi kelangsungan bahtera rumah tangga. Karena itu berdoalah untuk istri yang bijak.

Renungkan: Kenyataan yang paling penting dan nyata bagi manusia juga dipaparkan dengan jelas yaitu tentang hidup dan mati. Hanya satu yang dapat memelihara hidup, bukan kekayaan dan bukan istri yang bijak, melainkan ketaatan kepada firman Tuhan (16). Ia sudah memberikannya dalam bentuk yang tertulis yaitu Alkitab.

(0.80) (Ams 24:19) (sh: Tinggalkan sikap pandang bulu dan pemalas (Senin, 30 Oktober 2000))
Tinggalkan sikap pandang bulu dan pemalas

Pengadilan adalah untuk menegakkan keadilan. Bila di dalam pengadilan tidak ditemukan lagi keadilan, sesungguhnya pengadilan telah kehilangan fungsi dan perannya. Bukan keadilan, ketertiban, keamanan, dan kebenaran yang ditegakkan, namun yang terjadi adalah kekacauan dan penindasan hak orang benar. Kebenaran dan keadilan telah dimanipulasi dengan berbagai cara dan selubung kemunafikan. Tak mudah bagi segelintir orang yang mungkin masih memiliki nurani keadilan dan kebenaran untuk tetap menyuarakannya, karena tidak sedang berhadapan dengan pribadi tertentu tetapi sebuah sistem global.

Betapa menyedihkan ketika kita membaca berbagai kasus yang akhirnya ditangisi oleh pihak lemah setelah keputusan pengadilan dijatuhkan. Apa yang Kristen lakukan melihat kenyataan seperti ini? Mungkin kita tidak dapat melakukan apa pun karena jabatan kita bukanlah seorang hakim, seorang jaksa, atau seorang pembela. Tetapi bila kita berkesempatan menjadi saksi, apa yang harus kita katakan? Penulis Amsal mengatakan bahwa kita harus menjadi saksi kebenaran dan memihak yang benar. Tak ada 'alasan relasi' bagi kita untuk membelanya bila ia memang bersalah. Tak ada alasan juga bagi kita untuk tidak membela orang yang benar karena bukan relasi kita. Sikap pandang bulu tak pernah dibenarkan dalam kasus apa pun.

Selain sikap pandang bulu, sikap pemalas juga harus ditinggalkan. Seorang pemalas tak pernah belajar menghargai waktu dan hidupnya. Ia tak pernah memikirkan kebutuhan hidupnya dan bagaimana cara mencukupinya. Ia tak pernah memikirkan kesusahan masa depan karena lumbungnya kosong. Ia tak pernah berusaha menata hidupnya dari sekarang. Ia baru akan menyadari setelah kemiskinan dan kekurangan melanda hidupnya, tetapi semuanya sudah terlambat. Betapa menderitanya hidup seorang pemalas, karena ia tak pernah menyadari betapa malangnya hidupnya. Ketika ia menyadari ternyata semua sudah terlambat. Kemiskinan dan kekurangan tiba-tiba datang menyerbu, tanpa memberi kesempatan kepadanya untuk menolaknya.

Renungkan: Sikap pandang bulu dan kemalasan hanya dimiliki oleh orang yang tidak pernah belajar menghargai sesama dan arti kehidupan ini.

(0.80) (Ams 25:1) (sh: Tokoh bukan karena kekuatan tetapi karena kebenaran (Selasa, 31 Oktober 2000))
Tokoh bukan karena kekuatan tetapi karena kebenaran

Kokohnya sebuah kerajaan bergantung pada raja yang memerintah. Bila raja memerintah dengan menyalahgunakan kekuatan semata demi kejayaannya, maka pada suatu waktu rakyatnya akan memberontak, dan tergulinglah kejayaannya. Bila raja memerintah semata untuk menyenangkan hati rakyat, maka suatu waktu ia akan mengalami kesulitan besar menghadapi berbagai kemauan rakyat yang tidak sama. Kedua sikap ini berakibat kegagalan dan kehancuran. Jika demikian, bagaimana caranya seorang raja memerintah dengan baik?

Penulis Amsal mengatakan bahwa kemuliaan raja bukan terletak pada kekuatan dan kejayaan secara materi, tetapi bagaimana ia mengokohkan takhtanya di atas kebenaran. Ia menyelidiki segala sesuatu dengan cermat, apakah ada ketidakbenaran, ketidakadilan, penyimpangan hukum, rencana-rencana jahat yang tersembunyi, pelecehan hak dan kewajiban, dll. Berdasarkan penyelidikan yang cermat, ia tidak mengambil tindakan gegabah. Segala ketidakbenaran dan penyimpangan akan ditindak dengan tegas, sehingga kebenaran dan keadilan kembali ditegakkan. Ia pun tak segan-segan menyingkirkan para provokator dan pelaku kejahatan, agar kejahatan tidak merajalela di dalam kerajaannya. Ia berani memecat para pejabat kerajaan bila mereka ternyata telah menyalahgunakan kekuasannya, sekalipun mereka pernah berjasa bagi raja atau kerajaannya. Ia tak pandang bulu dalam mempertahankan kebenaran dan keadilan. Demikianlah kerajaannya tetap kokoh di atas kebenaran.

Karena itu di hadapan seorang raja atau pembesar, janganlah berlagak penting sehingga menempatkan diri sesuai penilaian diri. Bagaimana pun penilaian orang lain terhadap diri kita tidak selalu sama dengan kita menilai diri sendiri, bisa lebih positif tetapi bisa

juga lebih negatif. Betapa malunya kita bila telah menempatkan diri lebih dari penilaian orang lain, sehingga kita merasa direndahkan. Oleh karena itu, lebih baik kita mawas diri agar tidak dipermalukan, dan biarlah orang lain yang memberi tempat terbaik sesuai dengan penilaian mereka.

Renungkan: Janganlah berhenti berdoa bagi para pemimpin bangsa kita agar mereka berani dan rela menegakkan kebenaran dan keadilan. Karena pemerintahan yang kokoh dipimpin oleh pemimpin yang berani dan rela menegakkan kebenaran tanpa pandang bulu.

(0.80) (Ams 29:1) (sh: Dibutuhkan: pemimpin yang adil, benar, dan bijak (Senin, 6 November 2000))
Dibutuhkan: pemimpin yang adil, benar, dan bijak

Bila iklan lowongan pekerjaan ini dimuat dalam sebuah surat kabar terkenal, bagaimana respons para pembaca, apakah banyak orang yang berminat melamar? Seseorang dengan syarat pendidikan tinggi dan pengalaman pekerjaan yang profesional lebih mudah dicari daripada yang memenuhi persyaratan moral. Orang berpendidikan doktor lebih banyak dibandingkan orang baik, adil, benar, dan bijaksana. Orang yang punya pengalaman segudang jauh lebih mudah dicari daripada orang yang membela kebenaran dan menegakkan keadilan.

Seorang pemimpin yang berpendidikan tinggi dan punya pengalaman segudang ternyata tidak menjadi jaminan bahwa kepemimpinannya akan berhasil dan kokoh. Justru seorang pemimpin yang punya kualitas moral yang baik akan memimpin dengan baik. Dengan keadilan ia menjalankan pemerintahannya, sehingga orang yang dipimpinnya tidak merasa dirugikan (4). Ia tahu hak orang lemah (7). Dengan bijaksana, ia meredakan amarah orang-orang yang dipimpinnya (11). Dengan keadilan ia menghakimi orang lemah, sehingga kesalahan atau ketidakbersalahan dinyatakan dengan tegas, bukan berdasarkan status ekonomi sang pelaku tetapi berdasarkan kasus yang sesungguhnya (14). Ia memerintah berdasarkan hukum dan mengarahkan orang yang dipimpinnya juga berpegang pada hukum (18). Dengan demikian bukan hanya orang yang dipimpinnya yang dituntut menaati hukum, tetapi justru mulai dari dirinya sendiri sebagai pelaku hukum. Ia berhasil menegakkan hukum karena ia sendiri hidup berpegang pada hukum.

Negara kita membutuhkan pemimpin-pemimpin yang memiliki kualitas moral sedemikian, sehingga mampu memutar balik arus KKN. Hanya pemimpin yang tidak pernah terlibat kasus KKN yang mampu menindak tegas kasus KKN. Hanya pemimpin yang tidak terfokus kepada kepentingan pribadi dan golongan yang dapat membela hak rakyat kecil. Hanya pemimpin yang tidak memanipulasi keuangan negara demi kepentingan pribadi yang dapat menyejahterakan kehidupan rakyatnya.

Renungkan: Tak ada guna menunggu lahirnya pemimpin yang demikian. Kita bisa memprakarsai di dalam keluarga, gereja, masyarakat, dan bangsa sesuai firman Tuhan hari ini.

(0.80) (Ams 1:20) (sh: Kebalikan hikmat adalah bebal (Senin, 17 November 2003))
Kebalikan hikmat adalah bebal

Untuk menjelaskan tentang hikmat, Amsal banyak berbicara mengenai kebebalan. Amsal mengajarkan bahwa orang bebal adalah orang yang menolak hikmat. Bahkan firman Tuhan menjelaskan dengan saksama kepada kita bahwa setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh hikmat, asalkan ia mau menerima panggilan Tuhan. Bila ia tidak memiliki hikmat, itu disebabkan oleh pilihannya sendiri. Dengan perkataan lain, orang bebal adalah orang yang memilih untuk hidup bebal (ayat Ia+AND+book%3A20&tab=notes" ver="">29).

Orang bebal tidak suka mendengarkan hikmat karena hikmat seperti terang yang menyinari kebodohannya. Ia lebih suka hidup dalam kebebalannya daripada mengakui kekeliruannya. Ia akan lebih memilih teman yang sejiwa dengannya karena mereka akan membenarkan tindakannya; sebaliknya, ia membuang teman yang takut akan Tuhan sebab mereka akan menegur perbuatannya.

Orang bebal adalah orang yang angkuh dan tidak mau dipersalahkan, apalagi belajar dari kesalahan. Akibatnya ia harus memakan sendiri buah perbuatannya, bahkan menanggung akibat fatal kesalahannya (ayat Ia+AND+book%3A20&tab=notes" ver="">31-32).

Hikmat hanya diberikan kepada orang yang takut akan Tuhan. Sedangkan orang yang berhenti takut akan Tuhan, adalah orang yang berhenti berhikmat. Sebagai anak Tuhan kita pun bisa menjadi bebal karena adakalanya kita berhenti takut kepada Tuhan. Kita tetap melakukan dosa yang sama kendati kita tahu itu salah. Kita menutup telinga dan mata terhadap peringatan Tuhan. Harus kita waspadai, sebab suatu saat Tuhan akan membiarkan kita terjatuh sangat dalam (ayat Ia+AND+book%3A20&tab=notes" ver="">24-28). Di dasar sumur dosa yang dalam itulah kita baru berseru dan bertobat.

Renungkan: Dengarkanlah suara Tuhan sewaktu kita berada di “luar sumur”; mengapa memilih terjerumus dulu ke “dalam sumur” baru sadar akan suara Tuhan?



TIP #05: Coba klik dua kali sembarang kata untuk melakukan pencarian instan. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA